A. JUDUL PROGRAM Desain Alat Sistem Kontrol Suhu dan Kelembaban Untuk Optimasi Proses Pembuatan Tempe Pada Skala Industri Rumah Tangga

dokumen-dokumen yang mirip
DESAIN ALAT SISTEM KONTROL SUHU DAN KELEMBABAN UNTUK OPTIMASI PROSES PEMBUATAN TEMPE PADA SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

SISTEM KENDALI SUHU DAN KELEMBABAN UNTUK OPTIMASI PROSES PEMBUATAN TEMPE BERBASIS MIKROKONTROLER SKRIPSI. Disusun oleh : ADI KURNIAWAN

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

Pengaturan suhu dan kelembaban dilakukan dengan memasang satu buah sensor SHT11, kipas dan hairdryer dengan program bahasa C berbasis mikrokontroler A

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

MONITORING SUHU DAN KELEMBABAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY PADA PROSES FERMENTASI TEMPE SECARA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN MESIN PENETAS TELUR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8 MENGGUNAKAN SENSOR SHT 11

BAB III PERANCANGAN SISTEM

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN PADA GREENHOUSE UNTUK TANAMAN STROBERI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

SISTEM KONTROL CATU DAYA, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BERBASIS ATMEGA 2560 PADA RUANG BUNKER SEISMOMETER

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

PERANCANGAN ALAT PENGATUR TEMPERATUR AIR PADA SHOWER MENGGUNAKAN KONTROL SUKSESSIVE BERBASIS MIKROKONTROLER

LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENGERING JAMUR KUPING DENGAN PEMANAS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89C51

PENGATURAN LAJU KAVITASI ULTRASONIK BERBASIS PID UNTUK MENGATUR KELEMBABAN RUANGAN. Monika Putri Dewi

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

PERANCANGAN INKUBATOR BAYI DENGAN PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

INKUBATOR PENETAS TELUR OTOMATIS MEMAKAI LM35 BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 SECARA HARDWARE TUGAS AKHIR

BAB III ANALISA SISTEM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

APLIKASI KONTROL PROPORSIONAL INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 UNTUK PENGATURAN SUHU PADA ALAT PENGERING KERTAS

BAB IV PENGUJIAN DAN SIMULASI PENGENDALIAN SUHU RUANG PENETAS TELUR

KIPAS ANGIN OTOMATIS DENGAN SENSOR SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

RANCANG BANGUN PENDINGIN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI OTOMATIS BERBASIS ARDUINO UNO

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. unggas untuk mewujudkan beternak itik secara praktis. Dahulu saat teknologi

BAB III METODOLOGI PENULISAN

SISTEM PENGONTROLAN SUHU DAN KELEMBABAN PADA INKUBATOR BAYI

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

Sistem Monitoring Suhu dan Kelembaban pada Inkubator Bayi Berbasis Mikrokontroler

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAKAN ROBOT BERODA TIGA UNTUK PEMBERSIH LANTAI

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

DAFTAR ISI BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM MONITORING DAN KONTROL OTOMATIS INKUBATOR BAYI DENGAN VISUAL BASIC 6.0 BERBASIS ARDUINO

Aplikasi Penggunaan Sensor Ultrasonik Tipe Ping Untuk Menentukan Kematangan Tempe Pada Saat Fermentasi Berdasarkan Ketebalan Tempe

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Apa Itu PLC? Gambar 1.1 Penggunaan PLC di industri

BAB III PERANCANGAN SISTEM

( ) Dosen Pembimbing Dr. Melania Suweni Muntini, M.T

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

BAB II KONSEP DASAR ALAT PENGERING CENGKEH BERBASIS MIKROKONTROLER

Alat Pengolah Kecambah Kacang Hijau Berbasis Mikrokontroler Diterapkan Pada Petani Di Desa Singosari Malang

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SIMULASI SISTEM PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC. DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020

AKHIR TUGAS OLEH: JURUSAN. Untuk

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452

Rancang Bangun Alat Penetas Telur Ayam Otomatis Dengan Metode PID (Proportional Integral Derivative) Berbasis Energy Hybrid

