PROFIL PENURUNAN TANAH PADA TANAH YANG DIKOMPAKSI DI LABORATORIUM

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI EKSPERIMENTAL KUAT GESER TANAH DI SEKITAR BATAS PLASTIS

KUAT GESER TAK TERALIR TANAH TEREMAS MENGGUNAKAN FALL CONE PENETROMETER

BAB VIII PEMERIKSAAN KEPADATAN STANDAR REFERENSI Braja M. Das. Principles of Geotechnical Engineering.Chapter 5 Soil Compaction.

KORELASI KEPADATAN LAPIS PONDASI BAWAH JALAN RAYA DENGAN KADAR AIR SPEEDY TEST DAN OVEN TEST. Anwar Muda

KORELASI ANTARA HASIL UJI KOMPAKSI MODIFIED PROCTOR TERHADAP NILAI UJI PADA ALAT DYNAMIC CONE PENETROMETER

UJI KOMPAKSI ASTM D698 DAN ASTM D1557

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

BAB III METODE PENELITIAN

Perbandingan Metode Kompaksi. Summary of Standard Proctor Compaction Test Specifications (ASTM D-698, AASHTO)

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN PARAMETER KONSOLIDASI SEKUNDER PADA TANAH ANORGANIK DAN ORGANIK DI KABUPATEN KUBU RAYA, PONTIANAK

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

KECENDERUNGAN RUMPUN KURVA UNTUK TANAH PASIR KELANAUAN KELEMPUNGAN DAN TANAH LANAU KELEMPUNGAN

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

Pemadatan Tanah (Compaction) dan CBR (California Bearing Ratio) DR. Ir. Imam Aschuri, MSc

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat

Vibratory Compaction. Variabel yang mengontrol pemadatan dengan getaran. Karakteristik alat yang digunakan: Karakteristik tanah: Prosedur konstruksi:

KORELASI ANTARA CBR DENGAN PARAMETER FISIS TANAH TIMBUNAN REKLAMASI

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

PENGARUH VARIASI FILLER TERHADAP NILAI KEPADATAN UNTUK AGREGAT PASIR KASAR

MEKANIKA TANAH 2 PEMADATAN TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Korelasi antara OMC dengan Batas Plastis pada Proses Pemadatan untuk Tanah Timbun di Aceh

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

ANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN. Anwar Muda

PENGARUH LAMA PERENDAMAN TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH LEMPUNG UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LOKASI GEDUNG GRHA WIDYA (Studi Laboratorium).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

TUGAS MEKANIKA TANAH

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

PENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE)

BAB 4 HASIL DAN ANALISA DATA PERCOBAAN

BAB 4. HASIL DAN ANALISIS PENYELIDIKAN TANAH

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

THE INFLUENCE OF WATER ADDING ON THE OPTIMUM MOISTURE CONTENT

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOFISIKA DAN MEKANIKA TANAH PEMADATAN TANAH

PENAMBAHAN LEMPUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH PASIR PADANG ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

KORELASI ANTARA TEGANGAN GESER DAN NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN BAHAN CAMPURAN SEMEN

1. Perbaikan Tanah 2. Kompaksi 3. Teori Kompaksi 4. Properties dan Struktur Tanah Butir Halus Yang Dipadatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

PENGARUH GRADASI TERHADAP PARAMETER KOMPAKSI MATERIAL CRUSHED LIMESTONE ABSTRAK

Karakteristik Kuat Geser Puncak, Kuat Geser Sisa dan Konsolidasi dari Tanah Lempung Sekitar Bandung Utara

KONSOLIDASI. Konsolidasi.??? 11/3/2016

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGURANGAN DIAMETER MOLD STANDARD PROCTOR TERHADAP PARAMETER KOMPAKSI CRUSHED LIMESTONE ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

PENURUNAN KONSOLIDASI PONDASI TELAPAK PADA TANAH LEMPUNG MENGANDUNG AIR LIMBAH INDUSTRI. Roski R.I. Legrans ABSTRAK

PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAU LANAU (Studi kasus: Lanau di Tondo Kota Palu)

