KECENDERUNGAN RUMPUN KURVA UNTUK TANAH PASIR KELANAUAN KELEMPUNGAN DAN TANAH LANAU KELEMPUNGAN
|
|
- Surya Handoko Indradjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KECENDERUNGAN RUMPUN KURVA UNTUK TANAH PASIR KELANAUAN KELEMPUNGAN DAN TANAH LANAU KELEMPUNGAN Aniek Prihatiningsih 1, Gregorius Sandjaja Sentosa 2, dan Djunaidi Kosasih 3 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Let.Jen S. Parman 1 Jakarta aniekp@ft.untar.ac.id 2 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Let.Jen S. Parman 1 Jakarta gregoriuss@ft.untar.ac.id 3 Departemen Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung, Jl. Takkesasar 10, Bamndung drkosasih@gmail.com ABSTRAK Pembuatan rumpun kurva (family curve) hasil uji pemadatan telah diatur dalam AASHTO T Pembuatan rumpun kurva ini untuk memudahkan perencana ataupun pengawas untuk dapat memperkirakan kurva pemadatan dengan hanya mendapatkan 1 titik yang merupakan relasi antara kadar air dan berat isi kering tanah (one point method). Penelitian ini bermaksud akan mencoba memperlihatkan kecenderungan bentuk rumpun kurva terhadap jenis-jenis tanah yang berbeda. Dalam penelitian ini akan diamati untuk jenis tanah pasir kelanauan kelempungan dan lanau kelempungan. Dari serangkaian pengujian dan pembuatan rumpun kurva akan diperlihatkan kecenderungan rumpun kurva tanah pasir kelanauan kelempungan dan tanah lanau kelempungan. Kata kunci: Pemadatan tanah, berat isi kering maksimum, kadar air optimum, rumpun kurva 1. PENDAHULUAN Pembuatan rumpun kurva telah diatur dalam AASHTO T272 (AASHTO, 2010). Rumpun kurva dibuat bertujuan untuk memudahkan perancang jalan raya untuk mendapatkan titik kadar air optimum (w opt ) dan berat isi kering maksimum (γ dmaks ) tanpa harus menguji di laboratorium berulang kali. Dengan tersedianya rumpun kurva dan menggunakan metode one-point (one-point method) dapat dibuat perkiraan kurva kepadatan tanah vs kadar air, jika salah satu nilai kadar air tanah yang dipadatkan telah diketahui. Penelitian tentang rumpun kurva yang dilakukan oleh Gregg tahun 1960 (Kim, 2010) telah menyajikan perkiraan rentang nilai kadar air optimum dan berat isi kering untuk berbagai klasifikasi tanah sesuai standar klasifikasi AASHTO (Tabel 1). Dari studi tersebut dapat dilihat bahwa semakin tanah berbutir kasar berat isi kering cenderung meningkat nilainya dan kadar air optimum cenderung menurun nilainya. Makalah ini merupakan studi terhadap kecenderungan tersebut dan berupaya memberikan perkiraan batasan rentang rumpun kurva yang dapat dibuat sesuai dengan sebaran ukuran butir tanah. Dalam studi ini dilakukan serangkaian uji tanah di laboratorium terhadap tanah yang diambil dari beberapa lokasi yang berbeda di beberapa wilayah Indonesia dengan variasi ukuran butir yang berbeda. Berhubung penelitian ini masih berlangsung, maka hasil yang dapat disajikan masih terbatas. Dalam makalah ini jumlah lokasi tempat pengambilan contoh tanah terbatas baru pada 3 lokasi yang memperlihatkan sebaran ukuran butir yang berbeda. Namun hasil yang diharapkan sudah dapat memperlihatkan gambaran kecenderungan perilaku rumpun kurva yang dapat dibuat dikaitkan dengan ukuran butir tanah. 391
2 Tabel 1. Rentang nilai berat isi kering maksimum dan kadar air optimum dimodifikasi oleh Gregg tahun 1960 (Kim, 2010) AASHTO Classification A-1-a A-1-b A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7 Soil Description Well graded gravel/ sand mixtures silty or clayey gravel and sand Anticipated performance of compacted soil Typical ranges of γ dmax pcf kn/m3 OMC (%) good to excellent fair to exellent A-3 Fine sand fair to good A-4 sandy silts and silts poor to good A-5 elastic clays and silts Unsatisfactory A-6 silty clay poor to good A-7-5 elastic silty clay Unsatisfactory A-7-6 clay poor to fair Catatan: OMC = optimum moisture content (kadar air optimum) 2. RUMPUN KURVA Pembuatan rumpun kurva diawali dengan memadatkan tanah sesuai uji kompaksi yang distandarisasi AASHTO, yaitu: a. standar T99-90 metode A atau yang dikenal sebagai pemadatan standar Proctor dengan 25x pukulan hammer seberat 25 N terhadap 3 lapis tanah yang dipadatkan pada tabung silinder berdiameter mm. b. standar T metode A atau yang dikenal sebagai pemadatan modifikasi dengan 25x pukulan hammer seberat 45.4 N terhadap 5 lapis tanah yang dipadatkan pada tabung silinder berdiameter mm c. Selain pemadatan dengan kedua cara di atas dilakukan tambahan pemadatan tanah dengan memodifikasi jumlah pukulan, yaitu: c.1. pemadatan menurut standar T99-90 metode A, tetapi dengan 15x pukulan saja terhadap 3 lapisan tanah. c.2. pemadatan menurut standar T metode A, tetapi dengan 35x pukulan terhadap 5 lapisan tanah