BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

NASKAH SEMINAR JURUSAN TEKNIK SIPIL, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan

PENGARUH PEMANFAATAN ABU KERAK BOILER CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN (ADMIXTURE) SEMEN TERHADAP KUATTEKAN MORTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

a. Jenis I merupakan semen portland untuk penggunaan umum yang memerlukan persyaratan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

V. HASIL PENELITIAN. Tabel V-1 Hasil analisa fly ash Analisis kimia Satuan Fly ash Pasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Naskah Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

PENGARUH PERSEN HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

PENGARUH PERSEN MASSA HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO UNTUK BETON RINGAN DENGAN CAMPURAN FLY ASH, FOAM, DAN SERAT KENAF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Berat Tertahan (gram)

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS GELAS SERTA ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS ARANG BRIKET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

TINJAUAN KUAT TEKAN BETON DENGAN SERBUK BATU GAMPING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

BAB I PENDAHULUAN. beton, minimal dalam pekerjaan pondasi. Semakin meluasnya penggunaan beton

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Beton merupakan unsur yang sangat penting dan paling dominan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR PANTAI YANG DIBERI PERLAKUAN DAN SUBSTITUSI CANGKANG BUAH SAWIT TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR

Kinerja Kuat Tekan Beton dengan Accelerator Alami Larutan Tebu 0.3% Lampiran 1 Foto Selama Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis (density) lebih ringan

RESPON LIMBAH INDUSTRI ABU TERBANG SISA PEMBAKARAN KULIT KAYU PADA CAMPURAN BETON

BAB III LANDASAN TEORI

I n e r s i a. Jurnal Teknik Sipil. Fakultas Teknik Universitas Bengkulu. Artikel ISSN:

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Agregat Halus Sudibyo (2012), melakukan pengujian pengaruh variasi umur beton terhadap nilai kuat tekan beton dengan

PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI SEMEN PADA BETON MUTU NORMAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN A CONTOH PERHITUNGAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

TINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh hasil pengujian laboratorium.

Pengaruh Penambahan Abu Terbang (Fly Ash) Terhadap Kuat Tekan Mortar Semen Tipe PCC Serta Analisis Air Laut Yang Digunakan Untuk Perendaman

PERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B1 AB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV DATA DAN ANALISIS

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi unsur utama bangunan. Kelebihan beton antara lain memiliki kuat tekan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Glenium ACE %, 0,5%, 1%, 1,5% dan penambahan fly ash 20%,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah salah satu bahan yang umum digunakan untuk konstruksi bangunan. Hampir semua bangunan gedung,

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN ABU JERAMI TERHADAP KUAT TEKAN BETON

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan. pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGGUNAAN AKSELERATOR PADA BETON YANG MENGGUNAKAN PEREKAT BERUPA CAMPURAN SEMEN PORTLAND TIPE I DAN ABU TERBANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Perkembangan yang. perkuatan untuk elemen struktur beton bertulang bangunan.

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Agregat Halus Agregat halus adalah agregat dengan besar butir maksimum 4,76 mm berasal dari alam atau hasil olahan sesuai dengan SNI 03-6820-2002. Riyadi (2013) pada penelitian pemanfaatan abu sekam padi sebagai substitusi sebagian semen pada mortar semen pasir menggunakan pasir Merapi (Kali Code) dengan ukuran butir maksimum 4,8 mm sebagai agregat halus dalam pembuatan benda uji. Adapun hasil dari pemeriksaan sifat fisik pasir Merapi (Kali Code) didapat : berat jenis 2,72, berat satuan 1,486 gr/m 3, daya serap air 1,88 %, kadar lumpur 2,1 %, modulus halus butir 2,32 dan gradasi No 2 serta kandungan zat organik rendah, memenuhi persyaratan (SK-SNI-S-04-1998-F). Prakoso (2016) melakukan penelitian perbandingan kuat tekan beton pada semen Bima dan semen Holcim dengan variasi umur 7, 14, dan 28 hari menggunakan nilai FAS 0,5, berdasarkan hasil pemeriksaan agregat halus didapatkan gradasi agregat halus sebesar 2,235 %, berat jenis tampak 2,66, berat jenis curah 2,59, berat jenis jenuh kering muka 2,62, penyerapan air agregat halus 1,816 %, kadar air rata rata 3,66 %, berat satuan 1,565 gr/cm 3, dan kadar lumpur 4,176 %. Pamungkas (2016) melakukan penelitian menggunakan agregat halus berasal dari gunung Merapi, daerah Muntilan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mendapatkan hasil pemeriksaan gradasi agregat halus termasuk dalam Daerah gradasi No.2, yaitu kategori pasir agak kasar dengan modulus halus butir sebesar 2,493 %, kadar air sebesar 2,53 %, berat jenuh kering muka (SSD) sebesar 2,66 %, penyerapan air dari keadaan kering menjadi jenuh kering muka sebesar 11,11 %, berat satuan pasir jenuh kering muka (SSD) sebesar 1,425 gr/cm 3, dan kadar lumpur sebesar 2,73 %. Perbandingan dari ketiga hasil penelitian mengenai jenis pemeriksaan agregat halus (pasir Merapi) dapat dilihat pada tabel 2.1. 4

