BAB III PROGRAM DASAR PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III PROGRAM RANCANGAN

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang

BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III PROGRAM RANCANGAN. Perancangan Gorontalo Art Gallery Centre akan berada di kota Gorontalo. Kota

BAB III ANALISA. Lokasi masjid

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB VI HASIL PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN


BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

BAB III PROGRAM PERANCANGAN

BAB III PROGRAM RANCANGAN. secara resmi setelah disetujuinya Undang Undang No.38 Tahun 2000 tentang

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul

ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YANG UNGGUL, INKLUSIF, DAN HUMANIS

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi

LINGKUNGAN DAN UKURAN JL. YOS SUDARSO SITUASI LOKASI SITE. 173,5 m. 180 m. 165 m. 173 m

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

IV KONDISI UMUM TAPAK

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB V KONSEP PERENCANAAN

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

BAB III METODE PERANCANGAN. teori-teori dan data-data yang di dapat dari studi literatur maupun studi lapangan, sehingga dari

KATA PENGANTAR. Denpasar, Agustus 2016 Penulis, Indra Prananda

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

Pengembangan RS Harum

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Transkripsi:

BAB III PROGRAM DASAR PERANCANGAN A. Lokasi 1. Pengenalan Lokasi Gambar 3.1 Peta Kota Gorontalo Kota Gorontalo terletak di pulau Sulawesi yang berada pada posisi 00 0 28 17-00 0 35 56 LU dan 122 0 59 44-123 0 05 59 BT. Dilihat dari letak Geografisnya, Gorontalo mempunyai posisi yang sangat strategis karena berada di Teluk Tomini yang menjadikan kota ini sebagai pusat perdagangan, pusat pendidikan, dan pelayanan jasa lainnya. Arah kebijaksanaan pembangunan di Provinsi Gorontalo menetapkan fungsi dan peranan Kota Gorontalo sebagai pusat 1

kegiatan pemerintahan, perdagangan, jasa, dan pendidikan. Pemekaran wilayah Kota Gorontalo dibagi menjadi 9 kecamatan, yaitu: Kecamatan Kota Selatan, Kecamatan Kota Utara, Kecamatan Kota Barat, Kecamatan Kota Timur, Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Dungingi, Kecamatan Dumbo Raya, Kecamatan Hulonthalangi, dan Kecamatan Sipatana. Kantor Dinas Pekerjaan Provinsi Gorontalo berlokasi di Kelurahan Wongkaditi Kecamatan Kota Utara tepatnya di Jalan Prof. Dr. Aloe Saboe no.62. Lokasi Objek suadah memenuhi syarat dan ketentuan dimana lokasi objek harus dikaji berdasarkan orientasi site, lingkungan pendukung dan rencana pengembangan Bagian Wilayah Kota (BWK). Kantor Dinas PU Provinsi sendiri berada pada BWK Utara, yaitu wilayah pengembangan peruntukan kawasan pemerintahan, pendidikan, pusat transportasi regional dan pemukiman yang meliputi wilayah kelurahan di kecamatan Kota Utara dan sebagian di kecamatan Kota Sipatana. Di kecamatan Kota Utara antara lain kelurahan Duolomo, Duolomo Selatan, Wongkaditi Barat, Wongkaditi, Dembe II, Dembe Jaya. 2

Sedangkan di kecamatan Sipatana antara lain kelurahan Bulotadaa, Bulotadaa Timur, Molosipat U, Tapa, dan tanggikiki. Gambar 3.2 Peta Pembagian BWK Kota Gorontalo Hal-hal mendasar yang menjadi bahan pertimbangan antara lain: a. Terletak di Kotamadya Gorontalo sebagai ibukota Propinsi Gorontalo, pusat pemerintahan, perekonomian, pengembangan usaha di bidang swasta baik kegiatan jasa niaga dan lain-lain, mengikuti arahan RURTK dengan pengembangan bagian wilayah untuk fasilitas pemerintahan. b. Kondisi lokal yang menunjang. c. Merupakan pusat orientasi (dekat dengan pusat kota). 3

Gambar 3.3 Peta Kecamatan Kota Utara Perlu diketahui juga bahwa lokasi Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo juga telah memenuhi syarat menyangkut fisik, tata lingkungan dan kebutuhannya, antara lain : Berada sesuai dan tidak bertentangan dengan peruntukan tata guna lahan yaitu fasilitas pemerintahan. Berada dalam jangkauan aksebilitas/pencampaian yang mudah dan dilalui oleh jaringan transportasi umum dalam kota. 4

Ditopang oleh kelengkapan infrastruktur seperti listrik, telepon, air bersih dan saluran pembuangan. Kondisi lingkungan (view) yang menarik. Lingkungan yang mendukung seperti dekat dengan area pendidikan, Jasa, permukiman, perkantoran. Memiliki potensi untuk pengembangan dan restrukturisasi kota modern asumsi untuk 20 tahun mendatang. Gambar 3.4 Lokasi Site 5

2. Analisa Site Kondisi Eksisting kawasan Dinas PU Prov. Gorontalo U Gambar 3.5 Kondisi Eksisting kawasan Dinas PU Prov. Gorontalo 6

Gambar 3.6 Kondisi awal site Gambar 3.7 Rencana Site 7

Accesbiliti Site berada pada kelurahan wonkaditi, jalan Prof. Dr. Aloe Saboe yang merupakan jalan utama. Sirkulasi kendaraan lancar baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Site dapat di tempuh dengan waktu ± 5 menit dari pusat kota, 7 menit dari terminal dan ± 15-20 menit dari kota limboto. Kota Limboto ± 20 menit Terminal 42 7 menit Kantor Dinas PU Prov. Rumah Sakit Pusat Kota ± 5 menit Gambar 3.8 Accesbiliti Sirkulasi Jalan Prov. Dr. Aloe Saboe adalah daerah yang rawan macet tingkat ringan, karena sebagai jalan masuk-keluar ke site, selain itu lokasi site berada di 8

daerah perkantoran yang memungkinkan terjadi kemacetan pada pagi dan sore hari saat jam masuk dan jam pulang kantor. Jalan masuk dan jalan keluar site dipisah untuk kelancaran sirkulasi. Sirkulasi kendaraan secara otomatis. Penyediaan sirkulasi pejalan kaki, disamping itu disediakan juga pedestrian. Penyediaan fasilitas parkir yang luas demi keamanan dan kenyamanan pengunjung. Daerah Perkantoran Daerah rawan macet Site Rumah Sakit Gambar 3.9 Sirkulasi 9

Orientasi Matahari. Orientasi matahari sangat mempengaruhi kenyamanan hunian seseorang, karena merupakan sumber panas terbesar yang perlu diantisipasi. Berikut ini dapat dilihat analisa orientasi matahari terhadap tapak perencanaan: Gambar 3.10 Analisa Orientasi Matahari Waktu Tingkat Radiasi 06.00 09.00 Rendah 09.00 12.00 Sedang 12.00 14.00 Tinggi 14.00 16.00 Sedang 16.00 18.00 Rendah Tabel 3.1 Tingkat Radiasi Matahari 10

a. Sinar matahari pagi sangat baik bagi tubuh manusia, yaitu antara pukul 06.00-10.00. sehingga daerah bukaan yang menghadap timur (arah matahari terbit) sebaiknya diberi bukaan yang cukup. b. Terangnya langit yang dihasilkan dari pantulan sinar matahari merupakan sumber penerangan alamiah disiang hari, yang dapat dimanfaatkan untuk penerangan pada massa bangunan. c. Selain manfaat-manfaat diatas, sinar matahari juga memiliki efek silau dan radiasi panas yang cukup tinggi, khususnya antara pukul 12.00-15.00, yang dapat mengganggu aktivitas dan kenyamanan pemakai. Untuk mengatasinya dapat diterapkan hal-hal sebagai berikut: - Penggunaan overstek dan sun screen untuk menghindari efek sinar matahari disiang hari. - Pemanfaatan vegetasi sebagai peneduh/pelindung pada daerah-daerah dimana aktivitas diluar bangunan/ruangan dilakukan. - Pemakaian bahan penutup tapak yang tidak memantulkan panas, melainkan dipilih yang dapat menyerap panas, misalnya rumput. Temperatur Kelembaban Udara Suhu udara ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat/wilayah tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Rata rata kelembaban udara Kota Gorontalo tahun 2008 adalah 79,16%, dengan kelembaban tertinggi terdapat di bulan Maret yaitu 82% dan tingkat kelembaban terendah berada di bulan September yaitu 76%. 11