d. Berdasarkan pengujian laboratorium dengan 4 cara di atas dibuatlah kurva-kurva pemadatan yang merupakan relasi kadar air dan berat isi kering (Gambar 1.a.). Tiap kurva akan menghasilkan kadar air optimum (w opt ) dan berat isi kering maksimum (γ dmaks ). e. Berdasarkan keempat kurva tersebut kemudian dibuatlah kurva-kurva tambahan lainnya tanpa harus menguji di laboratorium, tetapi dibuat sketsa kurva (secara manual) mengikuti kecenderungan kelengkungan 4 kurva yang telah diperoleh dari pengujian laboratorium (Gambar 1.b.) AASHTO telah membuat standarisasi pembuatan rumpun kurva ini yang diberi kode T Jika rumpun kurva sudah dibuat maka dapat digunakan untuk menggambar perkiraan bentuk kurva pemadatan hanya dengan mengetahui satu titik (one point) yang menunjukkan hubungan kadar air dengan berat isi kering. Melalui satu titik tersebut kemudian dibuat sketsa perkiraan kurva pemadatan hingga dapat diperoleh kadar air optimumnya dan berat isi kering maksimumnya. 392
3 (a) Empat kurva yang dibuat berdasarkan uji laboratorium (b) Kurva A, B, C, D, E, F dibuat secara manual tanpa melalui uji laboratorium Gambar 1. Contoh pembuatan rumpun kurva untuk tanah yang diambil dari lokasi sekitar Sidrap, Sulawesi Selatan (Prihatiningsih, 2014) 3. UKURAN BUTIR DAN RUMPUN KURVA Ketika membuat rumpun kurva nampaknya ukuran butir akan mempengaruhi kisaran rentang kadar air optimum dan berat isi kering maksimum. Jika memperhatikan Tabel 1, diperkirakan kalau tanah memiliki ukuran yang lebih halus (lempung dan lanau) maka kisaran nilai kadar air optimumnya akan berada di kisaran nilai 10% - 35%, sementara tanah yang mengandung butiran lebih kasar (pasir atau kepasiran) maka kisaran nilai kadar air optimumnya akan berada pada kisaran nilai 7% - 20% atau sedikit lebih rendah. Demikian pula jika memperhatikan berat isi kering maksimumnya maka nilainya akan cenderung berada pada kisaran kn/m 3, sementara jika tanahnya mengandung butiran kasar maka kisaran nilainya cenderung akan sedikit lebih tinggi, berada pada kisaran kn/m 3. Gambar 2. Distribusi ukuran butir tanah Tangerang, Jambi dan Warembungan 393
4 Berdasarkan pengamatan di atas, telah dilakukan upaya mencari kemungkinan rentang jangkauan rumpun kurva yang dihubungkan dengan ukuran butir tanah. Upaya yang telah dilakukan adalah memilih jenis tanah dengan ukuran butir yang berbeda dan kemudian dicoba membuat pengelompokan rumpun kurvanya. Kondisi ukuran buitr dan parameter tanah yang dianalisis dapat dilihat pada Tabel 2, distribusi ukuran butir tanah dapat dilihat pada Gambar 2, serta pembuatan rumpun kurva dapat dilihat pada Gambar 3. UJI LABORATORIUM SPECIFIC GRAVITY Tabel 2. Parameter tanah hasil uji laboratorium (Prihatiningsih, 2013, 2014) TANGERANG ATTERBERG (batas plastis, cair dan indeks plastis) NILAI DARI LOKASI JAMBI WAREMBUNGAN (MANADO) Gs UNIT Batas Cair (w L ) % Batas Plastis (w P ) % Indek Plastisitas (I p ) % Kadar air awal, w n (%) % GRAIN SIZE (ukuran butir) kerikil (gravel) % Pasir (sand) % Lanau (silt) % lempung (clay) % Koefisien kelengkungan (C c ) Koefisien keseragaman (C u ) STANDARD COMPACTION (Pemadatan standar) 25x HK MK 3L Kadar air optimum (w opt ) % kepadatan kering maksimum (γ dmaks ) 1.24 (12.16) 1.55 (15.21) 1.81 (17.76) MODIFIED COMPACTION (Pemadatan modifikasi) 25x HB MK 5L gr/cm 3 (kn/m 3 ) Kadar air optimum (w opt ) % kepadatan kering maksimum (γ d ) 1.40 (13.73) 1.69 (16.58) 1.92 (18.84) gr/cm 3 (kn/m 3 ) Catatan: 25x HB HK MK Klasifikasi Tanah (AASHTO) A-1-b A-7-5 A-7-5 Klasifikasi Tanah (USCS) MH MH SW = jumlah pukulan = hammer besar (44.5 N = 4.54 kg) = hammer kecil (24.5 N, 2.5 kg) = mold (tabung silinder) kecil 5L, 3L = 5 dan 3 lapis 394
5 (a) (b) (c) (lokasi Tangerang) (lokasi Jambi) (lokasi Warembungan, Manado) Gambar 3. Perbandingan sketsa rumpun kurva untuk tanah yang memiliki komposisi ukuran butir yang berbeda. 395
6 Komposisi ukuran butir tanah Jambi dan Tangerang berdasarkan klasifikasi AASHTO memiliki kategori yang sama yaitu A-7-5a atau lanau kelempungan, sedangkan tanah Warembungan memiliki klasifikasi A-1-b atau pasir kelanauan kelempungan. Tanah Warembungan memiliki butiran yang lebih kasar daripada tanah Jambi dan Tangerang. Tanah Jambi walaupun memiliki klasifikasi yang sama dengan tanah Tangerang, tetapi kedua jenis tanah ini memiliki perbedaan dalam komposisi ukuran butirnya. Persentase ukuran butir tanah Tangerang yang lebih kecil dari mm lebih banyak daripada tanah Jambi, yaitu: tanah Jambi 81.92% ukuran butirnya lebih kecil daripada mm dan tanah Tangerang 96.94% ukuran butirnya lebih kecil daripada mm. Sedangkan ukuran butir tanah Warembungan mengandung butiran pasir 80.34%. Berdasarkan ukuran butir