PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA PAPAN SELIP (SLOT BOARD) PADA SISWA KELAS II SDN 2 KARANGTALUN TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Oleh: DESIANA WAHYU UTAMI A 510 100 250 PROGRAM STUDI GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Bismillahirrahmanirrohim Yang bertanda tangan dibawah ini, saya: Nama : DESIANA WAHYU UTAMI NIM : A510 100 250 Fakultas/ Jurusan Jenis : FKIP / PGSD : Skripsi Judul : PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA PAPAN SELIP (SLOT BOARD) PADA SISWA KELAS II SDN 2 KARANGTALUN TAHUN 2013/2014 Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk : 1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/ mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta. 3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya. Surakarta, 23 Januari 2014 Yang Menyatakan (Desiana Wahyu Utami)
SURAT PERSETUJUAN Yang bertanda tangan ini pembimbing/ skripsi/tugas akhir : Nama : Drs. Muhroji, S.E., M.Si NIP/NIK : 231 Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa: Nama : Desiana Wahyu Utami NIM : A 510100250 Program Studi : PGSD Judul Skripsi : PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA PAPAN SELIP (SLOT BOARD) PADA SISWA KELAS II SDN 2 KARANGTALUN TAHUN 2013/2014 Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya. Surakarta, 23 Januari 2014 Pembimbing Drs. Muhroji, S.E., M.Si NIK. 231
ABSTRAK PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA PAPAN SELIP (SLOT BOARD) PADA SISWA KELAS II SDN 2 KARANGTALUN TAHUN 2013/2014 Desiana Wahyu Utami, A510100250, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014, 121 halaman Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penguasaan kosakata bahasa Indonesia melalui media papan selip (slot board) di kelas II SDN 2 Karangtalun tahun ajaran 2013/2014. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, dimana setiap siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Subjek penelitian yang dikenai tindakan siswa kelas II SDN 2 Karangtalun yang berjumlah 19 siswa, subjek pelaku tindakan yaitu peneliti yang bertindak sebagai guru dan guru. Teknik pengumpulan data yang digunakan: wawancara, observasi, tes dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan teknik deskriptif kualitatif yang meliputi tahap reduksi data, tahap penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil belajar pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata kelas 67,26 dengan persentase ketuntasan sebesar 47,36%, siklus I pada pertemuan 1 nilai rata-rata 70,94 dengan persentase ketuntasan sebesar 52,63% dan pada pertemuan 2 nilai rat-rata kelas 75,47 dengan persentase ketuntasan 63,15%. Pada siklus II pertemuan 1 nilai rata-rata kelas 82,47 dengan persentase ketuntasan sebesar 78,94% dan pada pertemuan 2 mengalami peningkatan ratarata kelas menjadi 89,26 dengan persentase ketuntasan sebesar 89,47%. Sedangkan peningkatan penguasaan kosakata terlihat pada meningkatnya nilai rata rata kelas dan presesntase ketuntasan pada indikator yang telah ditetapkan. Pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata rata kelas 51,26 dengan persentase ketuntasan 26,31%, siklus I pertemuan 1 nilai rata rata kelas 59,26 dengan persentase ketuntasan 31,57%, siklus I pertemuan 2 rata rata kelas 70,21 dengan persentase 52,63%, siklus II pertemuan 1 rata rata kelas 77,78 dengan presentase ketuntasan 89,47% dan pada siklus II pertemuan 2 rata rata kelas 87,26 dengan prosentase ketuntasan 94,73%. Kesimpulan penelitian ini adalah hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan penguasaan kosakata bahasa Indonesia melalui media papan selip (slot board) yang dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata kelas dan prosentase ketuntasan pada setiap siklusnya. Kata kunci: penguasaan kosakata bahasa Indonesia, media papan selip (slot board)
