Ridwan Syahputra Situmorang 1), Zulkarnaini 2), Hamdi Hamid 3) ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS USAHA PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA

THE SYSTEM OF REVENUE ON FISHERMEN USING BEACH SEINE IN PADANG COASTAL OF WEST SUMATERA PROVINCE

THE BUSINESIS ANALYSIS OF GILL NET, IN TENGGAYUN VILLAGE, BUKIT BATU SUB-DISTRICT, BENGKALIS DISTRICT OF RIAU PROVINCE

ANALYSIS THE FISHING BUSINESS WITH TROLL LINE THAT MOORING AT MUARA PORT AREA SOUTH PADANG REGENCY PADANG CITY WEST SUMATERA PROVINCE

THE FEASIBILITY ANALYSIS OF SEINE NET THE MOORING AT PORT OF BELAWAN NORTH SUMATRA PROVINCE

Business Analysis of Hand Line Fishing Technique in Pariaman City West Sumatera Province of Indonesia

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENANGKAPAN JARING INSANG HANYUT DI DESA SUNGAI LUMPUR KABUPATEN OKI PROVINSI SUMATERA SELATAN

ANALISIS USAHA JARING INSANG HANYUT (Drift Gill Net) TAMBAT LABUH KAPAL DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA

STUDI KOMPARATIF USAHA PENANGKAPAN ANTARA ALAT TANGKAP AMBAI DAN PENEGERIH DI DESA MESKOM KECAMATAN BENGKALIS KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU

Analisis usaha alat tangkap gillnet di pandan Kabupaten Tapanuli 28. Tengah Sumatera Utara

ANALISIS USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KECAMATAN PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA. Hendrik 1) ABSTRAK

Oleh. Fathur Rahman 1), Ridar Hendri 2) dan Hamdi Hamid 2) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

JURNAL ANALISIS USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KELURAHAN PONDOK BATU KECAMATAN SARUDIK KOTA SIBOLGA PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH

Business analysis floating net cages, prospects and problems development in Nagari Tanjung Sani West Sumatra Province.

STUDI KOMPARATIF USAHA ALAT TANGKAP BUBU KARANG

NAGARI SASAK KECAMATAN SASAK RANAH PASISIE KABUPATEN PASAMAN BARAT PROVINSI SUMATERA BARAT

ANALISIS USAHA PENANGKAPAN RAWAI DAN PENGEMBANGANNYA DI KOTA DUMAI. Suliani 1), Irwandy Syofyan 2), T.Ersti Yulika Sari 2)

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun

Analisis Kelayakan Finansial Usaha Penangkapan Ikan Dengan Jaring Insang (Gillnet) di Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil

THE EFFICIENCY OF SUPPLIES CHARGING TIME GILL NET AT FISHING PORT DUMAI CITY RIAU PROVINCE ABSTRACT.

ANALYSIS OF BOTTOM GILLNET FISHING AND DEVELOPMENT IN DUMAI CITY

Eri Suwito 1), Pareng Rengi 2), Bustari 2) ABSTRACT

Oleh. Adi Syahputra 1), Lamun Bathara 2) dan Eni Yulinda 2) ABSTRAK

EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU

Wiga Yullia Utami 1), Eni Yulinda 2), Hamdi Hamid 2)

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2009, hlm 1 14 ISSN


ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus) DALAM KOLAM DI DESA SUNGAI PAKU KECAMATAN KAMPAR KIRI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

Gambar 6 Peta lokasi penelitian.

ANALISIS USAHA ALAT TANGKAP PANCING ULUR (HAND LINE) DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) BUNGUS PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN JARING INSANG TETAP DAN BUBU DI KECAMATAN MEMBALONG KABUPATEN BELITUNG

ANALISIS FINANSIAL PENANGKAPAN IKAN DENGAN ALAT TANGKAP DRIFT GILLNET DI KECAMATAN TOBOALI KABUPATEN BANGKA SELATAN BANGKA BELITUNG

Analisis Usaha Pembesaran Ikan Gurami dan Ikan Patin Di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru Provinsi Riau.

Olivie Palit 1, Grace Tambani 2, dan Vonne Lumenta 2. perikanan ini dengan memperhatikan analisis finansial dalam sektor perikanan.

