Pengetahuan, Sikap, dan Penerapan Kadarzi di Desa Pekuncen, Kecamatan Sempor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Neneng Siti Lathifah Prodi Kebidanan Universitas Malahayati Bandar Lampung

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SRI ANIS FADHILA SARI J

Perilaku Ibu Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita. Mother Relationship With Events Nutrition Behavior In Children

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang baik. Menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

Puskesmas Tajau Pecah, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PERILAKU KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI)

BAB I PENDAHULUAN. depan bangsa, balita sehat akan menjadikan balita yang cerdas. Balita salah

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Ema Anggraeni

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Gizi Universitas Gadjah Mada

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang

GAMBARAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KABUPATEN BULUKUMBA; STUDI ANALISIS DATA SURVEI KADARZI DAN PSG SULSEL 2009

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

BAB I PENDAHULUAN. yakni gizi lebih dan gizi kurang. Masalah gizi lebih merupakan akibat dari

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. indeks pembangunan manusia, oleh karena itu menjadi suatu keharusan bagi semua

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG KADARZI (Keluarga Sadar Gizi) Di Desa Demangan Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo KARYA TULIS ILMIAH

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang

DAFTAR PUSTAKA. Almatsier, S Prinsip Dasar Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Apriadji, W.H Gizi Keluarga. Jakarta: Penebar Swadaya

BAB 1 PENDAHULUAN. menggembirakan. Berbagai masalah gizi seperti gizi kurang dan gizi buruk,

GAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA TANGKUP KECAMATAN SIDEMEN KABUPATEN KARANGASEM BALI 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) PADA BALITA DESA CIKONENG

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

ANALISIS PENGETAHUAN GIZI IBU BALITA DI DESA PASIRLANGU CISARUA BANDUNG BARAT

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

DAFTAR PUSTAKA. Almatsier, Sunita. (2002). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Persetujuan Pembimbing. Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU DALAM PENERAPAN KELUARGA SADAR GIZI DI PUSKESMAS BABAKAN SARI KELURAHAN SUKAPURA BANDUNG 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak. pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang

STUDI DETERMINAN KEJADIAN STUNTED PADA ANAK BALITA PENGUNJUNG POSYANDU WILAYAH KERJA DINKES KOTAPALEMBANG TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN

KORELASI PERILAKU KADARZI TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS SIMPANG TIMBANGAN INDRALAYA TAHUN 2014

PEMBAHASAN HASIL SURVEI KADARZI DI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih dengan risiko

Jurnal Respati, Kesehatan, Vol. 2, No. 1, April 2012: 1 5 1

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

GAMBARAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN ISPA DI KELURAHAN KALIPANCUR SEMARANG

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN ORANGTUA SERTA POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KOTA DAN KABUPATEN TANGERANG, BANTEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KADARZI DENGAN ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA JAGAN KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

Verena Meirike Arbella*), Erna Widyastuti**), Sri Rahayu***) Abstract

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

ABSTRAK. Annisa Denada Rochman, Pembimbing I : Dani dr., M.Kes. Pembimbing II : Budi Widyarto Lana dr., MH.

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

I. PENDAHULUAN. suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan. terjangkau dan aman dikonsumsi bagi setiap warga untuk menopang

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Penatih Dangin Puri

INFOKES, VOL. 4 NO. 1 Februari 2014 ISSN :

Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari, M.Keb SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dari orang dewasa (Soetjiningsih, 2004). Gizi merupakan

KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI DAN KADARZI PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2010 I.

BAB I PENDAHULUAN. KADARZI adalah suatu gerakan yang berhubungan dengan program. Kesehatan Keluarga dan Gizi (KKG), yang merupakan bagian dari Usaha

ABSTRAK. Angelia Diah Rani A., 2008; Pembimbing I: Dr,dr. Felix Kasim. M.Kes. Pembimbing II: dr. Rimonta F.G, Sp.OG.

