PENGARUH VARIASI SUHU DAN DURASI PEMBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN BETON PASCA BAKAR

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERILAKU MEKANIS DAN FISIS BETON PASCA BAKAR

DEGRADASI MEKANIK BETON NORMAL PASCA BAKAR

ANALISIS KEKUATAN BETON PASCABAKAR DENGAN METODE NUMERIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidrasi dan menghasilkan suatu pengerasan dan pertambahan kekuatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan merupakan upaya yang dilakukan secara terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TINJAUAN KUAT LENTUR PELAT BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN BAJA TULANGAN YANG DIPASANG MENYILANG PASCA BAKAR NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN. macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya

PENENTUAN MUTU AGREGAT HALUS DARI BERBAGAI QUARRY PADA PRODUKSI BETON

ANALISIS SIFAT MEKANIK TULANGAN BETON PASCA BAKAR (SEBAGAI BAHAN PENGAYAAN MATA KULIAH BAHAN BANGUNAN DAN STRUKTUR BETON) Agus Santoso

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan konstruksi bangunan di Indonesia telah berkembang dengan

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

ANALISIS KUAT TEKAN BETON TANPA TULANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE UJI TAK RUSAK BERDASARKAN KECEPATAN GELOMBANG SONIK

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND KOMPOSIT (PCC)

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

PERILAKU MEKANIK BETON BERONGGA MENGGUNAKAN AIR LAUT

ANALISIS PERILAKU MEKANIS DAN FISIS BETON PASCA BAKAR TUGAS AKHIR YULIA CORSIKA M. S

Analisis Pengaruh Temperatur terhadap Kuat Tekan Beton

Pengaruh Penambahan Serat Polypropylene Terhadap Sifat Mekanis Beton Normal

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan material bangunan yang paling umum digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

ANALISA KAJIAN TEGANGAN BETON DENGAN CAMPURAN SERAT AMPAS TEBU (BAGGASE) ABSTRAK

Pengaruh Panjang Serat Kulit Bambu Terhadap Sifat Mekanik Beton


/BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh faktor air semen dan suhu selama perawatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat

aintis Volume 12 Nomor 1, April 2011, 49-54

ANALISA KAJIAN BETON PASCA BAKAR DENGAN TAMBAHAN ADMIXTURE SUPERPLASTICIZER. Deni Malik 1 dan Rahmi Karolina 2.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material yang banyak digunakan sebagai material

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

PERBEDAAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN DUA JENIS SEMEN

PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambahnya jumlah penduduk, perkembangan konstruksi bangunan di

KAPASITAS LENTUR DAN TARIK BETON SERAT MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH FLY ASH

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

TINJAUAN KUAT LENTUR RANGKAIAN DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

PENGARUH VARIASI FAKTOR AIR SEMEN DAN TEMPERATUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Irzal Agus. (Dosen Fakultas Teknik Unidayan Baubau) ABSTRACT

KELAYAKAN PASIR KALI MAS SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN BETON DAN MORTAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan kemajuan industri yang semakin berkembang pesat memacu peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Beton adalah material buatan yang sejak dahulu telah digunakan dalam bidang

Perbandingan Nilai Kuat Tekan Beton Menggunakan Hammer Test dan Compression Testing Machine terhadap Beton Pasca Bakar

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (TETES TEBU) SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Pengaruh Fire Proofing pada Balok Beton Pasca Bakar

Pengaruh Luas Lubang Pipa Pada Kolom Pendek Dengan Variasi Diameter Lubang Pipa 1½, 2, 2½ Dan 3.

SUB JURUSAN STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

PENINGKATAN KUALITAS BETON DENGAN PENAMBAHAN VIBER BENDRAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): 1-7. Jurnal Einstein. Available online

DEGRADASI KUAT TEKAN, KUAT TARIK DAN MODULUS ELASTISITAS BETON PASCA KEBAKARAN YANG DITELANTARKAN

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Beton didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus, agregat kasar,

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3

ANALISA PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PCC DAN AGREGAT KASAR YANG UMUM DIGUNAKAN DALAM PEMBANGUNAN RUMAH MASYARAKAT SKRIPSI