A. PENDAHULUAN Dalam dunia pendidikan, bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Demikian pula pengajaran bahasa adalah inti dan dasar bagi mata pelajaran lainnya, lebih lebih bagi para siswa sekolah dasar. Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis dengan pihak lain sesuai dengan konteks dan situasinya. Peran guru dalam hal ini dirasa sangat penting, karena untuk dapat mengembangkan pembelajaran bahasa dan mencapai hasil yang maksimal. Perlu disadari bahwa belajar bahasa tidak akan terlepas dari belajar kosakata, penguasaan kosakata merupakan hal terpenting dalam keterampilan berbahasa, tanpa penguasaan kosakata yang memadai, maka tujuan pembelajaran bahasa tidak akan tercapai, karena semakin banyak kosakata yang dimiliki seseorang, semakin terampil pula ia berbahasa. Penguasaan kosakata merupakan salah satu syarat utama yang menentukan keberhasilan seseorang untuk terampil berbahasa, semakin kaya kosakata seseorang semakin besar kemungkinan seseorang untuk terampil berbahasa dan semakin mudah pula ia menyampaikan dan menerima informasi baik secara lisan, tulisan, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Penguasaan kosakata adalah kegiatan menguasai atau kemampuan memahami dan menggunakan kata kata yang terdapat dalam suatu bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Penguasaan kosakata sangat diperlukan karena semakin banyak kosakata yang dimiliki seseorang, semakin mudah pula ia menyampaikan dan menerima informasi, bahkan kosakata dapat dipaki sebagai ukuran kepandaian seseorang.kosakata yang dikuasai siswa dilihat dari penguasaan sinonim, antonim, dan makna kata. Tarigan (2011:78-79) menyatakan bahwa sinonim adalah kata kata yang mengandung arti pusat yang sama, tetapi berbeda dengan nilai kata, antonim adalah kata lain untuk benda lain, dan makna istilah menurut
Manaf (2008:73) adalah makna yang berlaku dibidang khusus, yang biasanya mengandung pengertian yang akurat. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan khususnya siswa kelas II di SDN 2 Karangtalun, memperlihatkan bahwa penguasaan kosakata siswa masih rendah terlihat pada nilai yang diperoleh masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal tersebut menunjukkan masih terdapat kendala yang dapat mengganggu tercapainya KKM yang maksimal serta mengakibatkan siswa tidak terampil dalam berbahasa. Kendala yang muncul pada proses pembelajaran disebabkan karena kurang tepatnya media pembelajaran yang digunakan oleh guru masih belum bervariasi. Kondisi ini membuat siswa tidak terampil dalam berbahasa serta tidak menggunakan kata yang sesuai dengan kontesknya, sehingga menyebabkan penguasaan kosakata khususnya penggunaan kata dan makna istilah masih lemah dan belum maksimal. Mengingat pentingnya pembelajaran Bahasa Indonesia, guru harus memiliki media pembelajaran agar dapat belajar secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam proses pembelajaran manfaat media pegajaran dalam proses belajar siswa, yaitu pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat memotivasi belajar dan siswa dapat labih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga aktifitas lainya seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain. Media sangat berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dasar khususnya pada kelas rendah, termasuk meningkatkan penguasaan kosakata pada anak kelas rendah yang mengingat kosakata anak masih terbatas, media pendidikan dapat dipergunakan untuk membangun pemahaman penguasaan kosakata. Jadi salah satu upaya peningkatan penguasaan kosakata dapat dilakukan di SDN 2 Karangtalun melalui pembelajaran dengan media yang berisi kartu huruf dan gambar yang dinamai dengan papan selip (slot board). Oleh karena itu penelitian peningkatan penguasaan kosakata