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP IBU TENTANG KADARZI (KELUARGA SADAR GIZI) DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA KARANGSARI, KECAMATAN KEBUMEN SKRIPSI

Eko Heryanto Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

PENDAHULUAN. Setiap manusia mengalami siklus kehidupan mulai dari dalam. kandungan (janin), berkembang menjadi bayi, tumbuh menjadi anak,

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

PENANGGULANGAN GIZI BURUK MELALUI ANALISIS SIKAP DAN KEBIASAAN IBU DALAM PENGATURAN MAKANAN KELUARGA

FAKTOR DETERMINAN KINERJA PETUGAS GIZI DALAM PENANGANAN GIZI BURUK DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU BALITA MENIMBANG ANAKNYA KE POSYANDU

FAKTOR RISIKO KEJADIAN GIZI KURANG ANAK BADUTA (12-24 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG PASIR KECAMATAN PADANG BARAT

ABSTRAK DESTIANA SUPARDI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA PEMINATAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN DAN KESEHATAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. ketahanan pangan pada tingkat nasional, regional, maupun rumah tangga. Menurut

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

GAMBARAN UMUM KELUARGA SADAR GIZI DI KELURAHAN BEBANGA KECAMATAN KALUKKU KABUPATEN MAMUJU

PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP MOTIVASI IBU DALAM PEMBERIAN MENU SEIMBANG PADA BALITA DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI RUMAH TANGGA DI KELURAHAN ULAK KARANG SELATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat seluruhnya. Untuk menciptakan sumber daya

e-journal Boga, Volume 04, Nomor 09, Edisi Yudisium Periode Maret 2015, hal 71-75

Transkripsi:

1 Pengetahuan, Sikap, dan Penerapan Kadarzi di Desa Pekuncen, Kecamatan Sempor Nur Hayati, Sigit Mulyono Nur Hayati: Kampus FIK UI, JL. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat 16424 Email: nur.hayati93@ui.ac.id Abstrak Program Kadarzi yang telah dikembangkan pemerintah hingga tingkat pedesaan merupakan salah satu solusi yang dirancang untuk mengentaskan permasalahan gizi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi gambaran pengetahuan, sikap dan penerapan Kadarzi di Desa Pekuncen. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian ini merupakan ibu di setiap RW di wilayah Desa Pekuncen, Kecamatan Sempor sebesar 106 responden yang dipilih dengan teknik Non Random Sampling dengan pendekatan quota sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar ibu di Desa Pekuncen memiliki pengetahuan dan sikap Kadarzi yang baik. Sejumlah 84% keluarga di Desa Pekuncen telah menerapkan Kadarzi. Kata kunci: Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi), ibu, pengetahuan, penerapan, sikap. Abstract Kadarzi Program which has been developed by the government to a local level is one of solution that is designed to alleviate nutrition problems in Indonesia. This study aims to identify the description of knowledge, attitudes and application Kadarzi in the Pekuncen village. The research design was a quantitative descriptive, cross sectional reapproachment and using mother as sample in every region (RW) at Pekuncen village, District Sempor by 106 respondents who were selected by the Non-Random Sampling technique with quota sampling approach. The results showed that most of the mothers in the Pekuncen village have a good knowledge and attitudes toward Kadarzi program. A total of 84% of the families in the Pekuncen village have applied Kadarzi. Keywords: Family Literacy Nutrition (Kadarzi), mother, knowledge, application, attitude. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang masih erat dengan permasalahan gizi pada warganya. Gizi buruk di Indonesia mencapai angka 40,41% dari 241.182.182 jiwa. Dari keseluruhan jumlah kasus permasalahan gizi terdapat sekitar 6 % dari total jumlah balita menderita gizi buruk, 7,3% balita dengan gizi kurang dan 14% balita dengan gizi lebih (Riskesdas, 2011). Untuk menanggulangi masalah gizi di Indonesia, sejak tahun 1999 telah dikeluarkan Inpres nomor 8 tahun 1999 tentang gerakan nasional penanggulangan masalah pangan dan gizi yang diarahkan pada pemberdayaan keluarga, pemberdayaan masyarakat, dan pemantapan kerjasama lintas sektor (Almatsier, 2004). Sejalan dengan Inpres tersebut, Departemen Kesehatan RI (2007) menetapkan sasaran prioritas dalam strategi utama untuk mempercepat penurunan gizi kurang pada balita adalah mewujudkan

