ANALISIS KEAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALINA. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

dokumen-dokumen yang mirip
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI TUMPANGSARI MANGGIS DENGAN KAPULAGA Pipih Nuraeni 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) Destri Yuliani 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi

ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Oleh: 1 Irma Fitriani Kusmayadi, 2 Dedi Herdiansah Sujaya, 3 Zulfikar Noormasyah

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

METODE PENELITIAN. (2012) penelitian deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan interpretasi

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pepaya California. Semakin tua umur seorang petani tentunya akan sangat

Moh. Yusef Ridwan 1 ) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

ANALISIS FINANSIAL PERKEBUNAN GAMBIR RAKYAT DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT. Vera Anastasia

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KAPULAGA SABRANG (Ellettaria cardamomum Maton) VARIETAS MALABAR

BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN NON SPO

IV METODE PENELITIAN

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI JERUK NIPIS (Citrus Aurantifolia) (Studi Kasus: Desa Marjanji Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai)

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

IV. METODE PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI JERUK SIAM (CITRUS NOBILIS LOUR) PADA LAHAN KERING DI KECAMATAN TAPIN SELATAN KABUPATEN TAPIN, KALIMANTAN SELATAN

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

IV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka.

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA INDUSTRI JAGAD SUTERA DI KELURAHAN KAMONJI KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...

III. METODOLOGI PENELITIAN

Oleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.

I. PENDAHULUAN. pertanian. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian memegang peranan

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus

IV. METODE PENELITIAN. (Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir), Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI ANGGUR PRABU BESTARI (FINANCIAL FEASIBILITY ANALYSIS OF PRABU BESTARI GRAPES FARMING)

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PEPAYA (Carica papaya L) HAWAI DENGAN CALIFORNIA DI MUANG DALAM KELURAHAN LEMPAKE KECAMATAN SAMARINDA UTARA

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari

Aspek Kelayakan Finansial Pengembangan Komoditas Asparagus (Asparagus officionalis) di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

Analisis Investasi Usahatani Pembibitan Sapi Peranakan Limousine di Kabupaten Sleman

III. METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI JURNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 03 September 2014, ISSN

KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN Asep Irfan Fathurrahman 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

KELAYAKAN DAN RISIKO USAHATANI JERUK KEPROK MADURA DI KABUPATEN SUMENEP. ISDIANTONI Dosen Fakultas Pertanian Universitas Wiraraja Sumenep ABSTRAK

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

KUESIONER RESPONDEN PEMILIK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PROSPEK PEMASARAN BUDIDAYA GAHARU PENGENALAN TEMPAT PETUGAS PROGRAM STUDI KEHUTANAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Riska Dewi 1), Yusmini 2), Susy Edwina 2) Agribusiness Department Faculty of Agriculture UR ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lahan HKm Desa Margosari Kecamatan Pagelaran

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISIS KEAYAKAN FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA MANDIRI, MAKLOON, DAN KEMITRAAN

Transkripsi:

ANALISIS KEAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALINA Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Aramita27@gmail.com Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Heryadiday63@yahoo.co.id Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan usahatani pepaya Calina IPB-9 dilihat dari aspek finansial yaitu NPV, Net B/C IRR, dan untuk mengetahui pada tahun ke berapa seluruh modal yang diinvestasikan pada usahatani Pepaya Calina IPB-9 dapat dikembalikan (payback period). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus pada seorang petani di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diketahui bahwa usahatani pepaya Calina IPB-9 menguntungkan dan layak diusahakan, dengan nilai NPV sebesar Rp. 39.189.216, Net B/C 2,3 dan IRR 85 persen serta Payback periods pada 1 tahun 2 bulan. Kata Kunci :Kelayakan Finansial Usahatani Pepaya Calina IPB-9 1