bahasa Indonesia anak sekolah dasar diadakan dengan judul "Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Melalui Media Papan Selip (Slot Board) pada Siswa Kelas II SDN 2 Karangtalun Tahun 2013/ 2014". B. METODE PENELITIAN Sekolah yang digunakan peneliti sebagai tempat penelitian ini adalah SDN 2 Karangtalun Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten, ini dilaksanakan pada akhir semester Ganjil (satu) akhir November dan awal Desember sekitar tanggal 25 November sampai 04 Desember 2013. Jenis Penelitian yang dilaksanakan Penelitan Tindakan Kelas (PTK), yang menjadi subyek adalah Guru dan siwa kelas II SDN 2 Karangtalun dengan Jumlah 19siswa, 09 siswa laki laki dan 10 siswa perempuan. Penelitian ini untuk meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia melalui media papan selip (slot board). Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan, observasi digunakan untuk memperoleh data yang dilaksanakan dengan pengamatan langsung di kelas pada proses pembelajaran bahasa Indonesia. Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Pada penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur yang bertujuan untuk mengetahui data awal tentang penguasaan kosakata siswa dari keterangan guru. Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku buku yang relevan, peraturan peraturan, laporan kegiatan, foto foto, dan data yang relevan dalam penelitian. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh daftar siswa kelas II, dan nilai bahasa Indonesia siswa sebelum tindakan. Tes sebagai metode pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok. Tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes isian,essay dan unjuk kerja yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan. Langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif, yang mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus. Adapun rincian model interaktif tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus, menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang ada dalam catatan lapangan. Penyajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan peneliti dapat dilakukan. Sajian ini merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis. Sajian data ini harus mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan. Sebagai pertanyaan penelitian, sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan dan menjawab setiap permasalahan yang ada. Verifikasi (penarikan kesimpulan) Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memantapkan simpulan dari tampilan data agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Saat proses pembelajaran penguasaan kosakata bahasa Indonesia seblelum tindakan (prasiklus) komunikasi antara peneliti dengan siswa belum berhasil karena peneliti belum mengenal semua karakter siswa kelas II SDN 2 Karangtalun. Proses pembelajaran sudah direncang dengan baik dan sistematis sesuai rencana kegiatan pembelajaran. Asep Herry Hernawan (2008:11.3) menyatakan pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa.
Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak pihak yang terkait dalam proses pembelajaran. Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses sebab akibat. Misalnya, proses pembelajaran yang dirancang dengan baik, akan dapat membantu proses belajar siswa. Usaha ini dijalankan dalam sebuah proses sistematis yang dijalankan dalam sebuah sistem dan setiap komponen sistem itu memiliki arti penting untuk keberhasilan belajar siswa. Dalam proses pembelajaran (prasiklus) siswa kurang menguasai kosakata dalam belajar Bahasa Indonesia, karena guru lebih sering menggunakan ceramah sehingga siswa merasa jenuh dan bosan, akibatnya penguasaan kosakata siswa untuk belajar Bahasa Indonesia menjadi berkurang. Indikator pencapaian KKM dan tujuan pembelajaran belum tercapai. Dalam berbahasa, penguasaan kata-kata yang baik dapat memperlancar komunikasi. Makin banyak kata yang dikuasai, makin banyak gagasan yanag diungkapkan. Menurut Tarigan (1997:2) mengungkapkan kualitas keterampilan berbahasa seseorang tergantung pada kuantitas kosa kata yang dimilikinya. Makin banyak kosa kata yang dimiliki