PENGEMBANGAN MODEL EVAKUASI KEADAAN DARURAT DI KAPAL FERRY DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERILAKU ABK MELALUI SIMULASI DAN STUDI ETNOGRAFI PENUMPANG KAPAL

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MODEL EVAKUASI KEADAAN DARURAT DI KAPAL FERRY DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERILAKU ABK MELALUI SIMULASI DAN STUDI ETNOGRAFI PENUMPANG KAPAL

WAKTU EVAKUASI MAKSIMUM PENUMPANG PADA KAPAL PENYEBERANGAN ANTAR PULAU

KAJIAN TERJADINYA KECELAKAAN KAPAL DI LAUT AKIBAT HUMAN ERROR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

DESAIN AKSES OPTIMUM DAN SISTEM EVAKUASI SAAT KONDISI DARURAT PADA KM. SINAR BINTAN. Disusun Oleh: Nuke Maya Ardiana

Evaluasi Kesesuaian Life-Saving Appliances (LSA) dan Pembuatan Simulasi Sistem Evakuasi Pada Kapal Perintis 1200 GT Menggunakan Software Pathfinder

EVALUASI SARANA MENYELAMATKAN DIRI KEADAAN DARURAT PADA BANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN SEBAGAI UPAYA IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KEBAKARAN

Perancangan Fire Control and Safety Plan pada Kapal Konversi LCT menjadi Kapal Small Tanker

BAB 1 : PENDAHULUAN. industri penyedia jasa angkutan laut seperti pelayaran kapal laut. (1)

ANALISA EVAKUASI PENUMPANG PADA KAPAL RO-RO MENGGUNAKAN DISCRETE EVENT SIMULATION DAN SOCIAL FORCE MODEL

ANALISIS LOKASI KRITIS JALUR EVAKUASI PENUMPANG KAPAL PENYEBERANGAN ANTAR PULAU

Analisa Evakuasi Penumpang pada Kapal Ro-Ro Menggunakan Discrete Event Simulation dan Social Force Model

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013

APLIKASI PENERAPAN PERATURAN SOLAS DALAM PERENCANAAN PERALATAN KESELAMATAN KMP LEGUNDI PADA LINTASAN MERAK-BAKAUHENI

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

STUDI PERENCANAAN MODEL EVAKUASI SEDERHANA PADA KAPAL PENUMPANG

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Implementasi Discrete Event Simulation untuk Analisis Evakuasi Penumpang Kapal Ro-Ro Pada Kondisi List dan Normal

[Standar Pelayanan Minimum KM. Andalus] 1

Implementasi Discrete Event Simulation untuk Analisis Evakuasi Penumpang Kapal Ro-Ro Pada Kondisi List dan Normal

Auditorium KNKT, Kementerian Perhubungan 28 Desember Interviewing Techniques in Accident Investigation NTSC In-House Training

Latar Belakang. Luaran yang Diharapkan Metodologi. Hasil analisa Kesimpulan dan Rekomendasi

DATA INVESTIGASI KECELAKAAN PERKERETAAPIAN TAHUN Sumber: Database KNKT Desember 2013

PENILAIAN SAFETY CLIMATE PEKERJA TERHADAP STATUS KARYAWAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN. (Studi Kasus pada Pekerja Workshop Di PT PAL Indonesia)

ANALISA FIRE RISK ASSESMENT PADA KAPAL PENUMPANG (STUDI KASUS RANCANGAN KAPAL 5000 GT MILIK DINAS PERHUBUNGAN DARAT)

LOKASI KRITIS JALUR EVAKUASI PENUMPANG KAPAL PENYEBERANGAN ANTARPULAU DENGAN METODE PERGERAKAN SIMULTAN

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS TAHUN 2014

ANALISA KARAKTERISTIK KEBUTUHAN DAYA LISTRIK PADA KAPAL FERRY DALAM RANGKA EFISIENSI ENERGI

PENERAPAN PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN PADA SAAT BERLAYAR UNTUK KELOMPOK NELAYAN MADURA

ANALISIS LOKASI KRITIS JALUR EVAKUASI PENUMPANG KAPAL PENYEBERANGAN ANTAR PULAU DENGAN METODE PERGERAKAN SIMULTAN

BAB I PENDAHULUAN I-1 A. LATAR BELAKANG.

