DRAFT NASKAH PEDOMAN PERENCANAAN PARTISIPATIF DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN ESELON II (DIREKTORAT, BIRO, PUSAT)

2017, No kementerian negara/lembaga dan pengesahan daftar isian pelaksanaan anggaran; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

2016, No b. bahwa dalam rangka pemantapan penerapan kerangka pengeluaran jangka menengah, penganggaran terpadu,penganggaran berbasis kinerja,

FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN UNIT KERJA VERTIKAL TA 20xx

BAGIAN KESATU PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Anggaran merupakan suatu perencanaan dan pengendalian terpadu yang

BERITA NEGARA. No.1341, 2012 KEMENTERIAAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT. Petunjuk Operasional. Kegiatan. Revisi. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.677,2012

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

POM CFM.01 Penyusunan Renstra BPOM

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara No

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

BAGIAN KESATU PENDAHULUAN

JAKARTA, 22 FEBRUARI 2017

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5062); 2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional;

Standar Pelayanan Penyusunan Permohonan Anggaran Biaya Tambahan (ABT)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Standar Pelayanan Penyusunan dan Pengkoordinasian Rencana Kerja (Renja) Bagian Anggaran 007 (Sekretariat Negara)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR USULAN REVISI ANGGARAN Nomor: SOP /KU 00/REN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.02/2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAGIAN KESATU PENDAHULUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN PENELITIAN RKA-K/L

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

SEKRETARIAT NEGARA RI RUMAH TANGGA KEPRESIDENAN ISTANA TAMPAKSIRING

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK.02/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. koordinasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. BNN dipimpin oleh

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

POM CFM.01 Penyusunan Renstra BPOM

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tam

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140/PMK.02/2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KONDISI PENILAIAN KINERJA ASPEK IMPLEMENTASI BNN DI KEMENKEU SAAT INI MASIH SANGAT KURANG MENGAPA?

PERANAN KEMENKEU DALAM IMPLEMENTASI JAKSTRANAS P4GN TAHUN

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

Juknis Perencanaan dan Penganggaran DIPA 04 Ditjen Badilag MA RI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Bagian Program dan Evaluasi Sekretariat Direktorat Jenderal KSDAE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG POLHUKHANKAM & BA BUN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga (RKAKL) dan Data Dukung TS+1 Undiksha

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

GUBERNUR SULAWESI BARAT

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

PROSEDUR MUTU PENELAAHAN RENCANA ANGGARAN DIPA

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan. Undang Nomor 2r Tahun 2OO4 tentang Sistem. bahvva untuk menjamitt kualitas Rencana Kerja

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Manual Prosedur Pembuatan Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL)

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tan

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Badan Narkotik

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 104/PMK.02/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN TAHUNAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Oleh: Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung RI

BAB III PENGUSULAN DAN PENYUSUNAN ANGGARAN (KERTAS KERJA RKA-KL, DIPA, POK)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2015, No dalam Rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2016; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBAR PENGESAHAN PROSEDUR PENYUSUNAN RKA-KL dan DIPA SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN

I... 1 PENDAHULUAN... 1 BAB II... 2 TATA CARA PELAKSANAAN PERTEMUAN TIGA PIHAK...

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Penyusunan Anggaran. Melakukan penyiapan bahan penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran Direktorat Jenderal.

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

Ir. Benny J. Pandie Kepala Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 51 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 51 TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTAHANAN NEGARA

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 t

POIN KESEPAKATAN BILATERAL MEETING. BIDANG SARANA DAN PRASARANA Rakorbangpus II, 4 Mei 2010

2012, No

REVIU LAPORAN KEUANGAN DAN RKA KL SEBAGAI KEGIATAN ASSURANCE ITJEN KEMHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN UO KEMHAN

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MALUKU TENGGARA

Transkripsi:

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR: KEP/ / KA / PR.00.00 / X / 2016 / BNN DRAFT NASKAH PEDOMAN PERENCANAAN PARTISIPATIF DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL 1