tersebut dapat dilihat bahwa kumpulan rumpun kurva tanah Warembungan cenderung memiliki kadar air optimum lebih rendah tetapi memiliki berat isi kering maksimum yang lebih besar dibandingkan terhadap tanah Tangerang dan Jambi. Jika memperhatikan rumpun kurva maka kumpulan rumpun kurva akan bergeser ke kiri, yaitu memiliki kadar air optimum lebih kecil tetapi berat isi kering maksimumnya lebih besar daripada kedua tanah lainnya yang kandungan butiran halusnya lebih banyak. Jika dibandingkan dengan hasil penelitian Gregg tahun 1960 (Kim, 2010) dapat dilihat perbandingannya pada Tabel 3a dan 3b. Tabel 3a. Perbandingan nilai kadar air optimum dan berat isi kering maksimum berdasarkan sketsa rumpun kurva tanah Tangerang, Jambi dan Warembungan dibandingkan dengan Tabel yang dibuat oleh Gregg. Klasifikasi Rentang nilai γ dmaks (kn/m 3 ) rumpun kurva Rentang nilai w opt (%) rumpun kurva Tanah (AASHTO) Gregg Tangerang Jambi Warembungan Gregg Tangerang Jambi Warembungan A-1-b A Tabel 3b. Perbandingan nilai kadar air optimum dan berat isi kering maksimum hasil uji sesuai standar AASHTO tanah Tangerang, Jambi dan Warembungan dibandingkan dengan Tabel yang dibuat oleh Gregg. Klasifikasi Tanah Gregg Rentang nilai γ dmaks (kn/m 3 ) Uji Standar AASHTO Gregg Rentang nilai w opt (%) Uji Standar AASHTO (AASHTO) Tangerang Jambi Warembungan Tangerang Jambi Warembungan Pemadatan standar 25x HK MK 3L A-1-b A Pemadatan modifikasi 25x HB MK 5L A-1-b A Jika memperhatikan Tabel 3a dan 3b, terlihat bahwa beberapa nilai kadar air optimum dan berat isi kering maksimum berada di luar rentang yang diusulkan Gregg, demikian pula jika perbandingan dilakukan terhadap nilai yang diperoleh dari hasil uji laboratorium berdasarkan standar AASHTO saja. Dari pengamatan di atas ada beberapa hal yang masih perlu diteliti lebih lanjut: 1. Mencari rentang nilai kadar air optimum dan berat isi kering maksimum dengan variasi ukuran butir yang lebih banyak agar nilai spesifik yang lebih sering muncul dapat didentifikasi. Gregg melakukan penelitian terhadap jumlah contoh tanah yang banyak untuk sampai pada kesimpulannya, tetapi tanah yang diteliti berada di Amerika Serikat yang memiliki iklim 4 musim, sementara tanah yang diambil untuk penelitian ini diambil dari berbagai wilayah Indonesia yang beriklim tropis. 396
7 2. Perlu diidentifikasi lebih lanjut bukan saja pada ukuran butir tetapi juga pengaruh kandungan mineral tanah terhadap rentang nilai tersebut. 3. Ketelitian dalam melakukan pengujian di laboratorium Dari Tabel 2 dan Gambar 2 secara umum dapat dilakukan analisis dan kesimpulan sementara korelasi antara ukuran butir dan kecenderungan nilai kadar air optimum dan berat isi kering maksimum seperti tercantum dalam Tabel 4 berikut: Tabel 4a. Korelasi Ukuran Butir dengan berat isi kering maksimum (γ dmaks ) dan kadar air optimum (w opt ) untuk tanah Tangerang dan Jambi Klasifikasi Tanah (AASHTO) A-7-5 Jenis tanah % Kandungan jenis tanah Tangerang Jambi % < > % < > Lempung, lanau > 80% > 80% pasir Kerikil 0 0 Rentang nilai γ dmaks (kn/m 3 ) rumpun kurva Rentang nilai w opt (%) rumpun kurva Tabel 4b. Korelasi Ukuran Butir dengan berat isi kering maksimum (γ dmaks ) dan kadar air optimum (w opt ) untuk tanah Warembungan Klasifikasi Tanah (AASHTO) A-1-b Jenis tanah % Kandungan jenis tanah Warembungan % < > Lempung, lanau % pasir > 80% Kerikil % Rentang nilai γ dmaks (kn/m 3 ) rumpun kurva Rentang nilai w opt (%) rumpun kurva Dari Tabel 4a dan 4b, dapat disimpulkan sementara secara umum yaitu: jika kandungan tanah memiliki butiran halus (lanau dan lempung) lebih besar dari 80% kemungkinan nilai kadar air optimum bisa berada dalam kisaran %, dan berat isi kering maksimum bisa berada dalam kisaran kn/m 3. Sedangkan jika kandungan butiran kasar (pasir) > 80%, maka kemungkinan nilai kadar air optimum bisa berada dalam kisaran 9.5% 15.8%, dan berat isi kering maksimum bisa berada dalam kisaran kn/m
8 4. KESIMPULAN Dari pengamatan terhadap tanah yang memiliki ukuran butir yang berbeda terhadap 3 jenis tanah yang diambil dari lokasi Tangerang, Jambi dan Warembungan dapat disimpulkan sementara bahwa: 4.1. Jika kandungan butiran halus lebih besar dari 80% maka kemungkinan nilai kadar air optimum yang bisa dibuat dalam rumpun kurva dapat berada dalam kisaran %, dan berat isi kering maksimum bisa berada dalam kisaran kn/m Jika kandungan butiran kasar (pasir) > 80%, maka kemungkinan nilai kadar air optimum yang bisa dibuat dalam rumpun kurva dapat berada dalam kisaran 9.5% 15.8%, dan berat isi kering maksimum bisa berada dalam kisaran kn/m Untuk mendapatkan nilai yang lebih spesifik kadar air optimum dan berat isi kering maksimum terhadap ukuran butir masih