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR PADANG PANJANG PENGGANTI SEMEN UNTUK BETON NORMAL

ANALISA FAKTOR UMUR PAVING BLOCK

ANALISA SIFAT MEKANIK PERMUKAAN BAJA ST 37 DENGAN PROSES PACK CARBURIZING, MENGGUNAKAN ARANG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA KARBON PADAT

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENYELIMUTAN BETON DENGAN LEMKRA FIRE PROOFING TERHADAP KUAT BETON AKIBAT PEMBAKARAN

PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI TERHADAP KEKUATAN BETON K-400

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR PANTAI YANG DIBERI PERLAKUAN DAN SUBSTITUSI CANGKANG BUAH SAWIT TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR

PENENTUAN KUALITAS BATU BATA MERAH BERDASARKAN KONDUKTIVITAS TERMAL

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN NON PASIR RAMAH LINGKUNGAN

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA

BAB 4 RANCANG PROPORSI CAMPURAN BETON

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama

BAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam

PENGARUH TEMPERATUR AIR TERHADAP KUAT TEKAN BETON PADA BETON SCC (SELF COMPACTING CONCRETE) TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Penyelesaian

PEMANFAATAN LIMBAH KALENG BEKAS SEBAGAI SERAT DAN PENAMBAHAN FLY ASH TERHADAP SIFAT MEKANIS BETON. Luhut Parulian Bagariang 1.

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PERBEDAAN PROSES PENDINGINAN TERHADAP PERUBAHAN FISIK DAN KUAT TEKAN BETON PASCA BAKAR

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Perkembangan yang. perkuatan untuk elemen struktur beton bertulang bangunan.

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

PENGARUH PENGGUNAAN ABU TERBANG BATUBARA SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP MODULUS RESILIEN BETON ASPAL LAPIS AUS

PENGARUH KAWAT AYAM DALAM PENINGKATAN KEKUATAN PADA BALOK BETON. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Rojul Gayuh Leksono et al., Analisis dan Pengujian Batang Elemen Struktur Beton Bertulang Berlubang 1

PEMANFAATAN TEKNOLOGI HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERBAGAI KADAR VISCOCRETE PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa

Pengaruh Substitusi Sebagian Agregat Halus Dengan Serbuk Kaca Dan Silica Fume Terhadap Sifat Mekanik Beton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH LAMANYA PEMBAKARAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON K-250 (UMUR 28 HARI)

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

PENGARUH CAMPURAN KADAR BOTTOM ASH DAN LAMA PERENDAMAN AIR LAUT TERHADAP LENDUTAN PADA BALOK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan jaman dewasa ini semakin pesat dan tak terkendali, banyak

STUDI KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS COPPER SLAG

Abdul Halim 1) Kata Kunci: Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah, dan Bendrat

BETON RINGAN TEMPURUNG KELAPA. Noviyanthy Handayani Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

PENGARUH BESAR BUTIR MAKSIMUM AGREGAT TERHADAP MUTU BETON NORMAL EFFECT OF MAXIMUM GRAIN LARGE OF AGGREGATES TO NORMAL CONCRETE QUALITY

PENGARUH RECYCLING ASPAL SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS DAN SERAT BENDRAT PADA KUAT DESAK, PENETRASI DAN PERMEABILITAS BETON

Transkripsi:

PENGARUH VARIASI SUHU DAN DURASI PEMBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN BETON PASCA BAKAR Juhariadi 1), Andre Novan 2), Alex Kurniawandy 3) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, 2) 3) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau, Pekanbaru 28293 Email : Arie.eira02@yahoo.com / andrezalfatih@gmail.com / alexkurniawandy@gmail.com ABSTACT The significant change of temperature as in the event of fire will have an impact on concrete structures, cracked at the surface of structure, damage / collapse, and discoloration. This research was carried out on samples of concrete cubes K350 with the size of 15 cm x 15 cm x 15 cm. Combustion also was carried out at 600 C, 800 C, and 1000 C temperatures with holding time for 0.5, 1, 1.5, dan 2 hours. The cooling process is done by allowed to stand for 24 hours at room temperature. The test results were obtained at the temperature of at 600 C, 800 C, and 1000 C compressive strength decreased by 6.26%-26.30%, 11.99%-34.53%, and 23.08%-66.37. This research shows that the highest of temperatures gives a greater impact on reduction of concrete compressive strength and the concrete surface, compared with the increase of combustion duration. Through this research regression give equations that can be used to calculate the residual compressive strength of the other combution temperatures. Keywords : fire, compressive strength, porosity, temperature, duration PENDAHULUAN Peningkatan suhu tinggi secara signifikan yang akan mengakibatkan perubahan fase fisis dan kimiawi beton, pada kondisi ini struktur konstruksi mengalami penurunan kemampuan untuk mendukung beban yang ada bahkan pada kondisi tertentu konstruksi beton tidak mampu lagi mendukung beban yang bekerja dan dipastikan konstruksi tidak dapat lagi digunakan atau dimanfaatkan sebagaimana fungsi awal konstruksi beton tersebut. Perubahan atau kerusakan akibat kebakaran dipengaruhi oleh ketinggian suhu, lama pembakaran, jenis dan perilaku pembebanan Masalah utama yang dihadapi dalam menangani bangunan pasca kebakaran adalah bagaimana menaksir kekuatan sisa (residual strength) bangunan pasca kebakaran, karena dengan diketahuinya kekuatan sisa, kita dapat melakukan tindakan perbaikan yang paling efisien, sehingga bangunan yang telah mengalami kebakaran dapat difungsikan kembali, untuk itu diperlukan analisa yang tepat Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 1

untuk memperkirakan sisa kemampuan dan perbaikan yang dapat dilakukan pada konstruksi tersebut. Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh kekuatan beton pasca bakar terhadap durasi waktu dan suhu pembakaran, serta perubahan fisik yang terjadi pada beton, sehingga dari data-data tersebut dapat diketahui kekuatan sisa (residual strength) dari material beton. BATASAN MASALAH 1. Material yang digunakan yaitu : a) Agregat kasar Bangkinang. b) Agregat halus Bangkinang. c) Semen Padang PCC. 2. Faktor air semen (FAS) yang digunakan adalah 0.4 3. Benda uji yang digunakan berbentuk kubus dengan ukuran 15cm x 15cm x 15 cm. 2. Pengujian dilakukan pada umur beton 28 hari. 3. Pembakaran menggunakan Incenerator dengan kapasitas maksimal 1200 C, suhu pembakaran yang digunakan adalah 600 C, 800 C dan 1000 C, pendinginan benda uji setelah pembakaran dilakukan dengan cara di angin-anginkan. 4. Durasi waktu pembakaran adalah 0.5 jam, 1 jam, 1.5 jam, dan 2 jam untuk masing- masing variasi suhu dan kondisi beton normal berjumlah 3 buah sampel, total seluruh benda uji berjumlah 39 buah. 5. Pengamatan yang dilakukan adalah perubahan fisik dan kuat tekan beton. TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui pengaruh durasi dan suhu pembakaran pada setiap benda uji terhadap Perubahan fisik dan kekuatan beton dalam menerima uji tekan pada umur beton mencapai 28 hari. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang akan digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah uji eksperimen di laboratorium. Melalui penelitian ini akan diketahi sejauh mana perbedaan pengaruh variasi suhu dan durasi pembakaran terhadap kekuatan tekan dan perubahan fisik beton pada mutu beton tertentu. Gambar 1.0 Flow chart metodologi Variabel Penelitian Berikut ini adalah tabel rencana jumlah benda uji untuk pengujian kuat tekan dan perubahan fisik beton : Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 2

