MENINGKATKAN KEKUATAN SAMBUNGAN LAS Q&T STEEL LOKAL DENGAN MGMAW TANPA PENERAPAN PH DAN PWHT

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI WELDABILITY DAN TEMPERATUR TRANSFORMASI C-Mn STEEL PRODUK LOKAL SEBAGAI BAHAN BAKU BAJA TAHAN AUS

PENGARUH VARIASI SUHU PREHEAT TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL SA 516 GRADE 70 YANG DISAMBUNG DENGAN METODE PENGELASAN SMAW

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

KARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

MENINGKATKAN KETANGGUHAN C-Mn STEEL BUATAN DALAM NEGERI. Jl. Soekarno-Hatta No. 180, Semarang *

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Oleh Wahyu Ade Saputra ( ) Dosen Pembimbing 1. Ir. Achmad Zubaydi, M.Eng., Ph.D 2. Ir. Soeweify, M.Eng

Kerentanan Retak dan Kekerasan HAZ API 5l-x65 Pipe Steel Welded Joint karena Annealing Holding Time

Pengaruh Parameter Post Weld Heat Treatment terhadap Sifat Mekanik Lasan Dissimilar Metal AISI 1045 dan AISI 304

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Available online at Website

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

TIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

PENGARUH HEAT TREATMENT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

PERLAKUAN PANAS MATERIAL AISI 4340 UNTUK MENGHASILKAN DUAL PHASE STEEL FERRIT- BAINIT

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB II KERANGKA TEORI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dimas Hardjo Subowo NRP

KARAKTERISASI SIFAT FISIS DAN MEKANIS SAMBUNGAN LAS SMAW BAJA A-287 SEBELUM DAN SESUDAH PWHT

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI PENGARUH TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA LAS SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING) DENGAN METODE EKSPERIMEN

Persentasi Tugas Akhir

STUDI PENGARUH BESARNYA ARUS LISTRIK TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KEKUATAN IMPAK PADA BAJA KARBON RENDAH JENIS SB 46

Pengaruh Preheat Terhadap Struktur Mikro dan Sifat Mekanis Sambungan Las GTAW Material Baja Paduan 12Cr1MoV yang Digunakan pada Superheater Boiler

Studi Eksperimen Pengaruh Durasi Gesek, Tekanan Gesek Dan Tekanan Tempa Pengelasan Gesek (FW) Terhadap Kekuatan Tarik dan Impact Pada Baja Aisi 1045

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

Analisa Kekuatan Material Carbon Steel ST41 Pengaruh Preheat dan PWHT Dengan Uji Tarik Dan Micro Etsa

STUDI PENGARUH NORMALISING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA PLAT JIS SM 41B MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016 DAN E 6013

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.1 Tahun 2014: 9-16 ISSN X

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

PENGARUH HEAT TREATMENT T6 PADA ALUMINIUM ALLOY 6061-O DAN PENGELASAN TRANSVERSAL TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS TITIK LOGAM DISSIMILAR AL-STEEL

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

PENGARUH KELEMBABAN FLUKS ELEKTRODA E 6013 LAS SMAW PADA KEKUATAN SAMBUNGAN TUMPUL BAJA PADUAN BERKEKUATAN TARIK TINGGI AISI 4340

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

KETANGGUHAN MATERIAL API 5L X60 TERHADAP MASUKAN PANAS PADA PROSES PENGELASAN ELEKTRODA TERBUNGKUS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

Kata Kunci: Pengelasan Berbeda, GMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No.02 Mei 2017 ISSN

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah

BAB 3 METODE PENELITIAN

Gambar 4.1 Penampang luar pipa elbow

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

LAJU KOROSI DAN KEKERASAN PIPA BAJA API 5L X65 SETELAH NORMALIZING

STUDI PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA HASIL PENGELASAN BAJA ST 37 DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK BAHAN

PEMERIKSAAN MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA DAN KEKERASAN HASIL PENGELASAN PADUAN Al-6061

ABSTRAK. Kata kunci : SMAW, Struktur Mikro, Quenching dengan Air Laut.

Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

KUALITAS REPAIR WELDING MENGGUNAKAN METODE PENGELASAN TIG DENGAN PERLAKUAN PREHEATING DAN POST WELD HEAT TREATMENT PADA CAST WHEEL ALUMINIUM

Kajian Kekuatan Tarik dan Struktur Mikro Hasil Pengelasan Shield Metal Arc Welding dan Friction Stir Welding Baja Karbon St 37

JURNAL TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 16 Februari 2011

Pengaruh Waktu Tahan pada Perlakuan Panas Pasca Pengelasan terhadap Kekerasan dan Kuat Tarik Baja Karbon ASTM A106 Grade B

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

Keywords : Schaeffler, DeLong, WRC-1992, dissimilar metal weld.