BAB 4 MENERAPKAN PROSEDUR PENYELAMATAN DIRI DARURAT DAN SAR

BAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di

Perencanaan Pelabuhan Penyeberangan Desa Buton, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah

PROBABILITAS KECELAKAAN KAPAL TENGGELAM DI WILAYAH SELAT MAKASSAR

KATA PENGANTAR. Jakarta, Nopember PT. Laras Respati Utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang cukup lama. Dalam perkembangan pasar dunia bebas, Keselamatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

namun metode ini hanya dapat membekali operator kapal yang merupakan subyek langsung dari kecelakaan kapal.

Rancangan Sistem Assessment Keselamatan Kebakaran Kapal Penyeberangan Roll On Roll Off

STUDI JALUR EVAKUASI PADA KAPAL PENYEBERANGAN ANTAR PULAU

PENGARUH ELEMEN BANGUNAN KAPAL TERHADAP KOREKSI LAMBUNG TIMBUL MINIMUM

STATUS REKOMENDASI KESELAMATAN SUB KOMITE INVESTIGASI KECELAKAAN PELAYARAN KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI. Penerima Receiver.

OCKY NOOR HILLALI

Keseimbangan antara Pendapatan dan Biaya Operasional Kapal Penyeberangan Lintas Jangkar-Kalianget

BAB 1 PENDAHULUAN. a. Meningkatkan pelayanan transportasi laut nasional. c. Meningkatkan pembinaan pengusahaan transportasi laut

Pemilihan Jalur Evakuasi Dalam Keadaan Darurat Menggunakan Algoritma Quantum Ant-Colony

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk

BAB V PENGENALAN ISYARAT BAHAYA. Tanda untuk mengingat anak buah kapal tentang adanya suatu keadaan darurat atau bahaya adalah dengan kode bahaya.

PEMODELAN SEBARAN TUMPAHAN MINYAK DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN PELABUHAN MERAK

BAB II TINJAUN PUSTAKA

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PRAKATA ABSTRAKSI

Rancang Bangun Aplikasi Pemilihan Alat Transportasi Umum Kota Surabaya Menggunakan Metode Spanning Tree Pada Smartphone Android.

PERAN JALUR EVAKUASI DALAM MENANGGULANGI KEADAAN DARURAT PADA PT. EFRATA RETAILINDO

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran KATA PENGANTAR

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

ANALISIS KESELAMATAN TRANSPORTASI PENYEBERANGAN LAUT DAN ANTISIPASI TERHADAP KECELAKAAN KAPAL DI MERAK-BAKAUHENI

Tinjauan Terhadap Tarif Angkutan Kapal Cepat KM. Expres Bahari Lintas Palembang-Muntok di Pelabuhan Boom Baru Palembang

ANALISIS WAKTU BONGKAR MUAT KENDARAAN DI PELABUHAN MERAK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

2013, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negar

PERANCANGAN SISTEM ASSESSMENT KESELAMATAN KEBAKARAN KAPAL FERRY ROLL ON ROLL OFF

K : DIMAS CRISNALDI ERNAND DIMAS

PROSEDUR PENANGANAN KONDISI DARURAT DALAM PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN

ALBACORE ISSN Volume I, No 3, Oktober 2017 Diterima: 11 Juli 2017 Hal Disetujui: 6 Oktober 2017

INSTALASI PERMESINAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Resizing Bangunan Atas Kapal Double Skin Bulk Carrier (DSBC) DWT untuk Mengurangi Biaya Produksi

EFEKTIVITAS TATA LETAK SEA CHEST TERHADAP PENDINGINAN MOTOR INDUK KAPAL

Kata Kunci : Aplikasi E-Learning, ISO , Model Kualitas

No Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, Pasal 369 Undang- Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan, dan Undang- Undang Nomor 22

BAB V PENUTUP. yang mengalami kecelakaan di perairan Indonesia koordinasi terhadap

BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA)

BAB I PENDAHULUAN.