seseorang, makin besar pula keterampilan berbahasanya. Agar pelaksanakaan proses pembelajaran pengembangan berbahasa lebih terarah dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran, maka harus ditetapkan standar kompetensi,dan indikator. Betinterkasi dengan teman teman dan berkomunikasi secara lisan untuk memahami suatu persoalan serta mampu memahami setiap petunjuk yang diberikan. Dalam hal ini indikator yang diambil guru akan tercapai. Indikator pencapaian penguasaan kosakata bahasa Indonesia (1) menyebutkan kata sesuai dengan makna yang diminta, (2) melengkapi kalimat dengan kata yang sesuai, (3) melengkapi cerita dengan kata yang sesuai, (4) menyebutkan kata sesuai gambar yang diperlihatkan, (5) menjelaskan arti kata dengan kata - kata. Berdasarkan sifatnya, Soenardi Djiwandono (2008:126) menyatakan bahwa penguasaan kosakata dibagi
menjadi dua jenis, yaitu: (1) Penguasaan kosakata bersifat pasif-reseptif, berupa pemahaman arti kata tanpa disertai kemampuan untuk menggunakan atas prakarsa sendiri atau hanya mengetahui arti sebuah kata ketika digunakan orang lain atau disediakan untuk sekedar dipilih, (2) Penguasaan kosakata bersifat aktif-produktif, berupa pemahaman terhadap arti kata yang didengar atau dibaca melainkan secara nyata dan atas prakarsa serta penguasaannya sendiri mampu menggunakan dalam wacana untuk mengungkapkan pikirannya. Indikator penguasaan kosakata yang bersifat pasif-reseptif ditunjukkan dalam salah satu atau beberapa bentuk kemampuan berikut. (1) Memilih kata sesuai dengan makna yang diberikan dari sejumlah kata yang disediakan, (2) Memilih kata yang memiliki arti yang sama atau mirip dengan suatu kata (sinonim), (3) Memilih kata yang memiliki arti yang berlawanan dengan suatu kata (antonim). Indikator penguasaan kosakata yang bersifat aktif-produktif ditunjukkan dalam bentuk kemampuan berikut. (1) Menyebutkan kata sesuai dengan makna yang diminta, (2) Menyebutkan kata lain yang artinya sama atau mirip (sinonim) dengan suatu kata, (3) Menyebutkan kata lain yang artinya berlawanan (antonim), (4) Menjelaskan arti kata dengan kata-kata dan menggunakannya dalam suatu kalimat yang cocok. Berdasarkan pelaksanaan tindakan jumlah siswa yang dapat menguasai kosakata bahasa Indonesia mengalami peningkatan sebelum tindakan (prasiklus) jumlah siswa hanya 9 siswa (47,36%) dari keseluruhan jumlah siswa dan nilai rata rata siswa 67,26. Kemudian pada siklus I pertemuan pertama jumlah siswa yang dapat menguasai kosakata bahasa Indonesia mengalami peningkatan menjadi 10 siswa (52,63%) dari keseluruhan siswa dan nilai rata rata siswa meningkat menjadi (70,94). Pada siklus I pertemuan kedua jumlah siswa yang dapat menguasai kosakata bahasa Indonesia mengalami peningkatan menjadi 12 siswa (63,15%) dari keseluruhan siswa dan nilai rata rata kelas meningkat menjadi (75,47). Pada Siklus II pertemuan pertama jumlah siswa yang dapat menguasai kosakata bahasa Indonesia mengalami
peningkatan menjadi 15 siswa (78,94%) dari keseluruhan siswa dan nilai rata rata kelas meningkat menjadi (82,47). Pada siklus II pertemuan kedua jumlah siswa yang dapat menguasai kosakata bahasa Indonesia mengalami peningkatan menjadi 17 siswa (89,47%) dari keseluruhan siswa dan nilai rata rata kelas menjadi 89,26. Sedangkan peningkatan penguasaan kosakata terlihat pada meningkatnya nilai rata rata kelas dan presesntase ketuntasan pada indikator yang telah ditetapkan, yaitu menyebutkan kata sesuai makna, melengkapi kalimat dengan kata sesuai, melengkapi cerita sederhana dengan kata sesuai, menyebutkan kata sesuai gambar, menjelaskan arti kata dengan kata - kata. Pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata rata kelas 51,26 dengan persentase ketuntasan 26,31%, siklus I pertemuan 1 nilai rata rata kelas 59,26 dengan persentase ketuntasan 31,57%, siklus I pertemuan 2 rata rata kelas 70,21 dengan persentase 52,63%, siklus II pertemuan 1 rata rata kelas 77,78 dengan