Hildya Mulya Dewi S1 Pendidikan Tata Rias, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN MERIAS WAJAH KARAKTER MELALUI PELATIHAN BAGI SISWA KELAS XI TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 1 LAMONGAN

KETERAMPILAN MERIAS WAJAH CANTIK (FANCY MAKE UP) MELALUI PELATIHAN DI KECAMATAN JOMBANG KABUPATEN JEMBER

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI DASAR PEWARNAAN RAMBUT DI KELAS XI SMK NEGERI 3 BLITAR

PENGARUH MAKE UP KOREKTIF TERHADAP HASIL RIASAN PADA WAJAH BULAT DAN MATA SIPIT

e-journal. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2013, edisi yudisium periode Oktober 2013, hal 1-7

PENGGUNAAN PERANGKAT PELATIHAN PADA PELATIHAN TATA RIAS WAJAH DAN PENATAAN JILBAB BAGI SANTRIWATI PANTI ASUHAN YATIM

e-journal. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2013, edisi yudisium periode Oktober 2013, hal 50-55

e- Journal. Volume 03 Nomer 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Februari 2014, hal

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MERIAS WAJAH PANGGUNG PADA SISWA TUNARUNGU di SMA LB-B KARYA MULIA SURABAYA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBUAT ROK DRAPERY MELALUI PELATIHAN PADA SISWA KELAS XII SMK YPM 2 TAMAN SIDOARJO

PELATIHAN TATA RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MEMBEKALI SKILL

PENGGUNAAN JOB SHEET DALAM PELATIHAN KETERAMPILAN PEMBUATAN AKSESORIS RAMBUT (HAIR ORNAMENT) DI SMK NEGERI 2 JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam

PENGARUH MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR RIAS WAJAH PANGGUNG DI SMK NEGERI 4 MADIUN

e- Journal. Volume 03 Nomer 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Februari 2014, hal

Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN:

PENERAPAN LEMBAR KEGIATAN SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PEMANGKASAN RAMBUT DASAR DIAGONAL KE DEPAN DI SMK NEGERI 2 LUMAJANG

PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA HASIL BELAJAR TATA RIAS FANTASI DI SMKN 1 BUDURAN SIDOARJO

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBM) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PEWARNAAN RAMBUT ARTISTIK

PENGGUNAAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA STANDAR KOMPETENSI MELAKUKAN DEPILASI DI KELAS XI SMKN 6 SURABAYA

PENINGKATAN KETERAMPILAN RIAS WAJAH GERIATRIC MELALUI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA LULUSAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 1 BATU

PENINGKATAN KETERAMPILAN BODY MASSAGE BAGI SISWA KELAS XI TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 1 SOOKO MOJOKERTO MELALUI PELATIHAN

PENGUASAAN KETERAMPILAN PEMANGKASAN RAMBUT GRADUASI MELALUI PELATIHAN BAGI SANTRIWATI DI PANTI ASUHAN AL HIDAYAH DRIYOREJO GRESIK

PELATIHAN KETERAMPILAN PERAWATAN KULIT WAJAH (FACIAL) HYPERPIGMENTASIPADA IBU-IBU PKK DI DESA BABAK SARI KECAMATAN DUKUN GRESIK

HASIL MERIAS WAJAH PANGGUNG MELALUI PELATIHAN BAGI GURU PAUD DI KECAMATAN KALIWATES KABUPATEN JEMBER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERINTEGRASI

PERAN TUTOR SEBAYA DALAM PELATIHAN LEKAPAN KAIN PADA BUSANA ANAK DI UPT PELATIHAN KERJA JOMBANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh

e-journal Volume 07 Nomor 1 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Februari, hal 19-24

PENERAPAN PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PECAH POLA KEBAYA MODIFIKASI PADA SISWA KELAS XII DI SMKN 1 BUDURAN

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

Keywords: cooperative of snowball throwing, student activity, teacher activity, learning achievement, and seafood dishes.