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika bahwa Badan Narkotika Nasional (BNN) diberikan tugas untuk melaksanakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN). Tugas tersebut dilaksanakan bersama seluruh unit kerja vertikal BNN, baik di tingkat provinsi (BNN Provinsi) dan kabupaten/kota (BNN Kabupaten/Kota). Sejak ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) pada tahun 2009 (berdasarkan Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika), BNN masih menghadapi berbagai kendala terkait sumber daya organisasi, baik aspek sumber daya manusia, anggaran, sarana-prasarana, peralatan dan metode atau penatalaksanaan tugas-tugas organisasi. Berbagai kekurangan tersebut terkait dengan fungsi teknis maupun manajemen yang termasuk penatalaksanaan tugas perencanaan program dan penganggaran. Dalam hal ini, upaya-upaya pembaharuan harus segera dilakukan khususnya mengenai mekanisme dan prosedur perencanaan program dan penganggaran di lingkungan BNN supaya menjadi lebih mudah, murah, dan cepat. Sebagaimana hasil evaluasi pelaksanaan perencanaan program dan penganggaran yang berlangsung di lingkungan BNN ditemukan beberapa kekurangan atau kelemahan yaitu; a. Perencanaan program dan penganggaran yang berlangsung selama ini tidak didukung data dan informasi yang memadai terkait usulan rencana kerja dan kebutuhan pendanaan yang diajukan oleh unit kerja sebagai basis data perencanaan dan penganggaran organisasi secara komprehensif. 2

b. Term of Reference (TOR) atau Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) dan Rincian Anggaran Belanja (RAB) yang disusun tidak menyajikan informasi secara jelas mengenai bentuk dan konsep kegiatan yang akan dilaksanakan. TOR dan RAB masih dipandang hanya sebagai instrumen administratif pelengkap dokumen Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta tidak dianggap penting sebagai sebuah data informasi. c. Proses perencanaan program dan penganggaran masih sebatas berorientasi pada pemenuhan aspek administratif, legal-formal, dan belum sepenuhnya berorientasi pada aspek substantif program dan kegiatan. d. Perencanaan program dan penganggaran masih bersifat top-down dan belum menyediakan ruang yang memadai terkait mekanisme bottom up dalam setiap tahapan perencanaan dan penganggaran program kerja dari unit kerja vertikal. e. Proses pelaksanaan penyusunan perencanaan program dan penganggaran yang dilaksanakan masih dilakukan secara manual sehingga membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang sangat besar, dan cenderung tidak efisien. Terkait dengan kelemahan dan kekurangan tersebut, BNN melakukan langkah-langkah strategis terkait pembaharuan sistem dan mekanisme perencanaan partisipatif yang melibatkan seluruh unit kerja dalam berbagai tahapan dan proses perencanaan program dan penganggaran. Selain itu, supaya proses perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik dan mudah dilaksanakan oleh seluruh jajaran unit kerja, dipandang perlu adanya sistem teknologi informasi yang memadai sebagai sarana penunjang proses perencanaan program dan penganggaran. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas perencanaan program dan penganggaran perlu disusun pedoman perencanaan partisipatif yang dilengkapi dengan sistem teknologi informasi untuk meningkatkan kecepatan, ketepatan dan keakurasian dalam proses pengolahan data 3

dan informasi dalam rangka proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat. B. LANDASAN HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 01 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 4. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Lembaga; 7. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional; 8. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 16 Tahun 2015 tentang Perubahan Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 03 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional; 9. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 03 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota; C. TUJUAN 1. Memberikan pedoman bagi seluruh jajaran di lingkungan BNN dalam penyusunan perencanaan program dan penganggaran. 2. Mewujudkan perencanaan program dan penganggaran di lingkungan BNN yang lebih baik dan tepat waktu. 4

BAB II TAHAPAN PERENCANAAN PROGRAM A. Penyusunan Bahan Rancangan Rencana Kerja 1. Waktu Penyusunan Bahan Rancangan Rencana Kerja dilaksanakan pada Bulan Maret Minggu I s.d II. 2. Mekanisme dan Ketentuan a. Bahan Rancangan Rencana Kerja diusulkan oleh masing-masing pelaksana kegiatan dalam lingkup Satuan Kerja (Direktorat/Biro/Bidang dan Bagian BNNP/Seksi dan Sub bagian BNNKab/Kota). b. Penanggungjawab Program (Unit Kerja Eselon I) menyelenggarakan Rapat Kerja Teknis terkait rencana program kerja 1 (satu) tahun mendatang (T+1) bersama para pelaksana kegiatan di unit kerja vertikal. c. Penanggungjawab Kegiatan/Direktorat dan Biro (Unit Kerja Eselon II) yang sebagian tugas dan fungsinya didelegasikan ke tingkat BNNP dan BNNK memberikan panduan/arahan penyusunan Bahan Rancangan Rencana Kerja BNNP dan BNNK. d. Bahan Rancangan Rencana Kerja disusun oleh para pelaksana kegiatan dalam bentuk TOR dan RAB Usulan. e. Penanggungjawab Kegiatan/Direktorat dan Biro (Unit Kerja Eselon II) menyusun Bahan Rancangan Rencana Kerja dalam bentuk TOR dan RAB Induk berdasarkan TOR dan RAB usulan unit kerja vertikal. f. TOR dan RAB Induk Usulan Bahan Rancangan Rencana Kerja menjadi Bahan Rancangan Rencana Kerja. 5

