BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan PT. Surya Citra Khatulistiwa adalah perusahaan yang bergerak dibidang produksi (Interior Contractor) dan Event Organizer. Perusahaan melakukan proses produksi interior-nya sendiri. PT. Surya Citra Khatulistiwa berkantor dan berproduksi di daerah Jl. H. Dogol No. 103 B. Duren Sawit - Jakarta timur. Berikut ini adalah jenis jenis produk yang dihasilkan oleh perusahaan : 1. Event Organizer Adalah suatu produk jasa yang dihasilkan perusahaan yang menjual jasa managemen, mengatur suatu event dalam hal pengenalan produk, pameran produk dari client. 2. Booth Adalah suatu produk produksi interior contractor yang dihasilkan perusahaan yang bertujuan untuk menunjang exhibition / promosi pameran produk dalam event organizer itu sendiri, semua penunjang dalam event itu sendiri dan bentuk interior yang sesuai dengan keinginan client. Di bawah ini adalah beberapa contoh booth yang dihasilkan oleh perusahaan : a) Stage b) Backdrop c) Standing Puzzle d) Rack Display Baloon 95
e) Ice Box PT. Surya Citra Khatulistiwa mempunyai lima (5) departemen yang dilalui didalam proses produksi, yaitu : 1. Departemen Pemotongan Di bagian ini, departemen pemotongan bertugas dalam hal pemilihan material serta pembentukkan dasar material. 2. Departemen Finishing Di bagian ini, departemen finishing bertugas melakukan pengecetan serta penyelesaian dari produk tersebut 3. Departemen Graphic Di bagian ini, departemen graphic bertugas melakukan bentukkan gambar pada booth dan pekerjaan ini dilakukan jika diperlukan dalam membuat produk yang sesuai dengan pesanan. 4. Departemen Elektric 5. Departemen Loading on Loading Di bagian ini, departemen Loading on Loading bertugas mengatur, mempersiapkan packing dan melakukan bongkar pasang muatan booth yang akan dipamerkan. Prosedur akumulasi biaya yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk dan jasa oleh perusahaan ini yang menghasilkan produk dan pelayanan jasa atas dasar pesanan adalah Job Order Costing Method. Karena perusahaan menghitung harga pokok produksi berdasarkan pesanan. 96
Perusahaan sudah mempunyai dan menerapkan metode atau cara menghitung harga pokok produksi secara Job Order Costing Method, tetapi masih terdapat kelemahan kelemahan dalam menghitung harga pokok produksi secara tepat dan wajar. Di dalam penelitian ini, menemukan kelemahan kelemahan dalam menghitung harga pokok produksi, yaitu : a) Terdapat perhitungan tenaga kerja langsung yang kurang tepat, Yaitu : Biaya gaji mandor (supervisor) pabrik dibebankan ke tenaga kerja langsung, sehingga mengakibatkan biaya tenaga kerja langsung dihitung dan dicatat lebih tinggi dan biaya overhead pabrik dicatat lebih rendah karena biaya tenaga kerja tidak langsung termasuk kelompok biaya overhead pabrik. Maka perhitungan tenaga kerja yang dibebankan ke biaya produksi menjadi lebih tinggi. b) Terdapat perhitungan dan pencatatan overhead pabrik yang lebih rendah, Yaitu : Perusahaan tidak membebankan tenaga kerja tidak langsung dan lainnya overhead pabrik, seperti listrik, penyusutan mesin ke produk yang dipesan sehingga mengakibatkan overhead pabrik dihitung dan dicatat lebih rendah, karena tidak membebankan tenaga kerja tidak langsung dan lainnya overhead pabrik. Maka akibat dari kelemahan tersebut, biaya produksi menjadi lebih rendah. c) Untuk departemen Graphic, perusahaan hanya menghitung dan membebankan biaya bahan baku langsung, termasuk didalamnya tenaga kerja 97