2 program Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi). Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 747/Menkes/SK/VI/2007 ditetapkan bahwa target nasional untuk keluarga sadar gizi adalah 80% keluarga di Indonesia bisa melaksanakan perilaku sadar gizi atau mencapai status Kadarzi. Keluarga dapat dikatakan mencapai status Kadarzi jika telah menerapkan lima indikator perilaku giziyaitu menimbang berat badan balita secara teratur, memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pada balita, makan beranekaragam makanan, mengonsumsi garam beryodium dalam jumlah yang cukup, serta mengonsumsi suplemen sesuai anjuran (Depkes RI, 2007). Dalam penelitian ini penulis meneliti pengetahuan, sikap dan penerapan Kadarzi yang sudah dirancang pemerintah sebagai salah satu solusi untuk menyelesaikan permasalahan gizi. Pengetahuan, sikap, dan penerapan Kadarzi perlu untuk diteliti untuk mengetahui bagaimana dampak dari sosialisasi program Kadarzi yang telah ditunjuk pemerintah sebagai salah satu program untuk menangani masalah gizi. Pengetahuan, sikap, dan penerapan seseorang terkait kadarzi merupakan komponen yang saling terkait satu sama lain. Tingkat pengetahuan menentukan perilaku konsumsi pangan, salah satunya melalui pendidikan gizi sehingga akan memperbaiki kebiasaan konsumsi pangan dirinya dan keluarganya. Tingkat pengetahuan ibu bermakna dengan sikap positif terhadap perencanaan dan persiapan makan. Semakin tinggi pengetahuan ibu, maka semakin positif sikap ibu terhadap gizi makanan (Pranadji, 1988). Pada tahun 2009, Kabupaten Kebumen merupakan wilayah dengan angka gizi buruk tertinggi di Jawa Tengah walaupun setiap wilayahnya telah terjamah program Kadarzi (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009). Salah satu wilayah di Kabupaten Kebumen yang angka gizi buruknya masih diatas rata-rata kabupaten adalah Desa Pekuncen walaupun program Kadarzi telah masuk wilayah ini sejak tahun 2007 sehingga penelitian mengenai pengetahuan, sikap, dan penerapan perilaku Kadarzi perlu untuk dilakukan. Selain itu, penelitian terkait penerapan Kadarzi di Desa Pekuncen belum pernah dilakukan. METODOLOGI Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif untuk melihat gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga sadar gizi (kadarzi) ibu di Desa Pekuncen Kecamatan Sempor. Populasi penelitian ini adalah ibu di Desa Pekuncen, Kecamatan Sempor. Sampel merupakan sejumlah ibu yang mewakili setiap RW (terdapat 8 RW) di Desa Pekuncen Kecamatan Sempor dan memenuhi kriteria inklusi sampel penelitian.

3 Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Non Random Sampling dengan pendekatan kuota sampling, yaitu mengambil sejumlah tertentu ibu balita disetiap RW yang memenuhi kriteria dapat menjadi responden di Desa Pekuncen Kecamatan Sempor. Jumlah sampel yang diambil adalah 106 orang. Jumlah ini diperoleh berdasarkan Dahlan (2009) dalam Farida (2004), dengan Zα (tingkat kepercayaan) sejumlah 1,65, kesalahan presisi yang masih diterima atau presisi mutlak (d) sejumlah 0,1 dan P = 0,5. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang mencakup pengkajian terhadap karakteristik responden (umur, tingkat pendidikan, penghasilan, dan pekerjaan), riwayat gizi keluarga (pantangan/tradisi makan makanan tertentu, status gizi balita, serta penyuluhan dan informasi kadarzi), pengetahuan, sikap dan penerapan kadarzi. Data yang diperoleh diolah menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis univariat pada software. Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan variabel yang diteliti dengan mendapatkan besar proporsi, ukuran tengah (mean, median, dan modus), dan variasi (standar deviasi, interval, dan nilai minimal dan maksimal). HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data dilakukan selama satu bulan dengan responden sebanyak 106 orang. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: A. Karakteristik Responden Karakteristik responden yang diteliti adalah umur, tingkat pendidikan, penghasilan, dan pekerjaan. Ibu yang ikut dalam penelitian ini berada pada usia dewasa muda (20-40 tahun) dengan jumlah 63.2%, usia dewasa tengah dengan jumlah 31.1% dan dewasa akhir sejumlah 5.7%. Terkait dengan gizi keluarga, pada usia dewasa muda, wanita banyak belajar dan mencari tahu tentang hal apa saja yang perlu ia lakukan demi kebaikan keluarganya. Oleh karena itu mereka mudah untuk menerima dan menerapkan informasi gizi yang mereka dapat. Mereka juga akan lebih berhati-hati dalam menjaga anak mereka agar selalu sehat dengan menerapkan ilmu gizi yang telah mereka dapat (Farida, 2004). Separuh responden memiliki latar belakang pendidikan rendah dengan persentase 59.4%, sedangkan dengan latar belakang pendidikan tinggi berjumlah 40.6%. Pendidikan rendah tak menjamin seseorang untuk tidak memiliki pengetahuan dan kesadaran terhadap terhadap gizi keluarga. Pengetahuan atau informasi tentang gizi tidak harus didapatkan dari pendidikan formal. Informasi tentang gizi dan pemeliharaan kesehatan keluarga dapat didapatkan dari pendidikan informal seperti di Posyandu, PKK, Dharma Wanita, dan banyak