B. Penyusunan Usulan Prioritas Nasional 1. Waktu Penyusunan Usulan Prioritas Nasional dilaksanakan pada Bulan Maret Minggu III s.d IV. 2. Mekanisme dan Ketentuan a. Usulan prioritas nasional dirumuskan oleh Direktorat/Biro/Pusat dengan persetujuan pimpinan unit eselon I. b. Usulan prioritas nasional mengacu pada rencana jangka panjang maupun rencana jangka menengah BNN. c. Usulan prioritas nasional bersifat kebutuhan utama dan mendesak dalam upaya pencapaian kinerja kegiatan, program dan lembaga. d. Ruang lingkup usulan prioritas nasional berada pada level sasaran kegiatan (output) yang dilengkapi dengan aktivitas/komponen utama. e. Usulan prioritas nasional dirumuskan oleh Direktorat/Biro/Pusat dalam bentuk TOR dan RAB. f. Usulan prioritas nasional akan dibahas bersama antara BNN dan Bappenas dalam forum bilateral meeting untuk dikaji dan disepakati menjadi prioritas nasional. C. Penyusunan Rancangan Rencana Kerja 1. Waktu Penyusunan Rancangan Rencana Kerja dilaksanakan pada Bulan April Minggu I s.d II. 2. Mekanisme dan Ketentuan a. Rumusan Rancangan Rencana Kerja BNN disusun berdasarkan bahan rancangan rencana kerja yang diusulkan oleh masingmasing pelaksana kegiatan dalam lingkup satuan kerja (Direktorat/Biro/Bidang dan Bagian BNNP/Seksi dan Sub bagian BNNKab/Kota). 6

b. Rumusan Rancangan Rencana Kerja BNN memuat terkait informasi kinerja pada level lembaga, unit eselon I, Unit Eselon II dan usulan kebutuhan anggaran. c. Rumusan Rancangan Rencana Kerja akan dibahas bersama antara BNN dan Bappenas dalam forum bilateral meeting untuk disepakati menjadi Rancangan Rencana Kerja BNN. d. Rumusan Rancangan Rencana Kerja akan menjadi bahan Trilateral Meeting antara BNN, Bappenas, dan Kementerian Keuangan dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah dan Rencana Kerja BNN. D. Penyusunan Rencana Kerja 1. Penyusunan Rencana Kerja Tahap I a. Waktu Penyusunan Rencana Kerja Tahap I dilaksanakan pada Bulan April Minggu III s.d IV. b. Mekanisme dan Ketentuan 1) Rencana Kerja BNN disusun berdasarkan Rancangan Rencana Kerja yang disesuaikan dengan pagu indikatif. 2) Target kinerja dan kebutuhan alokasi pendanaan masingmasing kegiatan (direktorat/biro/pusat) dalam rancangan rencana kerja disesuaikan dengan pagu indikatif. 3) Proses penyesuaian target kinerja dan alokasi pendanaan masing-masing kegiatan (direktorat/biro/pusat) memprioritaskan pada kebutuhan belanja prioritas nasional, kebutuhan belanja pegawai operasional (001), dan kebutuhan belanja barang operasional (002). 4) Hasil penyesuaian target kinerja dan alokasi pendanaan dibahas bersama antara BNN, Bappenas, dan Kementerian Keuangan dalam forum trilateral meeting. 7

5) Hasil kesepakatan dalam forum trilateral meeting akan menjadi pembahasan pada forum Musyawarah Perencanaan BNN. 2. Musyawarah Perencanaan Program a. Waktu Musyawarah Perencanaan Program dilaksanakan pada Bulan Mei. b. Mekanisme dan Ketentuan 1) Musyawarah perencanaan dilaksanakan untuk membahas penyesuaian pagu usulan dalam rancangan rencana kerja dengan pagu indikatif. 2) Musyawarah perencanaan melibatkan pimpinan deputi bidang, direktorat/biro/pusat, dan pimpinan unit kerja vertikal tingkat provinsi. 3) Hasil kesepakatan forum musyawarah perencanaan akan menjadi data penyusunan dokumen rencana kerja BNN tahap II. 3. Penyusunan Rencana Kerja Tahap II a. Waktu Penyusunan Rencana Kerja Tahap II dilaksanakan pada Bulan Juni. b. Mekanisme dan Ketentuan 1). Penyusunan Rencana Kerja BNN Tahap II untuk menyelaraskan hasil Penyusunan Rencana Kerja BNN Tahap I dan hasil kesepakatan forum musyawarah perencanaan BNN. 2). Hasil penyusunan Rencana Kerja BNN Tahap II dibahas bersama antara BNN, Bappenas, dan Kementerian Keuangan dalam forum trilateral meeting tahap II. 3). Hasil kesepakatan forum Trilateral Meeting tahap II ditetapkan menjadi Rencana Kerja BNN. 8