Dengan ruangan yang tertutup dan bukaan hanya pintu utama saja maka dipakai system AC (Air Conditioning) agar temperature udara yang berubah-ubah tidak mengganggu aktifitas didalam ruangan. Angin dan Curah Hujan Dikarenakan Indonesia merupakan iklim tropis, maka musim yang berpengaruh adalah musim kemarau dan musim penghujan yang berkaitan erat dengan arus angin yang bertiup di wilayah Kota Gorontalo. Pada bulan Oktober hingga April arus angin berasal dari Barat dan atau Barat Laut yang banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim penghujan. Pada bulan Juni sampai September arus angin berasal dari Timur yang tidak mengandung uap air. Keadaan seperti itu berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan Mei dan Oktober. Curah Hujan Curah hujan pada suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan iklim, geografis dan perputaran/pertemuan arus angin. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak Stasiun pengamat. Catatan curah hujan tahun 2008 berkisar antara 66 mm sampai 389 mm. Rata rata curah hujan di Kota Gorontalo dari tahun 2005 hingga 2008 adalah 191 MM hingga 148,42 MM. Rata rata curah hujan yang paling tinggi terdapat pada tahun 2008 yaitu 191 MM dan rata rata curah hujan yang terendah pada tahun 2006 yaitu 102,17 MM. Berdasarkan data dari Badan Meteorologi & Geofisika Gorontalo, pada tahun 2008, curah hujan tertinggi terdapat di bulan 12

Maret yaitu sebesar 389 MM dan menurun hingga bulan Juni. Curah hujan terendah terdapat di bulan September yaitu sebesar 66 MM dan kemudian meningkat hingga bulan Desember mencapai 251 MM. Selama tahun 2008, jumlah hari hujan pada tiap bulannya sangat variatif, dimana pada bulan Maret dan Juli mempunyai jumlah hari hujan yang tinggi yaitu mencapai 30 hari. Kemudian pada bulan Agustus hingga bulan Pebruari jumlah hari hujan pada tiap bulannya naik turun secara variatif. Kecepatan Angin Keadaan angin pada tahun 2008, yang dipantau Stasiun pengamat umumnya hampir merata setiap bulannya, yaitu pada kisaran antara 1 sampai 2 meter/detik dengan rata rata setahun 1,50 meter/detik. Rata rata kecepatan angin dari tahun 2005 2008 adalah 1,50 m/det 2,9 m/det, dengan rata rata kecepatan angin yang tertinggi sebesar 2,9 m/det pada tahun 2005 dan rata rata kecepatan angin terendah sebesar 1,5 m/det pada tahun 2008. Arah angin pada pagi hingga sore hari bergerak dari arah timur kearah barat dari site. Perlu dibuat bukaan pada kedua sisi bangunan yang akan diletakkan pada site yaitu pada sisi timur dan sisi barat dari bangunan yang direncanakan untuk penghawaan alami pada bangunan. 13

Gambar 3.11 Analisa Orientasi Angin. Penanganan terhadap hujan dengan menggunakan kombinasi atap plat dan atap model limas atau setengah pelana. Gedung ini mempunyai dua lantai, sehingga perlu dibuat atap dengan overstek untuk mencegah masuknya air hujan ke dalam ruangan. Gambar 3.12Penggunaan overstek untuk menangani masalah hujan dan pembuatan bukaan pada sisi bangunan untuk menangani masalah angin. 14

Dari pembahasan angin dan curah hujan diatas maka diambil kesimpulan sebagai berikut : 1). Sebagaimana daerah lainnya di Indonesia Kota Gorontalo memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada bulan Oktober-April arus angin berasal dari barat/barat laut yang mengandung banyak uap air sehingga mengakibatkan musim hujan, sedangkan pada bulan Juni- September arus angin berasal dari timur yang tidak mengandung uap air sehingga terjadi musim kemarau. 2). Angin laut terjadi pada malam hari dan angin darat pada siang hari. 3). Penghadiran vegetasi yang cukup banyak pada bagian depan dan samping yaitu untuk mengantisipasi kecepatan dan mengarahkan angin. 5). Penataan drainase yang baik untuk menghindari genangan-genangan air khususnya didaerah terbuka. 15

View U Gambar 3.12 View kawasan Dinas PU Prov. Gorontalo Berikut adala view kawasan Dinas PU Prov. Gorontalo 1) View arah utara adalah areal persawahan warga sekitar. 2) View arah timur adalah jalan Prov. Dr. Aloe Saboe yang merupakan jalan utama menuju site. 3) View arah selatan adalah area pemukiman. 4) View arah barat adalah areal persawahan warga sekitar. 16

U Gambar 3.14 View Site perencanaan Berikut adalah view site perencanaan 1) View arah utara adalah tempat parkir 2) View arah timur adalah sirkulasi kedaraan keluar masuk dan areal parkir. 3) View arah selatan adalah sirkulasi kendaraan. 4) View arah barat adalah lapangan upacara dan gedung UPTD uji material. Vegetasi Pada site ini akan diberikan vegetasi yang banyak untuk mengantisipasi apabila musim kemarau tiba. Maka dengan adanya vegetasi ini akan dapat 17

memberikan kesejukan dan kenyamanan dalam site serta dapa memperoleh nilai estetika yang baik. Melihat kondisi yang terletak dekat dengan jalan yang mneggunakan satu jalur, maka pada bagian untuk arah jalan utama diberikan vegetasi yang banyak untuk mengantisipasi kebisingan. Seperti yang diketahui bahwa disekitar site tersebut belum memiliki vegetasi yang cukup sehingga perlu ditanami vegetasi. Selain itu Site ditutupi oleh penutup tanah berupa rerumputan dan pepohonan. Rerumputan ini akan di tanam di site, tapi dalam bentuk landscape agar vegetasi yang ada bisa memperindah penampilan bangunan. Gambar 3.15 Vegetasi. 18

Topografi Seluruh kontur pada site adalah lahan pertanian sehingga tanah yang ada adalah datar dan tidak perlu melakukan pemerataan tanah. Tetapi dengan kontur yang merupakan bekas dari lahan persawahan maka dirasa perlu untuk diadakan pemadatan dan penimbunan. Kebisingan (noise) Letak tapak perencanaan berada pada jalan Prof. Dr. Aloe Saboe yang merupakan jalur sirkulasi yang cukup padat pada jam-jam tertentu dan dikelilingi area aktivitas dan rutinitas yang cukup padat pula. Untuk sumber kebisingan dari arah jalan perlu dibuat barrier berupa tanaman, baik tanaman hias ataupun tanaman yang berupa pepohonan. Sumber kebisingan yang dimiliki site berasal dari: 1) Kendaraan bermotor dengan tingkat kebisingan yang tinggi. 2) Area permukiman dengan tingkat kebisingan yang sedang. Gambar 3.16 Penggunaan barrier untuk menangani masalah noise 19

Gambar 3.17 Analisa kebisingan Untuk mengatasi kebisingan yang mungkin nantinya mengganggu aktivitas obyek, maka hal-hal yang dapat dilakukan antara lain: 1) Menggunakan material yang dapat meredam dan mereduksi kebisingan. 2) Menempatkan area privat (zona private) pada daerah dengan tingkat kebisingan yang rendah, serta mengatur massa dan ruang dalam bangunan. 3) Menggunakan vegetasi/tumbuhan untuk mengurangi atau meredam kebisingan. 20

Infrastruktur Kota Kabel jaringan telepon sebagai sarana komunikasi yang disediakan oleh PT.TELKOM. sarana ini juga sebagai penunjang proyek Jaringan pipa PDAM tersedia untuk menyuplai kebutuhan air bersih Jaringan listrik yang disediakan oleh PT. PLN. Sarana penunjang proyek Gambar 3.18 Infrastruktur Kota B. Studi Ruang 1. Kebutuhan Ruang Berdasarkan aktifitas yang terjadi pada objek rancangan dan dari studi kasus yang ada serta hasil wawancara dengan pihak terkait, maka diperoleh kebutuhan kebutuhan ruang seperti pada tabel berikut : 21

No Nama Ruang 1 Ruang Kepala Dinas 2 Ruang Sespri 3 Ruang Tunggu 4 Ruang Rapat 5 Toilet Kadis 6 Toilet Umum Pria 7 Toilet Staff Wanita 8 Ruang Sekretaris Dinas 9 Ruang Sespri 10 Ruang Tunggu 11 Ruang Kasubag Kepegawaian 12 Ruang Kasubag Umum & Perlengkapan 13 Ruang Staff 14 Ruang Rapat Intern 15 Pantry 16 Gudang 17 Toilet Sekdis 18 Toilet Staff Pria 19 Toilet Staff Wanita 20 Ruang Kepala Bagian Keuangan 21 Ruang Sespri 22 Ruang Tunggu 23 Ruang Kasubag Anggaran 24 Ruang Kasubag Perbendaharaan 25 Ruang Kasubag Akuntansi 26 Ruang Staff 27 Ruang Rapat Intern 28 Pantry 29 Gudang 30 Toilet Kabag 31 Toilet Staff Pria 32 Toilet Staff Wanita 33 Ruang Kepala Sub Dinas Perencanaan 34 Ruang Sespri 35 Ruang Tunggu 36 Ruang Kasiei Survey dan Pendataan 22