Development Prospects Arowana Fish (Scleropages formosus)

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

KELOMPOK BERSATU DI KELURAHAN TANJUNG PAUH KECAMATAN PAYAKUMBUH BARAT PROVINSI SUMATERA BARAT

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

USAHA PERIKANAN TANGKAP SKALA KECIL DI SADENG, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Small Scale Fisheries Effort At Sadeng, Yogyakarta Province)

STUDI TEKNOLOGI PENANGKAPAN PENGERIH DI DESA TELUK KECAMATAN KUALA KAMPAR KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU

EVALUASI USAHA PERIKANAN TANGKAP DI PROVINSI RIAU. Oleh. T Ersti Yulika Sari ABSTRAK

FISH HATCHERY INCOME ANALYSIS IN THE INGIN MAJU GROUP MUNGO REGION LUAK SUB-DISTRICK LIMA PULUH KOTA DISTRICK WEST SUMATERA PROVINCE ABSTRACT

SELEKSI UNIT PENANGKAPAN IKAN DI KABUPATEN MAJENE PROPINSI SULAWESI BARAT Selection of Fishing Unit in Majene Regency, West Celebes

Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province

Oleh. Muhammad Daiyuddin 1), Hendrik 2) and Eni Yulinda 2) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau ABSTRAK

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN FINANSIAL USAHA PERIKANAN JARING ARAD (BABY TRAWL) DI PANGKALAN TAMBAK LOROK KOTA SEMARANG

ANALISIS PENDAPATAN USAHA PENANGKAPAN IKAN LAUT MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP GILL NET DI DESA TABANIO KECAMATAN TAKISUNG KABUPATEN TANAH LAUT

C E =... 8 FPI =... 9 P

ABSTRACT. Keywords: private port, purse seine, efficiency charging time supplies

3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian

ANALISIS USAHA PENANGKAPAN SONDONG DAN PENGEMBANGANNYA DI KOTA DUMAI ANALYSIS OF SONDONG FISHING AND DEVELOPMENT AT KOTA DUMAI

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus) DALAM KOLAM DI DESA SUNGAI PAKU KECAMATAN KAMPAR KIRI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

ANALISIS USAHA PENGOLAHAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI DESA SUNGAI BULUH KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL. Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PERIKANAN TANGKAP DOGOL DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) UJUNG BATU JEPARA

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

5 TINGKAT KEBUTUHAN ES UNTUK KEPERLUAN PENANGKAPAN IKAN DI PPS CILACAP

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saskia (1996), yang menganalisis

STUDY TECNOLOGY OF LONGLINE FISHING GEAR IN THE MUARA SAKO KAMPAR KIRI WATER S LANGGAM VILLAGE PELALAWAN REGENCY BY :

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

AGUS PRANOTO

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN PUKAT CINCIN DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) LAMPULO BANDA ACEH PROPINSI ACEH

ANALISIS FINANSIAL USAHA PENANGKAPAN ONE DAY FISHING DENGAN ALAT TANGKAP MULTIGEAR DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) TAWANG KABUPATEN KENDAL

THE CONDITION OF MAIN FACILITY IN THE VILLAGE OF FISH MARKETING PAKNINGASAL BUKITBATU DISTRICT OF BENGKALIS REGENCY IN RIAU PROVINCE

ANALISIS FINANSIAL ALAT TANGKAP JARING CUMI DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN MUARA ANGKE JAKARTA UTARA

Hazlan Syah 1), Eni Yulinda 2), Hamdi Hamid 2) ABSTRAK

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2012, hlm ISSN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PERIKANAN PAYANG JABUR (Boat Seine) DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI ASEMDOYONG KABUPATEN PEMALANG

Fishermen's Perceptions About Business Fishing in The Kepenghuluan Parit Aman Bangko Subdistrict Rokan Hilir District Riau province ABSTRACT

Komparasi Finansial Hasil Tangkapan Pertahun Di Pantai Barat Selatan Dan Pantai Timur Utara Provinsi Aceh

Keywords: Agam regency, contribution, fisheries sector, Tiku fishing port

BUSINESS ANALYSIS ENLARGEMENT COMMON CARP (Cyprinus carpio) FLOATING NET CAGES IN TANJUNG ALAI VILLAGE XIII KOTO KAMPAR DISTRICT RIAU PROVINCE

Analisis Usaha Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio) dalam Keramba Di Desa Sipungguk Kecamatan Salo Kabupaten Kampar Provinsi Riau.

Hanny Andriani 1)*, Arthur Brown 2), Pareng Rengi 2) *e_mail: ABSTRACT

TOTAL BIAYA. 1. Keuntungan bersih R/C 2, PP 1, ROI 0, BEP

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Sampel 3.5 Jenis Data yang Dikumpulkan

Maria Ulfah., R, dkk, dkk, Analisis Usaha Pengolahan Ikan Tenggiri...

ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA MALLASORO KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

6 KEBERLANJUTAN PERIKANAN TANGKAP PADA DIMENSI EKONOMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

Analisis Finansial Usaha Perikanan Tangkap Pancing Ulur (Hand Line) Pulau Dudepo Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara

Financial Feasibility Analysis of Gillnet Fishing Business in PPI Banyutowo Pati. Habieb Noor Zain, Imam Triarso *),Trisnani Dwi Hapsari

BY : Keyword: Seine net, friendly environmental, feasibility effort, West Sumatera.