BAB III TAHAPAN PENGANGGARAN A. Penyusunan dan Penelaahan RKA Pagu Anggaran 1. Waktu Penyusunan dan penelaahan RKA Pagu Anggaran dilaksanakan pada Bulan Juli s.d. Agustus 2. Mekanisme dan Ketentuan a. RKA Pagu Anggaran disusun oleh masing-masing Satuan Kerja berdasarkan Pagu Anggaran Satker yang ditetapkan Pimpinan BNN. b. RKA Pagu Anggaran disusun menggunakan aplikasi RKA-KL yang dikeluarkan Kementerian Keuangan. c. Dokumen RKA Pagu Anggaran Satuan Kerja diserahkan kepada Settama BNN Cq. Biro Perencanaan untuk dikonsolidasi menjadi RKA Pagu Anggaran BNN. d. Dokumen RKA Pagu Anggaran Satuan Kerja ditelaah oleh Biro Perencanaan, APIP, dan Tim direktorat terkait. Aspek-aspek penelaahan Dokumen RKA Pagu Anggaran BNN yaitu: 1). Kesesuaian jumlah pagu RKA Satuan Kerja dengan Pagu Anggaran Satuan Kerja yang ditetapkan pimpinan BNN. 2). Kesesuaian standar komponen pada dokumen RKA Satuan Kerja dengan standar komponen pada masing-masing kegiatan yang ditetapkan pimpinan BNN. 3). Kepatuhan terhadap kaidah penganggaran (kesesuaian akun, kepatuhan pada standar biaya masukan, standar biaya keluaran, dan standar biaya BNN). 4). Kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah terkait pembatasan belanja pemerintah (pembangunan gedung, kendaraan dinas, pembatasan perjalanan dinas). 9

e. Dokumen RKA Pagu Anggaran Satuan Kerja hasil telaah Biro Perencanaan, APIP, dan Tim Direktorat Terkait dikirimkan ke Kementerian Keuangan Cq. Dirjen Anggaran. f. Dokumen RKA Pagu Anggaran BNN ditelaah secara online oleh Kementerian Keuangan Cq. Dirjen Anggaran dan Biro Perencanaan BNN. Aspek-aspek penelaahan Dokumen RKA Pagu Alokasi Anggaran BNN yaitu: 1). Kesesuaian antara dokumen RKA dengan dokumen Rencana Kerja dan prioritas nasional. 2). Kepatuhan terhadap kaidah penganggaran (kesesuaian akun, kepatuhan pada standar biaya masukan dan keluaran). 3). Kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah terkait pembatasan belanja pemerintah (pembangunan gedung, kendaraan dinas, dan pembatasan perjalanan dinas) B. Penyusunan dan Penelaahan RKA Pagu Alokasi Anggaran 1. Waktu Penyusunan dan Penelaahan RKA Pagu Alokasi Anggaran dilaksanakan pada Bulan Oktober 2. Mekanisme dan Ketentuan 1). RKA Pagu Alokasi Anggaran disusun oleh masing-masing Satuan Kerja berdasarkan Pagu Alokasi Anggaran Satuan Kerja yang ditetapkan Pimpinan BNN. b. RKA Pagu Alokasi Anggaran disusun menggunakan aplikasi RKA- KL yang dikeluarkan Kementerian Keuangan. c. Dokumen RKA Pagu Alokasi Anggaran Satuan Kerja diserahkan kepada Settama BNN Cq. Biro Perencanaan untuk dikonsolidasi menjadi RKA Pagu Alokasi Anggaran BNN. d. Dokumen RKA Pagu Alokasi Anggaran Satuan Kerja ditelaah oleh Biro Perencanaan, APIP, dan Tim direktorat terkait. Aspek-aspek penelaahan Dokumen RKA Pagu Alokasi Anggaran BNN yaitu: 10