37 Ruang Kasiei Penyusunan Program 38 Ruang Kasiei Evaluasi dan Pengadilan 39 Ruang Staff 40 Ruang Rapat Intern 41 Pantry 42 Gudang 43 Toilet Kasubdin 44 Toilet Staff Pria 45 Toilet Staff Wanita 46 Ruang Kepala Sub Dinas Sumber Daya Air 47 Ruang Sespri 48 Ruang Tunggu 49 Ruang Kasiei Tenaga Sumber Daya Air 50 Ruang Kasiei Irigasi, Operasional dan Pemeliharaan 51 Ruang Kasiei Pengolahan Sungai, Rawa, Pantai dan Rawa 52 Ruang Staff 53 Ruang Rapat Intern 54 Pantry 55 Gudang 56 Toilet Kasubdin 57 Toilet Staff Pria 58 Toilet Staff Wanita 59 Ruang Kepala Sub Dinas Bina Marga 60 Ruang Sespri 61 Ruang Tunggu 62 Ruang Kasiei Teknis Bina Marga 63 Ruang Kasiei Pengembangan Jalan dan Jembatan 64 Ruang Kasiei Pemeliharaan Jalan dan Jembatan 65 Ruang Staff 66 Ruang Rapat Intern 67 Pantry 68 Gudang 69 Toilet Kasubdin 70 Toilet Staff Pria 71 Toilet Staff Wanita 72 Ruang Kepala Sub Dinas Cipta Karya 73 Ruang Sespri 74 Ruang Tunggu 23

75 Ruang Kasiei Teknis Cipta Karya 76 Ruang Kasiei Tata Ruang dan Perumahan 77 Ruang Kasie Air Bersih dan Prasarana Lingkungan 78 Ruang Staff 79 Ruang Rapat Intern 80 Pantry 81 Gudang 82 Toilet Kasubdin 83 Toilet Staff Pria 84 Toilet Staff Wanita 85 Lobby 86 Ruang Bagian Surat menyurat 87 Ruang Security 88 Ruang Copy 89 Ruang Cleaning service 90 Ruang Genset 91 R. Perpustakaan 92 R. E-library 93 R. Arsip Lama 94 Toilet Umum Pria 95 Toilet Umum Wanita Tabel 3.2 Kebutuhan Ruang Gedung Utama 2. Besaran Ruang Penentuan standar besaran ruang khususnya ruang kerja ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain: Jabatan dan tingkat kedudukan personil; Aktivitas yang dilakukan; Kebiasaan dan tingkah laku; Perbandingan standar luasan Standar luasan ruang yang digunakan sebagai perbandingan adalah: 24

Neufert Architecture Data; Office Building; Building Planing and design Standard; Standar Bappenas Adapun perhitungan berdasarkan standar dan kebutuhan kegiatan adalah sebagai berikut: a. Bagian Kepala Nama Ruang Sifat Kapasitas Besaran Ruang Luas (Orang) (M²) R. Kepala Privat 11 Perabot Dinas Meja Kepala Dinas : 2 x 1 = 2 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (1,70 x 0,60)2 = 2,04 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)2 = 0,84 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 2 + 1,08 + 0,60 + 2,04 + 0,84 + 0,94 = 7,5 M² Standar /orang = 0,87 x 11 org = 9,57 M² Sirkulasi 80 % (Luasan Perabot + )80 % (7,5 + 9,57) 80 % 17,07 x 80 % = 13,67 =13,65 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 7,5 + 9,75 + 13,65 = 30,9 = 31 M² 31 M² R. Sespri Privat 3 Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 = 2,58 M² Standar /orang = 0,87 x 3 org = 2,61M² 25

Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (2,58 + 2,61) 30 % 5,19 x 30 % = 1,55 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 2,58 + 2,61 + 1,55 = 6,74 M² 6,74 M² R. Tunggu Publik 8 Perabot Kursi Tamu I : (1,70 x 0,60)2 = 2,04 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)2 = 0,84 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 2,04 + 0,84 + 0,94 = 3,82 M² Standar /orang = 0,87 x 8 org = 6,96 = 7 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (3,82 + 7 ) 30 % 10,82 x 30 % = 3,24 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 3,82 + 7 + 3,24 = 14,06 M² 14,06 M² R. Rapat Publik 50 Perabot Meja : 3 x 7 = 21 M² Kursi : (0,50 x 0,50)50 = 12,5 M² Total : 21 + 12,5 = 33,5 M² Standar /orang = 0,87 x 50 org = 43,5 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (33,5 + 43,5) 30 % 77 x 30 % = 23 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 33,5 + 43,5 + 23 = 100 M² 100 M² Toilet Kadis Service 1 buah wastafel 4,16 M² 1 buah closed duduk 1 buah bak air Toilet Pria Service 1 buah closed duduk 2,95 M² 26

1 buah bak air Toilet Wanita Service 1 buah closed duduk 2,95 M² 1 buah bak air Jumlah 161,86 M² Tabel 3.3 Besaran ruang pada bagian kepala b. Bagian Sekretariat Nama Ruang Sifat Kapasitas Besaran Ruang Luas (Orang) (M²) R. Sekretaris Privat 9 Perabot Dinas Meja Sekretaris Dinas : 2 x 1 = 2 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (1,50 x 0,60)2 = 1,8 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)2 = 0,84 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,93 M² Total : 2 + 1,08 + 0,60 + 1,8 + 0,84 + 0,93 = 7,25 M² Standar /orang = 0,87 x 9 org = 7,83 M² Sirkulasi 80 % (Luasan Perabot + )80 % (7,25 + 7,83) 80 % 15,08 x 80 % =12,06 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 7,25 + 7,83 + 12,06 = 27,14 M² 27,14 M² R. Sespri Semi 2 Perabot Privat Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 2 = 0,72 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Total : 0,9 + 0,72 + 0,60 = 2,22 M² Standar /orang = 0,87 x 2 org = 1,74M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (2,22 + 1,74) 30 % 27

3,96 x 30 % = 1,19 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 2,22 + 1,74 + 1,19 = 5,86 = 6 M² 6 M² R. Tunggu Semi 6 Perabot Publik Kursi Tamu I : 1,70 x 0,60 = 1,02 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)3 = 1,26 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 2,04 + 0,84 + 0,94 = 3,22 M² Standar /orang = 0,87 x 6 org = 5,22 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (3,22 + 5,22 ) 30 % 8,44 x 30 % = 2,53 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 3,22 + 5,22 + 2,53 = 10,96 M² 14,06 M² R. Kasubag Privat 7 Perabot Kepegawaian Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96= 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Kasubag Privat 7 Perabot Umum & Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Perlengkapan Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² 28

Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96= 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Staff Publik 50 Perabot Meja Kerja : (1,20 x 0,60)50 = 36 M² Kursi Kerja : (0,50 x 0,50)50 = 12,5 M² Rak Buku/Arsip : (0,60 x 2)5 = 6 M² Total : 36 + 12,5 + 6 = 55,5 M² Standar /orang = 0,87 x 50 org = 43,35 Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (55,5 + 43,35) 60 % 99 x 60 % =59,4 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi =55,5 + 43,35 + 59,4 = 158,25 M² 158,25 M² R. Rapat Intern Publik 10 Perabot Meja : 5 x 2 = 10 M² Kursi : (0,50 x 0,50)10 = 2,5 M² Total : 10 + 2,5 = 12,5 M² Standar /orang = 0,87 x 10 org = 8,7 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (12,5 + 8,7) 30 % 21,2 x 30 % = 6,36 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 12,5 + 8,7 + 6,36 = 27,56 M² 27,56 M² 29

Pantry service 2 x 2,5 = 5 5 M² Gudang service 2 x 2,5 = 5 5 M² Toilet Sekdis service 1 buah closed duduk 2,25 M² 1 buah bak air Toilet Staff Pria service 2 buah closed duduk 7,8 M² 2 buah bak air 2 buah wastafel 1 urinoir Toilet Staff service 2 buah closed duduk 7,8 M² Wanita 2 buah bak air 2 buah wastafel Jumlah 296,46 M² Tabel 3.4 Besaran ruang pada bagian Sekretariat c. Bagian Keuangan Nama Ruang Sifat Kapasitas Besaran Ruang Luas (Orang) (M²) R. Sekretaris Privat 9 Perabot Dinas Meja Sekretaris Dinas : 2 x 1 = 2 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (1,50 x 0,60)2 = 1,8 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)2 = 0,84 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,93 M² Total : 2 + 1,08 + 0,60 + 1,8 + 0,84 + 0,93 = 7,25 M² Standar /orang = 0,87 x 9 org = 7,83 M² Sirkulasi 80 % (Luasan Perabot + )80 % (7,25 + 7,83) 80 % 15,08 x 80 % =12,06 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 7,25 + 7,83 + 12,06 = 27,14 M² 27,14 M² R. Sespri Semi 2 Perabot Privat Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 2 = 0,72 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² 30

Total : 0,9 + 0,72 + 0,60 = 2,22 M² Standar /orang = 0,87 x 2 org = 1,74M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (2,22 + 1,74) 30 % 3,96 x 30 % = 1,19 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 2,22 + 1,74 + 1,19 = 5,86 = 6 M² 6 M² R. Tunggu Semi 6 Perabot Publik Kursi Tamu I : 1,70 x 0,60 = 1,02 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)3 = 1,26 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 2,04 + 0,84 + 0,94 = 3,22 M² Standar /orang = 0,87 x 6 org = 5,22 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (3,22 + 5,22 ) 30 % 8,44 x 30 % = 2,53 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 3,22 + 5,22 + 2,53 = 10,96 M² 14,06 M² R. Kasubag Privat 7 Perabot Kepegawaian Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96= 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi 31