Tabel 1.1. Variasi penelitian dan jumlah benda uji Kode Benda Uji Waktu (jam) Suhu Pembakaran Suhu Normal 600 C 800 C 1000 C BN 0 3 B n C t 0.5 3 3 3 B n C t 1 3 3 3 B n C t 1.5 3 3 3 B n C t 2 3 3 3 Total 39 Bh Keterangan : BN = Beton Normal n = Nomor benda uji (1 sampai dengan 3) C = Suhu pembakaran : 600 C = 6C 800 C = 8C 1000 C = 10C t = Durasi Waktu Pembakaran (0.5 jam, 1 jam, 1.5 jam dan 2 jam) Untuk mempermudahkan dalam proses klasifikasi dan pengolahan data maka pada benda uji diberikan pengkodean seperti yang terlampir pada tabel 3.1. Sebagai contoh, penulisan kode benda uji 1 dengan suhu pembakaran 600 C dan durasi pembakaran 0,5 jam ditulis dengan kode B1 6C 0.5 Pembakaran Beton Pembakaran benda uji dilakukan dengan menggunakan Incenerator. Pembakaran dilakukan pada suhu 600⁰C, 800⁰C, dan 1000⁰C dengan variasi waktu pembakaran selama 0.5 jam, 1 jam, 1.5 jam, dan 2 jam. Setelah itu proses pembakaran dihentikan, kemudian pendinginan dilakukan dengan cara diangin-anginkan selama 24 jam dengan suhu ruangan. TEMPAT PENELITIAN Pembuatan benda uji dan pengujian kuat tekan bton dilakukan di laboratorium teknologi bahan fakultas teknik jurusan teknik sipil universitas Riau dan pembakaran beton dilakukan dirumah incenerator RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan menggunakan data dari persentase penurunan kuat tekan beton, hasil uji kuat tekan beton, durasi waktu pembakaran dan Variasi Suhu Pembakaran dari masing-masing benda uji maka dapat di gambarkan beberapa grafik trendline Linear seperti berikut : Trendline Linear Durasi Waktu vs Kuat Tekan Beton Gambar 1.1. Grafik Durasi Waktu vs Kuat Tekan Pembakaran Suhu 600 C Gambar 1.2. Grafik Durasi Waktu vs Kuat Tekan Pembakaran Suhu 800 C Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 3

dan y seperti yang terlihat pada Gambar 1.4. Tabel 1.2 Hasil regresi nilai y terhadap x dengan nilai scatter Gambar 1.2. Grafik Durasi Waktu vs Kuat Tekan Pembakaran Suhu 1000 C Dari grafik trendline Linear di atas (Gambar 1.1, 1.2 dan 1.3) pada suhu pembakaran 600 C didapat persamaan yaitu y = -4.3556x + 39.37 dengan nilai R² = 0.8036, pada suhu pembakaran 800 C didapat persamaan yaitu y = -6.2519x + 39.556 dengan nilai R² = 0.9478 dan pada suhu pembakaran 1000 C didapat persamaan yaitu y = -12.133x + 37.778 dengan nilai R² = 0.9263. R adalah koefisien determinasi dengan nilainya terletak antara 0 1, dan kecocokan model dikatakan lebih baik jika R 2 semakin mendekati 1. Berdasarkan ketiga grafik diatas koefisien determinasinya berturut-turut adalah 0.8036, 0.9478 dan 0.9263 hasil ini dapat dikatakan baik. Dari ketiga persamaan yang diatas diperoleh hasil regresi nilai y terhadap x dengan nilai scatter seperti pada tabel berikut 1.2. Data hasil regresi pada Tabel 1.2 pembakaran pada suhu 600 C Kuat Tekan 0 Mpa terjadi pada pembakaran selama 9.04 jam, untuk suhu 800 C dan 1000 C Kuat Tekan 0 Mpa terjadi pada pembakaran selama 6.32 dan 3.14 jam, hasil regresi pada Tabel 4.5 juga dapat digambarkan garis persamaan garis nilai x Suhu 600 C 800 C 1000 C Persamaan y = -4.3556x + 39.37 y = -6.2519x + 39.556 y = -12.133x + 37.778 x y x y x y 0 39.370 0 39.556 0 37.78 0.5 37.192 0.5 36.430 0.5 31.71 1 35.014 1 33.304 1 25.65 1.5 32.837 1.5 30.178 1.5 19.58 2 30.659 2 27.052 2 13.51 2.5 28.481 2.5 23.926 2.5 7.45 3 26.303 3 20.800 3 1.38 3.114 25.808 3.114 20.09 3.114 0.00 9.04 0.000 6.327 0.00 3.114 0.00 Gambar 1.4. Grafik Durasi Waktu vs Kuat Tekan Trendline Linear Suhu Pembakaran vs Kuat Tekan Beton Gambar 1.2. Grafik Suhu Pembakaran vs Kuat Tekan Dengan Durasi Pembakaran 0.5 jam Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 4