5 No Tabel 2.1 Perbandingan hasil pemeriksaan agregat halus (pasir Merapi) penelitian sebelumnya Jenis Pemeriksaan Riyadi (2013) Prakoso (2016) Pamungkas (2016) 1 Gradasi Butiran Daerah 2 Daerah 2 Daerah 2 2 Kadar Air (%) - 3,66 2,53 3 Berat Jenis 2,72 2,62 2,66 4 Penyerapan Air (%) 1,88 1,816 11,11 5 Berat Satuan (gr/cm 3 ) 1,486 1,565 1,425 6 Kadar Lumpur (%) 2,1 4,176 2,73 B. Abu Cangkang Sawit Abu kerak boiler cangkang kelapa sawit merupakan biomas dengan kandungan silika (SiO2) yang potensial dimanfaatkan. Pembakaran cangkang dan serat buah menghasilkan kerak yang keras berwarna putih keabuan akibat pembakaran dengan suhu yang tinggi dengan kandungan silica 89,9105 % (Pordinan, 2008). Kurniati (2008) Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa arang aktif yang terbuat dari cangkang kelapa sawit pada suhu karbonisasi 400 o C selama 0,5 jam, hasilnya cukup baik, warnanya hitam mengkilat. Didapatkan kondisi terbaik yaitu pada waktu perendaman 22 jam dengan konsentrasi aktifator 9 %, dengan hasil: Kadar air; 7,36 %, kadar abu; 2,77 %, Volatile Matter; 8,21 %, Daya serap Iodine; 19,80 %. Abu cangkang sawit berasal dari proses pembakaran cangkang menjadi abu. Proses pembakaran ini menghilangkan kandungan kimia organic dan meninggalkan silika Oksida (SiO2) hingga 58,02 % serta senyawa lainnya yang juga terdapat pada semen (Rinaldo, 2003). Adapun berbagai senyawa yang terdapat dalam abu cangkang sawit dan persentasenya disajikan dalam Tabel 2.2.

6 Tabel 2.2 Komposisi kimia abu cangkang sawit (Rinaldo, 2003) Komposisi Chemical Analysis Persentase (%) SiO 2 58,02 Al 2O 3 8,70 Fe 2O 3 2,60 CaO 12,65 MgO 4,23 Na 2O 0,41 K 2O 0,72 H 2O 1,97 Specific gravity 2,01 Sisa ayakan 45 µ 47 Hilang pijar 8,59 8,59 Tabel 2.3 Komposisi abu sawit hasil pembakaran serat dan cangkang (% berat) (Graille, 1985) Unsur/Senyawa Serat Cangkang Kalium (K) 9,2 7,5 Natrium (Na) 0,5 1,1 Kalsium (Ca) 4,9 1,5 Magnesium (Mg) 2,3 2,8 Klor (Cl) 2,5 1,3 Karbonat (CaO3) 2,6 1,9 Nitrogen (N) 0,04 0,05 Pospat (P) 1,4 0,9 Silika (SiO2) 59,1 61,0