ABSTRACT This research was conducted in the village of Waringinsari, Langensari districts Banjar City, This research purposed to know feasibility analysis of the varieties of Papaya farming Calina IPB 9 views of the feasibility of using financial aspects of the NPV, Net B/C and IRR and to know of papaya farms, to the feasibility of farming papaya determine payback periods or repayment of principal amount invested. Research methods used in this study is a case study on a farmer in the village of Waringinsari, Langensari District, Banjar City. Based on the results and discussion that papaya farm Calina IPB-9 with monocultures are very profitable and viable. The results based on financial analysis, shows that the NPV of Rp. 39.189.216, net B / C 2,3 and 85 percent IRR, payback periods in 1 year 2 months, so that the financial aspects of papaya farming conducted by the respondent is feasible to business. Keyword : Financial Feasibility Analysis of Papaya farming Calina IPB 9. PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara Agraris yang memiliki potensi besar dalam menghasilkan produksi pertanian, dengan wilayah yang cukup luas dan variasi agroklimat yang tinggi membuat Indonesia menjadi daerah yang potensial bagi pengembangan hortikultura baik untuk tanaman dataran rendah maupun dataran tinggi.variasi agroklimat ini juga menguntungkan bagi Indonesia, karena musim buah, sayur dan bunga dapat berlangsung sepanjang tahun (Anjayani dan Hektaryanto, 2009). Salah satu subsektor pertanian yang menopang perekonomian di Indonesia adalah hortikultura. Hortikultura menurut Sunu dan Wartoyo (2006) merupakan subsektor pertanian yang dapat memberikan banyak keuntungan dan subsektor Hortikultura ini terdiri dari sayur-sayuran, tanaman hias dan buah-buahan. Salah satu jenis tanaman buah-buahan yang banyak dibeli masyarakat dan memiliki nilai ekonomis tinggi adalah Pepaya (Carica papaya L.). Data dari Biro Pusat Statistik 2010, menunjukkan bahwa produksi buah pepaya selama tahun 2009 adalah 872.844 ton yang tersebar di 31 provinsi. BPS juga mencatat bahwa dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 terjadi peningkatan produksi buah pepaya di Indonesia (BPS, 2011). 2

Pohon Pepaya Calina lebih pendek dibanding jenis pepaya lain, paling tinggi kurang lebih 2 meter. Daunnya berjari banyak dan memiliki kuncung di permukaan pangkalnya. Buahnya berkulit tebal dan permukaannya rata, dagingnya kenyal, tebal, dan manis rasanya. Bobot buahnya berkisar antara 600 gram sampai dengan 2 kilogram (Agro Kates Mandiri, 2010). Buah pepaya tergolong buah yang populer, yang dikenal dan digemari oleh hampir seluruh penduduk dunia. Daging buah pepaya memiliki rasa manis, enak, dan menyegarkan. Warna daging buah bervariasi, ada yang berwarna merah, kuning, lunak, dan banyak mengandung air. Nilai gizi pepaya juga cukup tinggi karena banyak mengandung pro-vitamin A, vitamin C, dan mineral kalsium (Amir Hamzah, 2014). Berdasarkan uraian diatas maka dapat diajukan idntifikasi masalah sebagai berikut : (1) Bagaimana kelayakan usahatani Pepaya Calina IPB-9 dilihat dari aspek finansial. (2) Pada tahun ke berapa seluruh modal yang diinvestasikan pada usahatani Pepaya Calina IPB-9 dapat dikembalikan. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi Kasus pada seorang petani pepaya Calina IPB-9 di Desa Waringinsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar. Menurut Moehar Daniel (2002), Studi kasus adalah penelitian yang sifatnya lebih terarah atau terfokus pada sifat tertentu yang tidak berlaku umum, biasanya dibatasi oleh kasus, lokasi, tempat tertentu dan waktu tertentu. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan petani sebagai responden dengan menggunakan daftar kuisioner yang telah disiapkan sedangkan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari literatur-literatur dan studi pustaka melalui dokumen ataupun terbitan dari instansi terkait. Teknik penentuan responden di daerah penelitian dilakukan secara purposive sampling menurut Sugiyono (2010), purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel satu orang dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang 3