APLIKASI AUTOMATIC IDENTIFICATION SYSTEM (AIS) UNTUK MENENTUKAN RISK COLLISION KAPAL BERDASARKAN FUZZY INFERENCE SYSTEM

ANALISA KUALITAS DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN KESELAMATAN KAPAL FERRY PENYEBERANGAN RO-RO TESIS. Riky Adrian Oktora

Disampaikan oleh: Kasubdit Tanggap Darurat dan Non Institusi Jakarta, 23 November 2017

SKRIPSI PERANCANGAN KEBUTUHAN APAR DAN SARANA PENYELAMAT DIRI PADA DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II BALIKPAPAN

i UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN.

SKEP /40/ III / 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PT.

TUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

ANALISIS KINERJA PELAYANAN DAN TANGGAPAN PENUMPANG TERHADAP PELAYANAN PELABUHAN PENYEBERANGAN JANGKAR DI KABUPATEN SITUBONDO

Pesawat Polonia

2015 RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI PERAMALAN JUMLAH MUATAN KAPAL RO-RO DENGAN METODE WINTER S TIGA PARAMETER

DESAIN KESELAMATAN TERHADAP RISIKO KEBAKARAN (FIRE SAFETY ENVIRONMENT AREA) PADA LINGKUNGAN PERUMAHAN & PERMUKIMAN DI DKI JAKARTA.

STUDI PENGURANGAN DWELLING TIME PETIKEMAS IMPOR DENGAN PENDEKATAN SIMULASI (STUDI KASUS : TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA)

Studi Perancangan Sistem Kendali Lalu Lintas Kapal di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Berdasarkan Aplikasi Sistem Pakar

PENANGANAN PROSEDUR DARURAT PADA KAPAL ABSTRAK

STUDI KECEPATAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN PERKOTAAN DI KOTA PADANG

Analisa Resiko Tubrukan Kapal Tanker Secara Dinamik Pada Alur. Menggunakan Traffic Based Model. Oleh: Andrew Pradana Putra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SISTEM SIRKULASI BERKELANJUTAN DI KAWASAN MANDIRI CITRALAND SURABAYA

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODEL EVAKUASI KEADAAN DARURAT DI KAPAL FERRY DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERILAKU ABK MELALUI SIMULASI DAN STUDI ETNOGRAFI PENUMPANG KAPAL EMERGENCY EVACUATION FERRY SHIP DEVELOPMENT MODEL WITH SHIP CREW BEHAVIOR AND ETHNOGRAPHY STUDY OF PASSENGER SHIP Kustriwi Ratnaning Hapsari A 1,*), Sritomo Wignjosoebroto B 2) dan Arief Rahman C 3) 1) Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia e-mail : kustriwi@gmail.com 2) Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember 3) Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Kapal laut merupakan moda transportasi laut yang digunakan sebagai sarana penghubung negara kepulauan seperti Indonesia. Sebagian besar masyarakat masih memilih menggunakan kapal laut sebagai sarana transportasi dari satu pulau ke pulau yang lain. Namun ironisnya masih banyak kecelakaan kapal yang menelan korban jiwa bukan akibat faktor penyebab kecelakaan tetapi akibat terinjak-injak dan terjun ke laut pada saat terjadi keadaan darurat di kapal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor penyebab utama jatuhnya korban jiwa saat terjadi keadaan darurat di kapal berdasarkan perilaku penumpang kapal dan ABK. Penelitian ini diawali dengan melakukan metode etnografi untuk mengetahui kebiasaan yang menjadi budaya dan perilaku penumpang kapal saat menaiki kapal. Selanjutnya melakukan analisa perilaku ketanggapan ABK melalui simulasi keadaan darurat. Hasil analisa simulasi ABK tanpa penumpang membutuhkan waktu selama 12 menit 2 detik. Estimasi satu kali perjalanan dengan jumlah 102 penumpang dengan mengabaikan kepanikan dan budaya membutuhkan waktu 44 menit. Berdasarkan analisa etnografi, perilaku dan kondisi tidak aman di kapal akan menambah kebutuhan waktu evakuasi. Rekomendasi sosialisasi penumpang dan perbaikan pelaksanaan simulasi evakuasi ABK akan membantu mengurangi jumlah korban dan kebutuhan waktu saat evakuasi keadaan darurat yang sebenarnya. Kata kunci : etnografi, simulasi, perilaku penumpang kapal ferry, perilaku ABK. ABSTRACT Ship is one of marine transportation modes that used as a means of connecting archipelagic country like Indonesia. Most people still prefer to use ship as a means of transportation from one island to another. Ironically, there are certain accidents that claimed 1