Gambar 1.6. Grafik Suhu Pembakaran vs Kuat Tekan Dengan Durasi Pembakaran 1 jam pembakaran pembakaran 0.5 jam didapat persamaan yaitu y = -0.0126x + 45.136 dengan nilai R² = 0.6534, pada durasi pembakaran pembakaran 1 jam dan 1.5 jam didapat persamaan yaitu y = -0.0243x + 50.938 dengan nilai R² = 0.7912 dan y = -0.0348x + 55.111 dengan nilai R² = 0.8797 serta pada durasi pembakaran pembakaran 2 jam didapat persamaan yaitu y = -0.0415x + 57.037 dengan nilai R² = 0.8451. Berdasarkan grafik diatas (Gambar 4.9, 4.10, 4.11 dan 4.12) koefisien determinasinya berturut-turut adalah 0.6534, 0.7912, 0.8797 dan 0.8451 hasil ini dapat dikatakan baik. Dari persamaan yang diatas diperoleh hasil regresi nilai y terhadap x dengan nilai scatter seperti pada tabel berikut ini : Tabel 1.3 Hasil regresi nilai y terhadap x dengan nilai scatter Gambar 1.7. Grafik Suhu Pembakaran vs Kuat Tekan Dengan Durasi Pembakaran 1.5 jam Durasi 0.5 Jam 1 Jam 1.5 Jam 2 jam y = -0.0126x + 45.136 y = -0.0243x + 50.938 y = -0.0348x + 55.111 y = -0.0415x + 57.037 x y x y x y x y 600 37.576 600 36.358 600 34.231 600 32.137 800 35.056 800 31.498 800 27.271 800 23.837 1000 32.536 1000 26.638 1000 20.311 1000 15.537 1200 30.016 1200 21.778 1200 13.351 1200 7.237 1374.38 27.818812 1400 16.918 1374.38 7.282576 1374.38 0.000 3585.66 0.0 2099.27 0.00 1582.6 0.0 1374.38 0.000 Gambar 1.8. Grafik Suhu Pembakaran vs Kuat Tekan Dengan Durasi Pembakaran 2 jam Dari grafik trendline Linear di atas (Gambar 1.5, 1.6, 1.7 dan 1.8) pada durasi Gambar 1.9. Grafik Suhu Pembakaran vs Kuat Tekan Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 5

Data hasil regresi pada Tabel 1.3 pada durasi pembakaran 0.5 jam Kuat Tekan 0 Mpa didapat pada suhu pembakaran 3585.66 C, untuk durasi pembakaran 1 jam dan 1.5 jam Kuat Tekan 0 Mpa didapat pada suhu pembakaran 2099.27 C dan 1582.6 C, sedangkan durasi pembakaran selama 2 jam Kuat Tekan 0 Mpa didapat pada suhu pembakaran 1374.38 C. hasil regresi pada Tabel 4.6 juga dapat digambarkan garis persamaan garis nilai x dan y seperti yang terlihat pada Gambar 1.9. Gambar 1.12. Grafik Suhu Pembakaran vs Dengan Durasi Pembakaran 1.5 Jam Trendline Linear Suhu Pembakaran vs Gambar 1.13. Grafik Suhu Pembakaran vs Dengan Durasi Pembakaran 2 Jam Gambar 1.10. Grafik Suhu Pembakaran vs Dengan Durasi Pembakaran 0.5 Jam Gambar 1.11. Grafik Suhu Pembakaran vs Dengan Durasi Pembakaran 1 Jam Dari grafik trendline Linear di atas (Gambar 1.10, 1.11, 1.12 dan 1.13) pada durasi pembakaran pembakaran 0.5 jam didapat persamaan yaitu y = 0.0304x - 9.0042 dengan nilai R² = 0.6534, pada durasi pembakaran pembakaran 1 jam dan 1.5 jam didapat persamaan yaitu y = 0.0586x - 23.017 dengan nilai R² = 0.7912 dan y = 0.0841x - 33.095 dengan nilai R² = 0.8797 serta pada durasi pembakaran pembakaran 2 jam didapat persamaan yaitu y = 0.1002x - 37.746 dengan nilai R R² = 0.8451. Berdasarkan grafik diatas koefisien determinasinya berturut-turut adalah 0.6534, 0.7912, 0.8797 dan 0.8451 hasil ini dapat dikatakan baik. Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 6