diperlukan penelitian terhadap variasi ukuran butir yang lebih banyak. DAFTAR PUSTAKA AASHTO (2010), Standard Spesification for Transportation Materials and Methods of Sampling and Testing, Washington DC. Kim, H., Monica Prezzi, Rodrigo Salgado (2010), Use of Dynamic Cone Penetration and Clegg Hammer Test for Quality Control of Roadway Compaction and Construction, Joint Transporation Research Program, West Lafayette, Indiana, USA Prihatiningsih, A., Gregorius Sandjaja S., Djunaedi K. (2013), Pengumpulan Data Awal untuk Pembuatan Database Karakteristik Material Tanah Dasar, Penelitian Hibah Bersaing 2014 Ditjen Dikti, Universitas Tarumanagara, Jakarta Prihatiningsih, A., Gregorius Sandjaja S., Djunaedi K. (2014), Pengumpulan Data Awal untuk Pembuatan Database Karakteristik Material Tanah Dasar, Penelitian Hibah Bersaing 2014 Ditjen Dikti, Universitas Tarumanagara, Jakarta 398
KORELASI ANTARA HASIL UJI KOMPAKSI MODIFIED PROCTOR TERHADAP NILAI UJI PADA ALAT DYNAMIC CONE PENETROMETER
KORELASI ANTARA HASIL UJI KOMPAKSI MODIFIED PROCTOR TERHADAP NILAI UJI PADA ALAT DYNAMIC CONE PENETROMETER Nama : Fendy NRP. : 9821017 Pembimbing : Herianto Wibowo, Ir., M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciKORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Nama : Salmon Atmaja Tarigan NRP. : 9821064 Pembimbing : Herianto Wibowo, Ir., M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciDAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...
DAFTAR ISI TUGAS AKHIR... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii PERNYATAAN... iv PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH KLASIFIKASI DARI SIFAT TANAH MODUL 3. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224
MEKANIKA TANAH MODUL 3 KLASIFIKASI DARI SIFAT TANAH UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 KLASIFIKASI TANAH Pada awalnya, metode klasifikasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam Bab ini penulis akan membahas hasil pengujian yang telah dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah Universitas Mercu Buana. Pengujian yang dilakukan di laboratorium
Lebih terperinciKORELASI ANTARA HASIL UJI DYNAMIC CONE PENETROMETER DENGAN NILAI CBR
KORELASI ANTARA HASIL UJI DYNAMIC CONE PENETROMETER DENGAN NILAI CBR Nama : Johnadi R. Purba NRP : 9921101 Pembimbing : Herianto Wibowo, Ir., M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN
BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan pengujian terhadap tanah yang diambil dari proyek jalan tambang Kota Berau Kalimantan Timur, maka pada bab ini akan diuraikan hasil
Lebih terperinciPENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)
PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY) Muhammad Iqbal, S.A. Nugroho, Ferry Fatnanta Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAGIAN 3-2 KLASIFIKASI TANAH
BAGIAN 3-2 KLASIFIKASI TANAH KLASIFIKASI UMUM TANAH BERDASARKAN UKURAN BUTIR Secara Umum Tanah Dibagi Menjadi 4 : Gravel (Kerikil) Sand (Pasir) Silt (Lanau) Clay (Lempung) Tanah Sulit : Peats (Gambut)
Lebih terperinciANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN. Anwar Muda
ANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN Anwar Muda Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional II Kalimantan Tengah Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII ABSTRAK
Lebih terperinciBAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS
BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Hasil Penelitian Tanah Asli Berdasarkan pengujian terhadap tanah yang diambil dari proyek Perumahan Elysium, maka pada bab ini akan diuraikan hasil penelitiannya.
Lebih terperinciPENGARUH PENGURANGAN DIAMETER MOLD STANDARD PROCTOR TERHADAP PARAMETER KOMPAKSI CRUSHED LIMESTONE ABSTRAK
PENGARUH PENGURANGAN DIAMETER MOLD STANDARD PROCTOR TERHADAP PARAMETER KOMPAKSI CRUSHED LIMESTONE SANERAGO ABDI LAOWO NRP: 1021040 Pembimbing: Andrias Suhendra N., S.T., M.T. ABSTRAK Pada suatu konstruksi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing
III. METODE PENELITIAN A. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat untuk uji batasbatas konsistensi, uji proctor modified, uji CBR dan peralatan lainnya yang ada di Laboratorium
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PERENDAMAN TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH LEMPUNG UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LOKASI GEDUNG GRHA WIDYA (Studi Laboratorium).
PENGARUH LAMA PERENDAMAN TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH LEMPUNG UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LOKASI GEDUNG GRHA WIDYA (Studi Laboratorium). SANDRO GIFARI NRP : 9921081 Pembimbing : Ir. Herianto Wibowo,.
