BAB I PENDAHULUAN. desentralistik. Dari sisi desentralistik, Undang-Undang Nomor : 32 Tahun 2004

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang menimbulkan persaingan diantara pelaku-pelaku ekonomi akan

I. PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perubahan yang cukup besar sejalan runtuhnya rezim Orde

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masukan selama periode tersebut (Dossett dan Greenberg, 1981). a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan sumber daya manusia aparatur yang memiliki kompetensi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PEGAWAI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. kinerja penyelenggaraan pemerintahan sehinggga tercipta suatu ruang lingkup. urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat.

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu aset perusahaan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah otonom sesuai dengan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

BAB I PENDAHULUAN. manusia adalah tenaga kerja, pegawai atau karyawan. Karyawan atau pegawai

I. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. penulis mengemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. implikasinya adalah bahwa investasi terpenting yang dilakukan oleh suatu organisasi adalah di

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang mempunyai

TERWUJUDNYA MASYARAKAT SELOMARTANI YANG AGAMIS SEJAHTERA BERBUDAYA DAN MANDIRI DENGAN KETAHANAN PANGAN PADA TAHUN 2021

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang sangat besar. Salah

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah yang dikelola dan diatur dengan baik akan menjadi pemerintahan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar dari masyarakat jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas pengelolaan sumber daya manusia. Organisasi yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Pemerintahan pusat maupun pemerintah daerah melaksanakan amanat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari tingkat pusat hingga tingkat daerah. memberikan sumbangan yang optimal bagi perusahaan. Dan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pusat (sentralistik) telah menimbulkan kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. aspek transparasi dan akuntabilitas menjadi hal penting dalam pengelolaan

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TESIS

B. Maksud dan Tujuan Maksud

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

I. PENDAHULUAN Otonomi daerah di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998 telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset yang mempunyai peranan penting

I. PENDAHULUAN. yang terdapat dalam organisasi tersebut. Keberhasilan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan profesionalisme. Pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance

BAB I PENDAHULUAN. instansi agar dapat bertahan dan berkembang dalam proses operasinya.

BAB II. individu atau suatu organisasi pada suatu periode tertentu. Menurut Stoner (1996 :

BAB V PENUTUP. 1) Tidak terdapat pengaruh antara variabel akuntabilitas publik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting di dalam suatu organisasi.

BAB II URAIAN TEORITIS. Imatama (2006) yang berjudul Pengaruh Stress Kerja Terhadap kinerja

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam suatu organisasi atau instansi, selain itu sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran dan Belanja Pendapatan Negara (APBN) memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas. Pentingnya peranan karyawan didalam mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. karena entitas ini bekerja berdasarkan sebuah anggaran dan realisasi anggaran

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BAB I PENDAHULUAN. PP No.25 tahun 2000 tentang kewenangan propinsi sebagai daerah otonomi,

BAB I PENDAHULUAN. cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. penting oleh organisasi, sebab berhasil atau tidaknya menghadapi era tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pemerintahan di Indonesia semakin pesat dengan adanya era

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia merupakan faktor terpenting dalam setiap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. agar memilki sikap dan perilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran, tanggung

BAB I PENDAHULUAN. penggerak seluruh aktivitas perusahaan (Larasati, 2014). Setiap perusahaan

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

BAB I PENDAHULUAN. yang ideal untuk memberikan pelayanan publik secara baik dan maksimal.

BAB V PENUTUP. Kelompok Tani Lestari Indah di Tanjung Laut Indah, Bontang Selatan, Bontang adalah:

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. tetapi untuk menyediakan layanan dan kemampuan meningkatkan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. adalah asset suatu organisasi karena tanpa adanya sumber daya manusia maka

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hasil yang maksimal apabila tidak didukung oleh sumber daya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas perusahaannya baik dalam hal pelayanan, kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan tentunya mempunyai masalah dalam menyusun

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kinerja birokrasi pada era reformasi dan otonomi daerah menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

I. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam sistem operasi organisasi atau perusahaan, suatu potensi Sumber. Daya Manusia pada hakekatnya adalah salah satu modal dan

BAB I PENDAHULUAN. administrasi publik memicu timbulnya gejolak yang berakar pada. ketidakpuasan. Tuntutan yang semakin tinggi diajukan terhadap

SEKSIPEMROSESAN BAGAN SUSUNAN ORGANISASI KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan diundangkanya Undang-Undang Nomor : 22 Tahun 1999 yang kemudian diperbarui melalui Undang-Undang Nomor : 32 Tahun 2001 tentang Pemerintah Daerah merupakan salah satu pergeseran kekuasan dari yang sebelumnya bersifat sentralistik ke desentralistik. Dari sisi desentralistik, Undang-Undang Nomor : 32 Tahun 2004 memberikan ruang kepada daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan atas asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan kewenangan dengan menyelenggarakan rumah tangganya secara luas, nyata dan bertanggung jawab yang dikenal dengan istilah otonomi daerah. Desentralisasi yang dimaksud yakni pelilmpahan sebagian wewenang, dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah tanpa ada intervensi dari pihak lain (Dwiyanto 2005 : 46). Pergeseran kekuasaan dari segi administrastif tersebut membawa implikasi baru dalam organisasi pemerintah (birokrasi) yang sebelumnya tertutup dari jangkauan publik kemudian mulai membuka diri dengan menerapkan prinsip Good Governance. Keterlibatan masyarakat dan swasta selain pemerintah dalam menjalankan suatu kepemerintahan merupakan prinsip dasar Good Governance. Dan yang menjadi orientasi dari pihak pemerintah adalah pelayanan publik. Fokus terhadap pelayanan publik ternyata tidak semudah yang dibayangkan, sehingga perlu adanya manajemen yang teratur dari setiap organisasi pemerintah (birokrasi) mulai