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN POTONGAN BAN BERSERAT NILON TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

PENGARUH KADAR ABU BATU TERHADAP HASIL UJI KOMPAKSI SUATU TANAH PASIR

KORELASI ANTARA HASIL UJI DYNAMIC CONE PENETROMETER DENGAN NILAI CBR

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN SATURATION LIMIT SEBAGAI BATAS KEJENUHAN TANAH TERHADAP INFILTRASI AIR PADA LANAU BERPLASTISITAS TINGGI. Budijanto Widjaja 1, Eric Tanoto 1

UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR) ASTM D1883

PENGARUH KADAR AIR DIATAS OPTIMUM MOISTURE CONTENT TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG ORGANIK

LAMPIRAN 1 HASIL PENGUJIAN TRIAKSIAL UNCOSOLIDATED UNDRAINED (UU)

BAB III METODOLOGI. terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi:

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

PENGARUH VARIASI KADAR AIR PEMADATAN TANAH EKSPANSIF TERHADAP TEKANAN PENGEMBANGAN ARAH VERTIKAL DAN HORIZONTAL

PENGARUH JARAK DAN PANJANG KOLOM DENGAN DIAMETER 5CM PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF MENGGUNAKAN METODE DSM BERPOLA TRIANGULAR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

PERMODELAN TIMBUNAN PADA TANAH LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS. Rosmiyati A. Bella *) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Dosen pembimbing : Disusun Oleh : Dr. Ir. Ria Asih Aryani Soemitro,M.Eng. Aburizal Fathoni Trihanyndio Rendy Satrya, ST.

BAB X UJI KUAT TEKAN BEBAS

UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST) ASTM D

INFO TEKNIK Volume 8 No. 2, JULI 2007 ( Hubungan Teoritis Antara Berat Isi Kering dan Kadar Air untuk Menentukan Kepadatan Relatif

Sangat tinggi (Very high) >55 Tinggi (High) Sedang (Medium) Rendah (Low) 0 5

STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN

DATA HASIL PENGUJIAN Laboratorium. Lampiran A

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

PERBANDINGAN PENURUNAN KONSOLIDASI. Hanny Tangkudung ABSTRAK

TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI. 1. Soal : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? Jawab : butiran tanah, air, dan udara.