lives not due the accidents themselves, but because they were trampled and plunged into the sea during the event of an emergency on board. This study aims to determine the main causes of casualties during an emergency on based on passengers and crew behavior. This study begins with ethnographic methods to identify passengers habits and as their culture when they are on board. It is followed by further analysis of crews behavioral responsiveness through simulated emergency event. The result of simulation of crews without passengers takes for 12 minutes and 2 seconds. Estimation for a single voyage with 75 passengers by ignoring their culture and panic takes 30 minutes and 1 second. Based on ethnographic analysis, behavior and unsafe conditions have increased time during emergency event. This study is recommending passenger socialization and crew evacuation training to help reducing evacuation time during actual emergency event. Keyword : ethnography, simulation, ferry passenger behavior, crew ship beahvior PENDAHULUAN Transportasi laut merupakan urat nadi negara kepulauan seperti Indonesia. Kondisi kepulauan di Indonesia yang terpisahkan oleh selat dan laut merupakan kondisi yang mempunyai potensi bagi perdagangan dan rekreasi sehingga menjadikan moda transportasi laut menjadi salah satu alternatif pilihan bagi masyarakat di Indonesia untuk membantu menghubungkan mereka dari satu pulau ke pulau lain. Banyaknya jumlah pengguna jasa angkutan laut menjadikan faktor keselamatan penumpang kapal sebagai prioritas utama. Peraturan yang memuat tentang keselamatan penumpang kapal telah dibuat untuk memberikan pelayanan dan keselamatan bagi para penumpang, namun masih saja sering terjadi kecelakaan laut seperti kapal tenggelam, bertubrukan, dan terbakar. Berikut tabel data kecelakaan kapal dari tahun 2005 sampai 2009. Tabel 1.1 Kecelakaan Kapal Tahun 2005-2009 Tahun Faktor Penyebab Manusia Alam Teknis Jumlah kecelakaan Per- tumbuhan (%) Jumlah korban jiwa Pertumbuhan (%) 2005 56 35 34 125 58.23 61 0.00 2006 39 67 37 143 14.40 131 114.75 2007 23 35 87 145 1.40 727 454.96 2008 31 75 32 138-4.83 92-87.35 2009 52 41 31 124-10.14 247 168.48 Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Desember 2009 Tabel diatas menunjukkan bahwa setiap kecelakaan menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 2009 menunjukkan jumlah kecelakaan paling rendah yaitu 124 kecelakaan yang disebabkan oleh faktor manusia dengan korban sebanyak 52 korban jiwa. Jumlah korban meningkat sebesar 168.48% dari tahun 2008 sebanyak 247 korban jiwa. Upaya penekanan jumlah korban jiwa perlu untuk terus dilakukan, salah satunya adalah dengan mengetahui penyebab dan pencegahan jatuhnya korban jiwa melalui sebuah penelitian. 2

