BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir, berdasarkan survey yang dilakukan oleh WHO. Tabel 1.1 Tabel Data Dunia untuk Penderita Diabetes (WHO, 2016)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB II DESKRIPSI DAN PROFIL PENDERITA DIABETES

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (2006), merumuskan bahwa diabetes. melitus (DM) merupakan kumpulan masalah anatomi dan kimiawi dari

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisai membawa pengaruh yang sangat besar tidak hanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. menular (noncommunicable diseases). Terjadinya transisi epidemiologi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pengidap diabetes diatas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan. membengkak menjadi 300 juta orang (Suyono, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease atau penderita tidak

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menurun. Hal ini serupa dengan yang diungkapkan oleh salah satu dokter spesialis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. menular juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Hal ini

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (lebih dari 60 tahun) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2000 hingga

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau. meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA ORANG DEWASA DI KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2011 OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakomodasi kesehatan seksual, setiap negara diharuskan untuk

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB 1 PENDAHULUAN. merokok namun kurangnya kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (2014), mencatat dalam World Health Statistics Indonesia. meningkatnya tekanan darah sistolik diatas 140 mmhg dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN. kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. (Awad,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein

BAB 1 PENDAHULUAN. 62 tahun pada negara berkembang dan 79 tahun pada negara maju (WHO, 2015).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia mengalami transisi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organisation WHO (2014) prevalensi penyakit DM

BAB I PENDAHULUAN. pada orang dewasa (Hudak & Gallo, 2010). Hampir sekitar tiga perempat stroke

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan pengobatan dalam jangka waktu yang panjang. Efek

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia mengalami permasalahan gizi ganda yaitu perpaduan antara gizi

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini, masalah kegemukan ( overweigth dan obesitas) menjadi

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan produk barang atau jasa yaitu sebuah iklan. atau suara, dan simbol simbol agar masyarakat sadar dan mengetahuinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat penyakit kardiovaskuler pada tahun 1998 di Amerika Serikat. (data dari

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. serius karena termasuk peringkat kelima penyebab kematian di dunia.sekitar 2,8 juta

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN. gizi ganda, dimana masalah terkait gizi kurang belum teratasi namun telah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikendalikan atau dicegah (diperlambat). Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak

BAB I PENDAHULUAN. setelah India, Cina dan Amerika Serikat (PERKENI, 2011). Menurut estimasi

BAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata Kunci : Pendidikan, Pekerjaan, Riwayat Keluarga Menderita Diabetes, Aktifitas Fisik dan Kejadian Diabetes Mellitus tipe 2

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidak mampuan tubuh untuk memproduksi hormone insulin. Penyakit diabetes mengalami peningkatan prevalensi di seluruh dunia. Kenaikan jumlah penduduk penderita diabetes semakin mengkhawatirkan. Dalam beberapa tahun terakhir ini, jumlah penderita diabetes di dunia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut didapat dari hasil survey lembaga kesehatan dunia yaitu world health organization (WHO). WHO menyatakan bahwa terjadi peningkatan signifikan terhadap penambahan penderita diabetes mellitus 30 tahun terakhir, berdasarkan survey yang dilakukan oleh WHO. Tabel 1.1 Tabel Data Dunia untuk Penderita Diabetes (WHO, 2016) No N e g a r a Thn. 2000 Thn. 2030 Growth 1 India 31,705,000 79,441,000 151% 2 China 20,757,000 42,321,000 104% 3 United States of America 17,702,000 30,312,000 71% 4 Indonesia 8,426,000 21,257,000 152% Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukkan data statistik jumlah penderita diabetes di dunia versi WHO dari tahun 2000 dan proyeksi hingga tahun 2030, 1

2 Indonesia menduduki peringkat ke- 4 dunia dengan pertumbuhan sebesar 152% atau dari jumlah penderita 8.426.000 pada tahun 2000 menjadi 21.257.000 pada tahun 2030. Di Indonesia pada khususnya, pada Tahun 2016 penderita diabetes sudah mencapai angka 12.191.564, dan penderita diabetes meningkat dengan sangat cepat di masing-masing provinsi, hal tersebut dibuktikan dengan data statistik dari profil kesehatan Indonesia (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2013). Grafik 1.1 Riskesdas 2007 dan 2013 (Kemenkes, 2013) Dijelaskan bahwa perbandingan prevalensi diabetes di Indonesia berdasarkan wawancara sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 adalah 2,1%. Angka tersebut lebih tinggi dibanding dengan angka pada tahun 2007