ANALISIS HUBUNGAN BERAT ISI KERING MAKSIMUM DAN KADAR AIR OPTIMUM BERDASARKAN BATAS PLSTIS DAN BATAS CAIR

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015 PROFIL PENURUNAN TANAH PADA TANAH YANG DIKOMPAKSI DI LABORATORIUM Budijanto Widjaja 1 dan Hayyu Ariftya Usmaya 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan Email:geotek.gw@gmail.com ABSTRAK Berdasarkan hasil kurva kompaksi di laboratorium, umumnya parameter yang diperoleh adalah kadar air optimum dan berat isi kering maksimum. Untuk kadar air di bawah dan di atas kadar air optimum dikenal sebagai kondisi dry side dan wet side. Namun, terdapat permasalahan lain yaitu penentuan besarnya penurunan tanah pada daerah dry side dan wet side tersebut jika terdapat beban yang bekerja di atas tanah yang ditimbun. Tentunya nilai penurunan tanah ini terkait erat dengan besarnya nilai modulus terkekang. Untuk itu, di dalam penelitian ini digunakan kompaksi modified Proctor dengan menggunakan tanah kaolin dan Parakan Muncang. Terdapat tiga tegangan kerja yang berelasi langsung dengan kondisi pembebanan standar di jalan raya yaitu 1.23 kg/cm 2, 2.46 kg/cm 2, dan 3.68 kg/cm 2. Dengan pengaplikasian beban tersebut dapat diketahui besarnya profil penurunan tanah akibat tanah yang dikompaksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penurunan terkecil terjadi pada saat kadar air mendekati batas plastis. Pada dry side, pengurangan kadar air diikuti oleh makin besarnya penurunan tanah. Pada wet side, penambahan kadar air diikuti oleh makin besarnya penurunan tanah. Hal ini kemungkinan terkait erat dengan susunan struktur mineral tanah (misalnya, flokulatif atau dispersif). Dengan demikian dapat diketahui bahwa modulus terkekang tertinggi adalah pada saat mendekati batas plastisnya. Kata kunci: kadar air optimum, modified Proctor, modulus terkekang, uji kompaksi 1. PENDAHULUAN Uji kompaksi yang dilakukan di laboratorium menghasilkan kurva kompaksi yang berupa hubungan antara berat isi kering tanah (γ d ) dan kadar air (w). Terdapat dua kondisi pada kurva kompaksi yaitu wet side dan dry side, dengan kondisi dry side adalah untuk kadar air di bawah kadar air optimum (w opt ) sedangkan wet side adalah untuk kadar air di atas kadar air optimum (Das, 2010). Tanah yang dipadatkan akan memiliki daya dukung yang tinggi. Hal ini disebabkan karena proses kompaksi mengurangi volume udara dalam tanah. Oleh karena itu, pada pada saat tanah tersebut diberi beban menghasilkan penurunan tanah (S) yang relatif lebih kecil. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis penurunan yang terjadi pada kondisi dry side dan wet side. Selain itu, modulus terkekang (D) menjadi isu penting karena penurunan tanah erat kaitannya dengan deformasi yang terjadi. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besar penurunan yang terjadi pada kondisi wet side, dry side, dan kadar air optimum, serta besar modulus terkekang untuk tegangan tertentu. 2. UJI KOMPAKSI MODIFIED PROCTOR Uji kompaksi modified Proctor adalah uji laboratorium yang digunakan untuk mendapakan nilai berat isi kering maksimum (γ d max ) dan kadar air optimum (w opt ). Perbedaan antara uji kompaksi standar dengan uji kompaksi modified proctor adalah besarnya energi yang digunakan. Pada uji kompaksi modified menghasilkan energi yang lebih besar dibandingkan dengan uji kompaksi standar. Prosedur uji kompaksi ini adalah tanah diberi air dengan jumlah tertentu dengan cara disemprotkan. Kemudian tanah dimasukkan ke dalam mold atau cetakan yang berbentuk silinder dengan diameter 10 cm dan tinggi 12 cm. Setelah itu, tanah ditumbuk dengan menggunakan hammer dengan berat 4.5 kg dengan jumlah lapisan tanah sebanyak 5 lapis. Dari berbagai w yang ditambahkan pada tanah dihasilkan nilai berat isi kering tanahyang bervariasi. Nilai w dan γ d tersebut kemudian diplot ke dalam grafik sehingga terlihat w opt dan γ d max. Menurut teori, suatu tanah bisa didapat dengan kepadatan terbesar apabila pori-pori tanah sudah tidak ada lagi udaranya atau biasa disebut zero GT-9