7 Reaksi antara unsur silikat dengan unsur kalsium dapat membentuk suatu reaksi yang disebut dengan reaksi pozzolanic yang dapat membentuk suatu masa yang kaku dan keras. Berdasarkan Tabel 2.3, unsur silika yang dihasilkan sangat mendominasi yaitu kandungan silika sebesar 61 %, sedangkan unsur kalsium yang dihasilkan sebesar 1,5 % (Graille, 1985). Cangkang sawit memiliki banyak kegunaan serta manfaat bagi industri, usaha dan rumah tangga. Beberapa diantaranya adalah produk bernilai ekonomis tinggi, yaitu karbon aktif, asap cair, fenol, briket arang, dan tepung tempurung. Secara garis besar, cangkang sawit memiliki kegunaan sebagai bahan baku arang (sawit) atau charcoal, Sebagai bahan bakar untuk boiler, Bahan campuran untuk makanan ternak, cangkang sawit dipakai sebagai pengeras jalan/pengganti aspal, khususnya di perkebunan sawit, pengganti sebagian semen untuk menambah kuat tekan mortar dan kegunaan lainnya. C. Pengujian Kuat Tekan Mortar dengan Campuran Pozzolan Sitohang (2009) melakukan penelitian pemanfaatan abu ampas tebu pada pembuatan mortar dengan variasi penambahan abu ampas tebu 0 %, 3 %, 6 %, 9 %, 12 % dan 15 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tekan dan kuat tarik yang paling besar terdapat pada mortar dengan campuran abu ampas tebu 6 % yaitu 19,8 MPa dan 2,785 MPa. Kuat tekan dan kuat tarik mortar semakin meningkat jika variasi campuran abu ampas tebu berkisar 3 % - 6 % dari jumlah semen. Sedangkan pencampuran lebih dari 6 % akan mengurangi kuat tekan mortar. Dengan demikian penggunaan abu ampas tebu dengan kadar 6 % merupakan kadar campuran optimum pada campuran ini.

Kuat Tarik Rata-rata (MPa) Kuat Tekan Rata-rata (MPa) 8 20 19,8 19,5 18,933 19 18,5 19,2 18 17,5 17 17,4 17,267 16,933 16,5 0 3 6 9 12 15 Variasi Campuran (%) Gambar 2.1 Hubungan kuat tekan rata-rata mortar terhadap variasi campuran (Sitohang, 2009) 2,9 2,785 2,8 2,729 2,72,63 2,6 2,5 2,4 2,328 2,268 2,3 2,2 2,1 2,04 2 0 3 6 9 12 15 Variasi Campuran (%) Gambar 2.2 Hubungan kuat tarik rata-rata mortar terhadap variasi campuran (Sitohang, 2009) Mulyati, dkk (2010), penelitian dilakukan dengan pencampuran abu ampas tebu dan produk pembakaran serbuk gergaji yang telah digiling. Kedua bahan dicampur pada saat pencetakan mortar pasir sebanyak 0 %, 5 %, 10 %, 15 %, 20 %, dan 25 %. Hasil optimal dari abu ampas tebu dengan variasi 15 %, sedangkan serbuk gergaji dengan variasi 10 %.

Kuat Tekan Mortar (x 10 6 N/m 2 ) Kuat Tekan Mortar ( x 10 6 N/m 2 ) 9 35 30 32,8 25 20 24 26 28 22 15 10 16 5 0 0 5 10 15 20 25 30 Variasi Penambahan Abu Ampas Tebu (% Massa) Gambar 2.3 Hubungan kuat tekan mortar terhadap variasi abu ampas tebu (Mulyati, 2010) 35 30 32 25 28 20 24 15 10 20 18 16 5 0 0 5 10 15 20 25 30 Variasi Penambahan Hasil Pembakaran Serbuk Kayu (% Massa) Gambar 2.4 Hubungan kuat tekan mortar terhadap variasi hasil pembakaran serbuk kayu (Mulyati, 2010) Maryoto (2009), penelitian dilakukan dengan memanfaatkan abu terbang (fly ash) dengan komposisi penambahan 30 %, 40 %, dan 50 % dengan benda uji berbentuk kubus 50 mm x 50 mm x 50 mm. Perbandingan semen dan pasir yang digunakan adalah 1 : 6, 1 : 8, dan 1 : 10. Kuat tekan diuji pada umur 7 hari dan 28 hari. Hanya mortar dengan perbandingan 1 : 6 yang masuk spesifikasi mortar tipe N.