Lee (2003) menyebutkan bahwa sebagian besar penumpang kapal tidak terbiasa dengan struktur dan kondisi kapal yang menyebabkan para penumpang kapal akan bingung dalam memilih jalur evakuasi. Hal tersebut mendasari suatu kondisi bahwa peranan Anak Buah Kapal (ABK) dan Kapten kapal menjadi sangat penting sebagai pemandu dan pengkoordinir para penumpang untuk menyelamatkan diri sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Vorst (2010) juga menyebutkan bahwa pentingnya penambahan faktor manusia pada proses evakuasi. Selain faktor perilaku dan kebiasaan penumpang kapal, faktor kesigapan dan ketanggapan para Anak Buah Kapal (ABK) yang bertugas dan bertanggung jawab terhadap keselamatan para penumpang kapal juga perlu untuk diperhatikan. Tujuan dari penelitian ini yaitu menentukan perilaku dan budaya penumpang kapal ferry penyebrangan Selat Madura Pelabuhan Ujung-Kamal melalui studi etnografi, menentukan variabel tambahan hasil studi etnografi untuk mengembangkan model evakuasi keadaan darurat di kapal ferry, mendapatkan analisa perilaku dan perhitungan waktu melalui simulasi ABK dalam mengatasi keadaan darurat, mendapatkan rekomendasi hasil integrasi analisa perilaku ABK dan penumpang kapal ferry Selat Madura. Penelitian dilakukan pada kapal ferry penyebrangan selat Madura, pelabuhan Ujung Kamal. Responden pengambilan data etnografi atau kebudayaan penumpang kapal diambil dari penumpang KMP Gajah Mada dan KMP Tongkol, PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Surabaya. Penelitian ini hanya membahas perilaku penumpang sesuai dengan studi etnografi. Sedangkan analisa perilaku ABK didapatkan dari hasil pelaksanaan simulasi keadaan darurat. Dengan mempertimbangkan faktor keselamatan, maka proses simulasi keadaan darurat dilaksanakan oleh semua crew ABK dan dilakukan pada saat kapal off atau bersandar. METODE Penelitian ini menggunakan metode etnografi sebagai pengolahan data. Etnografi adalah metode penelitian kualitatif sering digunakan dalam ilmu-ilmu sosial, khususnya antropologi dan sosiologi. Hal ini sering digunakan untuk mengumpulkan data empiris tentang masyarakat manusia atau budaya. Pengumpulan data sering dilakukan melalui observasi partisipan, wawancara, kuisioner, dll. Tujuan menggunakan riset etnografi : 1. Memahami perilaku konsumen (dalam penelitian ini, konsumen adalah penumpang atau orang pembeli jasa angkutan kapal laut) secara mendalam. 2. Melihat suatu hal dari berbagai sudut pandang. 3. Bisa mendekati konsumen (penumpang) dari berbagai sudut pandang. 4. Melihat sisi emosi di belakang perilaku penumpang kapal. Hal yang dicari ketika melakukan riset etnografi adalah budaya, simbol, tanda, bahasa, ritual, aturan, perilaku hidup, emosional, dan hubungan sosial. Penelitian dilakukan diawali dengan studi etnografi penumpang kapal yang kemudian dilakukan analisa. Selanjutnya menganalisa perilaku ABK melalui simulasi secara langsung. Integrasi hasil analisa perilaku ABK dan penumpang dijadikan sebagai rekomendasi perbaikan sistem yang ada dan untuk meningkatkan kesadaran faktor keselamatan pelayaran. Sedangkan variabel hasil analisa tersebut digunakan sebagai variabel tambahan dalam pengembangan model evakuasi. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Studi etnografi penumpang kapal Studi etnografi dilakukan oleh peneliti dengan ikut menjadi penumpang kapal dengan tujuan mendapatkan informasi tentang perilaku penumpang dan kepedulian penumpang terhadap keselamatan pelayaran. Didapatkan informasi pengamatan secara langsung terhadap penumpang kapal adalah sebagai berikut : 3