dari sumber daya atau potensi, adanya aturan dan norma, fasilitas penunjang, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan aktivitas organisasi. Memahami pentingnya pelayanan publik tersebut, maka perlu dilakukan penilaian yang mengarah pada produktivitas dari perilaku birokrasi. Dalam organisasi hal yang paling penting untuk dinilai adalah aspek kinerja pegawai karena kinerja pegawai merupakan segala bentuk potensi aktivitas pegawai yang membuat organisasi hidup dan berjalan dalam mewujudkan tujuannya. Pegawai sebagai sumber daya terpenting dituntut untuk memiliki kemampuan dan juga keahlian dalam melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya. Hal tersebut tentu telah disadari oleh organisasi karena saat ini persaingan sudah mulai nampak dalam memberikan pelayanan sehingga potensi yang dimiliki perlu ditingkatkan yang bermuara pada pencapaian kinerja yang maksimal. Aspek penting yang perlu diperhatikan organisasi dalam penilaian kinerja pegawainya adalah sumber daya manusia atau pegawai itu sendiri. Sehingga diperlukan solusi dari manjerial sebagai strategi peningkatan kinerja pegawai yang mempengaruhi seberapa banyak kontribusinya kepada organisasi, seperti (Mathis dan Jackson, 2002:82): 1. Kuantitas Kerja Standar ini dilakukan dengan cara membandingkan antara besarnya volume kerja yang seharusnya (standar kerja norma) dengan kemampuan sebenarnya. 2. Kualitas Kerja Standar ini menekankan pada mutu kerja yang dihasilkan dibandingkan volume kerja. 3. Pemanfaatan Waktu Yaitu penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijaksanaan organisasi. 4. Tingkat Kehadiran

Asumsi yang digunakan dalam standar ini adalah jika kehadiran pegawai di bawah standar kerja yang ditetapkan maka pegawai tersebut tidak akan mampu memberikan kontribusi yang optimal bagi perusahaan. 5. Kerjasama Keterlibatan seluruh pegawai dalam mencapai target yang ditetapkan akan mempengaruhi keberhasilan bagian yang diawasi. Kerjasama antara pegawai dapat ditingkatkan apabila pimpinan mampu memotivasi pegawai dengan baik. Selanjutnya, menurut Mathis dan Jackson (2002:86) dalam pembahasan mengenai permasalahan kinerja karyawan maka tidak terlepas dari berbagai macam faktor yang menyertai diantaranya : a. Faktor kemampuan (ability) Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (knowledge dan skill) yang artinya, pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata (110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, akan lebih mudah mencapai kinerja diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu di tempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. b. Faktor motivasi Motivasi terbentuk sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Berdasarkan teori di atas, penulis meiliki pandangan menyangkut permasalahan kinerja dapat diinterprestasikan melalui instrumen pengukuran kinerja yang merupakan

alat yang dipakai dalam mengukur kinerja individu seorang pegawai, yaitu (Sedarmayanti, 2007:14) : 1. Prestasi Kerja, hasil kerja pegawai dalam menjalankan tugas, baik secara kualitas maupun kuantitas kerja. 2. Keahlian, tingkat kemampuan teknis yang dimiliki oleh pegawai dalam menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya. Keahlian ini bisa dalam bentuk kerjasama, komunikasi, insentif, dan lain-lain. 3. Perilaku, sikap dan tingkah laku pegawai yang melekat pada dirinya dan dibawa dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Pengertian perilaku disini juga mencakup kejujuran, tanggung jawab dan disiplin. 4. Kepemimpinan, merupakan aspek kemampuan manajerial dan seni dalam memberikan pengaruh kepada orang lain untuk mengkoordinasikan pekerjaan secara tepat dan cepat, termasuk pengambilan keputusan dan penentuan prioritas. Dari pemaparan teori di atas, dalam proposal ini hipotesa penulis menunjukan bahwa upaya peningkatan kinerja pegawai berhubungan dengan aspek sumber daya manusia dan budaya kerja. Arguen ini didasarkan pada hasil observasi awal peneliti yang dilaksanakan pada tanggal 25-27 September 2014 tentang kinerja pada SKPD Dinas Kelautan, Perikanan, dan Kelautan (DKPP) Kabupaten Manggarai. Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Manggarai merupakan salah satu SKPD yang bergerak di bidang pengelolahan sumber daya perikanan serta peternakan yang termasuk dalam aset daerah dan berkontribusi dalam usaha pendapatan APBD Kabupaten Manggarai. Melihat peran ini, hasil pelaksanaan observasi, ternyata yang menjadi tantangan besar SKPD DKPP dalam tugasnya adalah bagaimana strategi yang digunakan