Budijanto Widjaja dan Hayyu Ariftya Usmaya air void. Namun demikian, udara dalam pori-pori tanah tidak mungkin bisa hilang walaupun dipadatkan dengan cara modified sekalipun. Tanah yang diberi beban atau tegangan tertentu akan mengalami perubahan bentuk. Deformasi tersebut akan menghasilkan nilai regangan yang dapat digunakan untuk mencari nilai modulus elastisitas suatu tanah seperti yang ditunjukkan dengan rumus Hooke: di mana: E = modulus elastisitas, σ = tegangan (kg/cm 2 ), dan ε = regangan. E σ E = (1) Modulus elastisitas (E) tanah terjadi pada tanah yang bebas atau dapat mengalami perubahan tidak hanya kearah vertikal tetapi mengalami perubahan ke arah horisontal juga. Jika pergerakan tanah arah horisontal dikekang sehingga tanah tersebut hanya bisa berdeformasi ke arah vertikal, maka modulus tanah yang terjadi adalah modulus terkekang (D). Hal tersebut dapat terlihat pada Gambar 1. H S a Tanpa kekangan horisontal b Dengan kekangan horisontal Gambar 1. Penentuan Modulus Terkekang 3. HASIL UJI KOMPAKSI UNTUK TANAH KAOLIN DAN PARAKAN MUNCANG Uji kompaksi yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji kompaksi modified Proctor. Uji dilakukan untuk dua jenis tanah yaitu kaolin dan Parakan Muncang. Dalam pelaksanaan uji kompaksi modified ini digunakan mold dengan volume 936.39 cm 3 dengan tinggi 116.43 mm. Jumlah lapis dalam satu mold adalah 5 lapis dan ditumbuk dengan hammer sebanyak 25 tumbukan/lapis. Parameter tanah kaolin dan Parakan Muncang dapat dilihat pada Tabel 1 dimana kaolin dan Parakan Muncang masing-masing dapat diklasifikasikan sebagai MH dan CH. Tabel 1. Parameter Tanah Kaolin dan Parakan Muncang. Jenis Tanah Kaolin Parakan Muncang Gs 2.61 2.6 PL 38 29.28 LL 68 66.64 PI 30 37.6 Klasifikasi Tanah MH CH Setelah tanah dikompaksi, tanah yang masih berada di dalam mold kemudian diberi tegangan konstan selama 24 jam untuk mengetahui besarnya penurunan yang terjadi. Tegangan yang diberikan berhubungan langsung dengan kondisi pembebanan standar jalan raya yaitu 1.23 kg/cm 2, 2.46 kg/cm 2, dan 3.68 kg/cm 2. Pada tanah kaolin penurunan terkecil sebesar 0.73 mm untuk tegangan 1.23 kg/cm 2, 0.827 mm untuk tegangan 2.46 kg/cm 2 dan 1.37 mm untuk tegangan 3.68 kg/cm 2 dengan rata-rata penurunan terkecil terjadi pada saat GT-10

Profil Penurunan Tanah Pada Tanah Yang Dikompaksi Di Laboratorium kadar air (w) sebesar 33% (mendekati PL) seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2. Kurva Kompaksi dan Hubungan Kadar Air dan Penurunan untuk Kaolin Hal serupa terjadi pada tanah Parakan Muncang (Gambar 3). Pada kondisi wet side, semakin banyak w yang ditambahkan pada tanah, semakin besar pula penurunan. Pada kondisi dry side, semakin besar w ditambahkan akan diikuti oleh semakin kecilnya penurunan hingga akhirnya mengalami penurunan terkecil pada saat kadar air sebesar 28% (mendekati PL atau w opt ). Hal tersebut dapat terjadi karena tanah pada w opt memiliki kepadatan yang maksimum yang dapat dipengaruhi oleh sususan partikel lempung (misalnya dalam kondisi dispersif ataupun flokulatif) dan mineralogi lempung. Tren ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Huder (1964) dan Widjaja dan Santoso (2014). Gambar 3. Kurva Kompaksi dan Hubungan Kadar Air dan Penurunan untuk Parakan Muncang Batas plastis (PL) dan kadar air optimum untuk Parakan Muncang masing-masing adalah 29.28 dan 28%. Gambar 3 menunjukkan bawah saat tanah dikompaksi, w opt dapat berada lebih rendah daripada nilai PL. Hal ini sesuai dengan tren hasil penelitian dari Johnson and Sallberg (1962). Berdasarkan Rajapakse (2008), pada saat batas plastisnya, tanah akan memiliki kuat geser tertinggi di antara kadar air di bawah dan di atas PL. GT-11

