LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR...

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016

KATA PENGANTAR. menengah.

LAPORAN ANALISIS HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2011

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

LAPORAN ANALISIS HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2011

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

: Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

KONSOLIDASI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

FORM EDS KEPALA SEKOLAH

2 Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI

2016, No Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidik

SOAL EDS ONLINE UNTUK KS.

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA DI BIDANG PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar oleh

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A.

PANDUAN PELAKSANAAN. Pendampingan Sekolah Model Penjaminan Mutu Pendidikan

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

ANALISIS PELAKSANAAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR MENGACU STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DI WILAYAH PESISIR

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

KATA PENGANTAR. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed.

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

17. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Tahun 2010

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

KATA PENGANTAR. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

1. Guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi. A.

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KATA PENGANTAR. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed.

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang bermutu. Karwati (2013:47) ada tiga pilar fungsi sekolah

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

RESPONDEN KEPALA SEKOLAH

KATA PENGANTAR. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed.

1. Responden : Stakeholder inti Program Studi 2. Hari/ Tanggal/ Waktu : 3. Tempat : 4. Proses Wawancara :

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

MENGOPTIMALKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI SEKOLAH DENGAN JUMLAH SISWA SEDIKIT

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

PENILAIAN AIPT. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Juli 2011 BAN-PT

PENILAIAN AIPT. Skor AIPT. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Bobot (dalam %) 90

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

MENGKAJI DAN MENANTI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERMENDIKNAS RI NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH/ MADRASAH

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

Peraturan Mendiknas Nomor: 20 Tahun tentang STANDAR PENILAIAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA


1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A.

KATA PENGANTAR. Terima kasih atas waktu dan upaya Saudara dalam mengisi instrumen ini. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Ketua,

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

Transkripsi:

` LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Dasar Hukum... 4 C. Tujuan... 5 D. Manfaat... 5 BAB II PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN... 6 A. Ruang Lingkup Instrumen Pemetaan Pendidikan... 6 B. Sumber Data Peta Capaian SNP... 16 C. Kategori Capaian Pemenuhan SNP... 17 BAB III ANALISIS PETA CAPAIAN SNP... 18 A. JENJANG SD... 18 iii Hal 1. Gambaran Umum Capaian SNP... 18 2. Capaian SNP Untuk Setiap... 20 3. Capaian SNP Untuk Setiap... 21 4. Analisis Kekuatan dan Kelemahan Setiap SNP... 23 5. Rekomendasi... 25 B. JENJANG SMP... 27 1. Gambaran Umum Capaian SNP... 27 2. Capaian SNP Untuk Setiap... 29 3. Capaian SNP Untuk Setiap... 31 4. Analisis Kekuatan dan Kelemahan Setiap SNP... 33 ii v viii

5. Rekomendasi... 34 C. JENJANG SMA... 35 1. Gambaran Umum Capaian SNP... 35 2. Capaian SNP Untuk Setiap... 37 3. Capaian SNP Untuk Setiap... 39 4. Analisis Kekuatan dan Kelemahan Setiap SNP... 41 5. Rekomendasi... 43 D. JENJANG SMK... 44 1. Gambaran Umum Capaian SNP... 44 2. Capaian SNP Untuk Setiap... 46 3. Capaian SNP Untuk Setiap... 47 4. Analisis Kekuatan dan Kelemahan Setiap SNP... 49 5. Rekomendasi... 51 E. Perbandingan Capaian Berdasarkan Jenjang Pendidikan. 52 1. Capaian SNP... 52 2. Rangkuman Rekomendasi Fasilitasi Berdasarkan Jenjang Pendidikan... 54 BAB IV PENUTUP... 56 LAMPIRAN A. Kesimpulan... 56 B. Rekomendasi Fasilitasi... 57 iv

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Ruang Lingkup Instrumen PMP Tahun 2016... 7 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Peta Capaian SNP Jenjang Sekolah Dasar (SD) v Hal Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 19 Peta Capaian SNP Setiap Jenjang Sekolah Dasar (SD) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 21 Peta Capaian SNP Setiap Jenjang Sekolah Dasar (SD) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 22 Analisis Kekuatan dan Kelemahan SNP Jenjang Sekolah Dasar (SD) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 24 Rekomendasi Fasilitasi Peningkatan Pendidikan Jenjang Sekolah Dasar (SD) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 26 Peta Capaian SNP Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 28 Peta Capaian SNP Setiap Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 30 Peta Capaian SNP Setiap Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 31 Analisis Kekuatan dan Kelemahan SNP Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 33

Tabel 3.10 Tabel 3.11 Tabel 3.12 Tabel 3.13 Tabel 3.14 Tabel 3.15 Tabel 3.16 Tabel 3.17 Tabel 3.18 Tabel 3.19 Rekomendasi Fasilitasi Peningkatan Pendidikan Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 35 Peta Capaian SNP Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 36 Peta Capaian SNP Setiap Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 38 Peta Capaian SNP Setiap Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 39 Analisis Kekuatan dan Kelemahan SNP Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 41 Rekomendasi Fasilitasi Peningkatan Pendidikan Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 43 Peta Capaian SNP Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 44 Peta Capaian SNP Setiap Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 47 Peta Capaian SNP Setiap Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 47 Analisis Kekuatan dan Kelemahan SNP Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 49 vi

Tabel 3.20 Tabel 3.21 Rekomendasi Fasilitasi Peningkatan Pendidikan Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 51 Rangkuman Rekomendasi Fasilitasi Peningkatan Pendidikan Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 54 vii

Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 DAFTAR GAMBAR Peta Capaian SNP Jenjang Sekolah Dasar (SD) viii Hal Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016. 18 Jumlah Sekolah Berdasarkan Kategori Capaian SNP Jenjang Sekolah Dasar (SD) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 19 Peta Capaian SNP Setiap Jenjang Sekolah Dasar (SD) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 20 Peta Capaian SNP Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 27 Jumlah Sekolah Berdasarkan Kategori Capaian SNP Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 29 Peta Capaian SNP Setiap Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 30 Peta Capaian SNP Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 36 Jumlah Sekolah Berdasarkan Kategori Capaian SNP Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 37

Gambar 3.9 Peta Capaian SNP Setiap Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 38 Gambar 3.10 Peta Capaian SNP Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 44 Gambar 3.11 Jumlah Sekolah Berdasarkan Kategori Capaian SNP Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 45 Gambar 3.12 Peta Capaian SNP Setiap Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 46 Gambar 3.13 Perbandingan Capaian SNP Kabupaten Blora Berdasarkan Jenjang Pendidikan... 52 Gambar 3.14 Perbandingan Capaian Setiap Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016... 53 ix

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia. Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Nasional Pendidikan diamanatkan bahwa setiap Satuan Pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan tersebut bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Nasional Pendidikan. Peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan ini merupakan tanggung jawab dari setiap komponen di satuan pendidikan. Sesuai peraturan perundangan yang berlaku setiap satuan pendidikan wajib melakukan penjaminan mutu sesuai kewenangannya. Peningkatan mutu di satuan pendidikan tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya budaya mutu pada seluruh komponen sekolah. Untuk peningkatan mutu sekolah secara utuh dibutuhkan pendekatan khusus agar seluruh komponen sekolah bersama-sama memiliki budaya mutu. Untuk itu dibutuhkan program Implementasi Penjaminan Pendidikan di seluruh sekolah di Indonesia dengan pendekatan pelibatan seluruh komponen sekolah 1