presentase ketuntasan 89,47% dan pada siklus II pertemuan 2 rata rata kelas 87,26 dengan prosentase ketuntasan 94,73%. Tabel Perbandingan Tingkat Presentase Indikator Penguasaan Kosakata siswa dari Prasiklus sampai Siklus II pertemuan 2 Keterangan Pra-Siklus Siklus I Pertemuan 1 Siklus I Peretemuan 2 Siklus 2 Pertemuan 1 Siklus II Pertemuan 2 Indikator Penguasaan Kosakata A B C D E 5 5 4 6 2 26,31% 26,31% 21,05% 31,57% 10,51% 7 7 7 8 5 36,84% 36,84% 36,84% 42,10% 26,31% 14 13 10 15 8 73,68% 68,42% 52,63% 78,94% 42,10% 17 16 15 17 14 89,47% 84,21% 78,94% 89,47% 73,68% 18 18 17 18 17 94,73% 94,73% 89,47% 94,73% 89,47%
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Prasiklus Siklus I Pertemuan 1 Siklus I Pertemuan 2 Siklus II Pertemuan 1 Siklus II Pertemuan 2 A B C D E Keterangan Gambar : A : Menyebutkan kata sesuai dengan makna. B : Melengkapi kalimat dengan kata yang sesuai. C : Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang sesuai D : Menyebutkan kata sesuai dengan gambar E : Menjelaskan arti kata dengan kata kata. Gambar 4.10 Grafik Presentase Indikator Peningkatan Penguasaan Kosakata Siswa Pra Siklus sampai Siklus II Pertemuan 2 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 51.26 26.31 59.15 31.57 Prasiklus Siklus I (1) 70.21 47.36 Siklus I (2) 89.47 77.78 Siklus II (1) 94.73 87.26 Siklus II (2) Nilai rata - rata Presentase Ketuntasan Grafik Perbandingan Nilai rata rata kelas dan Presentase Peningkatan Penguasaan Kosakata Siswa Pra Siklus sampai Siklus II Pertemuan 2
Berdasarkan atas tindakan yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II, keberhasilan pembelajaran peningkatan penguasaan kosakata bahasa Indonesia. Dapat dilihat dari nilai tes tertulis dan unjuk kerja yang telah dilaksanakan dengan menerapkan media papan selip (slot board) menunjukkan peningkatan dari siklus I sampai siklus II dibandingkan dengan kondisi awal. Indikator pencapaian keberhasilan akhir siklus mencapai 89,47% dengan nilai hasil belajar rata-rata kelas 89,26 telah mencapai KKM 70. Peningkatan penguasaan kosakata juga ditandai dengan meningkatnya indikator indikator yang menjadi penilaian dalam penguasaan kosakata. Nilai rata rata penguasaan kosakata dari prasiklus 51,26 dengan persentase 26,31% dan pada siklus II pertemuan 2 nilai rata rata mencapai 87,26 dengan persentase ketuntasan 94,73%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui media papan selip (slot board) dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Indonesia pada siswa kelas II SDN 2 Karangtalun tahun 2013/2014. D. SIMPULAN Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan sebagai berikut : Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam 2 siklus melalui media papan selip (slot board) dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Indonesia pada siswa kelas II SDN 2 Karangtalun. Peningkatan penguasaan kosakata terlihat dari ketercapainnya 80% dari jumlah siswa memperoleh nilai diatas KKM 70. Nilai rata rata
hasil belajar secara keseluruhan baik pra tindakan maupun setelah dilakukan tindakan dapat dirinci yaitu pada pra tindakan 67,26, dan pada siklus II mencapai 89,26. Peningkatan penguasaan kosakata juga ditandai dengan meningkatnya indikator indikator yang menjadi penilaian dalam penguasaan kosakata. Nilai rata rata penguasaan kosakata dari prasiklus 51,26 dengan persentase 26,31% dan pada siklus II pertemuan 2 nilai rata rata mencapai 87,26 dengan persentase ketuntasan 94,73%.
DAFTAR PUSTAKA Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: TIM GP PRESS Hermawan, Asep, Herry. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta: Universitas Terbuka Ismiati, Esti. 2012. Perencanaan Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Ombak M. Soenardi Djiwandono. 2008. Tes Bahasa. Jakarta: PT Indeks. Tarigan, Djago. 1997. Tehnik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry, Guntur. 2011.Pengajaran Kosakata.Bandung: Angkasa