Para penumpang kapal ferry selat Madura saat membawa barang bawaan dengan memikulnya diatas kepala. Sebagian besar penumpang wanita melakukan hal tersebut. Bahkan diantara mereka ada yang membawa barang lebih dari satu dengan dimensi barang seperti gambar disamping. Gambar 2.1 Perilaku Penumpang Kapal Membawa Barang Para penumpang meletakkan barang bawaan dekat dengan mereka dengan alasan tidak tersedianya tempat peletakan barang dan agar barang mudah untuk diawasi. Terkadang barang bawaan penumpang yang mempunyai dimensi seperti gambar di samping dapat menghalangi akses penumpang yang lain. Gambar 2.2 Perilaku Penumpang Kapal Meletakkan Barang Para penumpang kendaraan roda 2 enggan untuk berpindah ke dek penumpang dan lebih memilih untuk tetap berada di dek kendaraan. Gambar 2.3 Perilaku Penumpang di Deck Kendaraan Selain pengamatan langsung studi etnografi juga melakukan wawancara dan penyebaran kuisioner yang bertujuan untuk menggali informasi yang tidak bisa diperoleh pada saat wawancara. Hasil informasi yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan langsung adalah sebagai berikut : 1. Sebagian besar (56%) penumpang kapal ferry selat Madura lebih dari 10x menggunakan kapal hal tersebut karena akses mudah. 2. Sebagian penumpang kapal ferry tidak dapat berkomunikasi dengan penumpang lain karena keterbatasan kemampuan bahasa. Sebagian dari mereka hanya bisa memahami bahasa Madura. 3. Setiap bepergian para penumpang selalu membawa barang bawaan. 4. Sebagian besar penumpang tidak mengetahui prosedur keselamatan di kapal. 5. Rata-rata para penumpang memilih untuk mengikuti perilaku ABK jika terjadi keadaan darurat di kapal. Sehingga perilaku ABK perlu dalam proses evakuasi perlu dikaji melalui proses simulasi evakuasi. 6. Tindakan pertama kali penumpang kapal saat mendengar alarm tanda bahaya adalah langsung berlari. 7. Sebagian penumpang akan mengambil tindakan irrasional saat terjadi keadaan darurat di kapal yaitu dengan terjun ke laut tanpa menggunakan pelampung. 2.1 Simulasi Evakuasi ABK KMP Gajah Mada Simulasi evakuasi ABK dilakukan secara langsung dengan tujuan untuk mengamati perilaku ABK dan ketanggapan dalam proses pelaksanaan prosedur keselamatan kapal dan penumpang. Pemilihan skenario pelaksanaan simulasi evakuasi berdasarkan pada seringnya kejadian kecelakaan di kapal yaitu kebakaran kapal dan meninggalkan kapal. Adapun pelaksanaan simulasi evakuasi ABK dapat diamati pada gambar di sebagai berikut : 4