(whole school approach). Sebagai langkah awal rangkaian kegiatan penjaminan mutu yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan, setiap satuan pendidikan harus mampu melakukan penyusunan peta mutu. Penyusunan peta mutu ini diperlukan agar setiap satuan pendidikan dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan masingmasing berkaitan dengan pencapaian Nasional Pendidikan, sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk mencapai dan bahkan melampaui Nasional Pendidikan. Dalam konsep Sistem Penjaminan Pendidikan (SPMP), peningkatan mutu pendidikan harus dilaksanakan dengan berbasis data yang telah dianalisis dengan akurat dan benar. Analisis data ini kemudian menghasilkan rekomendasi yang dapat digunakan sebagai base-line data untuk dasar merencanakan kegiatan dan program peningkatan mutu secara proporsional, akurat dan berkelanjutan. Sekolah/Madrasah adalah pelaku utama dalam proses penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Salah satu alat untuk mengkaji kemajuan peningkatan mutu sekolah secara komprehensif yang berbasis Nasional Pendidikan (SNP) adalah Evaluasi Diri Sekolah (EDS). EDS sebagai salah satu komponen SPMP diharapkan dapat membangun semangat dan kultur penjaminan dan peningkatan mutu secara berkelanjutan. Hasil pemetaan mutu pendidikan tersebut selanjutnya akan dianalisis untuk dapat menghasilkan peta mutu dan rekomendasi program peningkatan mutu yang tepat sebagai upaya pemenuhan 8 (delapan) SNP di tingkat sekolah. Berbagai rekomendasi yang dirumuskan berdasarkan hasil analisis pemetaan mutu 2

pendidikan kemudian perlu dituangkan kedalam Rencana Kerja Sekolah (RKS), untuk jangka waktu menengah, dan RKAS (Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah) yang merupakan jangka pendek setiap tahun. Pemetaan mutu pendidikan diverifikasi oleh Pengawas Sekolah selaku pembina sekolah tersebut. Kegiatan agregasi dan analisis pemetaan mutu pendidikan dilakukan untuk mendapatkan peta tentang capaian 8 (delapan) SNP. Dari hasil analisis ini akan didapat gambaran tentang tahapan pengembangan setiap indikator dari setiap SNP untuk setiap jenjang pendidikan. Analisis ini akan menghasilkan peta mutu dan berbagai rekomendasi yang akurat dan bermanfaat bagi pemerintah kota/kabupaten untuk dasar perencanaan program peningkatan mutu pendidikan di tingkat kota/kabupaten yang perlu dilaksanakan pada tahuntahun berikutnya. Agregasi data pemetaan mutu pendidikan adalah serangkaian strategi yang dilaksanakan oleh pengawas sekolah tingkat Pemerintah Daerah untuk memonitor dan mengevaluasi mutu dan keefektifan sekolah dan tenaga kependidikan berdasarkan SNP. Hasil agregasi ini menjadi suatu kewajiban bagi pemerintah kabupaten/kota untuk dapat dipahami dan dilaksanakan secara terus menerus dan berkelanjutan sehingga menjadi suatu budaya mutu di tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun tingkat pusat. Hal ini sesuai dengan peran Pemerintah Daerah baik Kabupaten maupun Kota dalam Sistem Pendidikan Nasional, dalam hal (i) menyediakan pelayanan pendidikan; (ii) memonitor mutu pendidikan dan pelayanan pendukung pendidikan; (iii) membuat laporan mengenai mutu dan kinerja sekolah; (iv) meningkatkan mutu dan pelayanan pendidikan. 3

Laporan ini memaparkan peta capaian mutu SNP Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah untuk setiap jenjang pendidikan. Laporan peta capaian mutu SNP dibuat sebagai perwujudan tugas dan wewenang LPMP Jawa Tengah dalam memetakan mutu pendidikan dan pelaksanaan SPMI-Dikdasmen berdasarkan data dan informasi dalam sistem informasi mutu pendidikan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. B. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Nasional Pendidikan dan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Nasional Pendidikan; 4. Permendikbud Nomor 28 tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Pendidikan Dasar dan Menengah; 5. Permendiknas Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Sulawesi Selatan; 4

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. C. Tujuan Tujuan disusunnya laporan peta capaian Nasional Pendidikan Kabupaten Blora adalah untuk mengetahui gambaran ketercapaian mutu pendidikan Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah, dan juga untuk menyusun laporan rekomendasi strategi peningkatan mutu pendidikan di tingkat kabupaten berdasarkan pemetaan mutu pendidikan dengan harapan dapat mendorong satuan pendidikan maupun pemerintah daerah mengimplementasikan SPMP dengan baik dan berkelanjutan. D. Manfaat Pada akhirnya nanti, peta capaian mutu SNP ini diharapkan dapat menjadi baseline pelaksanaan SPMP sebagai elemen esensial peningkatan mutu pendidikan sehingga SPMP dapat terlaksana dengan baik dan berkelanjutan sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2016. 5

BAB II PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN A. Ruang Lingkup Instrumen Pemetaan Pendidikan Pelaksanaan penjaminan mutu oleh satuan pendidikan bertujuan untuk memastikan bahwa keseluruhan unsur yang meliputi organisasi, kebijakan, dan proses yang terkait pada satuan pendidikan dapat berjalan sesuai dengan standar yang ditetapkan untuk menjamin terwujudnya budaya mutu di satuan pendidikan. Acuan utama sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah adalah Nasional Pendidikan (SNP) yang ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui Badan Nasional Pendidikan (BSNP). SNP adalah standar minimal yang ditetapkan pemerintah dalam bidang pendidikan yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan dan semua pemangku dalam mengelola dan menyelenggarakan pendidikan, yang terdiri atas: 1. Kompetensi Lulusan; 2. Isi; 3. Proses; 4. Penilaian; 5. Pendidik dan Tenaga Kependidikan; 6. Pengelolaan; 7. Sarana dan Prasarana; dan 8. Pembiayaan. 6

Pengumpulan data mutu pendidikan Tahun 2016 berdasarkan 8 SNP dilaksanakan pada pertengahan tahun melalui aplikasi PMP yang merupakan bagian dari aplikasi Dapodik. Instrumen Pemetaan Pendidikan yang digunakan dalam program SPMP Tahun 2016 terdiri dari 8 (delapan) SNP yang tertuang dalam 43 indikator dan 195 sub indikator, yaitu: Tabel 2.1. Ruang Lingkup Instrumen PMP Tahun 2016 1 Kompetensi Lulusan 1.1 Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi sikap 1.2 Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan 1.3 Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi keterampilan Sub Sub 1.1.1 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME 1.1.2 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap berkarakter 1.1.3 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur 1.1.4 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli 1.1.5 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri 1.1.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap bertanggungjawab 1.1.7 Memiliki perilaku pembelajar sejati sepanjang hayat 1.1.8 Memiliki perilaku sehat jasmani 1.1.9 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap disiplin 1.1.10 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap santun 1.2.1 Memiliki pengetahuan faktual, prosedural, konseptual, metakognitif 1.3.1 Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kreatif 1.3.2 Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak produktif 1.3.3 Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kritis 1.3.4 Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak mandiri 1.3.5 Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kolaboratif 1.3.6 Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak komunikatif 7