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. keras dan perangkat lunak serta unjuk kerja dari suatu prototipe alat kontrol

II. KAJIAN PUSTAKA

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem

SISTEM KENDALI SUHU, KELEMBABAN DAN LEVEL AIR PADA PERTANIAN POLA HIDROPONIK

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

Transkripsi:

1 A. JUDUL PROGRAM Desain Alat Sistem Kontrol Suhu dan Kelembaban Untuk Optimasi Proses Pembuatan Tempe Pada Skala Industri Rumah Tangga B. LATAR BELAKANG Salah satu makanan tradisional Indonesia yang mempunyai kandungan gizi sangat baik adalah tempe. Hampir sebagian besar masyarakat Indonesia menjadikan tempe sebagai menu harian mereka. Tidak hanya masyarakat kelas bawah, masyarakat menengah ke atas pun juga mengonsumsinya. Oleh karena itu banyak sekali orang yang memanfaatkan peluang ini dengan memproduksi dan berjualan tempe. Namun sering kali timbul masalah dalam pembuatan tempe khususnya di musim yang suhu dan kelembabannya tidak menentu seperti saat ini. Berubah- ubahnya cuaca membuat suhu dan kelembaban didalam ruangan pembuatan tempe juga berubah-ubah. Hal ini dapat mengakibatkan tempe tidak bisa terbentuk tepat pada waktunya dan kualitasnya juga berkurang. Pada umumnya, dalam pembuatan tempe para produsen tempe masih menggunakan cara manual. Pada cuaca dingin, tempe biasanya ditutupi dengan kain atau penutup lain supaya suhu pada tempe tetap stabil dan tempe dapat matang tepat waktu. Saat melakukan ini, mereka tidak tahu berapa suhu dan kelembaban dalam ruangan tersebut. Sehingga dibutuhkan suatu alat yang dapat mendeteksi suhu dan kelembaban di ruangan pembuatan tempe. Alat pendeteksi ini memanfaatkan modul rangkaian sensor suhu dan sensor kelembaban SHT 11. Sistem sensor yang digunakan berbasis pada sifat polimer kapasitif untuk sensor kelembaban dan bandgap untuk sensor temperatur. Seluruh aktifitas pengontrolan sistem dilakukan oleh mikrokontroler Atmega16. Kontroler yang digunakan adalah jenis on-off yang dimaksudkan untuk mengaktifkan aktuator yang digunakan. Ketika temperatur dari sensor sudah sesuai dengan input maka frekuensi tegangan akan disesuaikan, sehingga temperatur tidak akan berubah-ubah. Alat pendeteksi ini dapat membantu dalam proses pembuatan tempe, sehingga proses tersebut dapat berhasil tepat waktu dan dihasilkan tempe yang berkualitas. Hasil produksi tempe akan stabil dan tepat waktu sesuai yang diharapkan. Dengan adanya alat kontrol suhu dan kelembaban ini diharapkan produsen tempe tidak merugi. Konsumen juga tidak akan mengeluh dengan kualitas tempe karena mereka dapat mengonsumsi tempe yang bergizi setiap hari. C. PERUMUSAN MASALAH Sistem pengendalian proses sangat diperlukan didalam dunia industri untuk menghasilkan produk yang bagus maka diperlukan suatu sistem pengendalian yang stabil. Salah satu dasar dari sistem kontrol yang banyak digunakan on-off. Adapun pada tugas akhir sistem kontrol on-off diaplikasikan pada proses optimasi pembuatan tempe sebagai pengendali suhu dan kelembaban yang memakai tekonologi mikrokontroler. Dengan kondisi awal yang sudah di setting nilai suhu dan kelembaban pada programnya, mikrokontroler yang juga bertindak sebagai eksekutor untuk menggerakkan aktuator. Desain alat ini terdiri dari rangkaian power supply, rangkaian sensor,dan minimum system dari mikrokontroler ATmega16. Power supply berfungsi untuk memberikan tegangan