10 Tabel 2.4 Kuat tekan mortar, semen : pasir = 1: 6 (Maryoto, 2009) Kadar Fly Kuat Tekan Rata-rata (kg/cm 2 ) Standar Mortar Tipe N (kg/cm 2 ) Ash % 7 hari 28 hari 7 hari 28 hari 0 74,2 92 35 63 30 75,6 114,2 35 63 40 54,9 99,0 35 63 50 54,8 95,8 35 63 Tabel 2.5 Kuat tekan mortar, semen : pasir = 1: 8 (Maryoto, 2009) Kadar Fly Kuat Tekan Rata-rata (kg/cm 2 ) Standar Mortar Tipe N (kg/cm 2 ) Ash % 7 hari 28 hari 7 hari 28 hari 0 31,2 42,1 35 63 30 33,1 54,4 35 63 40 27,8 51,6 35 63 50 31,1 57,7 35 63 Tabel 2.6 Kuat tekan mortar, semen : pasir = 1: 10 (Maryoto, 2009) Kadar Fly Kuat Tekan Rata-rata (kg/cm 2 ) Standar Mortar Tipe N (kg/cm 2 ) Ash % 7 hari 28 hari 7 hari 28 hari 0 26,6 35,7 35 63 30 26,4 42,6 35 63 40 16,2 33,9 35 63 50 14,2 23,0 35 63 Jamizar, dkk (2013) pada penelitian ini mortar yang dipakai adalah jenis mortar khusus, yakni mortar berbahan ikat semen portland dan abu kerak boiler cangkang kelapa sawit sebagai bahan tambahan. Dari rancangan persen penambahan abu kerak boiler cangkang kelapa sawit dalam 5 macam variasi perlakuan 0 %, 5 %, 10 %, 15 %, 20 %, 25 % (Rancangan penelitian). Masingmasing komposisi dibuat 9 buah benda uji untuk uji tekan mortar yaitu 3 buah untuk 7 hari, 3 buah untuk 14 hari, 3 buah untuk 28 hari. Dapat dilihat pada tabel berikut ini

Serapan Air (%) 11 Tabel 2.7 Uji sebar mortar (Jamizar, dkk 2013) No Variasi Penambahan Diameter Uji Sebar (cm) Abu Kerak Boiler D1 D2 D3 D4 Diameter 1 Mortar normal 12,0 10,5 11,0 11,0 11,13 2 Penambahan 5% 10,5 10,5 11,0 10,8 10,70 3 Penambahan 10% 10,0 10,5 10,0 10,5 10,25 4 Penambahan 15% 10,5 10,3 10,2 10,2 10,30 5 Penambahan 20% 10,0 10,5 10,0 10,0 10,20 6 Penambahan 25% 11,0 10,5 10,0 10,0 10,38 Tabel 2.8 Serapan air pada mortar dengan bahan tambah abu kerak boiler cangkang kelapa sawit (Jamizar, dkk 2013) No % Abu Kerak Boiler Terhadap Berat Semen % Serapan Air 1 0% 14,965 2 5% 16,286 3 10% 16,468 4 15% 17,441 5 20% 17,728 6 25% 18,309 19 18 17 16 15 14 18,309 17,441 17,728 16,286 16,468 serapan air 14,695 0 5 10 15 20 25 Variasi Campuran (%) Gambar 2.5 Hubungan serapan air terhadap variasi campuran (Jamizar, dkk 2013)

Beban Maksimum Rata-rata (kgf) 12 Tabel 2.9 Rekapitulasi beban maksimum rata-rata mortar dengan penambahan abu kerak boiler dari berat semen yang sama pada variasi umur (Jamizar, dkk 2013) Variasi Macam-Macam Kuat Beban Maksimum Rata-Rata No Umur Mortar Uji Penambahan Abu Kerak Boiler (kgf) (Hari) 0% 5% 10% 15% 20% 25% 1 7 2920 2173,33 2543,33 3056,67 2580 2820 2 14 4193,33 3396,67 3550 4393,33 3380 3413,33 3 28 4880 3726,67 3620 4460 3796,67 4216,67 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 0 5 10 15 20 25 umur 7 hari 2920 1970 2736,67 3056,67 2686,67 1633,33 umur 14 hari 4193,33 2456,67 3203,33 4393,33 3373,33 2460 umur 28 hari 4880 3436,67 4176,67 4460 3866,67 3236,67 Abu Kerak Boiler dari Berat Semen yang sama pada Variasi Umur (%) Gambar 2.6 Hubungan nilai kuat beban maksimum rata-rata terhadap variasi penambahan abu kerak boiler dari berat semen yang sama (Jamizar, dkk 2013 Tabel 2.10 Kuat tekan mortar karakteristik σm (MPa) pada umur 28 hari (Jamizar, dkk 2013) No Umur Variasi Penambahan Abu Kerak Boiler Pada Mortar (Hari) 0% 5% 10% 15% 20% 25% 1 7 17,35 16,77 16,84 17,56 15,88 10,05 2 14 18,48 16,57 16,52 18 15,36 11,18 3 28 19,62 16,04 16,70 17,96 15,19 12,95 Rata-Rata 188,437 164,591 166,901 17,84 154,767 113,933