tersebut yang dianggap paling tahu dan responden dipilih atas dasar pertimbangan bahwa responden telah melakukan pembudidayaan pepaya secara kontinyu. Operasionalisasi variabel berfungsi mengarahkan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini ke dalam indikator-indikator yang lebih terinci yang berguna dalam pembahasan hasil dari penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari perbedaan persepsi dari berbagai istilah tersebut, maka perlu adanya batasan untuk mempermudah pemahaman mengenai bahasan dalam penelitian ini. Adapun variabel-variabel yang diamati dan didefinisikan adalah sebagai berikut : 1. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan biaya produksi 2. Penerimaan merupakan hasil kali antara jumlah hasil produksi dengan harga jual dinilai dalam satuan rupiah (Rp). a) Jumlah hasil produksi buah pepaya dinilai dalam satuan kilogram (kg). b) Harga jual buah buah pepaya dinilai dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg). 3. Biaya investasi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan mulai proyek tersebut dilaksanakan sampai proyek tersebut berjalan (beroperasi). Biaya Investasi terdiri dari : a) Biaya sewa lahan, dinilai dalam satuan rupiah per hektar per tahun. b) Pembelian bibit dihitung dalam satuan rupiah per pohon. c) Biaya tenaga kerja diantaranya : pengolahan lahan, pembuatan lubang tanam, pemupukan dasar dan pembuatan parit dihitung dalam satuan HOK dinyatakan dalam satuan rupiah. d) Pembelian peralatan, dinilai dalam satuan rupiah per unit. 4. Biaya operasional adalah seluruh biaya yang dikeluarkan selama proses produksi itu berlangsung, artinya secara rutin biaya ini harus dikeluarkan, dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp) yang meliputi : a) Pupuk, yaitu bahan yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman, pupuk yang digunakan dalam usahatani pepaya Calina IPB-9 terdiri dari: Pembelian Pupuk kandang dihitung dalam satuan kilogram dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp/kg). 4

Pupuk Tunggal yang rutin dikeluarkan selama proses produksi diantaranya : TSP, Urea dihitung dalam satuan kilogram dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp/kg). Pupuk Majemuk yang rutin dikeluarkan selama proses produksi diantaranya : NPK (Phonska), Gandasil B (pupuk untuk pertumbuhan buah) dan Gandasil D (pupuk untuk pertumbuhan daun) dihitung dalam satuan kilogram dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp/kg). Pembelian obat-obatan Fungisida (Dithane) dihitung dalam satuan kilogram dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp/kg). b) Biaya Tenaga Kerja, yaitu besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja, dikonversikan dalam satuan Hari Orang Kerja (HOK) dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp/HOK), biaya tenaga kerja yang dibayarkan untuk usahatani pepaya Calina IPB-9 diantaranya : Biaya tenaga kerja untuk Penyiangan, pemupukan, pengendalian hama penyakit dan panen, dihitung dalam satuan HOK dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp/HOK) c) Pembelian bensin dihitung dalam satuan rupiah per liter (Rp/lt). 5. Net Present Value (NPV) dari suatu proyek merupakan nilai sekarang (Present Value) dari selisih antara manfaat dengan biaya pada tingkat suku bunga tertentu. 6. Internal Rate of Return (IRR) adalah untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap tahun dan IRR juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. 7. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV negatif. 8. Payback period adalah jangka waktu tercapainya net benefit menyamai biaya investasi. 9. Asumsi yang digunakan dalam penelitian usahatani pepaya ini adalah : a) Usahatani Pepaya Calina IPB-9 dengan sistem monokultur. b) Tingkat bunga bank yang berlaku selama penelitian sebesar 20 persen per tahun. c) Harga-harga biaya operasional yang digunakan adalah harga yang berlaku pada saat penelitian. 5