2 yang dibutuhkan pada masing- masing rangkaian tersebut. Mikrokontroler ATmega16 sebagai pusat pengaturan pada rangkaian sensor, dan rangkaian aktuator. D. TUJUAN Pembuatan alat control kelembaban suhu ini bertujuan agar semua pengusaha tempe terutama pada skala indudstri rumah tangga dapat menghasilkan produk tempenya tepat waktu tanpa harus bergantung terhadap cuaca yang tidak menentu dan juga mampu menghasilkan tempe yang berkualitas, sehingga pasokan tempe dalam negeri tetap stabil. E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Luaran yang diharapkan dari program ini diharapkan yaitu melalui alat yang kami buat dapat menjadi alat produksi tempe alternatif yang ramah lingkungan. Sehingga tempe bisa matang tepat waktu dengan hasil maksimal tanpa harus menambahkan bahan kimia yang berpotensi merusak kesehatan manusia. F. KEGUNAAN Produk ini memiliki kegunaan, antara lain : 1. Alat control fermentasi ramah lingkungan, tidak mengeluarkan bau maupun asap 2. Harganya ekonomis 3. Mudah dibawa kemana - mana G. TINJAUAN PUSTAKA Kandungan dan Manfaat Tempe Tempe adalah salah satu produk pangan di Indonesia yang proses pembuatannya dengan cara fermentasi kacang kedelai atau kacang-kacangan lainnya yang dapat difermentasikan oleh Rhizopus oligosporus. Tempe merupakan makanan alami yang baik untuk kesehatan dan juga mengandung anti oksidan yang dapat menghambat infiltrasi lemak / LDL teroksidasi ke dalam jaringan pembuluh darah, sehingga dapat mencegah terjadinya penyempitan pembuluh darah yang memicu timbulnya penyakit jantung koroner. Tempe merupakan makanan asli masyarakat Indonesia yang dibuat dari kacang kedelai (Glicine max (L) Merril). Pembuatan tempe selama ini menggunakan kapang Rhizopus sp. yang merupakan jenis kapang yang tumbuh baik suhu optimum pertumbuhan 28-35 C dan kelembaban di bawah 65-70%. Kebanyakan pengerajin tempe saat ini mempunyai kapasitas produksi yang berbeda-beda, sehingga berakibat pada perbedaan kondisi ruang fermentasi yang digunakan. Terutama dari suhu dan kelembaban ruang fermentasi yang berpengaruh langsung terhadap mutu tempe. Tempe dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan menggunakan kapang rhizopus ( ragi tempe ) salah satunya Rhizopus oligosporus. Kapang yang tumbuh pada kedelai

3 menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah di cerna manusia Tempe yang baik dicirikan oleh permukaan tempe yang ditutupi oleh miselium kapang secara merata, kompak, dan berwarna putih. Antar butiran kacang kedelei di penuhi oleh miselium dengan ikatan yang kuat dan merata. Sehingga bila di iris tempe tersebut tidak hancur. Beberapa penyimpangan dan penyebab kegagalan pembauatn tempe adalah: 1.Tempe terlalu basah:suhu fermentasi terlalu tinggi, kelembaban udara terlalu tinggi, lubang pembungkus terlalu kecil. 2.Tempe tidak kompak: pengadukan laru tidak merata, waktu fermentasi kurang lama, suhu fermentasi terlalu rendah. 3.Permukaan tempe bercak-bercak: fermentasi terlalu lama, suhu terlalu tinggi, kelembaban terlalu kering. 4.Tempe terlalu panas: pengatur suhu, kelembaban, suhu terlalu tinggi, inkubasi terlalu tertutup. Gambar 2.1. Tempe Kualitas Baik. Gambar 2.2. Tempe Kualitas Buruk Sensor SHT 11 SHT 11 adalah sebuah single chip sensor suhu dan kelembaban relatif dengan multi modul sensor yang outputnya telah dikalibrasikan secara digital. Dibagian dalamnya terdapat kapasitif polimer sebagai elemen untuk sensor kelembaban relative dan sebuah pita regangan yang digunakan sebagai sensor temperatur. Output kedua sensor digabungkan dan dihubungkan pada ADC 14 bit dan sebuah interface serial pada satu chip yang sama. Sensor ini menghasilkan sinyal keluaran yang baik dengan waktu respon yang cepat. SHT 11 dikalibrasi pada ruangan dengan kelembaban yang teliti menggunakan hygrometer sebagai referensinya. Koefisien kalibrasinya telah di programkan kedalam OTP memory. Koefisien tersebut akan digunakan untuk mengkalibrasi keluaran dari sensor selama proses pengukuran. 2-wire alat penghubung serial dan regulasi tegangan internal membuat lebih mudah dalam pengintegrasian sistem. Ukurannya yang kecil dan konsumsi daya yang rendah membuat sensor ini adalah pilihan yang tepat, bahkan untuk aplikasi yang paling menuntut. Didalam piranti SHT 11 terdapat suatu surface-mountable LLC