4 media lain yang mengulas tentang gizi keluarga (Fauji, 2010). Sebagian besar responden berstatus tidak bekerja yaitu sejumlah 73.6% dan responden bekerja berjumlah 26.4%. Ibu rumah tangga tentunya memiliki banyak waktu untuk memperhatikan asupan gizi keluarganya secara langsung. Menurut penelitian Munadhiroh (2009), Salah satu penyebab terjadinya masalah gizi dalam keluarga adalah karena status pekerjaan ibu, karena pekerjaan ibu dalam keluarga yaitu berperan dalam pengaturan makanan yang dikonsumsi untuk keluarganya, sehingga ibu yang bekerja di luar rumah cenderung menelantarkan pola makan keluarganya. Lebih dari separuh keseluruhan responden memiliki penghasilan kurang, yaitu sejumlah 59.4% dan selebihnya yaitu 40.6% memiliki penghasilan yang cukup. Penghasilan memang memiliki relasi terhadap gizi dalam keluarga namun tidak menutup kemungkinan keluarga dengan karakteristik penghasilan kurang dapat memodifikasi makanan mereka agar tetap bergizi. Perbaikan gizi pada keluarga tergantung pada pola pengasuhan ibunya yaitu pada pemilihan pangan oleh ibunya sehingga dengan pengetahuan gizi, seorang ibu akan mampu memilih bahan makanan yang murah tetapi bergizi tinggi karena tidak semua harga bahan makanan yang mahal memiliki kandungan gizi tinggi (Munadhiroh, 2009). Sebagian besar responden merupakan keluarga kecil, yaitu sejumlah 71.1% sedangkan 28.3% keluarga besar. Dengan jumlah keluarga yang relatif kecil maka tidak perlu mengabiskan uang berlebih hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok makan. Keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang jumlahnya banyak akan berusaha membagi makanan yang terbatas sehingga makanan yang dikonsumsi tidak sesuai lagi dengan kebutuhan anggota keluarga secara proporsional (Suhardjo, 2003). B. Riwayat Gizi Keluarga Berdasarkan adanya pantangan/tradisi makan makanan tertentu, mayoritas keluarga responden tidak memiliki tradisi/ pantangan makanan tertentu yaitu sejumlah 87% dan keluarga yang memiliki tradisi/pantangan sejumlah 13%. Sedioetama (2006) menyatakan bahwa adanya pandangan salah terhadap makanan dapat menimbulkan gangguan gizi yang serius di tingkat keluarga dimana salah satu pengaruh yang sangat dominan terhadap pola konsumsi keluarga adalah pantangan makanan atau tabu. Keluarga yang memiliki pantangangan / tradisi berpeluang besar untuk mengalami masalah kesehatan jika pantangan/tradisi makanan mereka merugikan kesehatan. Pantangan/tradisi memiliki pengaruh terhadap adanya permasalahan gizi. Berdasarkan riwayat gizi balita, sebagian besar balita berstatus gizi normal yaitu