1). Kesesuaian jumlah pagu RKA Satuan Kerja dengan Pagu Alokasi Anggaran Satuan Kerja yang ditetapkan pimpinan BNN. 2). Kesesuaian standar komponen pada dokumen RKA Satuan Kerja dengan standar komponen pada masing-masing kegiatan yang ditetapkan pimpinan BNN. 3). Kepatuhan terhadap kaidah penganggaran (kesesuaian akun, kepatuhan pada standar biaya masukan, standar biaya keluaran, dan standar biaya BNN). 4). Kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah terkait pembatasan belanja pemerintah (pembangunan gedung, kendaraan dinas, pembatasan perjalanan dinas). e. Dokumen RKA Pagu Alokasi Anggaran Satuan Kerja hasil telaah Biro Perencanaan, APIP, dan Tim Direktorat Terkait dikirimkan ke Kementerian Keuangan Cq. Dirjen Anggaran. f. Dokumen RKA Pagu Alokasi Anggaran BNN ditelaah secara online oleh Kementerian Keuangan Cq. Dirjen Anggaran dan Biro Perencanaan BNN. g. Aspek-aspek penelaahan Dokumen RKA Pagu Alokasi Anggaran BNN yaitu: 1). Kesesuaian antara dokumen RKA dengan dokumen Rencana Kerja dan prioritas nasional. 2). Kepatuhan terhadap kaidah penganggaran (kesesuaian akun, kepatuhan pada standar biaya). 3). Kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah terkait pembatasan belanja pemerintah (pembangunan gedung, kendaraan dinas, dan pembatasan perjalanan dinas). C. Penyiapan Bahan Dokumen DIPA 1. Waktu Penyiapan Bahan Dokumen DIPA dilaksanakan November pada Bulan 11

2. Mekanisme dan Ketentuan a. Dokumen RKA Pagu Alokasi Anggaran BNN yang telah ditelaah Kementerian Keuangan Cq. Dirjen Anggaran akan diperbaiki atau disesuaikan berdasarkan hasil kesepakatan penelaahan. b. Dokumen RKA Pagu Alokasi Anggaran BNN hasil perbaikan atau penyesuaian diserahkan kembali kepada Kementerian Keuangan Cq. Dirjen Anggaran untuk menjadi bahan dokumen DIPA BNN. c. Bahan Dokumen DIPA BNN yang diserahkan ke Kementerian Keuangan dan dinilai lengkap akan disahkan oleh Kementerian Keuangan menjadi DIPA BNN. d. Dokumen DIPA BNN yang telah disahkan Kementerian Keuangan akan diekspos secara online dan dapat diunduh oleh seluruh Satuan Kerja BNN melalui sistem RKA-KL DIPA Online. D. Penyusunan Dokumen Petunjuk Operasional Kegiatan 1. Waktu Penyusunan dokumen Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) dilaksanakan pada Bulan Desember 2. Mekanisme dan Ketentuan a. Dokumen POK disusun oleh masing-masing satuan kerja berdasarkan pada dokumen DIPA Satker dan TOR/KAK yang telah diajukan. b. Dokumen POK menjelaskan tentang detil teknis pelaksanaan kegiatan (komponen dan sub komponen) yang akan dilaksanakan oleh masing-masing Satuan Kerja. c. Dokumen POK ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran. 12

BAB IV PENUTUP Pedoman perencanaan partisipatif ini diharapkan dapat menjadi salah satu instrumen penggerak pembaharuan bisnis proses perencanaan program dan penganggaran supaya menjadi lebih mudah, murah, dan cepat serta lebih berorentasi pada hasil yang berkualitas. Seluruh unit atau satuan kerja di lingkungan BNN harus mempedomani ketentuan yang ada dalam pedoman ini dengan tanpa menghilangkan daya kreativitas dan inovasi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pada masing-masing wilayah. Pedoman ini dapat menstandarisasikan format dokumen perencanaaan program dan penganggaran sesuai dengan ketentuan dan regulasi yang berlaku dan bersifat lebih tinggi atau regulasi yang menjadi rujukan dalam perencanaaan program dan penganggaran. 13

ANAK LAMPIRAN: Anak Lampiran I Anak Lampiran II Anak Lampiran III : Format Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) dan Rincian Anggaran Biaya (RAB) Unit Eselon II (Direktorat, Biro, Pusat) atau pemangku kegiatan. : Format Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) dan Rincian Anggaran Biaya (RAB) Unit Kerja Wilayah Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota : Format Rancangan Rencana Kerja BNN 14