Breafing pelaksanaan simulasi evakuasi ABK. Breafing dipimpin oleh Kapten (Nahkoda) KMP Gajah Mada yang berisi penentuan skenario dan pembagian tugas para ABK. Gambar 2.4 Gambar 2.5 Skenario pertama adalah kebakaran kapal yang berada di dek kendaraan. ABK mesin melakukan pelaporan ke anjungan kepada Nahkoda. Nahkoda segera memerintahkan untuk segera melakukan pemadaman kebakaran. Nahkoda menyalakan alarm kebakaran dan ABK merespon untuk segera melakukan pemadaman api sesuai dengan prosedur. Api dianggap sebagai api besar yang tidak bisa dipadamkan, sehingga ABK melaporkannya kepada Nahkoda ke anjungan. Nahkoda memerintahkan untuk segera melakukan persiapan meninggalkan kapal. Gambar 2.6 Berdasarkan hasil pengamatan perilaku ABK dalam proses simulasi evakuasi didapatkan analisa sebagai berikut : 1. Total waktu yang dibutuhkan 19 ABK untuk meninggalkan kapal adalah selama 12 menit 4 detik. 2. Estimasi waktu jika terdapat 102 orang (jumlah rata-rata orang dalam 1x pelayaran) di kapal dengan mengabaikan perilaku dan kondisi yang tidak aman adalah lebih kurang selama 44 menit. 3. Dengan mempertimbangkan perilaku penumpang pada saat keadaan darurat melalui studi etnografi maka dapat dilakukan usulan perbaikan proses pelaksanaan evakuasi oleh ABK kapal : a. Sesaat setelah Nahkoda mendapatkan laporan keadaan darurat, Nahkoda segera memerintahkan kepada sebagian ABK untuk menempati perpotongan jalan dan dekat dengan pagar pengaman terluar kapal sebagai upaya antisipasi tindakan irrasional penumpang kapal pada saat panik. b. Setelah memposisikan ABK Nahkoda baru menyalakan alarm kebakaran. c. Pembagian pelampung segera dilakukan sesaat setelah diketahui adanya keadaan darurat tanpa harus menunggu dinyatakan untuk meningglakan kapal. d. Pemberian peralatan komunikasi kepada para ABK dirasa akan lebih efektif daripada harus melakukan pelaporan menuju anjungan sehingga dapat menghemat waktu. e. Sosialisasi kepada penumpang hendaknya dilakukan oleh pihak ABK atau manajemen untuk memberikan informasi keselamatan penumpang dengan menggunakan dua bahasa (Indonesia dan Madura). 5

Berdasarkan analisa perilaku penumpang melalui studi etnografi dan perilaku ABK melalui simulasi dapat digambarkan dalam framework model evakuasi keadaan darurat di kapal sebagai berikut : Perilaku ABK Perilaku penumpang Variabel perilaku Kapal Penumpang ABK Muatan Potensi bahaya (hazard) + Perilaku tidak aman Kondisi tidak aman Kondisi darurat Proses evakuasi Standar Operasional Prosedur Keselamatan Pelayaran atau Kerugian Gambar 2.7 Framework Model Evakuasi Kapal Ferry KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data perilaku penumpang dan ABK didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Perilaku penumpang kapal selat Madura cenderung menyebabkan perilaku dan kondisi tidak aman. 2. ABK tidak pernah melakukan sosialisasi terhadap penumpang mengenai keselamatan pelayaran. 3. Pada saat proses simulasi evakuasi, total kegiatan pelaporan kejadian membutuhkan waktu 3,3 menit. 4. Keberhasilan proses evakuasi dipengaruhi oleh perilaku ABK dan penumpang kapal. Saran dan rekomendasi yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Sosialisai yang efektif perlu dilakukan sebagai upaya peningkatan kesadaran penumpang terhadap keselamatan pelayaran. 2. Pelatihan rutin ABK sebagai upaya peningkatan ketanggapan terhadap kondisi darurat dapat mengurangi kebutuhan waktu evakuasi. 3. Pengadaan peralatan komunikasi ABK sebagai sarana komunikasi untuk mengurangi kegiatan pelaporan yang dapat memakan waktu. DAFTAR PUSTAKA Beckers, E., Flacke, J., Retsios, B., 2010, Investigating The Effect of Different Pre- Evacuation Behavior and Exit Choice Strategies Using Agent-Based Modelling, Procedia Engineering, 3, pp. 23-35. Bhinnety, M., Sugiyanto., 2006, Upaya Penyelamatan Pengunjung Bangunan Publik dalam Situasi Darurat, Konggres Seminar Nasional Ergonomi, Universitas Tarumanegara Jakarta. Direktorat Jendral Perhubungan Laut, Berita Ironis Penumpang Kapal Perintis Berbaur dengan Barang, 2012, http//ditlala.org. Gwynne, S., Galea, E.R., 1997a. Escape as a Social. CMS Press (Paper no. 97/IM/26). 6