= 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Kasubag Privat 7 Perabot Umum & Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Perlengkapan Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96= 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Staff Publik 50 Perabot Meja Kerja : (1,20 x 0,60)50 = 36 M² Kursi Kerja : (0,50 x 0,50)50 = 12,5 M² Rak Buku/Arsip : (0,60 x 2)5 = 6 M² Total : 36 + 12,5 + 6 = 55,5 M² Standar /orang = 0,87 x 50 org = 43,35 Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (55,5 + 43,35) 60 % 99 x 60 % =59,4 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi =55,5 + 43,35 + 59,4 = 158,25 M² 158,25 M² R. Rapat Intern Publik 10 Perabot Meja : 5 x 2 = 10 M² Kursi : (0,50 x 0,50)10 = 2,5 M² Total : 10 + 2,5 = 12,5 M² Standar /orang = 0,87 x 10 org = 8,7 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % 32

(12,5 + 8,7) 30 % 21,2 x 30 % = 6,36 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 12,5 + 8,7 + 6,36 = 27,56 M² 27,56 M² Pantry service 2 x 2,5 = 5 5 M² Gudang service 2 x 2,5 = 5 5 M² Toilet Sekdis service 1 buah closed duduk 2,25 M² 1 buah bak air Toilet Staff Pria service 2 buah closed duduk 7,8 M² 2 buah bak air 2 buah wastafel 1 urinoir Toilet Staff service 2 buah closed duduk 7,8 M² Wanita 2 buah bak air 2 buah wastafel Jumlah 296,46 M² Tabel 3.5 Besaran ruang pada bagian Keuangan d. Sub Dinas Perencanaan Nama Ruang Sifat Kapasitas Besaran Ruang Luas (Orang) (M²) R. Kepala Privat 9 Perabot Sub Dinas Meja Sekretaris Dinas : 2 x 1 = 2 M² Perencanaan Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (1,50 x 0,60)2 = 1,8 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)2 = 0,84 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,93 M² Total : 2 + 1,08 + 0,60 + 1,8 + 0,84 + 0,93 = 7,25 M² Standar /orang = 0,87 x 9 org = 7,83 M² Sirkulasi 80 % (Luasan Perabot + )80 % (7,25 + 7,83) 80 % 15,08 x 80 % 33

=12,06 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 7,25 + 7,83 + 12,06 = 27,14 M² 27,14 M² R. Sespri Privat 2 Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 2 = 0,72 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Total : 0,9 + 0,72 + 0,60 = 2,22 M² Standar /orang = 0,87 x 2 org = 1,74M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (2,22 + 1,74) 30 % 3,96 x 30 % = 1,19 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 2,22 + 1,74 + 1,19 = 5,86 = 6 M² 6 M² R. Tunggu Publik 4 Perabot Kursi Tamu : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 1,44 + 0,94 = 2,38 = 2,4 M² Standar /orang = 0,87 x 4 org = 3,48 = 3,5 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (2,4 + 3,5 ) 30 % 5,9 = 6 x 30 % = 1,8 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 2,4 + 3,5 + 1,8 = 7,7 M² 7,7 M² R. Kasiei Privat 7 Perabot Survey dan Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Pendataan Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96 = 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² 34

Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Kasiei Privat 7 Perabot Penyusunan Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Program Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96 = 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Kasiei Privat 7 Perabot Evaluasi & Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Pengadilan Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96 = 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² 35

R. Staff Publik 103 Perabot Meja Kerja : (1,20 x 0,60)103 = 74,16 M² Kursi Kerja : (0,50 x 0,50)103 = 25,75 M² Rak Buku/Arsip : (0,60 x 2)8 = 9,6 M² Total : 74,16 +25,75 + 9,6 = 109,51 M² Standar /orang = 0,87 x 103 org =89,61 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (109,51 +89,61) 60 % 199,12 x 60 % = 119,472 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 109,51 + 89,61 + 119,472 = 318,59 M² 318,59 M² R. Rapat Publik 10 Perabot Intern Meja : 5 x 2 = 10 M² Kursi : (0,50 x 0,50)10 = 2,5 M² Total : 10 + 2,5 = 12,5 M² Standar /orang = 0,87 x 10 org = 8,7 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (12,5 + 8,7) 30 % 21,2 x 30 % = 6,36 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 12,5 + 8,7 + 6,36 = 27,56 M² 27,56 M² Pantry service 2 x 2,5 = 5 5 M² Gudang service 2 x 2,5 = 5 5 M² Toilet service 1 buah closed duduk 2,25 M² Kasubdin 1 buah bak air Toilet Staff service 2 buah closed duduk 7,8 M² Pria 2 buah bak air 2 buah wastafel 1 urinoir Toilet Staff service 2 buah closed duduk 7,8 M² Wanita 2 buah bak air 2 buah wastafel Jumlah 468,24 M² Tabel 3.6 Besaran ruang pada Sub Dinas Perencanaan 36

e. Sub Dinas Sumber Daya Air Nama Ruang Sifat Kapasitas Besaran Ruang Luas (Orang) (M²) R. Kepala Privat 9 Perabot Sub Dinas Meja Sekretaris Dinas : 2 x 1 = 2 M² Sumber Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Daya Air Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (1,50 x 0,60)2 = 1,8 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)2 = 0,84 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,93 M² Total : 2 + 1,08 + 0,60 + 1,8 + 0,84 + 0,93 = 7,25 M² Standar /orang = 0,87 x 9 org = 7,83 M² Sirkulasi 80 % (Luasan Perabot + )80 % (7,25 + 7,83) 80 % 15,08 x 80 % =12,06 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 7,25 + 7,83 + 12,06 = 27,14 M² 27,14 M² R. Sespri Privat 2 Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 2 = 0,72 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Total : 0,9 + 0,72 + 0,60 = 2,22 M² Standar /orang = 0,87 x 2 org = 1,74M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (2,22 + 1,74) 30 % 3,96 x 30 % = 1,19 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 2,22 + 1,74 + 1,19 = 5,86 = 6 M² 6 M² R. Tunggu Publik 4 Perabot Kursi Tamu : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 1,44 + 0,94 = 2,38 = 2,4 M² 37

Standar /orang = 0,87 x 4 org = 3,48 = 3,5 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (2,4 + 3,5 ) 30 % 5,9 = 6 x 30 % = 1,8 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 2,4 + 3,5 + 1,8 = 7,7 M² 7,7 M² R. Kasiei Privat 7 Perabot Tenaga Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Sumber Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Daya Air Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 =4,96= 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Kasiei Privat 7 Perabot Irigasi, Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Operasional Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² dan Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Pemeliharaan Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 =4,96= 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi 38

= 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Kasiei Privat 7 Perabot Pengolahan Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Sungai, Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rawa, Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Pantai Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² dan Rawa Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 =4,96= 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Staff Publik 121 Perabot Meja Kerja : (1,20 x 0,60)121 = 87,12 M² Kursi Kerja : (0,50 x 0,50)121 = 30,25 M² Rak Buku/Arsip : (0,60 x 2)10 = 12 M² Total : 87,12 + 30,25 + 12 = 129,37 M² Standar /orang = 0,87 x 121 org = 105,27 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (129,37 + 105,27) 60 % 234,64 x 60 % = 140,78 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 129,37 + 105,27 + 140,78 = 375,42 M² 375,42 M² R. Rapat Publik 10 Perabot Intern Meja : 5 x 2 = 10 M² Kursi : (0,50 x 0,50)10 = 2,5 M² Total : 10 + 2,5 = 12,5 M² Standar /orang = 0,87 x 10 org = 8,7 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (12,5 + 8,7) 30 % 39

21,2 x 30 % = 6,36 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 12,5 + 8,7 + 6,36 = 27,56 M² 27,56 M² Pantry Service 2 x 2,5 = 5 5 M² Gudang Service 2 x 2,5 = 5 5 M² Toilet Service 1 buah closed duduk 2,25 M² Kasubdin 1 buah bak air Toilet Service 2 buah closed duduk 7,8 M² Staff Pria 2 buah bak air 2 buah wastafel 1 urinoir Toilet Staff Service 2 buah closed duduk 7,8 M² Wanita 2 buah bak air 2 buah wastafel Jumlah 525,07 M² Tabel 3.7 Besaran ruang pada Sub Dinas Sumber Daya Air f. Sub Dinas Bina Marga Nama Ruang Sifat Kapasitas Besaran Ruang Luas (Orang) (M²) R. Kepala Privat 9 Perabot Sub Dinas Meja Sekretaris Dinas : 2 x 1 = 2 M² Bina Marga Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (1,50 x 0,60)2 = 1,8 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)2 = 0,84 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,93 M² Total : 2 + 1,08 + 0,60 + 1,8 + 0,84 + 0,93 = 7,25 M² Standar /orang = 0,87 x 9 org = 7,83 M² Sirkulasi 80 % (Luasan Perabot + )80 % (7,25 + 7,83) 80 % 15,08 x 80 % =12,06 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi 40