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH JENIS TANAH KOHESIF (IP) PADA UJI KOMPAKSI STANDAR PROCTOR ABSTRAK
STUDI PENGARUH JENIS TANAH KOHESIF (IP) PADA UJI KOMPAKSI STANDAR PROCTOR Oki Ditya Rivaldy NRP : 0921003 Pembimbing : Ir. HERIANTO WIBOWO, MT. ABSTRAK Pada dasarnya, kondisi tanah di alam berbeda-beda
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah lempung lunak
Lebih terperinciINVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )
INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen ) Qunik Wiqoyah 1, Anto Budi 2 Beny Ariyanto 3 1) Staf Pengajar Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tanah Material Uji Model Pengujian karakteristik fisik dan mekanis tanah dilakukan untuk mengklasifikasi jenis tanah yang digunakan pada penelitian. Berdasarkan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH Lis Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh Email: lisayuwidari@gmail.com Abstrak Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung
III. METODE PENELITIAN A. Sampe Tanah Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung yang diambil dari Belimbing Sari, Lampung Timur, dengan titik kordinat 105 o 30 o 10.74 o U
Lebih terperinciPENGARUH GRADASI TERHADAP PARAMETER KOMPAKSI MATERIAL CRUSHED LIMESTONE ABSTRAK
PENGARUH GRADASI TERHADAP PARAMETER KOMPAKSI MATERIAL CRUSHED LIMESTONE AGUNG ROY NANDO NRP: 0921024 Pembimbing: Ir. Herianto Wibowo, M.Sc ABSTRAK Limestone di kenal sebagai batu kapur atau batu gamping
Lebih terperinciPENENTUAN KOEFISIEN PERMEABILITAS TANAH TAK JENUH AIR SECARA TIDAK LANGSUNG MENGGUNAKAN SOIL-WATER CHARACTERISTIC CURVE
PENENTUAN KOEFISIEN PERMEABILITAS TANAH TAK JENUH AIR SECARA TIDAK LANGSUNG MENGGUNAKAN SOIL-WATER CHARACTERISTIC CURVE Bona Johanes Simbolon NRP : 01211116 Pembimbing : Ir. Theo F. Najoan, M. Eng. FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Setelah dilakukan pengujian di laboratorium, hasil dan data yang diperoleh diolah dan dianalisis sedemikian rupa untuk didapatkan kesimpulan sesuai tujuan penelitian
Lebih terperinciANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA
ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciProses Pembentukan Tanah
KLASIFIKASI TANAH 1 Proses Pembentukan Tanah BATUAN: bagian dari kerak bumi yang mengandung satu macam atau lebih mineral yang terikat sangat kuat.berdasarkan proses pembentukannya batuan dapat dikategorikan
Lebih terperinciPerbandingan Metode Kompaksi. Summary of Standard Proctor Compaction Test Specifications (ASTM D-698, AASHTO)
Perbandingan Metode Kompaksi Summary of Standard Proctor Compaction Test Specifications (ASTM D-698, AASHTO) Das, 1998 1 Perbandingan Metode Kompaksi Summary of Modified Proctor Compaction Test Specifications
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Dalam pandangan teknik sipil, tanah adalah himpunan material, bahan organik, dan endapan-endapan yang relatif lepas (loose), yang terletak di atas batuan dasar (bedrock).
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab ini akan di bahas hasil pengujian yang telah dilakukan di laboratorium. Secara garis besarnya, pengujian laboratorium yang dilakukan yaitu untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai
Bagan Alir Penelitian : BAB III METODOLOGI PENELITIAN Mulai Pengambilan sampel tanah dan abu vulkanik Persiapan bahan : 1. Tanah 2. Abu vulkanik Pengujian kadar material abu vulkanik Pengujian sifat dan
Lebih terperinciMODUL 4,5. Klasifikasi Tanah
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana 4,5 MODUL 4,5 Klasifikasi Tanah 1. PENGERTIAN KLASIFIKASI TANAH Berbagai usaha telah dilakukan untuk memperoleh
Lebih terperinciPENGUJIAN MATERIAL TANAH GUNUNG DESA LASOSO SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN TIMBUNAN PILIHAN PADA PERKERASAN JALAN
PENGUJIAN MATERIAL TANAH GUNUNG DESA LASOSO SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN TIMBUNAN PILIHAN PADA PERKERASAN JALAN Afiryandi M. Alwi 1, Nasrul 2, LD.M.Nurrakhmad A 3 Program Studi D3 Teknik Sipil, Program Pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAH PASIR (Studi kasus: Pasir Sungai Palu)
PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAH PASIR Benyamin Bontong* * Abstract The DCPT penatration resistance on each type of soil has a specific characteristic. The
Lebih terperinciPENGARUH PERSENTASE KADAR BATU PECAH TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH PASIR (Studi Laboratorium)
PENGARUH PERSENTASE KADAR BATU PECAH TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH PASIR (Studi Laboratorium) Ferri Kurniadi NRP : 9921075 Pembimbing : Herianto Wibowo, Ir. MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH JUMLAH LAPISAN TANAH TERHADAP HASIL UJI KOMPAKSI STANDAR PROCTOR ABSTRAK
STUDI PENGARUH JUMLAH LAPISAN TANAH TERHADAP HASIL UJI KOMPAKSI STANDAR PROCTOR Indah Agustin NRP : 0921034 Pembimbing : Herianto Wibowo, Ir., M.T. ABSTRAK Salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan
Lebih terperinciKorelasi antara OMC dengan Batas Plastis pada Proses Pemadatan untuk Tanah Timbun di Aceh