PENGARUH PENGELASAN TIG FILLER ER 4043 DAN POST-WELD HEAT TREATMENT ALUMINIUM PADUAN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 191

PENGARUH MAGNET EXTERNAL TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PENGELASAN BAJA SS 41 DAN BAJA AH 36

PENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

16 Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

TIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak

PENGARUH PERBEDAAN KONDISI TEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN DARI BAJA AISI 4140

PENGARUH PREHEAT DAN POST WELDING HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA BAJA AMUTIT K-460

Pembahasan Materi #11

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMUNIUM DENGAN METODE SMAW

ANALISIS KEBOCORAN PIPA REFORMER DI SEBUAH PERUSAHAAN PETROKIMIA

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

Pengaruh Variasi Putaran Terhadap Struktur Mikro dan Sifat Mekanik Sambungan Las Tak Sejenis Paduan Aluminium 5083 dan 6061-T6 Pada Proses Las FSW

TUGAS AKHIR PENELITIAN STAINLESS STEEL

ANALISIS KERUSAKAN PADA LINE PIPE (ELBOW) PIPA PENYALUR INJEKSI DI LINGKUNGAN GEOTHERMAL

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

Transkripsi:

MENINGKATKAN KEKUATAN SAMBUNGAN LAS Q&T STEEL LOKAL DENGAN MGMAW TANPA PENERAPAN PH DAN PWHT Yurianto 1), Pratikto 2), Rudy Sunoko 3) Wahyono Suprapto 4) 1),2),3),4) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono, Malang, Jawa Timur, Indonesia 1) Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudarto, SH. Kampus Tembalang Semarang Jawa Tengah Indonesia Email: yurianto@undip.ac.id dan yurianto_narimin@yahoo.com Abstrak. Quenched and tempered steel lokal adalah baja kekuatan dan kekerasan tinggi tanpa kandungan unsur boron yang dibuat oleh bangsa Indonesia untuk komponen yang menuntut kekuatan dan kekerasan tinggi. Baja ini sulit dilas (peka terhadap retak panas las) karena kandungan carbon 0.3581% dengan kesetaraan carbon ± 0.8055%, kekerasan rata-rata 403 BHN. Untuk menghindari resiko ini, diterapkan pemanasan awal dan perlakuan panas pasca pengelasan (syarat pengelasan baja kekuatan dan kekerasan tinggi) untuk menurunkan perbedaan temperatur antara logam dasar dan panas masuk. Penelitian bertujuan untuk meningkatkan kekuatan sambungan las quenched and tempered steel lokal yang dilas tanpa pemanasan awal dan perlakuan panas pasca pengelasan. Metode yang digunakan adalah observasi pada sambungan las dengan metalografi optik, uji kekerasan mikro dan uji takik sebelum dan setelah water quenching. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan dan ketangguhan masing-masing wilayah berkaitan dengan temperatur austenitisasi. Kata kunci: austenitisasi, water quenching, martensite, kekerasan, daerah terpengaruh panas 1. Pendahuluan Quenched & Tempered Steel (Q&T Steel) adalah baja kekuatan dan kekerasan tinggi buatan Indonesia, bahan awal adalah hot rolled plate steel yang di quench dengan media pendingin air dan di temper. Penggunaan Q&T Steel adalah untuk komponen yang menuntut kekuatan dan kekerasan tinggi (produk komersial dan militer). Dengan carbon ± 0,3581% dan kesetaraan carbon ± 0.8055% membuatnya sulit dilas [1, 2], dan rentan pada retakan. Untuk menghindari resiko retak, sebelum pengelasan dilakukan preheating (PH) dan setelah pengelasan dilakukan post weld heat treatment (PWHT). Kedua perlakuan panas ini merupakan syarat sebelum pengelasan Q&T Steel, namun kenyataan dilapangan selesai pengelasan didinginkan dengan air. Dalam penelitian ini, rumusan masalah yang diangkat adalah apakah kekuatan sambungan las tanpa PH dan PWHT (didinginkan dengan air) bisa meningkat?. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kekuatan sambungan las Q&T Steel lokal hasil pengelasan manual gas metal arc welding (MGMAW) tanpa mererapkan PH dan PWHT. Bahan adalah Q&T Steel local, yang tergolong medium carbon and carbon-manganese steels [3, 4, 5, 6] dengan kandungan unsur seperti dalam Tabel 1. Pengelasan dilakukan tiga lapis, tanpa PH dan PWHT dengan welding procedure specification pada Tabel 2, kampuh las seperti dalam Gambar 1. Tahapan penelitian adalah melakukan observasi metalografi (optik), kekerasan mikro dan takik (Charpy) pada sambungan las sebelum dan setelah mendapatkan perlakuan panas quenching dengan variasi temperatur: 750 o C; 800 o C; 850 o C; 900 o C dengan media pendingin air. Uji takik dipusatkan pada daerah terpengeruh panas (heat affected zone HAZ), benda uji ditunjukkan dalam Gambar 2. 2. Pembahasan Hasil penelitian yang sudah dilakukan, masing-masing ditunjukkan dalam Gambar 3 Gambar 7 berupa metalografi. Sementara hasil observasi kekerasan dan impact energy (IE) masing-masing ditunjukkan dalam Gambar 8 dan Gambar 9. Umumnya baja paduan dengan carbon > 0,20% dianggap sebagai baja yang bisa diperlakukan panas (heat treatable steels). Baja dengan carbon = (0,1-0,3)% biasanya bisa dilas tanpa PH, PWHT, atau elektroda yang khusus [7]. Carbon dalam baja 0,3% akan meningkatkan temperatur eutectoid [8]. E32. 1