= 7,25 + 7,83 + 12,06 = 27,14 M² 27,14 M² R. Sespri Privat 2 Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 2 = 0,72 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Total : 0,9 + 0,72 + 0,60 = 2,22 M² Standar /orang = 0,87 x 2 org = 1,74M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (2,22 + 1,74) 30 % 3,96 x 30 % = 1,19 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 2,22 + 1,74 + 1,19 = 5,86 = 6 M² 6 M² R. Tunggu Publik 4 Perabot Kursi Tamu : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 1,44 + 0,94 = 2,38 = 2,4 M² Standar /orang = 0,87 x 4 org = 3,48 = 3,5 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (2,4 + 3,5 ) 30 % 5,9 = 6 x 30 % = 1,8 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 2,4 + 3,5 + 1,8 = 7,7 M² 7,7 M² R. Kasiei Privat 7 Perabot Teknis Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Bina Marga Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96 = 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % 41

(5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Kasiei Privat 7 Perabot Pengembangan Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Jalan dan Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Jembatan Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96 = 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Kasiei Privat 7 Perabot Pemeliharaan Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Jalan dan Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Jembatan Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 = 4,96 = 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Staff Publik 103 Perabot 42

Meja Kerja : (1,20 x 0,60)103 = 74,16 M² Kursi Kerja : (0,50 x 0,50)103 = 25,75 M² Rak Buku/Arsip : (0,60 x 2)8 = 9,6 M² Total : 74,16 +25,75 + 9,6 = 109,51 M² Standar /orang = 0,87 x 103 org =89,61 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (109,51 +89,61) 60 % 199,12 x 60 % = 119,472 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 109,51 + 89,61 + 119,472 = 318,59 M² 318,59 M² R. Rapat Publik 10 Perabot Intern Meja : 5 x 2 = 10 M² Kursi : (0,50 x 0,50)10 = 2,5 M² Total : 10 + 2,5 = 12,5 M² Standar /orang = 0,87 x 10 org = 8,7 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (12,5 + 8,7) 30 % 21,2 x 30 % = 6,36 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 12,5 + 8,7 + 6,36 = 27,56 M² 27,56 M² Pantry Service 2 x 2,5 = 5 5 M² Gudang Service 2 x 2,5 = 5 5 M² Toilet Service 1 buah closed duduk 2,25 M² Kasubdin 1 buah bak air Toilet Service 2 buah closed duduk 7,8 M² Staff Pria 2 buah bak air 2 buah wastafel 1 urinoir Toilet Service 2 buah closed duduk 7,8 M² Staff Wanita 2 buah bak air 2 buah wastafel Jumlah 468,24 M² Tabel 3.8 Besaran ruang pada Sub Dinas Bina Marga 43

g. Sub Dinas Cipta Karya Nama Ruang Sifat Kapasitas Besaran Ruang Luas (Orang) (M²) R. Kepala Privat 9 Perabot Sub Dinas Meja Sekretaris Dinas : 2 x 1 = 2 M² Cipta Karya Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (1,50 x 0,60)2 = 1,8 M² Kursi Tamu II : (0,6 x 0,7)2 = 0,84 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,93 M² Total : 2 + 1,08 + 0,60 + 1,8 + 0,84 + 0,93 = 7,25 M² Standar /orang = 0,87 x 9 org = 7,83 M² Sirkulasi 80 % (Luasan Perabot + )80 % (7,25 + 7,83) 80 % 15,08 x 80 % =12,06 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 7,25 + 7,83 + 12,06 = 27,14 M² 27,14 M² R. Sespri Privat 2 Perabot Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 2 = 0,72 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Total : 0,9 + 0,72 + 0,60 = 2,22 M² Standar /orang = 0,87 x 2 org = 1,74M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (2,22 + 1,74) 30 % 3,96 x 30 % = 1,19 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 2,22 + 1,74 + 1,19 = 5,86 = 6 M² 6 M² R. Tunggu Publik 4 Perabot Kursi Tamu : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 1,44 + 0,94 = 2,38 = 2,4 M² 44

Standar /orang = 0,87 x 4 org = 3,48 = 3,5 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (2,4 + 3,5 ) 30 % 5,9 = 6 x 30 % = 1,8 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 2,4 + 3,5 + 1,8 = 7,7 M² 7,7 M² R. Kasiei Privat 7 Perabot Teknis Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Cipta Karya Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 =4,96= 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Kasiei Privat 7 Perabot Tata Ruang & Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Perumahan Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 =4,96= 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² 45

Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Kasie Privat 7 Perabot Air Bersih & Meja Kerja : 1,50 x 0,60 = 0,9 M² Prasarana Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Lingkungan Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Kursi Tamu I : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Meja Tamu : 1,25 x 0,75 = 0,94 M² Total : 0,9 + 1,08 + 0,60 + 1,44 + 0,94 =4,96= 5 M² Standar /orang = 0,87 x 7 org = 6,09 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (5 + 6,09) 60 % 11,09 x 60 % = 6,65 = 6,7 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5 + 6,09 + 6,7 = 17,79 = 17,8 M² 17,8 M² R. Staff Publik 109 Perabot Meja Kerja : (1,20 x 0,60)109 = 78,48 M² Kursi Kerja : (0,50 x 0,50)109 = 27,25 M² Rak Buku/Arsip : (0,60 x 2)8 = 9,6 M² Total : 78,48 + 27,25 + 6 = 115,33 M² Standar /orang = 0,87 x 109 org = 94,83 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (115,33 + 94,83) 60 % 210,16 x 60 % = 126,1 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 115,33 + 94,83 + 126,1 = 336,26 M² 336,26 M² R. Rapat Publik 10 Perabot Intern Meja : 5 x 2 = 10 M² Kursi : (0,50 x 0,50)10 = 2,5 M² Total : 10 + 2,5 = 12,5 M² Standar /orang = 0,87 x 10 org = 8,7 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % 46

(12,5 + 8,7) 30 % 21,2 x 30 % = 6,36 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 12,5 + 8,7 + 6,36 = 27,56 M² 27,56 M² Pantry Service 2 x 2,5 = 5 5 M² Gudang Service 2 x 2,5 = 5 5 M² Toilet Service 1 buah closed duduk 2,25 M² Kasubdin 1 buah bak air Toilet Service 2 buah closed duduk 7,8 M² Staff Pria 2 buah bak air 2 buah wastafel 1 urinoir Toilet Service 2 buah closed duduk 7,8 M² Staff Wanita 2 buah bak air 2 buah wastafel Jumlah 485,91 M² Tabel 3.9 Besaran ruang pada Sub Dinas Cipta Karya h. Penunjang Nama Ruang Sifat Kapasitas Besaran Ruang Luas (Orang) Lobby Publik 380 R. Bagian Semi 5 Perabot 0,87 x 380 = 330,6 Standar /orang = 0,87 x 330 org = 330,6 M² Sirkulasi 50 % x 50 % 165,3 x 50 % = 165,3 M² (M²) = 495,9 M² 495,9 M² Surat menyurat Publik Meja Kerja : (2 x 1)3 = 6 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Kursi Tamu I : 1,70 x 0,60 = 1,02 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Total : 6 + 1,08 + 1,02 + 0,60 = 8,7 M² 47

Standar /orang = 0,87 x 5 org = 4,35 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (8,7 + 4,35) 60 % 13,05 x 60 % = 7,83 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 8,7 + 2,6 + 7,83 = 19,13 M² 19,13 M² R. Informasi Privat 5 Perabot Meja Kerja : (2 x 1)3 = 6 M² Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Kursi Tamu I : 1,70 x 0,60 = 1,02 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Total : 6 + 1,08 + 1,02 + 0,60 = 8,7 M² Standar /orang = 0,87 x 5 org = 4,35 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (8,7 + 4,35) 60 % 13,05 x 60 % = 7,83 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 8,7 + 2,6 + 7,83 = 19,13 M² 19,13 M² Ruang Privat 18 Perabot Perpustakaan Meja : (1 x 0.5)17 = 8,5 M² Kursi : (0,60 x 0,60) 18 = 6,48 M² Rak Buku : (3 x 0.8) 5 = 12 M² Meja Piket : 1 x 0.7 = 0.7 Total : 8,5 + 6,48 + 12 + 0,7 = 27,68 M² Standar /orang = 0,87 x 18 org = 15,66 M² Sirkulasi 50 % (Luasan Perabot + )50 % (27,68 + 15,66) 50 % 43,34 x 50 % = 21,67 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi 48

Ruang Privat 9 Perabot = 27,68 + 15,66 + 21,67 = 65 M² 65 M² e-library Meja : (1 x 0,7)8 = 5,6 M² Kursi : (0,60 x 0,60)9 = 3,24 M² Meja Server : 1 x 0,8 = 0,8 Total : 5,6 + 3,24 + 0,8 = 9,64 M² Standar /orang = 0,87 x 9 org = 7,83 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (9,64 + 7,83) 60 % 17,47 x 60 % = 10,48 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 9,64 + 7,83 + 10,48 = 27,95 M² 27,95 M² Toilet Service 2 buah closed duduk 7,8 M² Pria 2 buah bak air 2 buah wastafel 1 urinoir Toilet Service 2 buah closed duduk 7,8 M² Wanita 2 buah bak air 2 buah wastafel Ruang Privat 6 Perabot Arsip Lama Meja : (1 x 0,7)6 = 4,2 M² Kursi : (0,60 x 0,60)6 = 2,16 M² Rak Berkas : (3 x 0,8) 4 = 9,6 M² Total : 4,2 + 2,16 + 9,6 = 15,96 M² Standar /orang = 0,87 x 6 org = 5,22 M² Sirkulasi 30 % (Luasan Perabot + )30 % (15,96 + 5,22) 30 % 21,18 x 30 % = 6,35 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 15,96 + 5,22 + 6,35 = 27,53 M² 27,53 M² R. Security Privat 5 Perabot Meja Kerja : 2 x 1 = 2 M² 49