2 Isi 2.1 Muatan sesuai dengan rancangan Kurnas 3 Proses 2.2 Rancangan mata pelajaran dan beban belajar memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan 2.3 KTSP sesuai dengan Kurnas 3.1 Proses pembelajaran sesuai dengan SNP Sub Sub 2.1.1 Mengandung muatan nasional 2.1.2 Pengembangan materi sesuai dengan prinsip-prinsip KTSP 2.1.3 Pengembangan kompetensi dasar sesuai muatan lokal 2.2.1 Daftar mata pelajaran dan alokasi waktu sesuai SNP 2.2.2 Jam pelajaran per minggu sesuai SNP 2.2.3 Beban Pelajaran per semester sesuai SNP 2.3.1 Memiliki perangkat pengembangan KTSP 2.3.2 Sosialisasi perangkat kepada pemangku 2.3.3 Pelibatan pemangku dalam penyusunan KTSP 3.1.1 Pembelajaran mendorong peserta didik mencari tahu 3.1.2 Pembelajaran berbasis aneka sumber belajar 3.1.3 Pembelajaran menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah 3.1.4 Pembelajaran berbasis kompetensi 3.1.5 Pembelajaran terpadu 3.1.6 Pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; 3.1.7 Pembelajaran menuju keterampilan aplikatif 3.1.8 pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat 3.1.9 pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. 3.1.10 Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan 8

3 Proses 4 Penilaian Pendidikan 5 Pendidik dan Tenaga Kependidikan 3.2 Perencanaan proses pembelajaran sesuai SNP 4.1 Proses penilaian dilakukan dengan objektif dan terpadu 4.2 Sekolah menerapkan penilaian yang akuntabel 4.3 Penilaian dilakukan dengan transparan 4.4 Edukatif-mendidik dan memotivasi siswa dan guru 5.1 Jumlah & kualifikasi Guru sesuai SNP 5.2 Kualifikasi Kepala Sekolah sesuai SNP Sub Sub 3.1.11 Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. 3.1.12 Pengelolaan kelas dan kegiatan pembelajaran dilakukan mulai awal semester hingga akhir proses pembelajaran 3.2.1 Guru membuat RPP 3.2.2 RPP dievaluasi oleh Kepala sekolah 3.2.3 Isi RPP sesuai dengan Kurnas 3.2.4 Penyusunan RPP melibatkan pemangku 3.2.5 Kualitas dokumen RPP sesuai Kurnas 4.1.1 Mengacu pada kesesuaian KI KD dalam Kurikulum 4.1.2 Kesesuaian antara indikator materi dan instrumen 4.2.1 Perangkat yang terdiri dari prosedur, kriteria, dasar penilaian, instrumen dan cara perhitungan 4.2.2 Penggunaan teknik yang sesuai dengan dimensi kompetensi yang dinilai 4.3.1 Keterlibatan pemangku dalam penyusunan 4.3.2 Dokumen bisa diakses oleh pihak terkait 4.4.1 Redaksi instrumen mendidik 4.4.2 Digunakan sebagai dasar evaluasi dan ditindaklanjuti dengan remidial atau pengayaan siswa serta perbaikan proses pembelajaran 5.1.1 Seluruh guru minimal S1/D4 5.1.2 Rasio guru kelas dan rombel = 1 guru kelas 5.1.3 Minimal sekolah memiliki satu guru per mata pelajaran 5.2.1 Kualifikasi Kepsek minimal S1/D4 5.2.2 Maksimal waktu diangkat 56 tahun 9

5 Pendidik dan Tenaga Kependidikan 5.3 Ketersediaan Kepala Tenaga Administrasi 5.4 Pelaksana Urusan Administrasi 5.5 Ketersediaan Kepala Perpustakaan Sekolah 5.6 Tenaga Perpustakaan Sekolah 5.7 Ketersediaan Kepala Laboratorium 5.8 Tenaga Teknisi Laboran Sub Sub 5.2.3 Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun 5.2.4 Memiliki pangkat serendahrendahnya III/c atau setara 5.3.1 Memiliki Kepala Tenaga Administrasi 5.3.2 Berpendidikan minimal lulusan SMK atau yang sederajat, 5.3.3 Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah 5.4.1 Memiliki tenaga pelaksana urusan administrasi minimal 1 5.4.2 lulusan SMA/MA/SMK/MAK 5.5.1 Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan 5.5.2 Berpendidikan minimal lulusan S1/D4 (untuk pendidik) atau D2 (untuk non pendidik) 5.5.3 Memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah 5.5.4 Masa Kerja 3 tahun (pendidik) atau 4 tahun (non pendidik) 5.6.1 memiliki tenaga pustakawan minimal 1 5.6.2 lulusan SMA/MA/SMK/MAK 5.7.1 Memiliki Kepala Tenaga Administrasi 5.7.2 Berpendidikan minimal lulusan S1/D4 (untuk pendidik) atau D3 (untuk non pendidik) 5.7.3 Memiliki sertifikat kepala laboratorium 5.7.4 Masa Kerja 3 tahun (pendidik) atau 5 tahun (non pendidik) 5.8.1 memiliki tenaga pustakawan minimal 1 5.8.2 lulusan D2 terkait laboratorium 5.9 Tenaga Laboran 5.9.1 memiliki tenaga pustakawan minimal 1 5.9.2 lulusan D1 terkait laboratorium 5.10 Kompetensi Guru sesuai SNP 5.10.1 Guru Memiliki Sertifikat pendidik 5.10.2 Kompetensi Pedagogik minimal baik 5.10.3 Kompetensi Kepribadian minimal baik 10