Korelasi antara OMC dengan Batas Plastis pada Proses Pemadatan untuk Tanah Bambang Setiawan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,Universitas Syiah Kuala, Indonesia Khalidin Dinas Bina Marga dan Cipta
Lebih terperinciOleh: Dewinta Maharani P. ( ) Agusti Nilasari ( ) Bebby Idhiani Nikita ( )
PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOSISI BAHAN KIMIA (FLY ASH, KAPUR DAN BIO-BAKTERI) TERHADAP PARAMETER FISIK, MEKANIK DAN DINAMIK AKIBAT SIKLUS PEMBASAHAN-PENGERINGAN PADA TANAH RESIDUAL DI DAERAH LERENG Oleh:
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang diberi
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)
PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen) Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat
Lebih terperinciPENGARUH KADAR ABU BATU TERHADAP HASIL UJI KOMPAKSI SUATU TANAH PASIR
PENGARUH KADAR ABU BATU TERHADAP HASIL UJI KOMPAKSI SUATU TANAH PASIR (Studi Laboratorium) Ganda Remarto Sinaga NRP : 0121078 Pembimbing : Ir. Herianto Wibowo, M. Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciKARAKTERISASI BAHAN TIMBUNAN TANAH PADA LOKASI RENCANA BENDUNGAN DANAU TUA, ROTE TIMOR, DAN BENDUNGAN HAEKRIT, ATAMBUA TIMOR
KARAKTERISASI BAHAN TIMBUNAN TANAH PADA LOKASI RENCANA BENDUNGAN DANAU TUA, ROTE TIMOR, DAN BENDUNGAN HAEKRIT, ATAMBUA TIMOR Alpon Sirait NRP : 9921036 Pembimbing : Theo F. Najoan, Ir., M.Eng FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. saringan nomor 200. Selanjutnya, tanah diklasifikan dalam sejumlah kelompok
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Klasifikasi Tanah Pada sistem klasifikasi Unified, tanah diklasifikasikan kedalam tanah berbutir kasar (kerikil dan pasir) jika kurang dari 50 % lolos saringan nomor 200, dan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Parameter Tanah 3.1.1 Berat Jenis Berat jenis tanah merupakan nilai yang tidak bersatuan (Muntohar 29). Untuk menentukan tipikal tanah dapat dilihat dari Tabel 3.1. Tabel 3.1
Lebih terperinciSTABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN PASIR BERMACAM GRADASI DAN CAMPURAN KAPUR
STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN PASIR BERMACAM GRADASI DAN CAMPURAN KAPUR M.Shoffar Al Hafizh (1), Gunawan Wibisono (2), Soewignjo Agus Nugroho (3) 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Riau,
Lebih terperinciSTUDI LABORATORIUM DALAM MENENTUKAN BATAS PLASTIS DENGAN METODE FALL CONE PADA TANAH BUTIR HALUS DI WILAYAH BANDUNG UTARA
STUDI LABORATORIUM DALAM MENENTUKAN BATAS PLASTIS DENGAN METODE FALL CONE PADA TANAH BUTIR HALUS DI WILAYAH BANDUNG UTARA Handy Dewanto NRP:9621037 NIRM: 41077011960316 Pembimbing: Ibrahim Surya, Ir.,
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH Abdul Jalil 1), Khairul Adi 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh Abstrak Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada
Lebih terperinciUJI KOMPAKSI ASTM D698 DAN ASTM D1557
1. DEFINISI Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada pori-pori tanah dikeluarkan dengan suatu cara mekanis (digilas/ditumbuk). Pada proses pemadatan untuk setiap daya pemadatan tertentu, kepadatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan secara umum adalah eksperimen di laboratorium dengan penyajian data secara deskriptif. Berdasarkan permasalahan yang diteliti, metode analisis yang digunakan
Lebih terperinciBAGAN ALIR BAHASAN BAGAN ALIR BAHASAN. Mata kuliah. Mata kuliah MEKANIKA TANAH (PS-1335) Prof. Ir.Noor Endah Msc. Ph.D.
MEKANIKA (PS-1335) semester berikutnya BAGAN ALIR GAYA ANGKAT DIBAWAH BANGUNAN AIR (6) DISTRIBUSI TEGANGAN (8) TEGANGAN EFEKTIF (7) PEMAMPATAN (9) PERENCANAAN PONDASI REMBESAN AIR DALAM (5) (1) (3) KOMPOSISI
Lebih terperinciPOKOK BAHASAN III KLASIFIKASI TANAH DASAR (SUBGRADE) DENGAN CARA USCS
30 POKOK BAHASAN III KLASIFIKASI TANAH DASAR (SUBGRADE) DENGAN CARA USCS 3.1 Pendahuluan Selain klasifikasi tanah dasar dengan cara AASHTO yang telah dikenalkan di Bab II, maka terdapat satu klasifikasi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Fisik Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan suatu konstruksi. Sampel tanah yang disiapkan adalah tanah
Lebih terperinciKLASIFIKASI TANAH SI-2222 MEKANIKA TANAH I
KLASIFIKASI TANAH SI-2222 MEKANIKA TANAH I 1 Pembagian Kelompok Tanah Tanah Khusus: Quick Clay: Tanah yang sangat peka terhadap gangguan. Apabila terganggu kekuatannya berkurang drastis. Kadar kepekaan
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER F-0653 Issue/Revisi : A0 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2015 Untuk Tahun Akademik : 2015/2016 Masa Berlaku : 4 (empat) tahun Jml Halaman : 26 halaman Mata Kuliah : Praktikum Mekanika
Lebih terperinciPENGARUH SIKLUS KOMPAKSI TERHADAP PARAMETER KOMPAKSI MATERIAL CRUSHED LIMESTONE ABSTRAK
PENGARUH SIKLUS KOMPAKSI TERHADAP PARAMETER KOMPAKSI MATERIAL CRUSHED LIMESTONE Rizal Febiferdiansa NRP: 1421905 Pembimbing: Andrias Suhendra Nugraha, S.T.,M.T. ABSTRAK Beban kendaraan (lalu lintas) yang