5 dengan jumlah 77.3%, disusul dengan balita dengan kategori gizi lebih yaitu sejumlah 18.9%. Jumlah terkecil diduduki oleh balita dengan status gizi kurang yaitu berjumlah 3.8%. Prevalensi gizi kurang di wilayah ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan prevalensi gizi kurang di Inodesia yang masih mencapai angka 17.9% pada tahun 2012 (Depkes RI, 2012). Dalam penelitian ini terdapat penemuan yang unik, dimana kondisi sebagian besar responden berada pada tingkat pendidikan dan penghasilan yang rendah namun nyatanya sebagian besar balita mereka berada pada status gizi balita normal. Pendidikan dan penghasilan rendah tak menjamin seseorang untuk tidak memiliki pengetahuan dan kesadaran terhadap terhadap gizi keluarga karena kesadaran dan pengetahuan atau informasi tentang gizi tidak harus didapatkan dari pendidikan formal. Ibu yang aktif dalam kegiatan Posyandu misalnya akan memiliki pengetahuan yang baik terkait gizi keluarga. Berdasarkan informasi dan penyuluhan gizi, Mayoritas responden pernah mendapatkan penyuluhan yaitu sejumlah 84.0% dan selebihnya, yaitu sejumlah 16% belum pernah. Lebih dari separuh responden telah terpapar informasi kadarzi yaitu sejumlah 58.5% dan yang kurang terpapar berjumlah 41.5%. Dengan terpaparnya ibu dengan informasi gizi tentunya akan berdampak positif terhadap penerapan dalam perilaku mereka. Dengan pengetahuan yang memadai, ibu akan lebih yakin dalam menerapkan suatu ilmu karena mereka tahu alasan dan dampak yang akan keluarga dapat jika menerapkan perilaku kadarzi tersebut. Menurut Depkes (2007) paparan informasi kadarzi akan berdampak pada perubahan perilaku kadarzi apabila proses pemberian informasi kadarzi tersebut dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan. C. Pengetahuan Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki skor total lebih dari sama dengan cut off mean, yaitu dengan jumlah 75% dan responden dengan skor kurang dari cut off mean berjumlah 24.5%. Pengetahuan yang baik ini tentunya didasari oleh kebermanfaatan dari penyuluhan yang sudah rutin dilakukan oleh kader Posyandu dan informasi kadarzi yang telah didapatkan oleh responden. Dengan adanya penyuluhan yang menyajikan informasi tentang gizi akan membuat pengetahuan ibu semakin bertambah (Soeditama, 2006). D. Sikap Berdasarkan hasil penelitian ini, sebagian besar responden memiliki skor total lebih dari sama dengan cut off mean, yaitu dengan jumlah 63.2% dan responden dengan skor kurang dari cut off mean berjumlah 36.8%. Banyaknya ibu balita yang bersikap positif terhadap kadarzi disebakan karena sebagian besar ibu memiliki pengetahuan gizi yang sudah baik. Hal ini sesuai dengan

6 Notoatmodjo (2005) yang menyatakan bahwa komponen pengetahuan merupakan salah satu faktor yang menentukan sikap. E. Penerapan Kadarzi Dalam hasil penelitian ini, mayoritas keluarga telah menerapkan 5 indikator perilaku kadarzi yaitu sejumlah 84.0% dan sisanya, 16% belum menerapkan 5 indikator keluarga berperilaku kadarzi. Sedang untuk setiap komponen indikator perilaku kadarzi, tingkat penerapanya tampak pada Tabel 1. Tabel 1 Distribusi Indikator Perilaku Kadarzi (Keluarga Sadar Gizi) Responden di Desa Pekuncen, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah Pada Tahun 2013 (n=106) Jenis Perilaku Kadarzi Baik (%) Belum Baik (%) Total (%) 1. Makan beraneka ragam 2. Menimbang berat badan balita secara rutin 3. Memberikan ASI ekslusif 6 bulan 4. Mengonsumsi garam beryodium 5. Mengonsumsi vitamin Vitamin A (pada balita) Kapsul besi Fe (pada bumil) 83.0% 94.3% 85.0% 92.5% 99.1% 95.3% 17.0% 5.7% 15.0% 7.5% 0.9% 4.7% Berdasarkan hasil analisis penelitian, Desa Pekuncen Kecamatan Sempor telah mencapai target nasional 80% karena dapat dilihat persentase keluarga yang telah menerapkan Kadarzi telah mencapai 84% dan setiap indikator dari perilaku Kadarzi telah diterapkan oleh mayoritas keluarga. Penerapan setiap indikator perilaku Kadarzi yang telah diterapkan dengan baik dikarenakan oleh sebagian besar responden sudah memiliki pengetahuan yang memadai terkait gizi sehingga mereka dapat menentukan sikap gizi yang baik untuk keluarga mereka dan akhirnya berdampak positif pada pemenuhan gizi keluarga. Hal ini sesuai dengan penelitian Madihah (2002) yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara sikap ibu dengan perilaku keluarga sadar gizi. KESIMPULAN Program Kadarzi yang merupakan upaya pemerintah untuk menanggulangi permasalahan kurang gizi sudah tersosialisasi dengan baik di Desa Pekuncen. Penerapan Kadarzi di Desa Pekuncen Kecamatan Sempor sudah mencapai target nasional yaitu 80% dan mayoritas keluarga telah menerapkan indikator perilaku kadarzi. Sebagian besar balita di Desa Pekuncen Kecamatan Sempor telah berada pada kondisi gizi normal, permasalahan gizi kurang berangsur-angsur dapat teratasi.