5 Pendidik dan Tenaga Kependidikan 5.11 Kompetensi Kepala Sekolah sesuai SNP 5.12 Kompetensi Kepala Tenaga Administrasi sesuai SNP 5.13 Kompetensi Pelaksana Urusan Administrasi sesuai SNP 5.14 Kompetensi Kepala Perpustakaan Sekolah sesuai SNP 5.15 Kompetensi Tenaga Perpustakaan Sekolah sesuai SNP Sub Sub 5.10.4 Kompetensi Profesional minimal baik 5.10.5 Kompetensi Sosial minimal baik 5.11.1 Kepsek Memiliki Sertifikat pendidik 5.11.2 Kepsek Memiliki Sertifikat kepala sekolah 5.11.3 Kompetensi Kepribadian minimal baik 5.11.4 Kompetensi Manajerial minimal baik 5.11.5 Kompetensi Kewirausahaan minimal baik 5.11.6 Kompetensi Supervisi minimal baik 5.11.7 Kompetensi Sosial minimal baik 5.12.1 Kompetensi Kepribadian minimal baik 5.12.2 Kompetensi Sosial minimal baik 5.12.3 Kompetensi Teknis minimal baik 5.12.4 Kompetensi manajerial minimal baik 5.13.1 Kompetensi Kepribadian minimal baik 5.13.2 Kompetensi Sosial minimal baik 5.13.3 Kompetensi Teknis minimal baik 5.14.1 Kompetensi Manajerial minimal baik 5.14.2 Kompetensi Pengelolaan Informasi minimal baik 5.14.3 Kompetensi Kependidikan minimal baik 5.14.4 Kompetensi Kepribadian minimal baik 5.14.5 Kompetensi Sosial minimal baik 5.14.6 Kompetensi Pengembangan Profesi minimal baik 5.15.1 Kompetensi Manajerial minimal baik 5.15.2 Kompetensi Pengelolaan Informasi minimal baik 5.15.3 Kompetensi Kependidikan minimal baik 11

5 Pendidik dan Tenaga Kependidikan 6 Sarana dan Prasarana Pendidikan 5.16 Kompetensi Kepala Laboratorium sesuai SNP 5.17 Kompetensi Teknisi Laboransesuai SNP 5.18 Kompetensi Laboran sesuai SNP 6.1 Kapasitas dan Daya tampung sekolah sesuai dengan SNP 6.2 Kelengkapan jumlah sarana dan prasarana pembelajaran Sub Sub 5.15.4 Kompetensi Kepribadian minimal baik 5.15.5 Kompetensi Sosial minimal baik 5.15.6 Kompetensi Pengembangan Profesi minimal baik 5.16.1 Kompetensi Kepribadian minimal baik 5.16.2 Kompetensi Sosial minimal baik 5.16.3 Kompetensi Manajerial minimal baik 5.16.4 Kompetensi Profesional minimal baik 5.17.1 Kompetensi Kepribadian minimal baik 5.17.2 Kompetensi Sosial minimal baik 5.17.3 Kompetensi Administratif minimal baik 5.17.4 Kompetensi Profesional minimal baik 5.18.1 Kompetensi Kepribadian minimal baik 5.18.2 Kompetensi Sosial minimal baik 5.18.3 Kompetensi Administratif minimal baik 5.18.4 Kompetensi Profesional minimal baik 6.1.1 Kapasitas rombongan belajar sesuai standar 6.1.2 Rasio siswa per rombel sesuai standar 6.1.3 Rasio luas lahan sesuai dengan jumlah siswa 6.1.4 Kondisi dan lokasi lahan sekolah sesuai dengan SNP 6.1.5 Rasio luas bangunan sesuai dengan jumlah siswa 6.1.6 Kondisi dan lokasi bangunan sekolah sesuai dengan SNP 6.2.1 Memiliki ruang kelas sesuai standar 6.2.2 Memiliki laboratorium IPA sesuai standar 6.2.3 Memiliki ruang perpustakaan sesuai standar 12

6 Sarana dan Prasarana Pendidikan 6.3 Kelengkapan jumlah sarana dan prasarana pendukung 6.4 Kondisi sarana dan prasarana pembelajaran Sub Sub 6.2.4 Memiliki tempat bermain/lapangan sesuai standar 6.2.5 Memiliki laboratorium biologi sesuai standar 6.2.6 Memiliki laboratorium fisika sesuai standar 6.2.7 Memiliki laboratorium kimia sesuai standar 6.2.8 Memiliki laboratorium komputer sesuai standar 6.2.9 Memiliki laboratorium bahasa sesuai standar 6.2.10 Memiliki ruang praktik gambar teknik sesuai standar (SMK) 6.3.1 Memiliki ruang pimpinan sesuai standar 6.3.2 Memiliki ruang guru sesuai standar 6.3.3 Memiliki ruang UKS sesuai standar 6.3.4 Memiliki tempat ibadah sesuai standar 6.3.5 Memiliki jamban sesuai standar 6.3.6 Memiliki gudang sesuai standar 6.3.7 Memiliki ruang sirkulasi sesuai standar 6.3.8 Memiliki ruang tata usaha sesuai standar 6.3.9 Memiliki ruang konseling sesuai standar 6.3.10 Memiliki ruang organisasi kesiswaan sesuai standar 6.4.1 Kondisi ruang kelas layak pakai 6.4.2 Kondisi laboratorium IPA layak pakai 6.4.3 Kondisi ruang perpustakaan layak pakai 6.4.4 Kondisi tempat bermain/lapangan layak pakai 6.4.5 Kondisi laboratorium biologi layak pakai 6.4.6 Kondisi laboratorium fisika layak pakai 6.4.7 Kondisi laboratorium kimia layak pakai 6.4.8 Kondisi laboratorium komputer layak pakai 13

6 Sarana dan Prasarana Pendidikan 7 Pengelolaan Pendidikan 6.5 Kondisi sarana dan prasarana pendukung 7.1 Perencanaan program dilaksanakan sesuai dengan standar dan melibatkan pamangku 7.2 Pelaksanaan program dilaksanakan sesuai dengan standar dan melibatkan pemangku Sub Sub 6.4.9 Kondisi laboratorium bahasa layak pakai 6.4.10 Kondisi ruang praktik gambar teknik layak pakai (SMK) 6.5.1 Kondisi ruang pimpinan layak pakai 6.5.2 Kondisi ruang guru layak pakai 6.5.3 Kondisi ruang UKS layak pakai 6.5.4 Kondisi tempat ibadah layak pakai 6.5.5 Kondisi jamban sesuai standar 6.5.6 Kondisi gudang layak pakai 6.5.7 Kondisi ruang sirkulasi layak pakai 6.5.8 Kondisi ruang tata usaha layak pakai 6.5.9 Kondisi ruang konseling layak pakai 6.5.10 Kondisi ruang organisasi kesiswaan layak pakai 7.1.1 Dokumen pengelolaan disusun berdasarkan pemetaan kondisi sekolah serta visi, misi, dan tujuan sekolah 7.1.2 Ruang lingkup dokumen pengelolaan minimal sesuai standar 7.1.3 Perencanaan dilakukan bersama oleh Pemangku sekolah serta disosialisasikan kepada seluruh Pemangku sekolah 7.2.1 Kelengkapan pedoman pengelolaan sekolah 7.2.2 Penerimaan Siswa berjalan dengan obyektif, transparan, dan akuntabel 7.2.3 Penyediaan layanan konseling, ekstra kokulikuler, pembinaan prestasi dan pelacakan alumni 7.2.4 Pengembangkan program peningkatan kapasitas SDM 7.2.5 Pembentukan suasana, iklim,dan lingkungan pendidikan yang kondusif untuk pembelajaran yang efisien dalam prosedur pelaksanaan 14