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau 2

Time Efficiency Of Fish Landing Toward Mooring Time Sondong Fishing Boats In Pangkalan Pendaratan Ikan Dumai City Riau Province ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

Yohannes A Banjarnahor 1), Eni Yulinda 2), Viktor Amrifo 2) ABSTRACT

Diterima : 2 Maret 2010 Disetujui : 19 Maret 2010 ABSTRAK

FISHER INCOME CONTRIBUTION 0FF FISHING TOWARD FISHER TOTAL INCOME IN TANJUNG KURAS VILLAGE SUNGAI APIT DISTRICT SIAK REGENCY RIAU PROVINCE.

ANALISIS PENDAPATAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NELAYAN GILLNET KAPAL MOTOR DAN MOTOR TEMPEL DI PPP TEGALSARI, KOTA TEGAL

PERBANDINGAN PENERIMAAN NELAYAN YANG MENANGKAP RAJUNGAN DENGAN BUBU DAN ARAD DI BETAHWALANG, DEMAK

ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN ALAT TANGKAP MINI PURSE SEINE 9 GT DAN 16 GT DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) MORODEMAK, DEMAK

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Perikanan Tangkap

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TERASI DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI KUALA TUNGKAL KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI

ANALISIS TEKNIS DAN FINANSIAL USAHA PERIKANAN TANGKAP PAYANG DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) WONOKERTO KABUPATEN PEKALONGAN

Transkripsi:

ANALYSIS INCOME THE FISHERMAN BUSINESS WITH DRIFT GILLNET AT MUARA NATAL PORT AREA PASAR II NATAL VILLAGE MANDAILING NATAL DISTRICT OF NORTH SUMATRA PROVINCE Ridwan Syahputra Situmorang 1), Zulkarnaini 2), Hamdi Hamid 3) Email : ridwan.syahputra28@yahoo.com ABSTRACT This study was conducted to determine how much revenue drift fishing with gill nets in a year (travel). This research was conducted on four until ten January 2016 Pasar II Natal village Mandailing Natal district of North Sumatra province. The method used survey method of respondents 12 fisherman owner. The total investment of the owner of the fishing effort of Rp. 295,922,583.00, the average gross income of fishing effort is Rp. 402,049,500.00, the average net income of the arrest of fishing effort each year is Rp. 313,837,083.00. To get the results of the feasibility analysis on a profit of Rp. 313,837,083.00 per year (about 72), so that the profit per trip from catching 4.358.848, this advantage will be longer with the workers, so the owner can profit 2,179,424 per trip and BCR 4.56, FRR 106.05 %, 0.91 PPC period. Obstacles Drift gillnet to develop a fishing business in Pasar II Natal Village is influenced by various factors such as the length of the gear, operating costs, the number of working days, the weather and the season. Keywords: Income, Fishermen, Drift gillnet, Feasibility 1) Student in Fisheries and Marine Science Faculty, University of Riau 2) Lecture in Fisheries and Marine Science Faculty, University of Riau PENDAHULUAN Latar Belakang Desa Pasar II Natal merupakan salah satu desa yang berbatasan langsung dengan laut yang merupakan salah satu desa yang memiliki garis pantai terpanjang di Kecamatan Natal. Di Desa Pasar II Natal umumnya mata pencaharian masyarakatnya adalah sebagai nelayan, dimana nelayan didesa Pasar II Natal merupakan nelayan yang masih bersifat tradisional. Hal ini dapat dilihat dari modal yang kecil, teknologi yang digunakan dan kemampuan yang dimiliki oleh nelayan yang masih sederhana. Di desa ini memiliki muara, dimana muara ini di gunakan tempat berlahuhnya kapal- kapal. Salah satu alat tangkap yang umumnya digunakan masyarakat nelayan adalah jaring insang hanyut (Drift gillnet). Ukuran panjang jaring mencapai 400 m atau sekitar 16 pitch, dengan Keberhasilan pengoperasian jaring insang hanyut (Drift gillnet) adalah mengetahui arah gerak renang ikan, karena alat tangkap ini bersifat pasif. Sifat pasif dari alat tangkap ini menyebabkan perlu diketahui lokasi yang memiliki ketersediaan ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan ikan, dimana ketersediaan ikan pada suatu perairan ditentukan oleh keadaan lingkungan.