Kursi Kerja : 0,60 x 0,60 x 3 = 1,08 M² Kursi Tamu I : 1,70 x 0,60 = 1,02 M² Rak Buku/Arsip : 0,60 x 1 = 0,60 M² Meja Piket : 1 x 4 = 4 Total : 2 + 1,08 + 1,02 + 0,60 + 4 = 8,7 M² Standar /orang = 0,87 x 5 org = 4,35 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )60 % (8,7 + 4,35) 60 % 13,05 x 60 % = 7,83 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 8,7 + 2,6 + 7,83 = 19,13 M² 19,13 M² Foto Copy Service 3 Perabot Meja Kerja : 2 x 1 = 2 M² Kursi Kerja : (0,60 x 0,60)3 = 1,08 M² Mesin Foto Copy : (1 x 0,80)2 = 1,6 M² Rak Alat & Bahan : 0,60 x 2 = 1,2 M² Total : 2 + 1,08 + 1,6 + 1,2 = 5,88 M² Standar /orang = 0,87 x 3 org = 2,61 M² Sirkulasi 60 % (Luasan Perabot + )70 % (5,88 + 2,61) 70 % 8,49 x 70 % = 5,94 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 5,88 + 2,61 + 5,94 = 14,43 M² 14,43 M² Cleaning Privat 4 Perabot service Meja Kerja : 2 x 1 = 2 M² Kursi : (0,60 x 0,60)4 = 1,44 M² Rak Alat & Bahan : (0,60 x 2)2 = 2,4 M² Wastafel : (0,56 x 0,45)2 = 0,5 M² Total : 2 + 1,44 + 2,4 + 0,5 = 6,34 M² Standar /orang = 0,87 x 4 org = 3,48 M² Sirkulasi 60 % 50

(Luasan Perabot + )60 % (6,34 + 3,48) 60 % 9,82 x 60 % = 5,89 M² Luasan Perabot + + Sirkulasi = 6,34 + 3,48 + 5,89 = 15,71 M² 15,71 M² Toilet Umum Service 2 buah closed duduk 7,8 M² Pria 2 buah bak air 2 buah wastafel 1 urinoir Toilet Umum Service 2 buah closed duduk 7,8 M² Wanita 2 buah bak air 2 buah wastafel Ruang Genset Service 4 x 4,5 = 18 M² 18 M² Jumlah 753,11 M² Tabel 3.10 Besaran ruang Penunjang Total Keseluruhan = 161,86 + 296,46 + 289,29 + 468,24 + 525,07 + 468,24 + 485,91 + 753,11 = 3.448,18 M² 3. Kebutuhan Parkir Perhitungan kebutuhan lahan parkir sesuai dengan standar perhitungan pada umumnya, yaitu berdasarkan kapasitas pemakai gedung utama Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo. Maka diasumsikan kebutuhan parkir gedung utama Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo yaitu: Kendaraan Roda 4 = 35 % Kendaraan Roda 2 = 40 % Pejalan Kaki = 25 % 51

1) Parkir pengelola/pegawai Jumlah pegawai = 500 orang o Kendaraan roda empat 1 mobil = 4 orang (500 x 35%):4 = 43,75 = 44 mobil Standar luasan mobil = 10 M² Luasan parkir mobil = 44 x 10 M² = 440 M² o Kendaraan roda dua 1 motor = 2 orang (500 x 40%):2 = 100 motor Standar luasan motor = 3 M² Luasan parkir motor = 100 x 3 M² = 300 M² Luasan parkir untuk pengelola/pegawai = 440 + 300 = 740 M² 2) Parkir umum Jumlah pengunjung = 50 o Kendaraan roda empat 1 mobil = 4 orang (50 x 35%):4 = 4,37 = 4 mobil Standar luasan mobil = 10 M² Luasan parkir mobil = 4 x 10 M² = 40 M² o Kendaraan roda dua 1 motor = 2 orang (50 x 40%):2 = 10 motor Standar luasan motor = 3 M² Luasan parkir motor = 10 x 3 M² = 30 M² Luasan parkir untuk pengunjung = 40 + 30 = 70 M² 52

Total luasan area parkir = 740 + 70 = 810 M² Sirkulasi = Luasan parkir x 40 % = 810 x 40% = 324 M² Jumlah total luasan area parkir adalah: = Luas area parkir + sirkulasi = 810 + 324 = 1.134 M² Dengan menggunakan rasio penggunaan lahan 30 : 70, maka luas site yang dibutuhkan sebesar : = Luas lantai 0.30 = 3.448,18 M² 0.30 = 11.493,93 m 2 Luas space untuk ruang terbuka (termasuk parkir, entrance hall, dan elemen eksterior lainnya) : = 0,70 x luas site = 0,70 x 11.493,93 = 8.045,75 m 2 53

Telah diketahui sebelumnya, luas total area parkir adalah 1.134 M². Maka untuk luasan open space dapat di hitung sebagai berikut: Diketahui : -Luas area parkir = 1.134 M² -Luas space ruang terbuka = 8.045,75 M² Luas open space = Luas space ruang terbuka - Luas area parkir = 8.045,75 1.134 = 6.911,75 = 6.912 M² 4. Pola Hubungan Ruang a. Bagian Kepala Ruang Kepala Dinas Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Rapat/pertemuan Toilet Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar 3.19 Pola hubungan ruang bagian kepala 54

b. Bagian Sekretariat Ruang Sekretaris Dinas Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Kasubag Kepegawaian Ruang Kasubag Umum & Perlengkapan Ruang Staff Ruang Rapat Intern Pantry Gudang Toilet Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar 3.20 Pola hubungan ruang bagian sekretariat c. Bagian Keuangan Ruang Kepala Bagian Keuangan Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Kasubag Anggaran Ruang Kasubag Perbendaharaan Ruang Kasubag Akuntansi Ruang Staff Ruang Rapat Intern Pantry Gudang Toilet 55

Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar 3.21 Pola hubungan ruang bagian keuangan d. Bagian Sub Dinas Perencanaan Ruang Kepala Sub Dinas Perencanaan Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Kasiei Survey dan Pendataan Ruang Kasiei Penyusunan Program Ruang Kasiei Evaluasi dan Pengadilan Ruang Staff Ruang Rapat Intern Pantry Gudang Toilet Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar 3.22 Pola hubungan ruang bagian sub dinas perencanaan 56

e. Bagian Sub Dinas Sumber Daya Air Ruang Kepala Sub Dinas Sumber Daya Air Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Kasiei Tenaga Sumber Daya Air Ruang Kasiei Irigasi, Operasional dan Pemeliharaan Ruang Kasiei Pengolahan Sungai, Rawa, Pantai dan Rawa Ruang Staff Ruang Rapat Intern Pantry Gudang Toilet Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar 3.23 Pola hubungan ruang bagian sub dinas sumber daya air f. Bagian Sub Dinas Bina Marga Ruang Kepala Sub Dinas Bina Marga Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Kasiei Teknis Bina Marga Ruang Kasiei Pengembangan Jalan dan Jembatan Ruang Kasiei Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Ruang Staff Ruang Rapat Intern Pantry Gudang Toilet 57

Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar 3.24 Pola hubungan ruang bagian sub dinas bina marga g. Bagian Sub Dinas Cipta Karya Ruang Kepala Sub Dinas Cipta Karya Ruang Sespri Ruang Tunggu Ruang Kasiei Teknis Cipta Karya Ruang Kasiei Tata Ruang dan Perumahan Ruang Kasie Air Bersih dan Prasarana Lingkungan Ruang Staff Ruang Rapat Intern Pantry Gudang Toilet Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar 3.25 Pola hubungan ruang bagian sub dinas cipta karya 58

Lobby h. Penunjang R. Bag. Surat-menyurat R. Bag. Informasi R. Perpustakaan R. e-library R. Arsip Lama R. Security R. Foto Copy Toilet Umum Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar 3.266 Pola hubungan ruang penunjang i. Service Pantry Toilet Pria Toilet Wanita Gudang R. Genset R. Cleaning Service Keterangan: Hubungan langsung Hubungan tidak langsung Tidak ada hubungan Gambar 3.27 Pola hubungan ruang Service 59