Tabel 1 Komposisi kimia Q&T Steel yang diteliti Unsur C Cr Cu Mn Mo Ni Si V Fe wt% 0.3581 0.7589 0,0739 1.2274 0.1997 0.4221 0.2547 0,0054 96.6998 Tabel 2 Welding procedure Baja : Q&T Steel Teknik : String Tebal : 8 mm Amperage : (145 175) A Logam pengisi : AWS E71-T1 Voltage : (22 23) volts Diameter kawat : 1.2 mm Travelling speed : (4.5 5.0) mm/menit Polaritas : DC+ Perlakuan panas : Tanpa perlakuan panas Gas pelindung : CO 2 Posisi : 1G 60 o C 10 62,5 62,5 1,5 2 126,5 Gambar 1. V butt joint dalam penelitian ini 100 45 o ± 0,2 o 10 ± 0,05 R = 0,25± 0,025 27,5 ± 0,4 8±0,05 55 ± 0,6 2 27,5 ± 0,4 Gambar 2. Benda uji takik menurut ASTM E 10 ± 0,05 Kandungan carbon yang lebih tinggi didalam logam dasar (base metal - BM) akan meningkatkan kepekaan terhadap retak yang disebabkan oleh hydrogen (hydrogen induced cracking - HIC) didalam HAZ. Gambar 3a menunjukkan struktur makro untuk sambungan las standard (sebelum water quenching). Nampak jelas perbedaan antara struktur BM, HAZ, fusion line (FL) dan weld metal (WM). Gambar 3b 3e menunjukkan struktur mikro dari BM, HAZ, FL dan WM. Pada BM nampak struktur martensite (berupa serpihan tajam), zona ini mempunyai kekerasan (kekuatan) paling tinggi. Zona yang lain mempunyai kekerasan lebih rendah, dan perbedaan kekerasan ini akan memacu timbulnya keretakan. Sementara profil kekerasan ditunjukkan dalam Gambar 8. Gambar 4a menunjukkan struktur makro setelah water quench 750 o C. Batas lapis pertama dan kedua tidak nampak, demikian juga HAZ. Yang masih nampak adalah batas antara BM dan WM. Struktur makro WM nampak lebih halus. Struktur HAZ nampak lebih kasar dan kekerasannya lebih tinggi dibanding BM. FL nampak lebih halus berbentuk witmanstaeten, dan kekerasannya meningkat (Gambar 4d). Gambar 4e menunjukkan struktur mikro WM yang lebih kasar dan kekerasannya naik. Gambar 5a menunjukkan struktur makro setelah water quench 800 o C, struktur lebih halus. Batas WM nampak kabur (terjadi penghalusan struktur butiran). Kekerasan BM dan HAZ meningkat dan WM mengalami penurunan kekerasan. Gambar 5b 5e, kekerasan BM, HAZ, FL meningkat (WM menurun ). Gambar 6a menunjukkan struktur makro (quenched 850 o C), nampak batas antara BM dan WM yang E32. 2

(406 BHN = 1401 MPa) (358 BHN = 1235 MPa) (209 BHN = 721 MPa) (198 BHN = 683) Gambar 3. Struktur makro dan mikro kondisi standard. Etsa 97% alkohol + 3% HNO 3. (426 BHN = 1470 MPa) (466 BHN = 1608 MPa) (421 BHN = 1452 MPa) (284 BHN = 980 MPa) Gambar 4. Struktur makro dan mikro setelah quench 750 o C. Etsa 97% alkohol + 3% HNO 3. E32. 3