7 Pada penelitian ini juga didapatkan fakta bahwa memang kecenderungan kasus gizi lebih tidak hanya terjadi di perkotaan yang memiliki gaya hidup serba instant namun juga dipedesaan. Dalam hal ini kasus gizi lebih juga harus mendapatkan perhatian karena permasalahan gizi lebih juga dapat berakibat buruk jika tidak mendapatkan penanganan. Untuk masa yang akan datang, perlu dilakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan, sikap dan penerapan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya dan akan lebih baik lagi jika penelitian selanjutnya melakukan observasi terhadap penerapan perilaku kadarzi dalam keluarga sehingga hasil penelitian mengenai penerapan Kadarzi yang didapatkan lebih akurat. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih saya tujukan kepada Alloh SWT yang selalu melimphakan rahmat Nya sehingga manuskrip ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Kepada Bapak Sigit Mulyono, SKp.,MN yang selalu memberikan waktu dan kesabaran untuk membimbing peneliti. Keluarga dan temanteman seperjuangan yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan manusrip ini. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan penelitian ini. semoga dengan diaksanakanya penelitian ini akan dapat memberikan manfaat yang besar bagi perkembangan dunia keperawatan. REFERENSI Apriadji, W. H. (1996). Gizi Keluarga. Jakarta: Penebar Swadana.. (2007). Pedoman operasional keluarga sadar gizi di Desa Siaga. Jakarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI.. (2011). Laporan nasional riset kesehatan dasar (Riskesdas) Indonesia 2011. Jakarta: Badan Litbangkes Depkes RI.. (2011). Profil Kesehatan Indonesia 2011. Jakarta: Depkes RI.. (2012). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014. Jakarta: Kemenkes RI. Farida, Yayu Baliwati, dkk. (2004). Pengantar pangan dan gizi. Jakarta: Penebar Swadaya. Fauji, Lutfi. (2010). Faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku sadar gizi pada keluarga balita di Kelurahan Karangbanimpal Kecamatan Purwaharja Kota Banjar. Skripsi. Jakarta : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah.

8 Hardinsyah. (2007). Review determinan keragaman konsumsi pangan. Jurnal Gizi dan Pangan, vol 2 Juli 2007. Hurlock, E.B.(1993). Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (edisi kelima). Jakarta: Erlangga Madihah. (2002). Faktor-Faktor Predisposisi yang Berhubungan dengan Keluarga Mandiri Sadar Gizi (Kadarzi) di Kecamatan Banua Lawas Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan Tahun 2002. Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Mappiare, Andi. (1983). Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional Marsigit, Wuri. (2004). Inventerisasi Jenis Taaman Sumber Zat Gizi yang Dibudidayakan Petani dan Kontribusinya terhada Konsumsi Gizi Keluarga. Jurnal Akta Agrosia Vol 7 No. 1, 23 Jan-Juni 2004. Monks,F.J., Knoers,A.M.P & Hadinoto S.R. (2001). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Munadhiroh. (2009). Model Penelitian 6- PSI-Sehat bagi Ibu serta Dampaknya Terhadap Perilaku Ibu, Lingkungan Pembelajaran, Konsumsi Pangan dan Status Gizi Anak Usia Dini. Disertasi. Bogor: Sekolah Pascasarjana Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Fakultas Pertanian IPB. Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). promosi kesehatan (teori dan aplikasi). Jakarta: Rineka Cipta. Sedioetama, Achmad Djaeni. (2006). Ilmu gizi jilid untuk mahasiswa dan profesi jilid I. Jakarta: Dian Rakyat. Sukarni, M. 1994. Kesehatan Keluarga dan Lingkungan. Yogyakarta: Kanisius. WHO. (2010). Obesity: Preventing and Managing The Global Epidemic. Geneva : WHO Technical Report.