e- Journal. Volume 04 Nomer 03 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Okt 2015, hal 19-27

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA SUB KOMPETENSI PENGERITINGAN DESAIN SELANG SELING PADA SISWA KELAS XI KECANTIKAN SMK AIRLANGGA SIDOARJO

146 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo. Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN HASIL BELAJAR PRAKTEK PEMANGKASAN RAMBUT SISWA JURUSAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 3 PAYAKUMBUH JURNAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN TATA RIAS WAJAH MELALUI PELATIHAN TATA RIAS PANGGUNG BAGI TIM PADUAN SUARA GEREJA KRISTEN NAZARENE FILADELFIA YOGYAKARTA

Edu Elektrika Journal

PELATIHAN KETERAMPILAN PERAWATAN KULIT WAJAH KERING BAGI REMAJA PUTRI KARANG TARUNA DESA BANJAR KEMUNING KECAMATAN SEDATI SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang diinginkan setiap orang. Hal ini harus melakukan berbagai upaya

KETERAMPILAN MERONCE MELATI MELALUI PELATIHAN DI SMK NEGERI 1 SOOKO MOJOKERTO

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA PADA SISWA KELAS V SDN 005 BUKIT TIMAH DUMAI

Hilyatul Millah S1 Pendidikan Tata Rias, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Nia Kustianti,S.Pd, M.

Key words: method, activity, achivement i

Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 05 Nomor 03 Tahun 2016,

EFEKTIVITAS HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI INVERTEBRATA UNTUK SMA/MA JURNAL EMI YULIA NIM

PENERAPAN VIDEO TUTORIAL MAKE UP PADA PELATIHAN MAKE UP FOTO CASUAL DI CV. INDO CREATIVE ENTERTAINMENT

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

Harun Nasrudin 1, Choirun Nisa 2.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Panggung. Mahasiswa dapat :

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional (Undang Undang RI No. 20, 2003).

PENERAPAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR PADA STANDAR KOMPETENSI MENGHIAS BUSANA SISWA KELAS X SMKN 6 SURABAYA

MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL UNTUK PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menerapkan Pendekatan Kontekstual

PENERAPAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA Ana Susana SMK 1 Kawung Surabaya

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

Agung Listiadi dan Friska Imelda Sitorus Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

e-journal. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2013, edisi yudisium periode Oktober 2013, hal 8-16

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

PADA KELAS X 3 SMA NEGERI 4 BARABAI TAHUN PELAJARAN

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR PROPORSI TUBUH MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN DRILL KELAS X BUSANA 2 SMKN 3 BLITAR

e-journal. Volume 05 Nomor 03 Tahun 2016, Edisi Yudisium Periode Agustus 2016, Hal 23-32

KETERAMPILAN MEMBUAT HAIR ORNAMENT MELALUI PELATIHAN BAGI REMAJA DI PANTI ASUHAN KHADIJAH 1 SURABAYA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR PADA KONSEP REAKSI REDOKS KELAS X MAN MUARO BUNGO KARYA ILMIAH

e- Journal. Volume 04 Nomer 02Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Juni 2015, hal 22-28

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 57-62

PENGARUH PENGGUNAAN JENIS ALAT PENGGULUNG TERHADAP HASIL PENGERITINGAN RAMBUT DESAIN ANTARA ROTTO DAN MAGIC ROLLER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

PENGAPLIKASIAN KOSMETIK PADA PEMBENTUKAN ALIS MENURUN PENGANTIN PUTRI MUSLIM. Anita Maryuningrum. Sri Dwiyanti, S.Pd., M.PSDM

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

Pengaruh Metode Demontrasi Pada Kompetensi Dasar Penataan Sanggul Up Style Di Kelas XI Kecantikan Rambut Smk Negeri 2 Jombang

Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Guided Teaching

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR TEKNOLOGI PENGUKURAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VD Sekolah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENATAAN SANGGUL MODIFIKASI CIWIDEY DI SMK NEGERI 1 SOOKO MOJOKERTO