Lebih terperinciTINJAUAN KUAT DUKUNG, POTENSI KEMBANG SUSUT, DAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG PEDAN KLATEN. Abstraksi
TINJAUAN KUAT DUKUNG, POTENSI KEMBANG SUSUT, DAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG PEDAN KLATEN Abstraksi untuk memenuhi sebagian persyartan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh :
Lebih terperinciSTUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)
STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2) Abstract The tested soil sample in this research is organic soil that derived
Lebih terperinciKAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK
KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG Frengky Alexander Silaban 1, Roesyanto 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciPENGARUH PENGURANGAN DIAMETER CETAKAN PADA HASIL UJI KOMPAKSI STANDAR PROCTOR ABSTRAK
PENGARUH PENGURANGAN DIAMETER CETAKAN PADA HASIL UJI KOMPAKSI STANDAR PROCTOR Ronald Stevy Tuilan NRP : 0521045 Pembimbing : Ir. Herianto Wibowo, M.T. ABSTRAK Kompaksi adalah salah satu pengujian yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Laboratorium Hasil penelitian laboratorium yang diperoleh dari pengujian material sirtu Sungai Alo sesuai dengan sifatsifat lapis pondasi agregat yang disyaratkan
Lebih terperinciVibratory Compaction. Variabel yang mengontrol pemadatan dengan getaran. Karakteristik alat yang digunakan: Karakteristik tanah: Prosedur konstruksi:
Vibratory Compaction Variabel yang mengontrol pemadatan dengan getaran Karakteristik alat yang digunakan: (1) berat, ukuran (2) Frekwensi kerja, dan rentang frekunsi Karakteristik tanah: (1) Kepadatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Dalam dunia geoteknik tanah merupakansalah satu unsur penting yang yang pastinya akan selalu berhubungan dengan pekerjaan struktural dalam bidang teknik sipil baik sebagai bahan
Lebih terperinciMODEL PENDEKATAN ALAT UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM
INFO TEKNIK Volume 17 No. 1 Juli 2016 (53-68) MODEL PENDEKATAN ALAT UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM Anwar Muda Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Email : anwarmuda@gmail.com ABSTRACT
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Pengujian ini dilakukan untuk melihat pengaruh panjang mini kolom dalam membantu daya dukung tanah terhadap deformasi pelat dan beban di atas tanah ekspansif.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa
III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa yosomulyo, Kota Metro Timur. Sampel tanah yang diambil adalah tanah terganggu (disturbed soil)
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)
PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G) Agus Susanto 1, Dhamis Tri Ratna Puri 2 dan Jalu Choirudin 3 1,2,3 Program Studi
Lebih terperinciPENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT
PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT Shinta Pramudya Wardani 1), R. M. Rustamaji 2), Aprianto 2) Abstrak Perubahan cuaca mengakibatkan terjadinya siklus pembasahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Dasar (subgrade) Tanah dasar merupakan pondasi bagi perkerasan, baik perkerasan yang terdapat pada alur lalu lintas maupun bahu. Dengan demikian tanah dasar merupakan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR
PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S - 1 Teknik Sipil diajukan
Lebih terperinciModul (MEKANIKA TANAH I)
1dari 16 Materi I Karakteristik Tanah 1. Proses pembentukan Tanah Tanah dalam Mekanika Tanah mencakup semua endapan alam yang berhubungan dengan teknik sipil kecuali batuan. Tanah dibentuk oleh pelapukan
Lebih terperinciSTUDI POTENSI TANAH TIMBUNAN SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI TANGGUL PADA RUAS JALAN NEGARA LIWA - RANAU DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT. G.
STUDI POTENSI TANAH TIMBUNAN SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI TANGGUL PADA RUAS JALAN NEGARA LIWA - RANAU DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT G. Perangin-angin 1 Abstrak Tanah merupakan salah satu material penting sebagai
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Tanah Lempung Menurut Terzaghi ( 1987 ) Lempung adalah agregat partikel-partikel berukuran mikroskopik dan submikroskopik yang berasal dari pembusukan kimiawi unsur-unsur penyusun
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1.Tanah Lempung Tanah Lempung merupakan jenis tanah berbutir halus. Menurut Terzaghi (1987) tanah lempung merupakan tanah dengan ukuran mikrokopis sampai dengan sub mikrokopis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Pada penelitian ini, variabel utama yang akan dibahas adalah pengaruh kedalaman elektroda terhadap pengembangan tanah lempung ekspansif. Variasi kedalaman
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Metode digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu metode yang dilakukan dengan mengadakan kegiatan percobaan untuk mendapatkan data.