d) Harga jual pepaya : Harga pepaya rata-rata per tahun, dikarenakan tidak ada penurunan dan kenaikan harga yang terlalu signifikan Analisis Finansial Menurut Abdul Choliq, dkk (1999) dan Husnan dan Muhammad (2008), alat analisis finansial yang dapat digunakan sebagai kriteria investasi diantaranya adalah : a) NPV ( Net Present Value ) Net Present Value (NPV) dari suatu proyek merupakan nilai sekarang (Present Value) dari selisih antara manfaat dengan biaya pada tingkat suku bunga tertentu. NPV menunjukkan kelebihan manfaat dibandingkan dengan biaya, nilai NPV dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut: NPV = ( NPV= ( ( NPV = ( ( Keterangan: Bt = Benefit pada tahun ke-t Ct = Biaya pada tahun ke-t DF = Discount factor i = Tingkat bunga yang berlaku t = Lamanya periode waktu Ketentuan : NPV > 0 : Maka usaha tersebut layak untuk dilaksanakan NPV = 0 : Investasi dapat mengembalikan modal sebesar yang dikeluarkan NPV < 0 : Usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan Net B/C ( Net Benefit of Cost Ratio ) Net Benefit of Cost Ratio ( Net B/C ) adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV negatif. Net B/C menunjukkan berapa kali lipat manfaat akan diperoleh dari setiap unit biaya yang dikeluarkan, nilai Net B/C dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut : Net Ratio = ( ( 6

Net Ratio = ( ( ( Net Ratio = ( ( ( ( Net Ratio = Kaidah Keputusan dari Net B/C adalah : Jika nilai Net B/C > 0, maka usaha tersebut layak untuk diusahakan Jika nilai Net B/C = 0, maka usaha tersebut impas jika nilai Net B/C < 0, maka usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan IRR ( Internal rate of return ) Internal rate of return ( IRR ) adalah untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap tahun dan IRR juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. IRR pada dasarnya menunjukan Discount Factor (DF) dimana NPV = 0. Dengan demikan, untuk mencari IRR kita harus menaikan Discount Factor (DF) sehingga tercapai NPV = 0, IRR dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut : IRR = ( Keterangan : i 1 = Discount factor pertama dimana diperoleh NPV positif i 2 = Discount Factor kedua dimana diperoleh NPV negatif Jika nilai IRR lebih besar daripada suku bunga bank yang berlaku pada saat ini, maka proyek tersebut layak untuk diusahakan dan sebaliknya jika IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga bank, maka proyek tersebut tidak layak untuk diusahakan. PP ( Payback period ) Abdul Choliq, dkk. (1999) menyatakan, bahwa Payback period (PP) merupakan jangka waktu periode yang diperlukan untuk membayar kembali semua biaya yang telah dikeluarkan di dalam investasi suatu proyek. Payback Periods digunakan untuk mengukur 7

kecepatan kembalinya dana dan tidak mengukur keuntungan proyek tersebut. Semakin cepat waktu pengembaliannya, maka semakin baik proyek tersebut dilaksanakan Keterangan : T NBK - NBK + = Tahun produksi dimana diperoleh Net Benefit Kumulatif terkecil = Net Benefit Kumulatif negatif terkecil = Net Benefit dimana diperoleh Net Benefit positif pertama. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis kelayakan finansial yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelayakan finansial dengan menggunakan kriteria ( NPV, Net B/C, IRR ) dan Payback Periods. Biaya Investasi Biaya investasi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan mulai proyek tersebut dilaksanakan sampai proyek tersebut berjalan (beroperasi). Maka biaya investasi dalam penelitian ini tersaji dalam Tabel 9. Biaya investasi untuk usahatani pepaya yang dikeluarkan oleh responden terdiri dari biaya untuk pembelian bibit pepaya, tenaga kerja, pembelian pupuk tunggal (TSP dan Urea), pembelian pupuk majemuk (NPK), pembelian peralatan dan sewa lahan. Total biaya investasi per 0,57 hektar yang dikeluarkan responden sebesar Rp. 29.412.000 Perincian biaya investasi dapat dilihat pada Tabel 9. 8