C. Konsep Dasar Rancangan Konsep dasar rancangan merupakan tahapan awal menampilkan dasar penghadiran objek gedung utama Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo sebagai fasilitas perkantoran yang dibutuhkan, serta bagi pengembangan Gorontalo dan kawasan sekitarnya yang dijabarkan sebagai berikut: 1. Cerah dan Mengundang Pengolahan arsitektur pada tampak akan memberikan rangsangan pada pengamat sehingga dapat menyebabkan pegawai lebih berkeinginan untuk datang. Pengolahan fasade bangunan yang berkesan terbuka dapat menggunakan material menarik dengan warna cerah yang menimbulkan kesan menarik dan terlihat menyatu dengan lingkungan sekitar. 2. Monumental Dalam mengolah tampilan akan memberikan citra yang monumental bagi para penikmat sehingga menghasilkan suatu tampilan yang tegas dan tak mudah dilupakan dan memberikan kesan yang kuat bagi para penikmat. D. Konsep Perencanaan Site Perencanaan site merupakan salah satu bagian yang menentukan kehadiran atau eksistensi suatu bangunan. Sebagai suatu bangunan yang berorientasi pada pelayanan sekaligus menampilkan kesan-kesan yang sesuai dengan citra dan fungsinya maka pengolahan ruang luar sangat perlu. Pengolahan site yang optimal akan memberikan peluang yang efektif bagi pengamat dalam menikmati objek, terutama dari titik-titik tertentu dimana para 60

pengunjung umumnya berada, seperti pada pelataran parkir menuju ke entrance bangunan. Pengunaan elemen-elemen ruang luar yang variatif dan menarik dapat menciptakan suasana yang nyaman dan dapat menimbulkan kebetahan bagi para pengunjung. Elemen-elemen ruang luar tersebut dapat berupa pohon dan tanaman sebagai elemen alami juga dapat menggunakan pencahayaan/efek cahaya buatan yang menjadi titik tangkap yang menarik bagi pengunjung. 1. Pencapaian ke dalam Site Pencapaian kedalam site sangat menentukan lancarnya arus keluar dan masuk pada site. Mengingat site yang hanya dilalui oleh satu jalur jalan utama, maka entrance dan pintu keluar akan dibuatkan dalam dua titik, demikian pula dengan jalur pejalan kaki di buat terpisah dari jalur masuk dan keluar dari kendaraan. 2. Sirkulasi Eksternal dan Internal Site Untuk sirkulasi eksternal site merupakan tanggung jawab dari pemerintah daerah sedangkan pengembangan sirkulasi internal adalah melalui pertimbangan melihat kondisi eksternal site. Pada prinsipnya sirkulasi manusia dibuat terpisah dari lalu lintas kendaraan. Hal ini guna mendapatkan rasa aman, kemudahan dan kenyamanan serta tingkat privasi aspek manusianya. 61

E. Konsep Rancangan Bangunan 1. Bentuk Dasar Dalam menentukan bentuk dasar massa bangunan hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah: a. Bentuk dapat diolah, digabungkan, dengan bentuk dasar lainnya sehingga menciptakan citra yang dinamis dan menarik. b. Dapat menyesuaikan dengan bentuk tapak. c. Sesuai dengan kegiatan yang didalamnya agar tercipta penggunaan ruang yang efisien. d. Kemudahan sirkulasi kedalam bangunan. Pada obyek rancangan ini bentuk yang diambil adalah bentuk segi empat untuk mempertegas kesan formal terhadap objek. Bentuk segi empat tersebut dibuat dengan pola melengkung. Untuk mencegah kesan monoton dan membosankan, maka bentuk segi empat dipadukan dengan bentuk setengah lingkaran. Dan dengan adanya suatu penambahan atau pengurangan bentuk, baik dari susunannya maupun ukurannya akan lebih memperindah tampilan bangunan. 62

. Gambar 3.28 Bentuk Dasar Rancangan 2. Tampilan Bangunan Tampilan bangunan memegang peranan penting guna menampilkan citra bangunan. Yang berperan didalam citra bangunan yaitu: a. Fungsi, pemenuhan terhadap aktivitas manusia merupakan batasan fungsi secara umum dalam Arsitektur. Namun fungsi tidak selalu menentukan bentuk, dalam hal ini bentuk hanya dapat mencerminkan simbol kegiatan yang ada tapi tidak selalu form follow function. b. Skala, berperan dalam memberi kesan pada bangunan dan berlaku pada interior dan eksterior bangunan. c. Penampilan berdasarkan gubahan massa, seperti: Simetris, berkesan statis. Asimetris, berkesan dinamis. 63

Hirarki, berdasarkan kepentingan fungsi bangunan. Pada rancangan bangunan ini, menggunakan prinsip Simetris agar berkesan dinamis sesuai citra yang diinginkan. Maka pengolahan fasade yang digunakan adalah Cultural Modern miminalis dengan melihat perkembangan zaman tapi tetap bernafaskan unsur budaya yang merupakan ciri khas daerah yang melekat pada daerah Gorontalo sebagaimana telah diusung oleh pemerintah daerah Gorontalo. F. Utilitas Bangunan 1. Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan yang digunakan terdiri atas: a. Pencahayaan alami (natural lighting) Kondisi pada site yang tanpa bangunan-bangunan tinggi di sekelilingnya menyebabkan sinar matahari dapat masuk ke seluruh massa bangunan serta pemanfaatan elemen lanskape untuk melembutkan dan menyejukan aliran udara yang masuk ke dalam ruangan, dan bukaan pada lantai 2 bangunan mereduksi aliran udara yang lebih besar. Gambar 3.29 Sistem Pengcahayaan alami 64

b. Pencahayaan buatan (artificial lighting) Pencahayaan dengan menggunakan energi listrik (berasal dari PLN), dengan tenaga cadangan dari generator. Secara umum, menggunakan lampu downlight. Downlight tidak hanya menjadi alat penerangan didaerah publik tetapi dengan penataan letak yang artistik, elemen interior ini dapat memberi nuansa berbeda yang mempecantik ruangan. Lampu taman (garden lamp) digunakan untuk ruang luar. Gambar 3.30 Sistem Pengcahayaan Buatan 2. Sistem Penghawaan Penghawaan alami (natural ventilation) Pemanfaatan penghawaan alami dapat kita gunakan dengan semaksimal mungkin, dengan menggunakan jendela atau ventilasi sebagai pengatur dan jalan masuk dan keluarnya angin. Selain itu pemanfaatan element landscape seperti pohon dapat menyejukan aliran udara yang masuk dalam ruangan. 65

Gambar 3.31 Sistem Penghawaan Alami Buatan Penghawaan buatan diterapkan pada bagian ruangan-ruangan tertentu yang membutuhkan pengkondisian udara yang maksimal dan kegiatan yang permanen, seperti pada ruang pengelola di bagian administrasi dan ruang-ruang yang lainnya. Gambar 3.32 Sistem Penghawaan Buatan 3. Sistem Pencegahan Kebakaran Sistem pencegahan kebakaran telah diatur pada peraturan-peraturan bangunan yang prinsipnya meliputi pencegahan kebakaran dengan mengadakan alat pengaman pada sistem sekring (fuse). Setiap ruangan dilengkapi dengan Alat Pemadam Air Ringan (APAR) dengan media tabung kimia/busa dengan 66

perletakan yang mudah dijangkau, dilengkapi dengan ionizer/head detector yang membunyikan alarm seketika bila terjadi kebakaran. Untuk penangkal kebakaran pada bangunan ini digunakan: Ionizer Detector, yang berfungsi mendeteksi ion asap secara dini. Head Detector, yang mendeteksi perubahan panas yang signifikan didalam ruangan. Penempatan tabung pengaman dalam fire box ditempat-tempat yang mudah terbakar pada jarak sekitar 30m. Pemasangan water hydrant pada area sudut-sudut luar bangunan. Pemasangan sprinkler. Bak Penampungan Water Hydrant Fire House Sumber Api Alarm Tangga APAR Gambar 3.33 Sistem Penyelamatan Terhadap Bahaya Kebakaran 67

4. Sistem Distribusi Air Bersih Suplai utama air bersih dari PDAM langsung ke tangki penampungan bawah (ground reservoir) lalu dipompakan kebak penampungan atas (tank reservoir) pada menara air dan selanjutnya disalurkan dengan memnfaatkan grafitasi keunit-unit yang ada. PDAM METERAN RESERVOIR BAWAH POMPA RESERVOIR BAWAH Gambar 3.34 Distribusi Air Bersih 5. Sistem Pembuangan Air Kotor dan Sampah SHAFT DISTRIBUSI SETIAP KRAN Air kotor berasal dari fasilitas sanitasi dan drainase. Pembuangan air kotor harus ditunjang dengan sistem perpipaan yang sempurna. Pemakaian air bersih Air kotor perpipaan Bak kontro Riol kota Gambar 3.35 Sistem Pembuangan Air Kotor Sistem pembuangan sampah mempergunakan Carry Out Sistem, dimana sampah dikumpulkan terlebih dahulu, kemudian diangkut ketempat pembuangan sampah (TPA). 68

Banguna Bak Penampung Truk TPS Gambar 3.36 Sistem Pembuangan Sampah TPA 6. Sistem Telekomunikasi Sistem komunikasi yang digunakan didalam bangunan ini adalah: Telepon Digunakan untuk hubungan ekstern, dengan sistem PABX (Privat Automatic Brance Exchanges) yang dihubungkan dengan PT. Telkom. Intercom Digunakan untuk percakapan antar ruangan didalam bangunan. winkie Talkie Digunakan oleh security sebagai sarana didalam menjaga keamanan dan kenyamanan. PT. Telkom Terminal operator PABX Ruang-rung Gambar 3.37 Sistem Jaringan Telekomunikasi 69