kapal jaring insang hanyut (Drift gillnet) yang terdapat di kawasan Muara Pasar II Natal yaitu hanya berukuran 5 GT. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa kapal 5 GT memiliki panjang 12,00 m, lebar 2,00 m, dengan kedalaman 1,15. Kapal ini berbahan dasar kayu lagan atau meranti dengan mesin penggerak Yanmar 24 PK. Kapal jaring insang hanyut (Drift gillnet) ini mampu melaju dengan kecepatan 6-7 mil/jam. Umur ekonomis kapal yang digunakan dipengaruhi oleh perawatan kapal, jika perawatan dilakukan dengan baik dan rutin maka umur ekonomis kapal bisa mencapai 20 tahun. Sesuai dengan pendapat Ayodhyoa (1981), bahwa keberhasilan usaha penangkapan di tentukan oleh komponenkomponen pengetahuan tentang behavior, alat tangkap (fishing gear), cara pengoperasian alat tangkap (fishing technique), kapal perikanan (fishing boat) dan sumber ikan di suatu perairan (fishing ground) serta alat bantu penangkapan ikan (instrumentasi). Para nelayan melakukan pekerjaannya dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan demi kebutuhan hidup.untuk pelaksanaannya diperlukan beberapa perlengkapan dan dipengaruhi pula oleh banyak faktor guna mendukung keberhasilan kegiatan. Menurut Salim (1999) faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan meliputi faktor sosial dan ekonomi yang terdiri dari besarnya modal, jumlah perahu, jumlah tenaga kerja, jarak tempuh melaut dan pengalaman.pendapatan nelayan berdasarkan besar kecilnya volume tangkapan, masih terdapat beberapa faktorfaktor lain yang ikut menentukannya yaitu faktor sosial dan faktor ekonomi selain diatas. Tujuan dan Manfaat Penelitian ini dilakukan dengan tujuan antara lain Untuk menganalisis pendapatan nelayan dalam per tahun dengan alat tangkap jaring insang hanyut (Drift gillnet), Menganalisis kelayakan usaha nelayan dengan jaring insang hanyut (Drift gillnet), dan Mengetahui hambatan yang dihadapi dalam usaha penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap jaring insang hanyut (Drift gillnet) yang tambat labuh di Muara Natal Desa Pasar II Natal Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah Sebagai bahan informasi bagi para nelayan dalam usaha penangkapan ikan di laut, bahan informasi dan kajian bagi pihak yang berminat dalam usaha penangkapan ikan, baik untuk kepentingan komersil maupun akademis, dan Untuk menambah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan kelayakan usaha serta hambatan yang mempengaruhi pendapatan nelayan di Pasar II Natal Kecamatan Natal Provinsi Sumatera Utara. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 4-10 Januari 2016 di Desa Pasar II Natal Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yaitu pengamatan secara langsung terhadap objek dilapangan dan mengumpulkan data melalui wawancara

langsung dengan responden yang berpedoman pada kuisioner, selanjutnya data dianalisis secara kuantitatif kemudian diberi penjelasan menggunakan analisis kualitatif. Penentuan responden dilakukan secara sensus. Jumlah responden yang menggunakan jaring insang hanyut (Drift gillnet) yang tambat labuh di Muara Natal Desa Pasar II Natal adalah 12 nelayan pemilik. Menurut Sugiono (2009), Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sampel. Hal ini sering dilakukan jika jumlah populasi relative kecil (Kurang dari 30 orang). Istilah lain sampel jenuh adalah sensus. Analaisis yang digunakan melalui perhitungan total investasi, pendapatan kotor, pendapatan bersih, RCR, FRR, dan PPC. Total investasi TI = MT + MK TI : Total Investasi (RP) MT : Modal Tetap (RP), yang terdiri dari harga armada penangkapan, harga alat tangkap pancing tonda, serta perlengkapan pendukung lainnya. MK : Modal Kerja (RP), yang terdiri dari bahan bakar dan perbekalan yang dibutukan nelayan untuk melaut serta lain sebagainya. Pendapatan kotor GI = Y. Py GI : Gross Income (pendapatan kotor) Y : jumlah produksi ikan (kg/produksi) Py : harga jual ikan (Rp/Kg) Pendapatan bersih NI = GI TC NI : Net Income (pendapatan bersih) GI : Gross Income/pendapatan kotor (hasil produksi dikali dengan harga masingmasing golongan produksi pada saat penelitian) TC : Total cost (seluruh biaya yang dikeluarkan dalam setiap usaha penangkapan meliputi biaya tetap (FC) dan biaya tidak tetap (VC). Total biaya TC = FC + VC TC : Biaya Total (Total Cost) (RP) FC : Biaya Tetap (Fixed Cost) (RP), terdiri dari biaya penyusutan peralatan dari modal tetap. VC : Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) (RP), terdiri dari biaya yang ada dimodal kerja yaitu bahan bakar, perbekalan dan lain sebagainya. Return Cost of Ratio (RCR) Analisis RCR merupakan perbandingan (ratio atau nisbah) antara penerimaan (pendapatan kotor) dan total biaya yang dikeluarkan (Yulinda,2012), dapat dinyatakan dengan rumus: RCR = GI / TC GI : pendapatan kotor (RP) TC : biaya total (RP) Kriteria keputusan: # R/C > 1, usaha penangkapan untung # R/C < 1, usaha penangkapan rugi # R/C = 1, usaha penangkapan impas (tidak untung dan tidak rugi). Financial Rate of Return (FRR) FRR digunakan untuk kriteria kelayakan investasi yang dibandingkan