7 Pengelolaan Pendidikan 8 Pembiayaan 7.3 Sekolah melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan program secara berkala 7.4 Kepala sekolah berkinerja baik 7.5 Sekolah mengelola system informasi sekolah 8.1 Sekolah tidak memungut biaya dari peserta didik yang tidak mampu secara ekonomi Sub Sub 7.2.6 Pelibatan warga dan masyarakat pendukung sekolah/madrasah dalam mengelola pendidikan 7.2.7 Pendidik dan tenaga kependidikan berkinerja baik 7.3.1 Sekolah memiliki program pengawasan dan disosialisasikan ke seluruh pemangku 7.3.2 Pemantauan pengelolaan sekolah/madrasah di-lakukan oleh komite sekolah/madrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang ber 7.3.3 Supervisi pengelolaan akademik dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah 7.3.4 Sekolah melaporkan hasil evaluasi kepada pihak-pihak yang ber 7.3.5 Sekolah melakukan evaluasi & tindak lanjut hasil pengawasan 7.4.1 Kepribadian dan Sosial 7.4.2 Kepemimpinan 7.4.3 Pengembangan Sekolah/Madrasah 7.4.4 Pengelolaan Sumber Daya 7.4.5 Kewirausahaan 7.4.6 Supervisi 7.5.1 Sekolah memiliki SIM 8.1.1 setiap siswa yang tidak mampu tidak dipungut biaya pendidikan 8.1.2 Sekolah memiliki daftar siswa dengan latar belakang ekonomi yang jelas 8.1.3 Sekolah/Madrasah melaksanakan subsidi silang untuk membantu siswa kurang mampu 15

8 Pembiayaan 8.2 Biaya operasional non personil minimal sesuai standar (total anggaran sekolah dikurangi biaya investasi dan gaji PTK dibagi total jumlah siswa) 8.3 Pengelolaan dana yang masuk ke sekolah dilakukan secara transparan dan akuntabel (laporan, dapat diakses,dapat diaudit) B. Sumber Data Peta Capaian SNP Sub Sub 8.2.1 Biaya operasional non personil minimal sesuai standar (total anggaran sekolah dikurangi biaya investasi dan gaji PTK dibagi total jumlah siswa) 8.3.1 alokasi dana yang berasal dari APBD/APBN/Yayasan/sumber lainnya 8.3.2 Sekolah memiliki laporan pengelolaan dana 8.3.3 Laporan dapat diakses oleh pemangku Data yang digunakan dalam pengolahan dan analisis peta capaian SNP Tahun 2016 ini diperoleh dari data yang terkumpul di server pusat. Akan tetapi karena ada kendala teknis, tidak semua sub indikator dapat diolah datanya. Sehingga data yang digunakan dalam pengolahan data ini tidak lengkap, hanya meliputi 5 standar yang tercakup dalam 14 indikator dan 61 sub indikator. Adapun 5 standar yang akan diolah dalam peta capaian mutu ini adalah: 1. Kompetensi Lulusan; 2. Isi; 3. Proses; 4. Penilaian; dan 5. Pengelolaan. 16

Data yang digunakan dalam pengolahan peta capaian SNP Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah ini adalah data sekolah Kabupaten Blora yang terkirim lengkap untuk semua jenis responden dan diterima di server pusat per 30 November 2016. C. Kategori Capaian Pemenuhan SNP capaian pemenuhan SNP berkisar antara 0 7. Untuk dapat mengetahui capaian pemenuhan SNP, maka dibuat pengkategorian untuk memudahkan analisis, yaitu: Menuju SNP level 1 : skor < 2,04 Menuju SNP level 2 : 2,04 < skor < 3,70 Menuju SNP level 3 : 3,70 < skor < 5,06 Menuju SNP level 4 : 5,06 < skor < 6,66 SNP : 6,66 < skor < 7,00 17

A. JENJANG SD BAB III ANALISIS PETA CAPAIAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 1. Gambaran Umum Capaian SNP Jumlah Sekolah Dasar Kabupaten Blora yang dilibatkan dalam analisis ini sebanyak 303 sekolah. Peta capaian mutu jenjang Sekolah Dasar (SD) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada grafik berikut ini. 4,800 Jawa Tengah Gambar 3.1. Peta Capaian SNP Jenjang Sekolah Dasar (SD) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 peta capaian mutu jenjang SD Kabupaten Blora dipaparkan pada tabel 3.1 dibawah ini. 4,844 Kab. Blora 18

Tabel 3.1. Peta Capaian SNP Jenjang Sekolah Dasar (SD) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Kab/Kota Rata-rata Keterangan Kab. Blora 4,844 Menuju SNP 3 Provinsi Jawa Tengah 4,800 Menuju SNP 3 Berdasarkan data pada Tabel 3.1 di atas, dapat diketahui bahwa capaian mutu SNP jenjang SD Kabupaten Blora dapat dikategorikan menuju SNP level 3. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mutu pendidikan jenjang SD Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 belum mencapai SNP. Sementara itu terlihat capaian mutu SNP jenjang SD Kabupaten Blora di atas rata-rata Provinsi Jawa Tengah. Bila dilihat dari jumlah sekolahnya, gambaran capaian mutu dipaparkan pada gambar 3.2 di bawah ini. 0,00% 25,41% 74,26% 0,33% 0,00% SNP Menuju SNP 4 Menuju SNP 3 Menuju SNP 2 Menuju SNP 1 Gambar 3.2. Jumlah Sekolah Berdasarkan Kategori Capaian SNP Jenjang Sekolah Dasar (SD) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 19

2. Capaian SNP untuk Setiap Gambaran capaian mutu jenjang SD Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah untuk masing-masing standar dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut. Gambar 3.3. Peta Capaian SNP Setiap Jenjang Sekolah Dasar (SD) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 capaian mutu jenjang SD Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah untuk masing-masing standar dipaparkan pada tabel 3.2 dibawah ini. Pengelolaan 5,207 Penilaian 4,111 Kompetensi Lulusan 5,226 skor mutu Isi 5,441 Proses 4,236 20

Tabel 3.2. Peta Capaian SNP Setiap Jenjang Sekolah Dasar (SD) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Rata-rata Keterangan Kompetensi Lulusan 5,226 Menuju SNP 4 Isi 5,441 Menuju SNP 4 Proses 4,236 Menuju SNP 3 Penilaian 4,111 Menuju SNP 3 Pengelolaan 5,207 Menuju SNP 4 SNP 4,844 Menuju SNP 3 Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui bahwa capaian mutu jenjang SD di Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah secara umum belum mencapai SNP. Capaian mutu yang paling baik adalah pada standar isi dengan skor mutu 5,441 dan capaian mutu yang paling rendah ada pada standar penilaian dengan skor mutu 4,111. 3. Capaian SNP Untuk Setiap capaian mutu jenjang SD Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah untuk masing-masing indikator pada setiap standar dipaparkan pada tabel 3.3 dibawah ini. 21