Lebih terperinciPOTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF
IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF Surta Ria Nurliana Panjaitan* 1, Ramlan Tambunan 2, Suheri
Lebih terperinciPENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF
LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Fisik Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan suatu konstruksi. Pengujian sifat fisik tanah ini dilakukan
Lebih terperinciBAB 4. HASIL DAN ANALISIS PENYELIDIKAN TANAH
BAB 4. HASIL DAN ANALISIS PENYELIDIKAN TANAH 4.1. Pengambilan Sampel Sampel tanah yang digunakan untuk semua pengujian dalam penelitian ini adalah tanah di sekitar jalan dari Semarang menuju Purwodadi
Lebih terperinciPENGARUH GRADASI TERHADAP NILAI CBR MATERIAL CRUSHED LIMESTONE ABSTRAK
PENGARUH GRADASI TERHADAP NILAI CBR MATERIAL CRUSHED LIMESTONE Ilman Isramdhani Rahman NRP: 1421904 Pembimbing: Andrias Suhendra Nugraha, S.T., M.T. ABSTRAK Lonjakan pertumbuhan lalu lintas pada suatu
Lebih terperinciV. CALIFORNIA BEARING RATIO
V. CALIFORNIA BEARING RATIO O.J. PORTER CALIFORNIA STATE HIGHWAY DEPARTMENT. METODA PENETRASI US ARMY CORPS OF ENGINEERS Untuk : tebal lapisan perkerasan lapisan lentur jalan raya & lapangan terbang CBR
Lebih terperinciPOKOK BAHASAN II KLASIFIKASI TANAH DASAR (SUBGRADE) DENGAN CARA AASHTO
15 POKOK BAHASAN II KLASIFIKASI TANAH DASAR (SUBGRADE) DENGAN CARA AASHTO 2.1 Pendahuluan Tanah merupakan material yang sangat bervariasi sifat-sifat teknisnya. Mahasiswa harus mampu memilih material tanah
Lebih terperinciEVALUASI GRADASI MATERIAL CRUSHED LIMESTONE WELL GRADED SAAT PRA KOMPAKSI DAN PASCA KOMPAKSI ABSTRAK
EVALUASI GRADASI MATERIAL CRUSHED LIMESTONE WELL GRADED SAAT PRA KOMPAKSI DAN PASCA KOMPAKSI ADITIA FAIZAL NRP: 0921021 Pembimbing: Ir. Herianto Wibowo, M.Sc ABSTRAK Limestone atau batu gamping merupakan
Lebih terperinciPENGARUH SIKLUS PENGERINGAN DAN PEMBASAHAN TERHADAP SIFAT FISIK, MEKANIK DAN DINAMIK PADA TANAH TANGGUL SUNGAI BENGAWAN SOLO CROSS SECTION
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 PENGARUH SIKLUS PENGERINGAN DAN PEMBASAHAN TERHADAP SIFAT FISIK, MEKANIK DAN DINAMIK PADA TANAH TANGGUL SUNGAI BENGAWAN SOLO CROSS SECTION 0 500 DESA SEMAMBUNG
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Tahapan Penelitian Untuk memudahkan dalam proses penelitian, diperlukan rencana dalam menyusun langkah-langkah penelitian, seperti yang ditampilkan dalam bagan alir pada Gambar
Lebih terperinciSpesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)
Standar Nasional Indonesia Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS) ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah mempunyai peranan penting dalam ilmu teknik sipil, karena tanah sebagai pendukung kekuatan konstruksi dasar bangunan. Berdasarkan letak geografis suatu
Lebih terperincibuah benda uji setiap komposisi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Untuk memperoieh hasil penelitian yang cukup akurat, diperiukan 3 (tiga) buah benda uji setiap komposisi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat uji geser langsung
Lebih terperinciAgus Susanto 1), Puput Adi Putro 2) Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Surakarta 57102,
THE INVESTIGATION OF UCS AND PERMEABILITY OF MIRI SRAGEN SOILS AS THE SUBTITUTION OF DIFFICULT SOILS INVESTIGASI UCS DAN PERMEABILITAS TANAH MIRI SRAGEN SEBAGAI PENGGANTI TANAH BERMASALAH Agus Susanto
Lebih terperinciPENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAU LANAU (Studi kasus: Lanau di Tondo Kota Palu)
PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAU LANAU (Studi kasus: Lanau di Tondo Kota Palu) Benyamin Bontong* * Abstract The penatration resistance using DCPT on a type
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian tanah asli dan tanah campuran dengan semen yang dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian. Tahap penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3. 1.
BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Penelitian perbaikan tanah dengan menggunakan semen pada tanah colluvium memiliki variabel utama yang akan dibahas adalah pengaruh presentase jumlah semen
Lebih terperinciBAB VII ANALISIS SARINGAN
BAB VII ANALISIS SARINGAN 7.1 ANALISIS SARINGAN 7.1.1 Referensi M Das, Braja.1993. Mekanika Tanah Jilid I. Jakarta: Erlangga. Bab 1 Tanah dan Batuan 17-24. 7.1.2 Tujuan Percobaan Menentukan gradasi atau
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH 2 PEMADATAN TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224
MEKANIKA TANAH 2 PEMADATAN TANAH UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 KONSOLIDASI VS PEMADATAN Konsolidasi : pengurangan secara perlahan-lahan
Lebih terperinciPENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI
PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI Oleh : Mulyadi Yuswandono *) Yusmiati Kusuma *) ABSTRAK Daya dukung tanah dalam suatu konstruksi jalan merupakan salah
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Sampel Tanah Asli Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil : 1. Hasil Pengujian Kadar Air (ω) Kadar air didefinisikan sebagai perbandingan
Lebih terperinciPENAMBAHAN LEMPUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH PASIR PADANG ABSTRAK
VOLUME 6 NO. 2, OKTOBER 2010 PENAMBAHAN LEMPUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH PASIR PADANG Abdul Hakam 1 ABSTRAK Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berupa pengujian sifat-sifat fisik
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO
PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO Arie Wahyu Aprilian, Yulvi Zaika, Arief Rachmansyah Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova
Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 57 PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Lebih terperinciIV. PEMADATAN TANAH. PEMADATAN TANAH Stabilitas tanah Pendahuluan :
IV. PEMADATAN TANAH PEMADATAN TANAH Stabilitas tanah Pendahuluan : Maksud : Cara : Menumbuk Menggilas usaha secara mekanis agar bahan-bahan tanah lebih merata dan akan mengeluarkan udara yang ada dalam
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Tanah Lempung Dari pengujian yang dilakukan di Laboratorium Geoteknik, Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta diperoleh data sifat-sifat fisik dan sifat
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Dari penelitian yang sudah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Bendungan Danau Tua 1. Hasil penelitian yang dilakukan di rencana bendungan Danau
Lebih terperinci