dengan suku bunga deposito Bank. Apabila FRR > suku bunga deposito Bank maka sebaiknya dilakukan investasi pada usaha tersebut dan apabila FRR < suku bunga deposito Bank maka sebaiknya tidak dilakukan investasi pada usaha tersebut dan sebaiknya didepositokan ke Bank karena lebih menguntungkan (Hendrik, 2013). Dapat ditulis dengan rumus: NI : pendapat bersih (RP) TI : total investasi (RP). Payback Period of Capital (PPC) Payback period of Capital adalah lamanya waktu yang diperlukan agar modal yang ditanamkan (investasi) dapat diperoleh kembali dalam jangka waktu tertentu. Analisa ini dijelaskan Djamin (1993) digunakan untuk melihat berapa lamanya waktu yang digunakan untuk pengembalian modal, dapat ditulis dengan rumus: TI : total investasi NI : pendapatan bersih Kriteria keputusan: # Semakin besar nilai PPC semakin lama waktu pengembalian investasi usaha # Semakin kecil nilai PPC semakin cepat waktu pengembalian investasi usaha. HASIL DAN PEMBAHASAN Letak geografis Pasar II Natal merupakan salah satu desa yang berbatasan langsung dengan laut yang merupakan salah satu desa yang memiliki garis pantai terpanjang di Kecamatan Natal. Di Desa Pasar II Natal umumnya mata pencaharian masyarakatnya adalah sebagai nelayan, dimana nelayan di Desa Pasar II Natal merupakan nelayan yang masih bersifat tradisional. Hal ini dapat dilihat dari modal yang kecil, teknologi yang digunakan dan kemampuan yang dimiliki oleh nelayan yang masih sederhana. Desa Pasar II Natal Berada di daerah Kecamatan Natal, dimana daerah ini memiliki batasbatas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan. Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan dan Provinsi Sumatera barat. Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Karakteristik Masyarakat Nelayan Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan di peroleh bawa penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan jarring insang hanyut 12 orang. Pada umumnya nelayan yang ada di Desa Pasar II Natal adalah penduduk asli yang sudah lama menetap di daerah tersebut yang beretnis minang. Jenis hasil tangkapan yaitu ikan kembung, ikan Tongkol, ikan Tenggiri, ikan Hiu dan lain-lain. Nelayan Jaring Insang Hanyut (Drift gillnet) di Muara Natal Desa Pasar II Natal yang menjadi responden memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Untuk mengetahui karakteristik responden menurut umur, tingkat pendidikan, pengalaman usaha, dan jumlah tanggungan masing-masing nelayan jaring insang hanyut