Tabel 3.3. Peta Capaian SNP Setiap Jenjang Sekolah Dasar (SD) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 1 1.1 Lulusan memiliki Kompetensi Lulusan kompetensi pada dimensi sikap 6,931 1.2 Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi 2,765 pengetahuan 1.3 Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi 5,982 keterampilan 2 Isi 2.1 Muatan sesuai dengan rancangan Kurnas 6,749 2.3 KTSP sesuai dengan Kurnas 4,132 3 3.1 Proses pembelajaran sesuai Proses dengan SNP 5,478 3.2 Perencanaan proses pembelajaran sesuai SNP 2,995 4 4.2 Sekolah menerapkan Penilaian penilaian yang akuntabel 4,825 Pendidikan 4.3 Penilaian dilakukan dengan transparan 2,633 4.4 Edukatif-mendidik dan memotivasi siswa dan guru 4,874 7 7.1 Perencanaan program Pengelolaan dilaksanakan sesuai dengan Pendidikan standar dan melibatkan 4,234 pamangku 7.2 Pelaksanaan program dilaksanakan sesuai dengan standar dan melibatkan 6,224 pemangku 7.3 Sekolah melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan 4,945 program secara berkala 7.5 Sekolah mengelola system informasi sekolah 5,424 22

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa indikator yang paling lemah pada Kompetensi Lulusan adalah lulusan memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan dengan rata-rata skor mutu sebesar 2,765. Sementara pada Isi, kelemahannya ada pada indikator KTSP sesuai dengan Kurnas dengan rata-rata skor mutu sebesar 4,132. Untuk Proses, indikator yang paling lemah ada pada perencanaan proses pembelajaran sesuai SNP dengan rata-rata skor mutu sebesar 2,995. Pada Penilaian, indikator yang paling lemah adalah penilaian dilakukan dengan transparan dengan rata-rata skor mutu sebesar 2,633. Adapun pada Pengelolaan Pendidikan yang paling lemah adalah indikator perencanaan program dilaksanakan sesuai dengan standar dan melibatkan pamangku dengan rata-rata skor mutu sebesar 4,234. 4. Analisis Kekuatan dan Kelemahan Setiap SNP Berikut gambaran kekuatan dan kelemahan pendidikan Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah didasarkan pada indikator yang paling lemah. Kekuatan dan kelemahan ini didasarkan pada capaian mutu untuk setiap sub indikator pada masing-masing indikator untuk setiap standar (terlampir). 23

Tabel 3.4. Analisis Kekuatan dan Kelemahan SNP Jenjang Sekolah Dasar (SD) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Kekuatan Kelemahan Kompetensi Lulusan Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan - Kurang memiliki pengetahuan faktual, prosedural, konseptual, metakognitif Isi Proses Penilaian Pendidikan Pengelolaan Pendidikan KTSP sesuai dengan Kurnas Perencanaan proses pembelajaran sesuai SNP Penilaian dilakukan dengan transparan Perencanaan program dilaksanakan sesuai dengan standar dan melibatkan pamangku 1. Memiliki perangkat pengembangan KTSP 2. Pemangku terlibat dalam penyusunan KTSP 1. Kualitas dokumen RPP sesuai Kurnas 2. Isi RPP sesuai dengan Kurnas Kurang melakukan sosialisasi perangkat kepada pemangku 1. Guru belum membuat RPP secara mandiri 2. RPP tidak dievaluasi oleh Kepala sekolah 3. Penyusunan RPP tidak melibatkan pemangku - Dokumen belum bisa diakses oleh pihak terkait 1. Dokumen pengelolaan disusun berdasarkan pemetaan kondisi sekolah Ruang lingkup dokumen pengelolaan minimal sesuai standar 24

Kekuatan Kelemahan serta visi, misi, dan tujuan sekolah 2. Perencanaan dilakukan bersama oleh Pemangku sekolah serta disosialisasikan kepada seluruh Pemangku sekolah 5. Rekomendasi Peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab dari setiap komponen di satuan pendidikan. Sesuai peraturan perundangan yang berlaku setiap satuan pendidikan wajib melakukan penjaminan mutu sesuai kewenangannya. Peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan tentu saja tidak bisa berjalan sendiri, perlu dukungan dari pemerintah maupuan pemerintah daerah. Pemerintah pusat melalui Lembaga Penjaminan Pendidikan (LPMP) berperan dalam pelaksanaan SPME, dimana salah satu tugas dan tanggungjawabnya adalah memberikan fasilitasi dalam pengembangan penjaminan mutu pendidikan kepada pemerintah daerah. Fasilitasi yang diberikan kepada pemerintah daerah, dibutuhkan oleh pemerintah daerah dalam menjalankan amanat Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang menyatakan bahwa pemerintah kabupaten/kota sebagai penanggungjawab urusan wajib di bidang pendidikan anak usia dini, 25

pendidikan dasar dan pendidikan non formal, dan pemerintah provinsi sebagai penanggungjawab urusan wajib di bidang pendidikan menengah dan pendidikan khusus terutama di dalam menjamin tersedianya layanan pendidikan yang bermutu. Berdasarkan analisis kekuatan dan kelemahan pada poin di atas, maka hal-hal yang perlu dilakukan dalam rangka fasilitasi peningkatan mutu pendidikan, khususnya di Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah, yang bertujuan untuk mencapai dan bahkan melampaui Nasional Pendidikan adalah: Tabel 3.5. Rekomendasi Fasilitasi Peningkatan Pendidikan Jenjang Sekolah Dasar (SD) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Kelemahan Rekomendasi Fasilitasi Kurang memiliki pengetahuan Satuan pendidikan perlu Kompetensi faktual, prosedural, memperoleh Lulusan konseptual, metakognitif pelatihan/workshop bedah standar kompetensi lulusan Isi Kurang melakukan sosialisasi Satuan pendidikan perangkat kepada pemangku didorong untuk melakukan sosialisasi perangkat KTSP kepada pemangku 1. Guru belum membuat 1. Bimbingan teknis Proses RPP secara mandiri penyusunan RPP kepada guru 2. RPP tidak dievaluasi oleh 2. Peningkatan supervisi Kepala sekolah oleh kepala sekolah dan pengawas kepada guru dalam membuat RPP 3. Mentoring kepada kepala sekolah agar mengevaluasi RPP guru 3. Penyusunan RPP tidak 4. Meningkatkan melibatkan pemangku keterlibatan pemangku dalam 26