7. Sistem Penangkal Petir Site yang terletak ditanah lapang serta tanpa gedung-gedung tinggi rentan terhadap sambaran petir, dengan demikian maka perlu adanya alat penangkal petir. Sistem penangkal petir yang digunakan pada bangunan ini adalah penangakal petir sistem Thomas dengan pemasangan tongkat kedudukan pada tiap puncak atap yang dihubungkan dengan konduktor horisontal sebagai kabel penghantar ke tanah. Sistem Thomas Penghantar pada dinding bangunan Elektroda diatas tanah (penghantar ke tanah sebagai stabilisator) Gambar 3.38 Sistem Penangkal Petir Sistem Thomas 8. Sistem Akustik Prinsip-prinsip perencanaan akustik sebagai dasar pertimbangan antara lain: a. Background noise/latar belakang kebisingan. b. Bentuk dan ukuran ruang. c. Jenis kegiatan dan fungsi ruang. d. Penggunaan elemen-elemen ruang seperti: Plafon yang berfungsi untuk pemantulan bunyi. Dinding berfungsi untuk pemantulan, penyerapan dan pembaur bunyi. Lantai berfungsi sebagai penyerap, pemantul dan pembelok bunyi. 70

Elemen-elemen ruang ini merupakan fungsi akustik yang sangat menentukan dalam sistem yang akan diterapkan. G. Sistem Struktur Adapun 4 hal konsep struktur yang harus diperhatikan dalam perencanaan bangunan antara lain: Fungsional. Dapat memberikan kenyamanan dan kenikmatan bagi pemakai dalam pemanfaatan dan penggunaannya. Estetika. Sebagai dasar keindahan dan keserasian pada bangunan yang mampu memberikan rasa kagum bagi pengamat dan rasa bangga bagi pemilik. Struktural. Mempunyai struktur yang kuat dan mantap sehingga dapat memberikan rasa aman. Ekonomis Penggunaan material yang baik sehingga bangunan tersebut dapat bertahan lama dan awet. Perencanaan suatu bangunan perlu diperhatikan dalam masalah struktur, karena sturuktur berfungsi untuk melindungi suatu ruang tertentu terhadap iklim, bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh alam dan menyalurkan semua macam beban kedalam tanah. 71

Struktur bangunan yang baik adalah dapat menahan beban bangunan secara merata atau semua gaya yang bekerja dan mempengaruhinya. Yang menjadi pertimbangan dalam merencanakan system struktur adalah : Kondisi tanah setempat. Jenis dan bahan yang digunakan dan teknologi pelaksanaan proyek. Mempunyai kelenturan yang stabil. Tidak terjadi penurunan pada bagian struktur yang direncanakan. Dapat menahan beban antara lain : beban angin, beban gempa dsb. Dimensi kolom ditentukan berdasarkan ketinggian bangunan, jarak bentangan, dan daya dukung tanah. Kebutuhan luas ruang berdasarkan penyesuaian dengan jumlah pemakai. Sirkulasi dalam bangunan. Struktur yang dipakai dalam obyek ini adalah: 1. Struktur Bawah (Sub Structure) Struktur pondasi yang berfungsi untuk meneruskan semua beban bangunan yang berasal dari beban vertikal dan beban horisontal dari seluruh bagian bangunan, dan meneruskannya ke tanah, harus kuat dan tidak terjadi penurunan bangunan yang mengakibatkan kerusakan. Jenis pondasi yang dapat dipakai pada bangunan berlantai dua adalah pondasi langsung atau tidak langsung. Hal ini tergantung letak kekuatan tanah yang ada dimana bangunan itu dibuat. 72

Pondasi Tiang Pancang Untuk sub struktur, menggunakan sistem pondasi bored pile atau tiang pancang, mengingat objek perancangan adalah bangunan yang memerlukan daya ketahanan tinggi terhadap beban manusia yang ada didalamnya. Adapun keuntungan dari jenis pondasi tiang pancang antara lain : a) Kapasitas daya dukung yang besar dengan volume beton cukup hemat. b) Menggunakan penulangan besi beton. c) Dapat menahan beban lateral cukup besar. d) Dapat digunakan pada kondisi tanah yang labil. Pondasi Setempat (Telapak) Pondasi setempat atau disebut juga pondasi telapak adalah pondasi beton bertulang yang dibuat setempat hanya di bawah kolom struktur. Bentuk pelat pondasi dapat segi empat atau segi empat panjang. Pondasi ini dipakai pada tanah keras dangkal dengan beban bangunan yang tidak berat. 73

Gambar 3.39 Pondasi Telapak Pondasi Menerus / Lajur Pondasi menerus atau disebut juga pondasi lajur adalah pondasi yang dibuat sepanjang arah melintang dan memanjang bangunan di bawah deretan kolom struktur. Pondasi ini dipakai apabila beban bangunan relatif berat, tanah kurang baik, sehingga kalau dibuat pondasi setempat luas dasarnya kurang. Gambar 3.40 Pondasi lajur Struktur bawah dibentuk oleh pondasi dengan fungsi utama sebagai pemikul beban bangunan. Struktur bawah yang dipakai dalam rancangan bangunan ini adalah pondasi tiang pancang, yang dipilih berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: a. Cocok untuk semua daya dukung tanah. b. Tahan gempa; karena lokasi obyek berada di Gorontalo yang berdekatan dengan Sulawesi Utara yang merupakan jalur gunung berapi 74

yang masih efektif dalam intensitas kecil maupun sedang yang rentan terhadap gempa bumi. c. Kemudahan pelaksanaan, tidak memerlukan pekerjaan galian karena tiang-tiang langsung ditancapkan ketanah. d. Letak lapisan tanah kasar berada jauh didalam (± 6-10 m). e. Kekuatan struktur. 2. Struktur Tengah (Main Strukture) Berikut ini merupakan unsur unsur struktur dasar bangunan Unsur Linier Kolom dan balok : mampu menahan gaya aksial dan gaya rotasi. Gambar 3.41 Contoh kolom yang terpotong Unsur permukaan Dinding, : dapat berlubang atau berangka, mampu menahan gaya gaya aksial dan rotasi. Plat : padat atau beruas, ditumpu pada rangka lantai, mampu memikul beban di dalam dan tegak lurus terhadap bidang tersebut. Unsur Spasial Pembungkus fasade atau inti ( core ), misalnya dengan mengikat bangunan agar berlaku sebagai suatu kesatuan. Perpaduan dari unsur unsur dasar di 75

atas akan membentuk struktur tulang dari bangunan. Kita dapat membayangkan berbagai kemungkinan pemecahan yang tak terhingga. Struktur tengah dibentuk oleh lantai, kolom, balok dan dinding yang berfungsi sebagai pembentuk ruang, sebagai pembentuk bangunan dan sebagai pelindung. Struktur tengah yang digunakan adalah struktur rangka, dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Struktur rangka grid radial merupakan hal khusus yang berlaku untuk bentuk apa saja. Disamping mengikuti garis maka pengembangan bentuk denah dapat juga mengikuti garis-garis lainnya yang sesuai. b. Kuat dan efisien dalam pengaturan lay out ruang sehingga pengaturan ruang lebih bebas dan fleksibel untuk diadakan pengembangan. c. Kemudahan pelaksanaan. 3. Struktur Atas (Upper Strukture) Rangka Batang Rangka batang adalah susunan elemen-elemen linier yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga, sehingga menjadi bentuk rangka yang tidak dapat berubah bentuk apabila diberi beban eksternal tanpa adanya perubahan bentuk pada satu atau lebih pada batangnya. Setiap elemen tersebut seeara umum dianggap tergabung pada titik hubungnya dengan sambungan sendi. Prinsip utama yang mendasari penggunaan rangka batang sebagai struktur pemikul bebanadalah penyusunan elemen menjadi konfigurasi segitiga yang menghasilkan bentuk stabil. 76

Untuk rangka batang yang hanya memikul beban vertikal, pada batang tepi atas umumnya timbul gaya tekan, dan pada tepi bawah umumnya timbul gaya tarik. Gaya tarik atau tekan ini dapat timbul pada setiap batang, dan mungkin saja terjadi pola yang berganti-ganti antara tarik dan teka Gambar 3.42 Rangka Batang 77

Gambar 3.43 Jenis Rangka Batang Fungsi dari struktur atas adalah sebagai penutup bangunan, sebagai pelindung terhadap hujan dan radiasi matahari serta mendukung penampilan bangunan secara keseluruhan. Konstruksi atap yang digunakan adalah konstruksi rangka baja ringan karena dengan struktur ini dapat melingkupi bentangan lebar dan juga dipadukan dengan atap pelat beton. Balok dan Plat Lantai 2 Pada massa berlantai 2 perlu adanya plat lantai dan balok sebagai pendistribusi beban di lantai 2 hingga ke kolom dan pada akhirnya ke pondasi Gambar 3.44 Balok dan plat lantai beton 78