(Drift gillnet) yang tambat labuh di Muara Natal Desa Pasar II Natal. Potensi dan Fishing Ground Potensi perikanan di Kecamatan Natal termasuk tinggi terutama kapal yang tambat labuh di Muara Natal Desa Pasar II Natal, fishing ground tersebar yang berada di pulau-pulau kecil yang terbentang dari utara hingga selatan perairan. Pulau- pulau tersebut dari utara hingga selatan antara lain Pulau Ilik, Pulau Tangah, Pulau Sadakah, Pulau Ringawan, Pulau Gadang, Pulau Ketek, Pulau Buaya, Pulau Kadereu, Pulau Talur, Pulau Palintangan, Pulau Kapecong, Pulau Unggas, Pulau Rubiah, Pulau Keronggo,dan Pulau Tamang. Pulau terjauh dari utara yakni Pulau Ilik dapat ditempuh selama 4-5 jam perjalanan laut menggunakan kapal nelayan dari Natal. Sedangkan pulau terjauh dari selatan yakni Pulau Tamang dapat di tempuh selama 2 jam perjalanan laut dari Natal Alat Tangkap Jaring Insang Hanyut Deskripsi Alat Tangkap Alat tangkap jaring insang hanyut (Drift gillnet) adalah sebuah alat tangkap yang memiliki bentuk umum empat persegi panjang dengan bagian-bagian alat terdiri dari; jaring utama, tali ris atas, tali ris bawah, pelampung dan tali selambar. Ukuran panjang jaring mencapai 400 m atau sekitar 16 pitch, dengan Keberhasilan pengoperasian jaring insang hanyut (Drift gillnet) adalah mengetahui arah gerak renang ikan, karena alat tangkap ini bersifat pasif. Sifat pasif dari alat tangkap ini menyebabkan perlu diketahui lokasi yang memiliki ketersediaan ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan ikan, dimana ketersediaan ikan pada suatu perairan ditentukan oleh keadaan lingkungan. Kapal Ukuran kapal jaring insang hanyut (Drift gillnet) yang terdapat di kawasan Muara Pasar II Natal yaitu hanya berukuran 5 GT. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa kapal 5 GT memiliki panjang 12,15 m, lebar 2,00 m, dengan kedalaman 1,15 m. Kapal ini berbahan dasar kayu lagan atau meranti dengan mesin penggerak Yanmar 24 PK. Kapal jaring insang hanyut (Drift gillnet) ini mampu melaju dengan kecepatan 6-7 mil/jam. Dilengkapi juga dengan peralatan bantu seperti: kompas, batrai penyimpan daya listrik. Umur ekonomis kapal yang digunakan dipengaruhi oleh perawatan kapal, jika perawatan dilakukan dengan baik dan rutin maka umur ekonomis kapal bisa mencapai 20 tahun. Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja (ABK) yang terdapat pada setiap kapal jaring insang berbeda-beda disesuaikan dengan ukuran (GT) kapal. Semakin besar ukuran kapal jaring insang, maka semakin banyak pula jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Tenaga kerja dalam usaha alat tangkap jaring insang yang tambat labuh di kawasan Muara Desa Pasar II Natal kebanyakan berasal dari orang pribumi atau asli orang Mandailing Natal. Kapal memiliki ABK sebanyak 4 orang yang terdiri dari 1 orang kapten (nahkoda), 1 orang juru mesin, dan 2 orang ABK biasa. Perlu diketahui pemilik dari setiap kapal jaring insang tidak ikut melakukan kegiatan penangkapan, pemilik hanya mengontrol ketika kapal itu

mendaratkan hasilnya dan mengurus segala sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan penangkapan selanjutnya baik perbekalan, BBM, es dan lain-lainnya. Tempat Penjualan Ikan Hasil Tangkapan Nelayan yang tambat labuh di Muara Natal Desa Pasar II Natal mendaratkan hasil tangkapannya milik swasta yang mereka namakan dengan gudang atau tangkahan. Disamping itu mereka juga memasarkan ikan ke tempat-tempat pengolahan ikan ataupun tempat pendaratan ikan tradisional lainnya. Hal ini dilakukan di kabupaten ini walaupun memiliki potensi perikanan yang relative besar namun belum memiliki pelabuhan perikanan atau pangkalan pendaratan ikan ataupun tempat pendaratan ikan yang resmi dibangun oleh pemerintah. Tangkahan melayani pembelian ikan hasil tangkapan yang selanjutnya akan di pasarkan secara lokal,, antar daerah maupun ekspor melalui eksportir daerah lain. Daerah yang menjadi tujuan pemasaran produk perikanan dari daerah ini, baik dalam bentuk segar ataupun dalam bentuk olahan antara lain Panyabungan, Padang Sidimpuan, Sibolga, Tanjung Balai Asahan, Pekanbaru dan lain-lain. Investasi Usaha Nelayan dengan Jaring Insang Hanyut Modal Tetap Modal tetap merupakan sejumlah biaya yang ditanamkan untuk pembelian barang-barang atau peralatan yang tidak habis digunakan dalam satu kali proses penangkapan atau produksi tetapi dapat digunakan berulang-ulang pada jangka waktu lama. Rincian modal tetap untuk kapal lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel: Modal Tetap Pada Usaha Penangkapan Ikan dengan Jaring Insang Hanyut yang Tambat Labuh di Muara Pasar II Natal No (1) Modal Tetap Rata-rata Modal Tetap (Rp) Umur Ekonomis (Tahun) 1 Kapal 215.000.000 20 2 Mesin 6.816.667 20 3 Jaring insang 2.166.667 10 4 Boks 54.167 1 5 Lampu (2 buah) 122.083 5 Jumlah 224.159.583 Modal Kerja Modal kerja merupakan sejumlah uang atau modal awal yang diperlukan untuk memulai, menggerakkan dan memperlancar proses penangkapan pertama kalinya. Modal kerja pada usaha penangkapan dengan alat tangkap jaring insang hanyut terdiri dari pembelian bahan bakar minyak, Konsumsi, es. Untuk rincian modal kerja, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel :

Modal Kerja Pada Usaha Penangkapan ikan dengan Jaring Insang Hanyut yang Tambat Labuh di Muara Natal Desa Pasar II Natal Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara Per Tahun (72 Trip) No Komponen Biaya Rata-rata Modal Kerja (Rp) 1 Bahan Bakar Minyak/solar 26.103.000 2 Es 12.960.000 3 Konsumsi 32.700.000 Total 71.763.000 Investasi Pada Usaha Nelayan Alat Tangkap Jaring Insang Hanyut Investasi usaha nelayan adalah modal yang ditanamkan oleh pemilik usaha untuk membangun suatu usaha penangkapan ikan menggunakan alat tangkap jaring insang hanyut. Biaya investasi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memulai, menggerakkan atau memperlancar usaha, mulai dari pengadaan alat pendukung usaha hingga usaha tersebut dapat melakukan proses produksi. Modal yang dikeluarkan oleh pemilik usaha terdiri dari modal tetap dan modal kerja. Total investasi yang ditanamkan nelayan jaring insang hanyut (drift gillnet) dalam melakukan usaha penangkapan berkisar antara Rp 213.807.000,00 sampai Rp 282.060.000,00 dengan rata-rata Rp 295.922.583,00. Perbedaan total investasi disebabkan oleh modal tetap dan modal kerja, semakin besar modal kerja maka semakin besar pula investasi yang ditanamkan. Jika di tinjau lebih terperinci maka investasi terdiri atas modal tetap dan modal kerja. Pendapatan pada usaha Penangkapan Ikan dengan Alat Tangkap Jaring Insang Hanyut (Drift gillnet) Pendapatan dalam penulisan ini dibagi dalam pendapatan kotor yang berasal dari jumlah hasil tangkapan Per tahun dengan harga berbagai jenis komoditas perikanan yang didapat dan pendapatan bersih yang berasal dari pengurangan antara pendapatan kotor dengan total biaya produksi atau biaya operasional per tahun yang dikeluarkan. Pendapatan Kotor / Gross Income (GI) Pendapatan kotor (GI) yang diterima nelayan sangat tergantung pada banyaknya hasil tangkapan dikali dengan harga ikan yang berlaku. Jumlah hasil tangkapan nelayan sangat tergantung pada saat musim ikan atau pada saat tidak musim ikan. Namun, pada saat ini musim ikan sangat sukar untuk diprediksi sehingga pendapatan kotor nelayan menjadi tidak menentu. Untuk melihat nilai produksi atau pendapatan kotor (GI) pada usaha penangkapan dapat dilihat pada Tabel :

Rata-rata Pendapatan Kotor Per Tahun (72 Trip) Nelayan dengan Alat Tangkap Jaring Insang Hanyut ( Drift gillnet) yang Tambat Labuh di Muara Natal Desa Pasar II Natal Kecamatan Natal Kabbupaten Madailing Natal Provinsi Sumatera Utara Produksi (Kg) Per Pendapatan Jenis Ikan Harga Ikan (RP) Tahun (72 Trip) Kotor (Rp) (1) (2) (3) (5)=(2)x(3) 40.000 4.412 176.480.000 18.000 2.544 45.792.000 45.000 2.557 115.065.000 Kembung Tongkol Tenggiri Hiu 20.000 1.988 39.760.000 Lain-lain 7.500 3.327 24.952.500 Total 14.828 402.049.500 Pendapatan Bersih / Nett Income (NI) Pendapatan bersih merupakan pengurangan antara pendapatan kotor dengan total biaya yang dikeluarkan dalam per tahun penangkapan. Dalam hal ini total biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap merupakan biaya yang relatif tetap dan terus dikeluarkan walaupun hasil kegiatan penangkapan yang diperoleh banyak atau sedikit jumlahnya, sedangkan biaya tidak tetap merupakan biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh hasil kegiatan penangkapan yang diperoleh dan jumlahnya. Untuk melihat besarnya pendapatan bersih dalam usaha penangkapan dengan jaring insang hanyut dapat di lihat pada tabel berikut: Rata-rata Pendapatan Bersih Per Tahun Nelayan dengan Alat Tangkap Jaring Insang Hanyut ( Drift gillnet) yang Tambat Labuh di Muara Natal Desa Pasar II Natal Kecamatan Natal Kabbupaten Madailing Natal Provinsi Sumatera Utara Komponen Nilai (Rp) Pendapatan Bersih Tahun (3) = (1) (2) I. Pendapatan Kotor (GI) (1) 402.049.500 Jumlah 402.049.500 Biaya Tetap Biaya penyusutan 12.161.917 Biaya perawatan 6.387.500 Jumlah 18.549.417 Biaya Tidak Tetap Bahan Bakar Minyak/solar 26.103.000 Es 12.960.000 Konsumsi 30.600.000 Jumlah 69.663.000 II. Total Biaya (2) = Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap Jumlah 88.212.417 313.837.083 Per