Dari persamaan yang diatas diperoleh hasil regresi nilai y terhadap x dengan nilai scatter seperti pada tabel berikut ini : Tabel 1.4 Hasil regresi nilai y terhadap x dengan nilai scatter Durasi 0.5 Jam 1 Jam 1.5 Jam 2 jam y = 0.0304x - 9.0042 y = 0.0586x - 23.017 y = 0.0841x - 33.095 y = 0.1002x - 37 x y x y x y x 600 9.24 600 12.14 600 17.37 600 2 800 15.32 800 23.86 800 34.19 800 4 1000 21.40 1000 35.58 1000 51.01 1000 6 1200 27.48 1200 47.30 1200 67.83 1200 8 1374.38 32.78 1374.38 57.52 1374.38 82.49 1374.38 1 3585.66 100.00 2099.27 100.00 1582.6 100.00 1374.38 1 Kuat Tekan 100% didapat pada suhu pembakaran 2099.27 C dan 1582.6 C, sedangkan durasi pembakaran selama 2 jam Penurunan Kuat Tekan 100% didapat pada suhu pembakaran 1374.38 C. hasil regresi pada Tabel 4.7 juga dapat digambarkan garis persamaan garis nilai x dan y seperti yang terlihat pada Gambar 1.14. Trendline Linear Durasi Waktu vs Gambar 1.15. Grafik Durasi Waktu vs Pembakaran Suhu 600 C Gambar 1.14. Grafik Suhu Pembakaran vs Dengan Durasi Pembakaran 0.5 jam s/d 2 Jam Data hasil regresi pada Tabel 1.4 pada durasi pembakaran 0.5 jam Penurunan Kuat Tekan 100% didapat pada suhu pembakaran 3585.66 C, untuk durasi pembakaran 1 jam dan 1.5 jam Penurunan Gambar 1.16. Grafik Durasi Waktu vs Persentase Penurunan Pembakaran Suhu 800 C Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 7

pada Tabel 4.11 juga dapat digambarkan garis persamaan garis nilai x dan y seperti yang terlihat pada Gambar 1.18. Tabel 1.5 Hasil regresi nilai y terhadap x dengan nilai scatter Gambar 1.17. Grafik Durasi Waktu vs Pembakaran Suhu 1000 C Dari grafik trendline Linear di atas (Gambar 1.15, 1.16 dan 1.17) pada suhu pembakaran 600 C didapat persamaan yaitu y = 10.519x + 4.9195 dengan nilai R 2 = 0.8036, pada suhu pembakaran 800 C didapat persamaan yaitu y = 15.098x + 4.4723 dengan nilai R² = 0.9478 dan pada suhu pembakaran 1000 C didapat persamaan yaitu y = 29.302x + 8.7657 dengan nilai R² = 0.9263. R adalah koefisien determinasi dengan nilainya terletak antara 0 1, dan kecocokan model dikatakan lebih baik jika R 2 semakin mendekati 1. Berdasarkan ketiga grafik diatas koefisien determinasinya berturut-turut adalah 0.8036, 0.9478 dan 0.9263 hasil ini dapat dikatakan baik. Dari ketiga persamaan yang diatas diperoleh hasil regresi nilai y terhadap x dengan nilai scatter seperti pada tabel 1.5 Data hasil regresi pada Tabel 1.5 pembakaran pada suhu 600 C penurunan 100% dari kekuatan beton normal terjadi pada pembakaran selama 9.04 jam, untuk suhu 800 C dan 1000 C penurunan 100% kekuatan beton terjadi pada pembakaran selama 6.32 dan 3.14 jam, hasil regresi Suhu 600 C 800 C 1000 C Persamaan y = 10.519x + 4.9195 y = 15.098x + 4.4723 y = 29.302x + 8.7657 x y x y x y 0 4.92 0 4.47 0 8.77 0.5 10.18 0.5 12.02 0.5 23.42 1 15.44 1 19.57 1 38.07 1.5 20.70 1.5 27.12 1.5 52.72 2 25.96 2 34.67 2 67.37 2.5 31.22 2.5 42.22 2.5 82.02 3 36.48 3 49.77 3 96.67 3.11 37.63 3.11 51.43 3.114 100.00 9.04 100.00 6.327 100.00 3.114 100.00 Gambar 1.18. Grafik Suhu Pembakaran vs PENGAMATAN WARNA DAN KONDISI VISUAL BETON Perubahan warna beton mulai tampak disaat suhu 500 C yang berwarna cokelat keabu-abuan, hal ini terjadi karena adanya senyawa garam besi dalam agregat atau pasir beton yang menyebabkankan beton berubah warna. Jika suhu mencapai 750 C terjadilah proses karbonisasi yaitu terbentuk Calsium Carbonat (CaCO3) Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 8