Kelemahan Rekomendasi Fasilitasi menyusun RPP (masyarakat, DUDI) Penilaian Pendidikan Dokumen belum bisa diakses oleh pihak terkait Bimbingan teknis penyusunan perangkat/instrumen penilaian Pengelolaan Pendidikan Ruang lingkup dokumen pengelolaan belum sesuai standar Pelatihan penyusunan RKS berdasarkan hasil EDS B. JENJANG SMP 1. Gambaran Umum Capaian SNP Jumlah Sekolah Menengah Pertama Kabupaten Blora yang dilibatkan dalam analisis ini sebanyak 56 sekolah. Peta capaian mutu jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada grafik berikut ini. 4,921 Jawa Tengah Gambar 3.4. Peta Capaian SNP Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 4,854 Kab. Blora 27

peta capaian mutu jenjang SMP Kabupaten Blora dipaparkan pada tabel 3.6 dibawah ini. Tabel 3.6. Peta Capaian SNP Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Kab/Kota Rata-rata Keterangan Kab. Blora 4,854 Menuju SNP 3 Provinsi Jawa Tengah 4,921 Menuju SNP 3 Berdasarkan data pada Tabel 3.6 di atas, dapat diketahui bahwa capaian mutu SNP jenjang SMP Kabupaten Blora dapat dikategorikan menuju SNP level 3. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mutu pendidikan jenjang SMP Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 belum mencapai SNP. Sementara itu terlihat capaian mutu SNP jenjang SMP Kabupaten Blora di bawah rata-rata Provinsi Jawa Tengah. Bila dilihat dari jumlah sekolahnya, gambaran capaian mutu dipaparkan pada gambar 3.5 di bawah ini. 28

Gambar 3.5. Jumlah Sekolah Berdasarkan Kategori Capaian SNP Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 2. Capaian SNP untuk Setiap Gambaran capaian mutu jenjang SMP Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah untuk masing-masing standar dapat dilihat pada gambar 3.6 berikut. 0,00% 30,36% 67,86% 1,79% 0,00% SNP Menuju SNP 4 Menuju SNP 3 Menuju SNP 2 Menuju SNP 1 29

Gambar 3.6. Peta Capaian SNP Setiap Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 capaian mutu jenjang SMP Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah untuk masing-masing standar dipaparkan pada tabel 3.7 dibawah ini. Pengelolaan 5,127 4,012 Penilaian Kompetensi Lulusan 5,269 skor mutu Tabel 3.7. Peta Capaian SNP Setiap Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Rata-rata Keterangan Kompetensi Lulusan 5,269 Menuju SNP 4 Isi 5,304 Menuju SNP 4 Proses 4,557 Menuju SNP 3 Penilaian 4,012 Menuju SNP 3 Pengelolaan 5,127 Menuju SNP 4 SNP 4,854 Menuju SNP 3 4,557 Isi 5,304 Proses 30

Berdasarkan tabel 3.7 dapat diketahui bahwa capaian mutu jenjang SMP di Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah secara umum belum mencapai SNP. Capaian mutu yang paling baik adalah pada standar isi dengan skor mutu 5,304 dan capaian mutu yang paling rendah ada pada standar penilaian dengan skor mutu 4,012. 3. Capaian SNP Untuk Setiap capaian mutu jenjang SMP Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah untuk masing-masing indikator pada setiap standar dipaparkan pada tabel 3.8 dibawah ini. Tabel 3.8. Peta Capaian SNP Setiap Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 1 1.1 Lulusan memiliki Kompetensi Lulusan kompetensi pada dimensi sikap 6,818 1.2 Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi 2,976 pengetahuan 1.3 Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi 6,014 keterampilan 2 Isi 2.1 Muatan sesuai dengan rancangan Kurnas 6,519 2.3 KTSP sesuai dengan Kurnas 4,090 3 3.1 Proses pembelajaran Proses sesuai dengan SNP 5,352 3.2 Perencanaan proses pembelajaran sesuai SNP 3,761 4 4.2 Sekolah menerapkan Penilaian Pendidikan penilaian yang akuntabel 4,418 31

7 Pengelolaan Pendidikan 4.3 Penilaian dilakukan dengan transparan 4.4 Edukatif-mendidik dan memotivasi siswa dan guru 7.1 Perencanaan program dilaksanakan sesuai dengan standar dan melibatkan pamangku 7.2 Pelaksanaan program dilaksanakan sesuai dengan standar dan melibatkan pemangku 7.3 Sekolah melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan program secara berkala 7.5 Sekolah mengelola system informasi sekolah 2,796 4,823 4,182 6,241 4,667 5,419 Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa indikator yang paling lemah pada Kompetensi Lulusan adalah lulusan memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan dengan rata-rata skor mutu sebesar 2,976. Sementara pada Isi, kelemahannya ada pada indikator KTSP sesuai dengan Kurnas dengan rata-rata skor mutu sebesar 4,090. Untuk Proses, indikator yang paling lemah ada pada perencanaan proses pembelajaran sesuai SNP dengan rata-rata skor mutu sebesar 3,761. Pada Penilaian, indikator yang paling lemah adalah penilaian dilakukan dengan transparan dengan rata-rata skor mutu sebesar 2,796. Adapun pada Pengelolaan Pendidikan yang paling lemah adalah indikator perencanaan program dilaksanakan sesuai dengan standar 32

dan melibatkan pamangku dengan rata-rata skor mutu sebesar 4,182. 4. Analisis Kekuatan dan Kelemahan Setiap SNP Berikut gambaran kekuatan dan kelemahan pendidikan Sekolah Menengah Pertama yang ada di Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah didasarkan pada indikator yang paling lemah. Kekuatan dan kelemahan ini didasarkan pada capaian mutu untuk setiap sub indikator pada masingmasing indikator untuk setiap standar (terlampir). Tabel 3.9. Analisis Kekuatan dan Kelemahan SNP Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Kekuatan Kelemahan Kompetensi Lulusan Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan - Kurang memiliki pengetahuan faktual, prosedural, konseptual, metakognitif Isi KTSP sesuai dengan Kurnas 1. Memiliki perangkat pengembangan KTSP 2. Kurang melibatkan Kurang melakukan sosialisasi perangkat kepada pemangku pemangku dalam penyusunan KTSP Proses Perencanaan proses pembelajaran sesuai SNP 1. RPP dievaluasi oleh Kepala sekolah 2. Kualitas dokumen RPP sesuai Kurnas 1. Guru belum membuat RPP secara mandiri 2. Penyusunan RPP tidak melibatkan 33

Kekuatan Kelemahan 3. Isi RPP sesuai dengan Kurnas pemangku Penilaian Pendidikan Penilaian dilakukan dengan transparan - Dokumen belum bisa diakses oleh pihak terkait Pengelolaan Pendidikan 5. Rekomendasi Perencanaan program dilaksanakan sesuai dengan standar dan melibatkan pamangku 1. Dokumen pengelolaan disusun berdasarkan pemetaan kondisi sekolah serta visi, misi, dan tujuan sekolah 2. Perencanaan dilakukan bersama oleh Pemangku sekolah serta disosialisasika n kepada seluruh Pemangku sekolah Ruang lingkup dokumen pengelolaan minimal sesuai standar Berdasarkan analisis kekuatan dan kelemahan pada poin di atas, maka hal-hal yang perlu dilakukan dalam rangka fasilitasi peningkatan mutu pendidikan, khususnya di Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah, yang bertujuan untuk mencapai dan bahkan melampaui Nasional Pendidikan adalah: 34