Hambatan Nelayan dengan Alat Tangkap Jaring Insang Hanyut (Drift gillnet) yang Tambat Labuh di Muara Natal Desa Pasar II Natal Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara Hambatan yang di hadapi nelayan jaring insang hanyut (Drift gillnet) di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya di pengaruhi oleh panjang alat tangkap, biaya operasional, jumlah hari kerja dan cuaca. Analisis Kelayakan Usaha Nelayan dengan Jaring Insang Hanyut Analisi kelayakan usaha adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu usaha, yang biasanya biasanya usaha investasi itu laksanakan. Maksud layak atau tidak layak di sini adalah perkiraan bahwa usaha akan dapat atau tidak dapat menghasilkan keuntungan yang layak bila telah dioperasikan (Umar, 2000). Dalam penulisan ini analisi yang digunakan yaitu analisis financial merupakan analisis yang dilakukan apabila yang berkepentingan langsung dalam proyek/usaha adalah individu atau kelompok individu yang bertindak sebagai investor dalam proyek/usaha dengan menggunakan kriteria investasi Benefit Cost of Ratio (BCR), Payback Period of Capital (PPC) dan Finansial Rate of Return (FRR). RCR, FRR Dan PPC Pada Usaha Penangkapan Ikan dengan Jaring Insang Hanyut yang Tambat Labuh di Muara Natal Desa Pasar II Natal Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara Uraian Jaring Insang Hanyut RCR 4,56 FRR 106,05 % PPC 0,91 Menurut Kadriah (2004) bila usaha mempunyai nilai BCR>1 maka secara ekonomis usaha tersebut dapat dilanjutkan, bila BCR=1 usaha tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian dan bila niali BCR<1 maka usaha tersebut mengalami kerugian dan tidak layak untuk dilanjutkan. Untuk mengetahui nilai BCR pada setiap pemilik usaha jaring insang hanyut (Drift gillnet) yang Tambat Labuh di Muara Natal Desa Pasar II Natal Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari penelitian ini didapat beberapa kesimpulan, yakni: 1) Total investasi pemilik pada usaha penangkapan sebesar Rp. 295.922.583,00, Rata-rata pendapatan kotor dari usaha penangkapan adalah Rp. 402.049.500,00, rata-rata pendapatan bersih dari usaha penangkapan per tahun penangkapan adalah Rp. 313.837.083,00. Pendapatan bersih inilah yang akan dibagi-bagi dengan pemilik dan para ABK sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui, dimana jumlah ABK yaitu 4 orang. 2) Hasil analisis kelayakan di dapatkan keuntungan sebesar Rp. 313.837.083,00

per tahun (72 Trip) sehingga keuntungan per trip dari penangkapan 4.358.848, keuntungan ini akan di bagi lagi dengan buruh sehingga di dapat 2.179.424 keuntungan bersih pemilik per trip dan BCR 4,56, FRR 106,05%, PPC 0,91 periode. 3) Hambatan yang dihadapi nelayan jaring insang hanyut (Drift gillnet) dalam mengembangkan usaha penangkapan ikan di Desa Pasar II Natal di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya panjang alat tangkap,biaya operasional, jumlah hari kerja, cuaca dan musim. Saran 1) Untuk dapat meningkatkan pendapatan nelayan jaring insang hanyut (Drift gillnet) yang Tambat Labuh di Muara Natal Desa Pasar II Ntal Kecamtan Natal Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara sebaiknya nelayan menambah jumlah hari kerja dan mengurangi biaya operasi sekecil mungkin. 2) Nelayan dapat menambah hari kerja, meminimalkan biaya operasional agar dapat keuntungan yang lebih banyak dan usaha penangkapan bisa diteruskan 3. Di harapkan kepada pemerintah setempat yang terkait dengan subsector perikanan untuk lebih memperhatikan kehidupan masyarakat nelayan di Desa Pasar II Natal dengan memberikan bantuan atau pinjaman kepada nelayan. Daftar Pustaka Ayodhyoa, A.U. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Yayasan Dewi Sri.Bogor.97 hal. Kadariah. 2004. Pengantar Evaluasi Proyek. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. 33 hal Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Alfabeta : Bandung Salim, Agus.1999. Analisis Tingkat Pendapatan Nelayan dan Faktor- Faktor yang mempengaruhinya di kecamatan Syiah Kuala Kota Madya Banda Aceh, Tesis S2 PPS USU, Medan. Umar, H.1999. Studi Kelayakan Bisnis.PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 462 hal