Tabel 9. Biaya Investasi Usahatani Pepaya Untuk Luas Lahan 0,57 Ha No. Uraian Volume Satuan Harga / Satuan (Rp) Jumlah (Rp) 1. Pembelian Bibit Pepaya 550 Pohon 2.000 1.100.000 2. Tenaga Kerja : a. Pengolahan Lahan 10 HOK 40.000 400.000 b. Pembuatan Lubang Tanam dan penanaman 15 HOK 40.000 600.000 c. Pemupukan 10 HOK 30.000 300.000 d. Pembuatan bedengan dan parit 10 HOK 50.000 500.000 3. Pembelian Pupuk Majemuk : a. NPK (Ponska) 350 Kg 2.400 840.000 4. Pembelian Pupuk Tunggal : a. Urea 325 Kg 4.200 1.365.000 b. TSP 350 Kg 2.400 840.000 5. Pembelian Peralatan : a. Cangkul 2 Unit 45.000 90.000 b. Garpu 2 Unit 80.000 160.000 c. Kored 2 Unit 16.000 32.000 d. Pisau alat panen 5 Unit 25.000 125.000 e. Keranjang Buah 2 Unit 30.000 60.000 f. Handsparayer 1 Unit 300.000 300.000 g. Pompa air 1 Unit 3.500.000 3.500.000 6. Sewa Lahan 3 tahun 6.400.000 19.200.000 Sumber : Data Primer diolah, 2014 Total 29.412.000 9

Biaya Operasional Biaya Operasional adalah seluruh biaya yang dikeluarkan selama proses produksi itu berlangsung, artinya secara rutin biaya ini harus dikeluarkan selama umur proyek usahatani Pepaya Calina IPB-9 berlangsung. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Biaya Operasional Usahatani Pepaya Untuk Luas Lahan 0,57 Ha Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 No. Uraian (Rp) (Rp) (Rp) 1. Pupuk Kandang (Organik) 4.125.000 5.500.000 3.437.500 2. Pupuk Tunggal 3.345.000 4.260.000 4.620.000 3. 4. 5. 6. Pupuk Majemuk 1.800.000 2.340.000 2.580.000 Fungisida 130.000 560.000 320.000 Bensin untuk pompa air 1.170.000 1.560.000 780.000 Tenaga Kerja 2.120.000 2.080.000 1.890.000 Sumber : Data Primer diolah, 2014 Jumlah 12.690.000 16.300.000 13.627.500 Biaya operasional merupakan biaya rutin yang dikeluarkan oleh responden dalam melakukan usahatani pepaya, biaya operasional meliputi biaya untuk pembelian Pupuk Organik, pupuk tunggal, pembelian obat-obatan (Fungisida), bensin untuk pompa air dan biaya tenaga kerja. Biaya operasional untuk tahun pertama sebesar Rp. 12.690.000 sedangkan untuk tahun kedua Rp. 16.300.000 dan ketiga sebesar Rp. 13.627.500. Total biaya operasional yang digunakan selama tiga tahun dalam usahatani pepaya Calina IPB-9 seluas 0,57 hektar sebesar Rp.42.617.500. Penerimaan Penerimaan merupakan hasil kali antara jumlah produksi dengan harga jual. Dalam penelitian ini penerimaan bersumber dari penjualan buah pepaya. Adapun data lebih lengkap mengenai jumlah produksi Pepaya per tahun dan penerimaan yang diperoleh tersaji pada Tabel 11. 10