Tabel 3.10. Rekomendasi Fasilitasi Peningkatan Pendidikan Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Kelemahan Rekomendasi Fasilitasi Kompetensi Lulusan Kurang memiliki pengetahuan faktual, prosedural, konseptual, metakognitif Satuan pendidikan perlu memperoleh pelatihan/workshop bedah standar kompetensi lulusan Isi Kurang melakukan sosialisasi perangkat kepada pemangku Satuan pendidikan didorong untuk melakukan sosialisasi perangkat KTSP kepada pemangku Proses 1. Guru belum membuat RPP secara mandiri 2. Penyusunan RPP tidak melibatkan pemangku 1. Bimbingan teknis penyusunan RPP kepada guru 2. Peningkatan supervisi oleh kepala sekolah dan pengawas kepada guru dalam membuat RPP 3. Meningkatkan keterlibatan pemangku dalam menyusun RPP (masyarakat, DUDI) Penilaian Pendidikan Dokumen belum bisa diakses oleh pihak terkait Bimbingan teknis penyusunan perangkat/instrumen penilaian Pengelolaan Pendidikan Ruang lingkup dokumen pengelolaan belum sesuai standar Pelatihan penyusunan RKS berdasarkan hasil EDS C. JENJANG SMA 1. Gambaran Umum Capaian SNP Jumlah Sekolah Menengah Atas Kabupaten Blora yang dilibatkan dalam analisis ini sebanyak 9 sekolah. Peta capaian mutu jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada grafik berikut ini. 35

5,009 Jawa Tengah Gambar 3.7. Peta Capaian SNP Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 peta capaian mutu jenjang SMA Kabupaten Blora dipaparkan pada tabel 3.11 dibawah ini. Tabel 3.11. Peta Capaian SNP Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Kab/Kota Rata-rata Keterangan Kab. Blora 5,174 Menuju SNP 4 Provinsi Jawa Tengah 5,009 Menuju SNP 3 Berdasarkan data pada Tabel 3.11 di atas, dapat diketahui bahwa capaian mutu SNP jenjang SMA Kabupaten Blora dapat dikategorikan menuju SNP level 4. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mutu pendidikan jenjang SMA Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 hampir mencapai SNP. Bila dibandingkan dengan capaian mutu 5,174 Kab. Blora 36

Provinsi Jawa Tengah, capaian mutu SNP jenjang SMA Kabupaten Blora lebih tinggi dibandingkan rata-rata capaian mutu SNP Provinsi Jawa Tengah. Bila dilihat dari jumlah sekolahnya, gambaran capaian mutu dipaparkan pada gambar 3.8 di bawah ini. Gambar 3.8. Jumlah Sekolah Berdasarkan Kategori Capaian SNP Kabupaten Blora Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 2. Capaian SNP untuk Setiap Gambaran capaian mutu jenjang SMA Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah untuk masing-masing standar dapat dilihat pada gambar 3.9 berikut. 0,00% 66,67% 33,33% 0,00% 0,00% SNP Menuju SNP 4 Menuju SNP 3 Menuju SNP 2 Menuju SNP 1 37

Gambar 3.9. Peta Capaian SNP Setiap Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 capaian mutu jenjang SMA Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah untuk masing-masing standar dipaparkan pada tabel 3.12 dibawah ini. Pengelolaan 5,372 Penilaian 4,308 Kompetensi Lulusan 5,778 skor mutu Isi 5,481 Proses Tabel 3.12. Peta Capaian SNP Setiap Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Rata-rata Keterangan Kompetensi Lulusan 5,778 Menuju SNP 4 Isi 5,481 Menuju SNP 4 Proses 4,928 Menuju SNP 3 Penilaian 4,308 Menuju SNP 3 Pengelolaan 5,372 Menuju SNP 4 SNP 5,174 Menuju SNP 4 4,928 38

Berdasarkan tabel 3.12 dapat diketahui bahwa capaian mutu jenjang SMA di Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah secara umum belum mencapai SNP. Capaian mutu yang paling baik adalah pada standar kompetensi lulusan dengan skor mutu 5,778 dan capaian mutu yang paling rendah ada pada standar penilaian dengan skor mutu 4,308. 3. Capaian SNP Untuk Setiap capaian mutu jenjang SMA Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah untuk masing-masing indikator pada setiap standar dipaparkan pada tabel 3.13 dibawah ini. Tabel 3.13. Peta Capaian SNP Setiap Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 1 1.1 Lulusan memiliki Kompetensi Lulusan kompetensi pada dimensi sikap 6,845 1.2 Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi 4,013 pengetahuan 1.3 Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi 6,476 keterampilan 2 Isi 2.1 Muatan sesuai dengan rancangan Kurnas 5,804 2.3 KTSP sesuai dengan Kurnas 5,159 3 3.1 Proses pembelajaran Proses sesuai dengan SNP 5,493 3.2 Perencanaan proses pembelajaran sesuai SNP 4,364 4 4.2 Sekolah menerapkan Penilaian Pendidikan penilaian yang akuntabel 4,744 39

7 Pengelolaan Pendidikan 4.3 Penilaian dilakukan dengan transparan 4.4 Edukatif-mendidik dan memotivasi siswa dan guru 7.1 Perencanaan program dilaksanakan sesuai dengan standar dan melibatkan pamangku 7.2 Pelaksanaan program dilaksanakan sesuai dengan standar dan melibatkan pemangku 7.3 Sekolah melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan program secara berkala 7.5 Sekolah mengelola system informasi sekolah 2,800 5,381 4,365 6,354 5,140 5,631 Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa indikator yang paling lemah pada Kompetensi Lulusan adalah lulusan memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan dengan rata-rata skor mutu sebesar 4,013. Sementara pada Isi, paling lemah ada pada indikator KTSP sesuai dengan Kurnas dengan rata-rata skor mutu sebesar 5,159. Untuk Proses, indikator yang paling lemah ada pada perencanaan proses pembelajaran sesuai SNP dengan rata-rata skor mutu sebesar 4,364. Pada Penilaian, indikator yang paling lemah adalah penilaian dilakukan dengan transparan dengan rata-rata skor mutu sebesar 2,800. Adapun pada Pengelolaan Pendidikan yang paling lemah adalah indikator perencanaan program dilaksanakan sesuai dengan standar 40

dan melibatkan pamangku dengan rata-rata skor mutu sebesar 4,365. 4. Analisis Kekuatan dan Kelemahan Setiap SNP Berikut gambaran kekuatan dan kelemahan pendidikan Sekolah Menengah Atas yang ada di Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah didasarkan pada indikator yang paling lemah. Kekuatan dan kelemahan ini didasarkan pada capaian mutu untuk setiap sub indikator pada masingmasing indikator untuk setiap standar (terlampir). Tabel 3.14. Analisis Kekuatan dan Kelemahan SNP Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Kekuatan Kelemahan Kompetensi Lulusan Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan - Kurang memiliki pengetahuan faktual, prosedural, konseptual, metakognitif Isi KTSP sesuai dengan Kurnas 1. Memiliki perangkat pengembang an KTSP 2. Melakukan sosialisasi perangkat kepada pemangku 3. Melibatkan pemangku dalam penyusunan KTSP - 41