4 (Leadless Chip Carrier) yang berfungsi sebagai suatu pluggable 4- pin single-in-line untuk jalur data dan clock. H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM a. Perancangan Sistem Desain Kontrol Suhu dan Kelembaban pada Tempe Display LCD Tempe yang sudah terbentuk/matang Ruang Pembuatan Tempe uc FAN Heater Sensor Gambar 3.1. Blok Diagram Desain Alat Kontrol Suhu dan Kelembaban Mikrokontroler ATMega16 Minimum sistem ini merupakan sistem kontrol dari keseluruhan system kerja (menggunakan tiga minimum sistem). Pada proyek akhir ini digunakan sistem minimum yang berbasis pada mikrokontroler ATmega16, digunakan ATmega16 karena bahasa pemrograman AVR tersebut adalah bahasa C yaitu bahasa pemrograman tingkat menengah (bahasa instruksi program mendekati bahasa manusia) sehingga lebih mudah untuk membuat atau menerapkan suatu algoritma program. Kelebihan lainnya adalah setiap pin dalam satu port dapat kita tentukan sebagai input atau output secara mudah karena didalamnya sudah dilengkapi fasilitas tersendiri untuk inisialisasi. Rangkaian I/O dari mikrokontroller mempunyai kontrol direksi yang tiap bitnya dapat dikonfigurasikan secara indifidual, maka dalam pengkonfigurasikan I/O yang digunakan ada yang berupa operasi port ada pula yang dikonfigurasikan tiap bit I/O. berikut ini akan diberikan konfigurasi dari I/O mikrokontroller tiap bit yang ada pada masing-masing port yang terdapat pada mikrokontroller.

5 Gambar 3.2. Rangkaian ATMega16 Rangkaian Driver untuk Kontrol Blower Rangkaian ini menggunakan transistor sebagai saklar dari mikrokontroler yang dihubungkan pada port D.0 dan relay 12 Volt yang dihubungkan ke aktuator (kipas). Blower yang digunakan adalah kipas 12V DC berjumlah 2 buah yang diletakkan didalam mesin. Gambar 3.4. Rangkaian driver blower Rangkaian driver blower (kipas) pada Gambar 3.15 dimaksudkan untuk menurunkan temperatur dan atau kelembaban jika melebihi dari setting point yang diinginkan, disamping itu juga untuk meratakan temperatur dan kelembaban dalam inkubator, sehingga kipas tersebut memiliki fungsi ganda dan sangat penting dalam proses penetasan telur. Jika temperatur dan atau kelembaban lebih tinggi daripada set point maka kipas akan menyala sampai temperetur dan atau kelembaban sesuai dengan set point yang diinginkan

6 b. Analisis dan Evaluasi Evaluasi dilakukan langsung dengan berkonsultasi dengan dosen pembimbing, selain itu juga dilakukan percobaan pengujian : Pengujian per blok meliputi pengujian Power Supply,Heater (lampu), Blower (kipas), Pompa air. Sensor SHT 11. Pengujian hasil dari pembuatan tempe.