Tabel 11. Jumlah Produksi per Tahun dan Jumlah Penerimaan Usahatani Pepaya Calina IPB - 9 Jumlah Harga Jual Penerimaan No. Tahun Produksi (Kg) (Rp/Kg) (Rp/Tahun) 1. Tahun Ke 1 10.700 3.000 32.100.000 2. Tahun Ke 2 19.800 3.000 59.400.000 3. Tahun Ke 3 17.500 3.000 52.500.000 Sumber : Data Primer diolah, 2014 Total 48.000 144.000.000 Pepaya varietas calina IPB-9 mulai berbuah sejak umur 7 bulan setelah tanam. Berdasarkan keterangan dari responden diketahui bahwa pada tahun pertama tanaman pepaya dengan jumlah produksi mencapai 10.700 kg dimana pada tahun pertama tanaman pepaya masih dikategorikan umur produktifnya masih remaja atau muda jadi jumlah prdoduksinya tidak sebanyak pada tahun kedua dan jumlah penerimaannya sebesar Rp. 32.100.000, sementara itu puncak produksi terjadi pada tahun kedua mencapai 19.800 kg dimana pada saat tahun kedua tanaman pepaya berada pada fase umur produktif yang baik dengan jumlah penerimaan sebesar Rp. 59.400.000. Sementara itu pada tahun ketiga tanaman pepaya dengan jumlah produksinya mencapai 17.500 kg, disini tahun ketiga terjadi penurunan produksi dikarenakan sudah memasuki terahir masa produktif jadi tidak maksimal seperti tahun kedua dan jumlah penerimaannya sebesar Rp. 52.500.000, total penerimaan keseluruhan dari tahun pertama sampai tahun ketiga adalah Rp. 144.000.000 NPV, Net B/C dan IRR Suku bunga pinjaman yang berlaku saat penelitian adalah sebesar 20 persen. Suku bunga yang digunakan adalah suku bunga pinjaman dari Bank BRI yang berlaku pada tahun 2014. Besarnya NPV, Net B/C dan IRR yang diperoleh dari usahatani Pepaya Calina IPB-9 untuk jumlah pohon 550 Pohon pada lahan seluas 0,57 ha dengan periode produksi 3 tahun dapat dilihat pada tabel 12. 11

Tabel 12. NPV, Net B/C dan IRR Usahatani Pepaya Calina IPB-9 pada Tingkat Suku Bunga 20 Persen. No. Uraian Jumlah 1. Net Present Value (NPV) Rp. 39.189.216 2. Net Benefit of Cost Ratio (Net B/C) 2,3 3. Internal Rate of Return (IRR) 85% Sumber : Data Primer diolah, 2014 Net Present Value (NPV) Tabel 12 menunjukkan, bahwa pada Discount Factor 20 persen per tahun. usahatani pepaya untuk skala usaha seperti yang diusahakan oleh petani responden mempunyai nilai NPV sebesar Rp. 39.189.216 berarti petani responden akan memperoleh keuntungan pada tingkat bunga 20 persen sebesar Rp. 39.189.216. Menurut Husnan dan Muhamad (2008) suatu proyek dikatakan layak diusahakan jika nilai NPV nya lebih dari 0. Jadi dapat disimpulkan usahatani pepaya Calina IPB-9 yang diusahakan seorang petani di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar layak diusahakan, karena nilai NPV nya lebih dari 0. Net Benefit of Cost Ratio (Net B/C) Nilai Net B/C sebesar 2,3 ini berarti setiap 1,00 modal yang ditanam pada usahatani pepaya Calina IPB-9 akan memperoleh manfaat sebesar 2,3 Menurut Husnan dan Muhamad (2008) suatu proyek dikatakan layak diusahakan jika nilai Net B/C lebih dari 1. Jadi dapat disimpulkan usahatani pepaya Calina IPB-9 yang diusahakan seorang petani di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar layak diusahakan, karena nilai Net B/C nya lebih dari 1,00. Internal Rate of Return (IRR) Nilai IRR yang diperoleh sebesar 85 persen, berarti tingkat bunga bank maksimum yang mampu dibayar oleh responden sebesar 85 persen per tahun atau lebih besar dari tingkat bunga 20 persen. Menurut Husnan dan Muhamad (2008) suatu proyek dikatakan layak diusahakan jika nilai IRR lebih dari bunga bank. Jadi dapat disimpulkan usahatani pepaya Calina IPB-9 yang diusahakan seorang petani di Desa Waringinsari Kecamatan 12