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN FIRING LINE UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

e-journal. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2013, edisi yudisium periode Mei 2013, hal 1-8

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH :

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Ilham Baharuddin Jurusan Matematika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar. Abstrak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 77 PEKANBARU

Joyful Learning Journal

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DENGAN GIVING REWARD AND PUNISHMENT

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias TV/Film. Mahasiswa dapat :

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN MODUL TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA DASAR DI SMK N 4 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan Sumber Daya Manusia, pemerintah. pembangunan pendidikan, karena pendidikan merupakan kebutuhan dasar


PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN 13 PASAMAN

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah instansi pendidikan yang

Transkripsi:

PELATIHAN TATA RIAS WAJAH KOREKTIF DAN PENATAAN HIJAB PESTA PADA SISWA KELAS XI TATA KECANTIKAN RAMBUT DI SMK NEGERI 6 SURABAYA Hildya Mulya Dewi S1 Pendidikan Tata Rias, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya hildyamulyadewi@gmail.com Dr. Maspiyah, M.Kes Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya masfiahhh@yahoo.co.id Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) keterlaksanaan pengelolaan pelatihan, 2) aktivitas peserta pelatihan, 3) hasil merias wajah korektif seteleh pelatihan, 4) hasil penataan jilbab pesta peserta setelah pelatihan, 5) respon peserta pesta. Jenis penelitian ini yaitu pre exsperimental design dengan rancangan penelitian One Shoot Case Study. Subyek penelitian yaitu 25 siswa kelas XI kecantikan rambut di SMK Negeri 6 Surabaya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, tes kinerja, dan angket. Metode analisis data yang digunakan berupa rata-rata untuk keterlaksanaan pelatihan, persentase untuk aktivitas belajar siswa, nilai rata-rata ketuntasan belajar klasikal untuk hasil praktik peserta pelatihan tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta, persentase untuk dan respon peserta pelatihan tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Rata-rata keterlaksanaan pelatih dengan rentang nilai 3,5-4 dengan kategori sangat baik, 2) Aktivitas peserta pelatihan sebesar 99% dengan kategori sangat baik, 3) Hasil praktik peserta pelatihan secara individual mendapatkan rentang nilai rata-rata 76-87,5 pada tata rias wajah korektif dan 75-90 pada hasil penataan hijab pesta sehingga hasil pelatihan secara ketuntasan klasikal mencapai 85% dengan kriteria sangat baik, 4) Respon peserta terhadap pelatihan sebesar 96% dengan kategori sangat baik. Kata Kunci: pelatihan,tata rias wajah korektif, penataan hijab pesta. Abstract: The aims of this research are to know: 1) realization of training management, 2) trainee activity, 3) the outcome of corrective face makeup after training, 4) the outcome of party veil arrangement after training, 5) trainee response of corrective face makeup and veil arrangement training. Type of this research was pre experimental with research design One Shot Case Study. Research subject were 25 graders XI Hair Styling in SMK Negeri 6 Surabaya. Data collection methods were observation, performance test, and questionnaire. Data analysis method used were mean for training realization, percentage for trainee learning activity and mean score of classical learning completeness for trainee practice achievement, percentage for trainee response. Research yield shows that 1) mean of training realization ranged from 3.5-4 with category is very good, 2) trainee activity is 99% with category is very good, 3) the outcome of trainee practice individually obtained range score 76-87.5 for corrective face makeup and 75-90 on party veil arrangement, then classically training completeness obtained >85% with criteria is very good, 4) trainee response toward training is 96% with category is very good. Keywords : training, corrective makeup, party veil arrangement. 17