(521 BHN = 1797 MPa) (506 BHN = 1746 MPa) (415 BHN = 1432 MPa) (264 BHN = 911 MPa) Gambar 5. Struktur makro dan mikro setelah quench 800 o C. Etsa 97% alkohol + 3% HNO 3. (543 BHN = 1873 MPa) (522 BHN = 1801 MPa) (431 BHN = 1487 MPa) (240 BHN = 828 MPa) Gambar 6. Struktur makro dan mikro setelah quench 850 o C. Etsa 97% alkohol + 3% HNO 3. E32. 4

b BM c HAZ d FL e WM (522 BHN= 1801 MPa) (518 BHN = 1787 MPa) (409 BHN = 1411 MPa) (230 BHN = 794 MPa) Gambar 7. Struktur makro dan mikro setelah quench 900 o C. Etsa 97% alkohol + 3% HNO 3. tipis karena adanya penghalusan struktur butiran. Gambar 6b menunjukkan struktur mikro yang relatip tidak berubah, namun kekerasan meningkat. Gambar 6c menunjukkan struktur HAZ yang lebih kasar dan kekerasan meningkat. Gambar 6d, bentuk struktur mikro tetap namun kekerannya meningkat. Gambar 6e menunjukkan struktur mikro WM yang tetap kasar namun terjadi penurunan kekerasan. Gambar 7a menunjukkan struktur makro setelah water quench 900 o C, batas antara BM dan WM kabur (penghalusan struktur butiran). Struktur mikro BM (struktur martensite) terjadi penurunan kekerasan. Kekerasan struktur mikro HAZ menurun (Gambar 7c). Kekerasan struktur mikro FL menurun (Gambar 7d). Gambar 7e menunjukkan struktur mikro WM dengan kekerasan meurun. Kekerasan masing-masing zona menurun. Gambar 8 adalah profil kekerasan BM dan HAZ yang meningkat seiring meningkatnya temperatur quenching hingga quenching 850 o C, dan sedikit menurun pada quenching 900 o C. Kekerasan WM cenderung menurun seiring meningkatnya temperatur austenitisasi. Gambar 9 menunjukkan profil energi yang deserap (IE), IE tertinggi terjadi pada HAZ dengan temperatur quenching 750 o C, IE menurun seiring dengan meningkatnya temperatur austenitisasi. 3 Simpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pada water quenching dengan temperatur austenitisasi yang semakin tinggi akan meningkatkan kekerasan (kekuatan) pada BM, HAZ. 2. Pada water quenching dengan temperatur austenitisasi yang semakin tinggi akan menurunkan kekerasan WM (karena strukturnya kasar dan rapuh). 3. Pada water quenching dengan temperatur austenitisasi 750 o C diperoleh IE tertinggi, dan IE menurun dengan meningkatnya temperatur austenitisasi (> 750 o C). 4. Penerapan water quenching pada sambungan las berlapis akan meningkatkan kekerasan sambungan las apabila WM dihilangkan dan ditutup dengan lapisan baru (dengan menghilangkan WM), sehingga dalam sambungan las hanya terdiri dari struktur butiran halus. E32. 5

Gambar 8. Kekerasan pada sambungan las Gambar 9. IE pada HAZ Daftar Pustaka [1] Datta, R; Mukerjee, D;Jha, S;Narasimhan, K;Veeraraghavan, R., 2002, Weldability characteristics of shielded metal arc welded high strength quenched and tempered plates, Journal of Materials Engineering and Performance; Feb 2002; 11, 1; ProQuest Science Journals, pg. 5 [2] Yurianto, et al., 2015, Sifat Mampu Las Hot Rolled Plate Steel, Prosiding Seminar Sains dan Teknologi, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang, ISSN 2407-4845. [3], 1996, ASM Handbook, Volume 6, Properties and Selection: Irons, Steels, and High Performance Alloys, Copyright ASM International, hal 246-247. [4] Jefferson, T. B., 1997, Jefferson s WELDING ENCYCLOPEDIA 1997, Eighteenth Edition, Edited by Robert L. O brien, American Welding Society. Norman Bailey, 1994, Weldability of ferritic steels, Abington Publishing, Abington Hall. Abington. Cambridge, hal 140 144. [5] [6], 1993, ASM Handbook, Volume 1, Properties and Selection: Irons, Steels, and High Performance Alloys, ASM International, hal. 246-247, 397. [7] Jefferson, T. B., 1972, Metals and How to Weld Them, Welding Engineer Publication, Inc., hal 111 113; 163 164. [8] Earvolino, L.P., Sprung, I., Hanschka, R.M., (1986), The Effect of Carbon Content on the Need to Postweld Heat Treat Low-Alloy Steel Castings, Welding Journal, Volume 65(5), 41 46. E32. 6