Langensari Kota Banjar layak diusahakan, karena nilai IRR nya lebih dari bunga bank yang berlaku. Payback Period (PP) Payback Period dapat diartikan sebagai jangka waktu pengembalian modal yang diinvestasikan dari suatu proyek, melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek. Perhitungan Payback period dilakukan dengan menghitung net benefit kumulatif karena net benefit yang dihasilkan dalam kegiatan proyek usahatani tidak sama untuk setiap tahunnya. Adapun kelemahan kelemahan lain dari Payback Periods ini adalah : 1. Payback Periods digunakan untuk mengukur kecepatan kembailnya dana, dan tidak mengukur keuntungan proyek tersebut. 2. Payback Periods (terutama untuk pengukuran dengan Net Benefit kumulatif) mengabaikan benefit yang diperoleh sesudah dana investasi itu kembali). Perangkat lain untuk mengukur Payback Periods diantaranya: a. Dengan net benefit kumulaif.negative terkecil. b. Dengan menggunakan Net Benefit dimana diperoleh Net Benefit positif pertama. Jangka waktu pengembalian modal usahatani Pepaya Calina IPB-9 yang diinvestasikan dalam kegiatan usahantani Pepaya Calina IPB-9 pada seorang petani responden yaitu 1 tahun 2 bulan. 13

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Nilai NPV sebesar Rp. 39.189.216 berarti responden memperoleh keuntungan pada tingkat bunga 20 persen sebesar Rp. 39.189.216 Nilai Net B/C sebesar 2,3 ini berarti setiap 1,00 modal yang ditanam pada usahatani pepaya Calina IPB-9 akan memperoleh manfaat sebesar 2,3 Nilai IRR yang diperoleh sebesar 85 persen, berarti tingkat bunga bank maksimum yang mampu dibayar oleh responden sebesar 85 persen per tahun atau lebih besar dari tingkat bunga 20 persen. Dilihat dari nilai NPV, Net B/C dan IRR maka usahatani pepaya Calina IPB-9 di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar layak untuk diusahakan. 2. Payback period yang diperoleh pada usahatani pepaya yang diusahakan responden di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar dicapai pada 1 tahun 2 bulan. Saran Berdasarkan kesimpulan, tersebut, maka saran yang dapat diajukan yaitu usahatani pepaya Calina IPB-9 yang dilakukan seorang petani pepaya di Desa Waringinsari Kecamatan Langensari Kota Banjar sebaiknya diteruskan dan ditingkatkan nilai investasinya karena berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial usahatani pepaya calina tersebut layak untuk diusahakan. 14

DAFTAR PUSTAKA Abdul Choliq, Sumarna Hasan, Wirasasmita. 1999. Evaluasi Proyek. Pionir Jaya. Agro Kates Mandiri.2010.Budidaya Pepaya Californian. Pelabuhan Ratu Jawa Barat. (www.agrokates mandiri.com-budidaya pepaya kalifornia,html). diakses 26 Agustus 2010 Amir Hamzah. 2014. Sembilan Jurus Sukses Bertanam Pepaya California. Jakarta : Agromedia Anjayani dan Hektarryanto, 2009.Geografi untuk Kelas X SMA/MA Jakarta. Pusat Pembukuan, Depdiknas BPS, 2011. Produksi Buah di Indonesia (1995-2005). http:// www.bps.go.id /sector/agri/horti/table8.shtml. [1 Februari 2007]. Husnan S. dan Muhamad, S. 2008 Studi Kelayakan Proyek. Unit Penerbit dan Percetakan Yogyakarta Moehar Daniel 2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Bumi Aksara. Jakarta Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. CV Alfabeta. Bandung. Sunu P dan Wartoyo. 2006. Dasar-dasar Hortikultura (http://pertanian.uns.ac.id/- agronomi/dashor.html). Diakses pada tanggal 10 Juni 2014. Pukul 20.30 WIB. 15