3 (1,1%). Menunjukkan kenaikan prevalensi penyakit diabetes yang cukup berarti. Prevalensi tertinggi Diabetes pada umur 15 tahun menurut diagnosis dokter/gejala hasil Riskesdas tahun 2013 adalah di Provinsi Sulawesi Tengah (3,7%). Kemudian disusul Sulawesi Utara (3,6%) dan Sulawesi Selatan (3,4%). Sedangkan yang terendah ialah di Provinsi Lampung (0,8%), kemudian Bengkulu dan Kalimantan Barat (1,0%). Provinsi dengan kenaikan prevalensi terbesar adalah Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu 0,8% pada tahun 2007 menjadi 3,4% pada 2013. Sedangkan provinsi dengan penurunan prevalensi terbanyak adalah Provinsi Papua Barat, yakni 1,4% pada tahun 2007 menjadi 1,2% pada 2013. Pada grafik 1.1 di atas tampak terjadinya peningkatan jumlah penderita diabetes di Indonesia. Padahal, sejak tahun 2011 banyak forum dari kalangan anak muda Indonesia hingga para orang tua ikut berpartisipasi dalam gerakan peduli diabetes untuk memberikan rangkaian edukasi untuk menjaga pola hidup, pola makan, edukasi diabetes terhadap keturunan, edukasi diabetes terhadap faktor psikologis penderita. Yang dengan menggelar forum dan kampanye diabetes tersebut, diharapkan akan dapat menurunkan tingkat penderita diabetes yang ada di Indonesia. kenaikan yang sangat tinggi tersebut dikarenakan kebanyakan masyarakat Indonesia tidak mampu mengenali gejala-gejala diabetes sehingga penanganannya menjadi terlambat. Hal tersebut dijawab pada penelitian kualitatif dalam laporan yang berjudul Blueprint for Change ini juga menunjukkan bahwa banyak orang yang hidup dengan diabetes tidak

4 mengetahui serba-serbi penyakit ini yang kemungkinan besar disebabkan oleh edukasi yang rendah. (Majalah Tempo, 2013) Dilansir pada kampanye diabetes yang diselenggarakan pada 26 oktober 2011 bahwa kalangan publik figur pun ikut berpartisipasi untuk kampanye diabetes pada anak, agar diharapkan melakukan pembekalan edukasi sejak dini pada anak sehingga dapat lebih jauh dari penyakit diabetes itu sendiri. Gambar 1.1 kampanye publik figur (antaranews, 2011) Hingga perusahaan farmasi ternama seperti kalbe farma pun ikut berpartisipasi untuk kampanye mengenai diabetes, pada 12 november 2014, kalbe berpartisipasi untuk gencarkan kampanye 3J. yaitu, Jumlah, Jenis, dan

5 Jadwal. Yang berarti pengaturan pola makan sehat dengan mengatur jumlah makanan, jenis makanan, dan jadwal makan yang teratur agar terhindar dari risiko diabetes dan untuk tetap hidup sehat walaupun menderita diabetes. Gambar 1.2 kampanye diabetes oleh pihak swasta (radar pena, 2014) Pemanfaatan kampanye dengan cara yang sudah dilakukan oleh para publik figur dan perusahaan ternama di atas pun dirasa belum cukup, melihat peningkatan penderita diabetes dari tahun ke tahun yang semakin meningkat tajam. Hingga pada 24 agustus 2015, dikutip oleh majalah kartini seorang animator muda membuat sebuah kampanye jenis baru bertajuk kampanye diabetes pun dibuat. Dengan memberikan pesan moral pada film animasi yang dibuat tersebut, diharapkan dapat merubah pola pikir masyarakat dan sadar akan risiko penyakit diabetes.