Budijanto Widjaja dan Hayyu Ariftya Usmaya 4. MODULUS TERKEKANG TANAH KAOLIN DAN PARAKAN MUNCANG Modulus terkekang didapat dari perbandingan nilai tegangan dan regangan (Gambar 1). Nilai modulus tanah yang tinggi akan memperkecil penurunan tanah dan meningkatkan kekuatan tanah. Hasil analisis modulus terkekang untuk tanah kaolin dan Parakan Muncang masing-masing ditunjukkan pada Gambar 4 dan Gambar 5. Pada tanah kaolin, rentang modulus terkekang (D) maksimum pada masing-masing tegangan yang diberikan adalah berada dalam rentang 200-350 kg/cm 2 dengan settlement yang terjadi adalah 0.6 mm 1.4 mm (0.5% - 1.2% tinggi mold). Gambar 4. Hubungan Kadar Air dengan Penurunan dan Modulus Terkekang tanah Kaolin Modulus terkekang untuk Parakan Muncang pada saat w opt berkisar antara 250 kg/cm 2 500 kg/cm 2. Settlement yang terjadi pada kasus tersebut adalah berada pada rentang 0.5 mm 1.0 mm (0.4% - 0.9% tinggi mold). Pada Gambar 5 terlihat bahwa peningkatan D di bawah PL atau w opt adalah tidak sebesar peningkatan D di atas PL atau w opt. Pada tanah Parakan Muncang, kadar air optimum mendekati nilai batas plastis (PL). Sesuai dengan penelitian kuat geser tanah dengan kadar air di sekitar PL, pada saat PL mengindikasikan terjadinya kuat geser tertinggi (Baver et al., 1972; Rajapakse, 2008; Widjaja dan Dwifitri, 2014). Jika dikaitkan dengan hubungan kuat geser tak teralir (c u ) dan modulus maka ada hubungan linear antara c u dan modulus (Duncan dan Buchignani, 1976; Ou, 2006). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa modulus tertinggi adalah pada saat PL. Gambar 5. Hubungan Kadar Air dengan Penurunan dan Modulus Terkekang tanah Parakan Muncang GT-12

Profil Penurunan Tanah Pada Tanah Yang Dikompaksi Di Laboratorium 5. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukan bahwa settlement terkecil yang terjadi pada kaolin yang dikompaksi berada pada kadar air 33%. Angka tersebut menunjukan bahwa settlement terkecil pada kaolin tidak terjadi pada saat w opt untuk semua jenis tegangan yang diberikan. Namun terjadi pada saat kadar air sedikit lebih rendah dari batas plastis. Sedangkan untuk tanah Parakan Muncang yang dikompaksi, settlement terendah berada pada saat w opt dan relatif mendekati batas plastisnya. Sehingga pada saat dibebani, settlement yang terjadi adalah yang terendah dengan modulus terkekang tertinggi. Hal ini terjadi karena terdapat fenomena bahwa kuat geser saat batas plastis adalah kuat geser tertinggi yang tentunya memiliki kaitan erat dengan besarnya modulus terkekang. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan yang telah memberikan bantuan finansial untuk penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Baver, L. D., Gardner, W.H. dan Gardner, W.R. (1972). Soil Physics. 4 th ed., John Wiley & Sons, New York. Das, B. M. (2010). Principles of Geotechnical Engineering. 7 th ed., Cengage Learning, Boston, USA. Duncan J. M. dan Buchignani, A. L. (1976). An Engineering Manual for Settlement Studies. Geotechnical Engineering Report, University of California, Berkeley. Huder, J. (1964). Die Zusammen-druckbarkeit des Bodens und deren Bestimmung (The compressibility of the soil and their determination). Schwezeriche Bauzeitung, Heft 41. Johnson, A.W. and Sallberg, J.R. (1962). Factor affecting compaction results. Highway Research Board, Bulletin, 319, Nat. Academy of Sci., Nat. Res. Council, Washington, D.C., USA. Ou, C.Y. (2006). Deep Excavation Theory and Practice. Taylor and Francis, London. Rajapakse, R. (2008). Geotechnical Engineering Calculations and Rules of Thumb. Butterworth Heinemann, Maryland, USA. Widjaja, B. dan Dwifitri, A. (2014). Kuat Geser Tak Teralir Tanah Teremas Menggunakan Fall Cone Penetrometer. Prosiding RAPI UMS. Widjaja, B. dan Santoso, R. (2014). Studi Eksperimental Kuat Geser Tanah di Sekitar Batas Plastis. ATPW, D11-D16. GT-13

GT-14