Kuat Tekan Rata-rata (MPa) 13 19 18 18,48 17 17,84 16 16,46 16,69 15 15,48 14 13 12 11 11,39 10 0 5 10 15 20 25 Variasi Penambahan Abu Kerak Boiler (%) Gambar 2.7 Hubungan nilai kuat tekan mortar karakteristik Mpa (N/mm 2 ) (Jamizar, dkk 2013) Tabel 2.11 Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan. No Peneliti Tahun Jenis Substansi Materi Terdahulu Sekarang 1 Jamizar 2013 lab Mortar khusus berbahan ikat semen portland dengan bahan tambah abu kerak boiler cangkang kelapa sawit dalam 6 macam variasi perlakuan 0 %, 5 %, 10 %, 15 %, 20 %, 25 % dengan uji kuat tekan pada umur 7 hari,14 hari dan 28 hari. Mortar berbahan semen portland, pasir merapi, dan abu cangkang sawit dalam 5 macam variasi perlakuan 0 %, 25 %, 50 %, 75 %, dan 100 % dengan uji tekan pada umur 28 hari.

14 Tabel 2.12 Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan (Lanjutan) No Peneliti Tahun 2 Khairil Anwar dan Mawardi 2014 Jenis lab Substansi Materi Terdahulu Mortar berbahan abu cangkang kelapa sawit sebagai bahan tambah pada adukan mortar sebesar 0 %, 7,5 %, 12,5 %, 25 %, dan 30 % dari berat semen. FAS yang digunakan 0,5, kemudian diuji pada umur 28 hari dengan menggunakan metode perhitungan dan analisis cara Anava (Analisis Varians) dimana diuji pada kuat tekan mortar pada umur 28 hari Sekarang Mortar dengan campuran abu cangkang sawit dalam 5 macam variasi perlakuan 0 %, 25 %, 50 %, 75 %, dan 100 %, dengan FAS 0,5, kemudian di uji kuat tekan pada umur 28 hari, serta pengujian sifat mekanik lainnya. 3 Sri Mulyati,Dahyu nir Dahlan 2012 lab Mortar dengan campuran hasil pembakaran serbuk kayu dan hasil pembakaran ampas tebu, dalam 6 variasi perlakuan 0 %, 5 %, 10 %, 15 %, 20 %, 25 % untuk mengetahui sifat mekanik dan sifat fisisnya meliputi: uji kuat tekan, kuat tarik, densitas, porositas dan penyerapan air. Mortar dengan campuran abu cangkang kelapa sawit dalam 5 variasi perlakuan 0 %, 25 %, 50 %, 75 %, dan 100 % untuk mengetahui sifat fisis dan mekaniknya meliputi uji kuat tekan, penyerapan air, kadar air, initial rate of suction (IRS), berat jenis dan kerapatan semu (density).

15 Tabel 2.13 Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan (Lanjutan) No Tahun Jenis Substansi Materi Terdahulu Sekarang 4 Yusuf Wahyudi 2013 lab Mortar dibuat berbentuk kubus dengan ukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm menggunakan perbandingan campuran pasir pantai dan pasir sungai dan tambahan semen ordinary portland cement (OPC) dan portland pozzoland cement (PPC) Mortar dibuat berbentuk kubus dengan ukuran 50 mm x 50 mm x 50 mm menggunakan campuran pasir merapi, semen portland tipe 1 merk gresik, dan abu cangkang sawit. 5 Emelda Sitohang 2009 lab Pembuatan mortar dengan variasi penambahan abu ampas tebu 0 %, 3 %, 6 %, 9 %, 12 % dan 15 %, pengujian yang dilakukan meliputi pengujian kuat tekan, kuat tarik, penyerapan air dan porositas Pengujian karakteristik mortar dengan tambahan abu cangkang sawit meliputi pengujian kuat tekan pada mortar umur 28 hari, penyerapan air, kadar air, initial rate of suction (IRS), berat jenis dan kerapatan semu (density).