langsung dan overhead pabrik. Maka perhitungan biaya produksinya jadi lebih rendah untuk departemen graphic. d) Untuk perhitungan harga pokok produksi pesanan, perusahaan membebankan biaya overhead pabrik dengan harga sebenarnya, meliputi lem, paku serta aksesoris lainnya (hanya bahan baku langsung saja). Maka biaya produksi yang dikenakan produk pesanan menjadi lebih rendah. e) Untuk perhitungan harga jual, perusahaan membebankan overhead pabrik per pesanan lebih rendah, sedangkan kebijakan yang ada diperusahaan untuk overhead pabrik dibebankan atau dialokasikan sebagai overhead proses bisnis dan laba. Maka mengakibatkan overhead pabrik dihitung dan dicatat lebih rendah, sedangkan alokasi overhead pabrik untuk proses bisnis dicatat dan dihitung lebih besar. Sehingga biaya produksi yang langsung dikenakan ke produk per pesanan menjadi lebih rendah, dan untuk penetapan harga jual yang dihitung dan dicatat oleh perusahaan menjadi naik dan lebih besar dibandingkan dengan harga pokok produksi yang dibebankan per pesanan. Harga jual yang dihitung, dicatat, dan ditetapkan oleh perusahaan sebagai penawaran harga ke client menjadi lebih besar, dikarenakan adanya penambahan biaya biaya yang dibebankan, yaitu kebijakan overhead dan biaya loading on loading. Dalam menentukan harga jual, perusahaan mempunyai kebijakan dalam menetapkan percent atas tarif overhead pabrik, yaitu 20% sampai 40%. Serta memasukkan biaya loading on loading dalam menghitung harga jual. 98
V.2. Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat temuan kelemahan kelemahan atas perhitungan harga pokok produksi. Maka dalam penelitian ini, memberikan saran atau rekomendasi atas kelemahan kelemahan yang terjadi dalam menghitung harga pokok produksi serta bisa berguna dalam mengkoreksi kelemahan kelemahan tersebut agar menjadi lebih baik dalam mempersiapkan perhitungan harga pokok produksi. Saran atau rekomendasi yang diajukan di dalam penelitian ini atas kelemahan kelemahan yang terjadi dalam perhitungan harga pokok produksi per pesanan, adalah : a) Kelemahan yang terjadi atas perhitungan tenaga kerja yang kurang tepat, yaitu Biaya gaji mandor (supervisor) pabrik dibebankan ke tenaga kerja langsung, sehingga mengakibatkan biaya tenaga kerja langsung dihitung dan dicatat lebih tinggi dan biaya overhead pabrik dicatat lebih rendah karena biaya tenaga kerja tidak langsung termasuk kelompok biaya overhead pabrik, maka saran yang diberikan di dalam penelitian ini adalah biaya tenaga kerja tidak langsung seharusnya dibebankan ke biaya overhead pabrik. b) Kelemahan yang terjadi atas perhitungan overhead pabrik yang lebih rendah, yaitu Perusahaan tidak membebankan tenaga kerja tidak langsung dan lainnya overhead pabrik, seperti listrik, penyusutan mesin ke produk yang dipesan sehingga mengakibatkan overhead pabrik dihitung dan dicatat lebih rendah, karena tidak membebankan tenaga kerja tidak langsung dan lainnya overhead pabrik, maka saran untuk perusahaan adalah biaya biaya overhead 99
pabrik, seperti tenaga kerja tidak langsung dan lainnya overhead, seharusnya dibebankan, dihitung dan dicatat sebagai overhead pabrik ke produk yang dipesan. c) Kelemahan yang terjadi di departemen graphic, yaitu perusahaan hanya menghitung dan membebankan biaya bahan baku langsung, termasuk didalamnya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik, maka saran yang diberikan untuk perusahaan di dalam penelitian ini adalah perusahaan dalam menghitung biaya overhead pabrik yang dibebankan ke produk seharusnya berdasarkan tarif. d) Untuk perhitungan harga pokok produksi pesanan, perusahaan membebankan biaya overhead pabrik dengan harga sebenarnya, meliputi lem, paku serta aksesoris lainnya (hanya bahan baku langsung saja), maka saran atau rekomendasi atas kelemahan itu adalah perusahaan dalam menghitung biaya overhead pabrik yang dibebankan ke produk yang dipesan seharusnya semua komponen biaya overhead pabrik seperti bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, penyusutan mesin dan biaya lainnya overhead dihitung berdasarkan tarif. e) Untuk perhitungan harga jual, dalam menghitung dan mencatat overhead pabrik, seharusnya secara terpisah antara overhead pabrik yang dibebankan ke produk per pesanan dengan overhead proses bisnis dan laba. Adapun contoh Implementasi Perhitungan Overhead Pabrik Atas Dasar Tarif yang Ditentukan Dimuka (Predetermined Rate). 100
Dengan hasil penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan bisa berguna untuk perusahaan dan sebagai peneliti, penelitian ini sangat berguna dalam mengembangkan dan memperdalam serta mempraktekkan ilmu yang sudah di dapat di bangku perkuliahan. 101