yang berwarna keputih-putihan sehingga merubah warna beton menjadi lebih terang (Febrina, F, 2010). Perubahan warna yang terjadi pada benda uji, dapat dilihat pada tabel 1.6 Tabel 1.6 Hasil Pengamatan Visual Pada Benda Uji No Suhu Pembakaran Durasi Pembakaran Perubahan Warna Dari hasil penelitian diatas dipastikan bahwa pasca kebakaran memperlihatkan perubahan warna dan kondisi fisik pada beton KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Perubahan Fisik Warna Phenolphthalein 1 0 C 0 Jam Kuning keabu-abuan - Magenta 2 600 C 0.5 jam Kuning keabu-abuan - Magenta 3 600 C 1 jam Kuning kecoklatan - Magenta 10 4 600 C 1.5 jam Kuning kecoklatan Retak Mikro Pastel Magenta 5 600 C 2 jam Abu- abu Keputih-putihan Retak Mikro Magenta 3 6 800 C 0.5 jam Kuning Keputih-putihan - Pastel Magenta 7 800 C 1 jam Kuning Keputih-putihan Retak Mikro Magenta 3 8 800 C 1.5 jam Abu- abu Keputih-putihan Retak 1mm Magenta 3 9 800 C 2 jam Abu- abu Keputih-putihan Retak 1mm Magenta 3 10 1000 C 0.5 jam Abu- abu Keputih-putihan Retak Mikro Magenta 3 11 1000 C 1 jam Putih Retak 1mm Magenta 1 12 1000 C 1.5 jam Putih Retak 2mm Magenta 1 13 1000 C 2 jam Putih Retak 4mm Magenta 1 Dari penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Fenomena kebakaran pada struktur beton akan menyebabkan perubahan struktur, antara lain retak, kerusakan/keruntuhan, dan perubahan warna permukaan beton. Warna beton akan berubah sejalan dengan naiknya temperatur. Perubahan warna tesebut disebabkan karena agregat atau pasir yang mengandung beberapa senyawa besi yang juga dapat menyebabkan korosi. 2. Perubahan warna pada beton tergantung pada tinggi tempratur yang terjadi dan lama waktu terjadinya kebakaran, semakin lama pembakaran perubahan warna beton cenderung semakin terang dan juga kerusakan pada beton semakin besar. 3. Nilai kuat tekan rata-rata beton normal diperoleh sebesar 41.41 MPa Sedangkan pada suhu pembakaran 600 C dengan rentang durasi pembakaran 0.5 jam 2 jam nilai kuat tekan rata-rata adalah 38.81 MPa, 35.48 MPa, 32.81 MPa, 30.52 MPa. Sedangkan suhu pembakaran 800 C dengan rentang durasi pembakaran 0.5 jam 2 jam nilai kuat tekan rata-rata adalah 36.44 MPa, 33.33 MPa, 30.07 MPa, 27.11 MPa. pembakaran 1000 C dengan rentang durasi pembakaran 0.5 jam 2 jam nilai kuat tekan rata-rata adalah 31.85 MPa, 25.78 MPa, 18.89 MPa, 13.93 MPa. 4. kuat tekan beton pasca bakar dari beton normal pada suhu pembakaran 600 C dengan rentang durasi pembakaran 0.5 jam 2 jam berturut-turut adalah 6.26%, 14.31%, 20.75% dan 26.30%, pada suhu pembakaran 800 C dengan rentang durasi Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 9 109