6 Gambar 1.3 kampanye melalui film animasi (majalahkartini, 2015) Penyakit diabetes merupakan penyakit yang disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain disebutkan pada jurnal Education and Health (Ayyagari, 2011) mengatakan bahwa orang yang berpendidikan tinggi cenderung lebih sedikit berisiko terkena penyakit diabetes, hal tersebut membuktikan bahwa orang yang tidak memiliki edukasi yang cukup baik cenderung lebih berisiko terkena penyakit diabetes. Selain faktor edukasi, adapun faktor lain yang disebutkan pada jurnal Lifestyle and Health ( Kanaya, 2012) mengatakan bahwa gaya hidup yang tidak sehat cenderung lebih berisiko terkena penyakit diabetes, didalam hasil jurnal nya tersebut adalah menciptakan gaya hidup translasi berbasis masyarakat dan hasilnya sangat berpengaruh untuk mempengaruhi gaya hidup masyarakat menjadi lebih sehat. Faktor lainnya disebutkan pada jurnal Life Environtment (Stokes, 2009) yang mengatakan

7 bahwa Lingkungan Hidup berpengaruh besar dalam peningkatan jumlah risiko penderita diabetes. Untuk memahami fenomena tersebut, peneliti melakukan survei dan wawancara terhadap 30 responden penderita diabetes mengenai faktor-faktor yang memicu terjadinya diabetes pada responden. Berdasarkan hasil survei diperoleh data sebagai berikut : Tabel 1.2 Responden Penderita Diabetes di Indonesia Demografi Jumlah (orang) Gender Pria 14 Wanita 16 Kelompok Usia 17-30 tahun 14 31-45 tahun 8 >45 tahun 8 Pekerjaan Karyawan Swasta 16 Wiraswasta 4 PNS 4 Tidak Bekerja 5 Other 1 Jumlah responden cukup berimbang responden pria (14 orang ) dan wanita (16 orang) dan didominasi oleh 53% responden perempuan. 53% pekerjaan responden adalah karyawan swasta. Sedangkan 48% usia responden terbanyak adalah 17 30 tahun. Sementara itu, untuk mengetahui pengaruh terjadinya penyakit diabetes, peneliti melakukan analisis berdasarkan 3 faktor yang diduga mempengaruhi penderita berdasarkan Tabel berikut :

8 Tabel 1.3 Faktor Kampanye Edukasi Tingkat Pengaruh Faktor Edukasi Ya Tidak Responden sering mendengar informasi kampanye diabetes. Responden mengetahui dampak dan pencegahan penyakit diabetes. Responden mendapatkan edukasi yang baik saat kampanye diabetes berlangsung. 11 19 13 17 10 20 Sumber : Hasil Data Prestudy oleh Peneliti pada Club Diabetes Berdasarkan hasil data pada Tabel 1.7 tersebut di atas 57% responden tidak pernah mendengar kampanye diabetes. 51% responden tidak mengetahui dampak dan cara pencegahan penyakit diabetes. Dan 60% responden tidak mendapatkan edukasi yang baik saat kampanye. Tabel 1.4 Faktor Gaya Hidup Tingkat Pengaruh Faktor Gaya Hidup Ya Tidak Responden telah melakukan gaya hidup yang baik untuk menjaga kadar gula 3 27 darahnya sendiri. Responden sering melakukan himbauan terhadap teman/kerabat untuk melakukan 15 15 gaya hidup sehat.

9 Responden telah terpengaruh akan kampanye diabetes untuk melakukan gaya 14 16 hidup sehat. Sumber : Hasil Data Prestudy oleh Peneliti pada Club Diabetes Berdasarkan hasil data pada Tabel 1.8 tersebut di atas, 81% responden tidak melakukan gaya hidup sehat. 50% responden tidak melakukan himbauan kepada rekan untuk melakukan gaya hidup sehat. Dan 52% responden tidak terpengaruh untuk melakukan gaya hidup sehat yang dilakukan oleh kampanye kesehatan. Tabel 1.5 Faktor Lingkungan Hidup Tingkat Pengaruh Faktor Lingkungan Hidup Ya Tidak Responden berada pada lingkungan hidup yang sehat Responden ingin menciptakan lingkungan hidup sehat untuk dirinya sendiri Responden termotivasi untuk menciptakan lingkungan hidup untuk teman/kerabat. 5 25 25 5 25 25 Sumber : Hasil Data Prestudy oleh Peneliti pada Club Diabetes Berdasarkan hasil data pada Tabel 1.9 tersebut di atas, 75% responden tidak berada pada lingkungan hidup yang sehat, 25% responden tidak ingin menciptakan