Informasi Transportasi Kementrian Perhubungan Tahun 2009, http://dephub.go.id Kim, Hongtae., Park, Jin-Hyoung., Lee, Dongkon., Yang, Young-soon., 2004, Establishing the Methodologies for Human Evacuation Simulation in Marine Accident, Computer & Industrial Engineering, 46, pp. 725-740. Kobes, M., Helsloot Ira., Vries, B., Post, J., 2010, Building Safety and Human Behaviour in Fire : Literature Review, Fire Safety Journal, 45, pp. 1-11. Kobes, M., Helsloot Ira., Vries, B., Post, J., 2010, Exit Chioce, (pre-) movement time and (pre-)evacuation behavioral analysis and validation of the use of serious gaming in experimental research, Procedia Engineering, 3, pp. 37-51. Komite Nasional Kecelakaan Transportasi, Analisis Data Kecelakaan dan Investigasi Transportasi Laut Tahun 2007-2011, Konferensi Pers Akhir Tahun 2011. L. Shi, Q., Xie, X., Cheng, L., Chen, Y., Zhou, R., Zhang, 2009, Developing a Database for Emergency Evacuation Model, Building and Environment, 44, pp. 1724-1729. Lee, D., Kim, H., Park, J.H., Park, B.J., 2003, The Current Status and Future Issues in Human Evacuation from Ship, Safety Science, 41, pp. 861-876. Lee, D., Park, J.H., Kim, H., 2004, A Study on Experiment of Human Behavior for Evacuation Simulation, Ocean Engineering, 31, pp. 931-941. Lu, Chin-Shan., Tsai, Chaur-Luh., 2008, The Effect of Safety Climate on Vessel Accidents in The Container Shipping Context, Accident Analysis & Prevention, 40, pp. 594-601. Lu, C.S., Yang, C.S., 2010, Safety Climate and Safety Behavior in The Passenger Ferry Context, Accident Analysis and Prevention, 43, pp. 329-341. Park, J.H., Lee, L., Kim, H., Yang, Y.S., 2004., Development of Evacuation Model for Human Safety in Maritime Casualty, Ocean Engineering, 31, pp. 1537-1547. Pires, Thiago Tinoco., 2005, An Approach for Modeling Human Cognitive Behavior in Evacuation Models, Fire Safety Journal, 40, pp. 177-189. Proulx, G., (1995), Evacuation Time and Movement in Apartment Buildings, Fire Safety Journal, vol. 24, pp. 229-246. Purser, D. A., Bensilum, M., 2001, Quantification of Behaviour for Engineering Design Standards and Escape Time Calculation, Safety Science, 38, pp. 157-182. R. Fahy, G. Proulx, 2001, Towards Creating a Database on Delay Times to Start Evacuation and walking Speeds For Use in Evacuation Modelling, in : 2nd International Symposium on Human Behavior in Fire, Boston, USA, pp. 175-183. R.G. Michelle., J.H. Tim., K. Koester., 2004, Human Factors in The Maritime Domain, CRC Press, Australia. Rahman, Arif., Mahmood, Ahmad Kamil., 2007, Using Agent-Based Simulation of Human Behavior to Reduce Evacuation Time, Department of Computer and Information Science, Universiti Teknologi PETRONAS, 13750 Tronoh, Perak, Malaysia. Solas., 2001, Consolidated text of the International Convention for the Safety of Life at Sea, 1974, and its Protocol of 1988 : articles, annexes and certificates, International Maritime Organization, London. Sol-Ha., Nam-Kug Ku., Myung-II Roh., Kyu-Yeul Lee., 2012, Cell-based Evacuation Simulation Considering Human Behavior in a Passenger Ship, Ocean Engineering, 53, pp. 138-152. Tissera, P., C., Printista, A., M., Luque, E., 2012, A Hybrid Simulation Model to Test Behavior Design in an Emergency Evacuation, Procedia Computer Science, 9, pp. 266-275. Wignjosoebroto, Sritomo, 2011, Bahan Ajar Human Factor Ethnography, Program Pasca Sarjana Teknik Industri, Bidang Keahlian Ergonomi dan Keselamatan Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. 7