pembakaran 0.5 jam 2 jam berturut-turut adalah 11.99%, 19.50%, 27.37% dan 34.53% sedangkan pada suhu pembakaran 1000 C dengan rentang durasi pembakaran 0.5 jam 2 jam berturut-turut adalah 23.08%, 37.75%, 54.38% dan 66.37%. 5. Dari hasil regresi perbandingan antara durasi Waktu dan Kuat Tekan Beton pada suhu pembakaran 600 C didapat persamaan y = -4.3556x + 39.37, untuk suhu pembakran 800 C didapat persamaan y = -6.2519x + 39.556 dan pada suhu pembakaran 1000 C didapat persamaan y = - 6.2519x + 39.556 6. Dari hasil regresi perbandingan antara Suhu Pembakaran dan Kuat Tekan Beton pada Durasi Pembakaran 0.5 sampai dengan 2 jam dengan interval waktu 0.5 jam didapat persamaan berturut-turut y = -0.0126x + 45.136, y=- 0.0243x+50.938, y = -0.0348x + 55.111, dan y = -0.0415x + 57.037. 7. Dari hasil regresi perbandingan antara Suhu Pembakaran dan pada durasi pembakaran pembakaran 0.5 jam didapat persamaan yaitu y = 0.0304x - 9.0042 dengan nilai R² = 0.6534, pada durasi pembakaran 1 jam dan 1.5 jam didapat persamaan yaitu y = 0.0586x - 23.017 dengan nilai R² = 0.7912 dan y = 0.0841x - 33.095 dengan nilai R² = 0.8797 serta pada durasi pembakaran 2 jam didapat persamaan yaitu y = 0.1002x - 37.746. 8. Dari hasil regresi perbandingan antara Suhu Pembakaran dan pada suhu pembakaran 600 C didapat persamaan yaitu y = 10.519x + 4.9195 dengan nilai R 2 = 0.8036, pada suhu pembakaran 800 C didapat persamaan yaitu y = 15.098x + 4.4723 dengan nilai R² = 0.9478 dan pada suhu pembakaran 1000 C didapat persamaan yaitu y = 29.302x + 8.7657 dengan nilai R² = 0.9263. Saran Dari analisa yang dilakukan maka penulis dapat menyarankan beberapa hal sebagai berikut : 1. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menguji sifat mekanik atau sifat fisis beton pasca bakar yang lain seperti elastisitas, kuat tarik, atau sifat beton pasca bakar lainnya yang belum pernah diteliti sebelumnya. 2. Untuk pengembangan penelitian selanjutnya dapat dicoba terhadap beton dengan campuran bahan additive, terhadap beton dengan mutu beton berbeda, dan terhadap beton bertulang dengan menitik beratkan pada pengujian tulangan. 3. Peneliti berikutnya dapat melakukan validasi dengan meneliti beton pasca bakar dengan variasi durasi dan temperatur yang belum pernah diteliti sebelumnya. 4. Penulisan nomen klatur pada benda uji sebaiknya kondisikan agar tahan terhadap pembakaran. Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 10

DAFTAR PUSTAKA Corsika M. S, Yulia., 2013, Analisis Perilaku Mekanis Dan Fisis Beton Pasca Bakar, Jurnal Teknik Sipil (Universitas Sumatra Utara), Vol 2, No 2. Febrina, F., 2010, Pengaruh Suhu Dan Waktu Pembakaran Pada Struktur Beton Terhadap Kuat Tekan Beton, Departemen Fisika Universitas Sumatera Utara, Medan. Tjokrodimulyo, K. Ir, `1996, Teknologi Beton, Penerbit Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Sirait, Koresj B., 2003, Pengaruh Prilaku Beton Bertulang Pasca Bakar, Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Suban, 2012, Analisis Kekuatan Balok Pada Gedung Makassar Mall Pasca Kebakaran, Makassar : Skripsi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Suhendro, Bambang, 2000, Teori Model Struktur Dan Teknik Eksperimental, Penerbit: Beta Offset, Yogyakarta. Tantong, Burhan., 2007, Analisis Material Beton Bertulang Pasca Kebakaran Dan Metode Perbaikan Elemen Strukturnya, Jurnal Teknik Sipil (Universitas Diponegoro), pp. 1-14. Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 11