10 lingkungan hidup sehat, dan 25% responden tidak ingin menciptakan lingkungan hidup sehat bagi kerabatnya. Berdasarkan hasil pre study diatas, peneliti menetapkan 3 faktor tersebut untuk dijadikan variabel penelitian. Yaitu : (1) Faktor Kampanye Edukasi, (2) Faktor Gaya Hidup, dan (3) Faktor Lingkungan Hidup Dengan demikian, ke 3 faktor tersebut yang akan dilihat pengaruhnya terhadap kecenderungan orang terkena penyakit diabetes di Indonesia. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahanpermasalahan yang dapat diidentifikasikan adalah : 1) Sebagian besar responden mengetahui dampak penyakit diabetes, namun tidak mengetahui cara pencegahan penyakit diabetes, dan tidak mendapatkan edukasi yang baik saat Kampanye Edukasi berlangsung. dan menurut data WHO, peningkatan penyakit diabetes semakin hari semakin meningkat. Hal tersebut membuat sebuah fenomena apakah Kampanye Edukasi berpengaruh terhadap Keberhasilan Program Pemasaran Sosial Kampanye Diabetes. 2) Sebagian besar responden tidak melakukan gaya hidup sehat, tidak pernah melakukan himbauan kepada teman/kerabat untuk

11 melakukan gaya hidup sehat. dan menurut data WHO, peningkatan penyakit diabetes semakin hari semakin meningkat. Hal tersebut membuat sebuah fenomena apakah Kampanye Edukasi berpengaruh terhadap Keberhasilan Program Pemasaran Sosial Kampanye Diabetes. 3) Sebagian besar responden tidak berada pada lingkungan hidup yang sehat. Responden pun ingin menciptakan lingkungan hidup yang lebih sehat untuk diri sendiri, hingga menghimbau kepada rekan/kerabat nya. dan menurut data WHO, peningkatan penyakit diabetes semakin hari semakin meningkat. Hal tersebut membuat sebuah fenomena apakah Kampanye Edukasi berpengaruh terhadap Keberhasilan Program Pemasaran Sosial Kampanye Diabetes. 1.2.2 Perumusan Masalah Berdasarkan hasil pengindentifikasian masalah, dimana penulis berhasil mengidentifikasi sejumlah fenomena yang berhubungan dengan kampanye sosial beserta variable-variabel yang diduga berpengaruh terhadapnya, sejumlah pertanyaan ilmiah muncul dari hasil identifikasi ini. Pertanyaan-pertanyaan ini kemudian menjadi arahan bagi pengembangan hipotesis-hipotesis penelitian. Permasalahan yang dimaksud, antara lain : 1) Apakah kampanye edukasi kesehatan yang sudah pernah dilakukan oleh pemerintah maupun swasta mengenai diabetes

12 berpengaruh terhadap Keberhasilan Program Pemasaran Sosial Kampanye Diabetes? 2) Apakah gaya hidup sehat berpengaruh terhadap Keberhasilan Program Pemasaran Sosial Kampanye Diabetes? 3) Apakah lingkungan hidup sehat berpengaruh terhadap Keberhasilan Program Pemasaran Sosial Kampanye Diabetes? 1.3 Tujuan Penelitian 1) Untuk mengetahui dan menganalisa kampanye edukasi kesehatan yang sudah pernah dilakukan oleh pemerintah maupun swasta mengenai diabetes berpengaruh terhadap Keberhasilan Program Pemasaran Sosial Kampanye Diabetes. 2) Untuk mengetahui dan menganalisa gaya hidup sehat berpengaruh terhadap Keberhasilan Program Pemasaran Sosial Kampanye Diabetes. 3) Untuk mengetahui dan menganalisa lingkungan hidup sehat berpengaruh terhadap Keberhasilan Program Pemasaran Sosial Kampanye Diabetes. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat praktis dan kebijakan bagi dinas kesehatan, dan pihak swasta di DKI Jakarta : Untuk masukan dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas kampanye sosial sehingga mampu untuk memberikan pengaruh positif

13 sehingga dapat menekan angka penderita penyakit diabetes di Indonesia. 2. Bagi Akademis: Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap pengembangan khasanah ilmu pengetahuan dan menambah referensi bagi peneliti lain, yang secara umum bertujuan untuk dapat meningkatkan kualitas layanan kampanye sosial di Indonesia.