organisasi dalam mencapai tujuan yang telah diharapkan. Ditemukan ada bebarapa permasalahan yang dianggap cukup serius bagi peneliti dimana ada begitu banyak keluhan yang diterima menyangkut persoalan kinerja pegawai. Setelah di teliti lebih lanjut ditemukan beberapa masalah, seperti; a. Tidak efektifnya waktu yang digunakan pegawai dalam melaksanakan tugasnya. b. Pengalokasian sarana dan prasarana yang dianggap mubasir seperti komputer dikarenakan kurangnya pengetahuan pegawai terhadap teknologi. c. Sistem pendelegasian tugas antara pegawai yang tidak disiplin. d. Kurangnya perhatian dari atasan terhadap pegawai yang berprestasi. e. Minim komunikasi. f. Banyaknya kepentingan di dalam organisasi. g. Masih terdapat pegawai yang kurang memahami tugasnya. Setidaknya beberapa hal di atas menjadi bukti bahwa dalam menghadapi tantangan global sekarang ini ternyata masih terdapat kesulitan internal yang dialami birokrasi yang mengakibatkan menurunya kinerja. Menurunya kinerja tentu sangat dikhwatirkan karena dapat menurunkan produktifitas dari organisasinya. Sehingga berdasarkan permasalahan kinerja pada Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Manggarai dan mengacu pada teori faktor-faktor yang berdampingan dengan kinerja (Mathis dan Jackson, 2002) yang kemudian diinterprestasikan ke dalam teori instrumen pengukuran kinerja (Sedarmayanti, 2007), maka dapat dilihat dua faktor penting yang perlu ditingkatkan dalam upaya peningkatan kinerja, yaitu: peningkatan sumber daya manusia sebagai variabel mutu sumber daya

manusia dan peningkatan perilaku kerja yang sesuai dengan tujuan organisasi sebagai variabel budaya kerja. Sumber daya manusia menjadi penting dalam penilaian kinerja karena merupakan pelaku sekaligus penentu dalam mewujudkan tujuan organisasi dengan kemampuan serta tanggung jawab dalam berpartisipasi secara efektif dan efisien sehingga dari aspek mutu sumber daya manusia, organisasi telah banyak melakukan kegiatan dengan memberdayakan pegawai yang mengarah pada peningkatan kemampuan, seperti: pendidikan, pelatihan, pengawasan, serta aturan dan lainya. Memang dalam mengatur sumber daya manusia tidaklah mudah karena pada dasarnya semua pegawai memiliki latar belakang yang berbeda. Secara umum tujuan pengembangan sumber daya manusia adalah untuk memastikan bahwa organisasi mempunyai orang orang yang berkualitas untuk mencapai tujuan organisasi untuk meningkatkan kinerja dan pertumbuhan (Armstrong, 1997:507). Tujuan tersebut di atas dapat dicapai dengan memastikan bahwa setiap orang dalam organisasi mempunyai pengetahuan dan keahlian dalam mencapai tingkat kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaaan mereka secara efektif. Faktor lain juga yang memiliki keterkaitan dengan kinerja pegawai adalah budaya kerja. Aspek budaya kerja adalah nilai yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke dalam organisasi, sehingga anggota organisasi mampu memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka harus bertindak atau berperilaku. Apabila budaya kerja tersebut berjalan dengan baik maka akan mendorong timbulnya kinerja karyawan yang baik pula. Budaya kerja yang kuat akan menciptakan suatu budaya organisasi yang baik, juga

mencerminkan bahwa budaya tersebut telah memilki akar yang kuat dimana telah mampu dijiwai serta diaktualisasikan ke dalam kegiatan sehari-hari. Dengan demikian, berdasarkan permasalahan kinerja pegwai pada Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Manggarai di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan dan dalam proposal ini, peneliti berani mengajukan judul : Hubungan Mutu Sumber Daya Manusia dan Budaya Kerja Dengan Kinerja Pegawai Pada Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Manggarai. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara mutu sumber daya manusia terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Manggarai? 2. Apakah terdapat hubungan yanh signifikan antara budaya kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Manggarai? C. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari penulisan ini adalah; a. Untuk menggambarkan hubungan mutu sumber daya manusia dengan kinerja pegawai pada Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Manggarai? b. Untuk menggambarkan hubungan budaya kerja dengan kinerja pegawai pada Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Manggarai?

D. KEGUNAAN PENELITIAN a. Bagi Penulis Menambah wawasan dan pengetahuan yang tidak diperoleh selama perkuliahan dan penerapan teori yang berkaitan dengan usaha peningkatan kualitas kinerja yang didapat melalui perkuliahan. b. Bagi Organisasi khususnya pemerintah (Birokrasi) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berarti dalam pengambilan keputusan organisasi. c. Bagi Pihak lain Bahan masukan untuk pengembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang telah ada serta guna mencapai ilmu yang lebih tinggi, khususnya mengadakan penelitian masalah kinerja.