PENDAHULUAN Berkembangnya dunia fashion semakin meningkat, salah satunya adalah fashion muslim, dengan adanya perkembangan fashion muslim, akan sangat berpengaruh dengan gaya berhijab yang semakin mengikuti mode. Hal tersebut mendasari beberapa wanita memilih model hijab yang simple dan mudah digunakan. Berbagai model hijab diantaranya hijab layer dan hijab turban model itu yang biasa digunakan dalam kesempatan pesta. Hijab pesta merupakan hijab yang dikenakan dalam kesempatan pesta, hijab ini dikreasikan dengan menggunakan kain gliter atau satin dan dengan penambahan aksesoris seperti swaroski dan bandana yang diatur sedemikian rupa dengan bentuk hijab turban maupun bentuk layer dengan didukung dengan busa kaftan atau busana pesta lainnya agar penampilan secara keseluruhan terlihat menarik maka perlu diperhatikan juga pada tata rias wajah yang digunakan untuk menunjang penampilan. Menurut (Andiyanto,2011:1), tata rias wajah korektif adalah salah satu cara untuk menonjolkan bagian-bagian wajah yang menarik. Memperhatikan dan menyembunyikan kekurangan yang ada di wajah. Tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil kecantikan yang seketika dan lebih bersifat psikologis, sehingga bisa meningkatkan rasa percaya diri. Untuk mempelajari penataan hijab pesta serta tata rias wajah korektif diperlukan kreativitas dan keterampilan. Keterampilan dan kreatifitas merupakan salah satu factor penunjang untuk membuka usaha atau bisnis yang membuka usaha atau bisnis yang menjadikan seseorang bias mandiri tanpa bergantung kepada pekerjaan yang diberikan oleh orang lain. Selain itu kreatifitas juga merupakan bekal utama dalam memasuki dunia industry. Keterampilan juga dapat diasah melalui pendidikan nonformal meliputi pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, serta satuan pendidikan lain yang sejenis, melalui pendidikan formal yang biasa dilaksanakan pada lembagalembaga pendidikan baik sekolah maupun kelompok kerja. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mempunyai peranan penting didalam menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM). SMK merupakan salah satu jenjang pendidikan menengah dengan kekhususan mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja. Siswa SMK dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang digunakan agar siswa siap untuk terjun langsung ke dunia industri. Salah satu kompetensi keahlian yang terdapat di SMK adalah kompetensi keahlian kecantikan, lulusan ini akan terjun pada bidang kecantikan. Siswa lulusan SMK dapat bersaing di dunia industri jika mereka memiliki berbagai keterampilan yang beragam dalam dunia kecantikan. Oleh karena ini siswa SMK dituntut untuk lebih terampil dalam bidangnya. Dan akan sangat baik bagi siswa mendapat banyak pengetahuan dan keterampilan penunjang pada bidang kecantikan salah satunya yaitu keterampilan untuk penataan hijab, sehingga siswa bertambah pengetahuannya pada bidang kecantikan. Salah satu pendidikan formal di Surabaya terdapat SMK Negeri 6. SMK Negeri 6 Surabaya merupakan salah satu SMK kelompok pariwisata di kota Surabaya. Program keahlian yang diselenggarakan terdiri dari Akomodasi Perhotelan, Usaha Perjalanan Wisata, Tata Boga, Tata Busana, Multimedia, Akutansi, Tata Kecantikan. Pada program tata kecantikan, SMK Negeri 6 Surabaya membagi dua bidang keahlian yaitu tata kecantikan rambut dan program keahlian tata kecantikan kulit. Pembagian pada dua keahlian tersebut membuat siwa tidak mendapatkan keseluruhan dari pelajaran tentang kecantikan. Pada keahlian tata kecantikan rambut tidak mendapatkan materi tentang makeup korektif maupun penataan hijab pesta, hal tersebut dapat dilihat dari silabus yang ada di SMK Negeri 6 Surabaya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti bermaksud menggali informasi tentang tat arias wajah korektif dan penataan hijab dengan judul Pelatihan Tata Rias Wajah Korektif dan Penataan Hijab Pesta pada Siswa Kelas XI Tata Kecantikan Rambut SMK Negeri 6 Surabaya. METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah pre eksperimen dengan one shoot case study sebagai desain penelitian. Subjek penelitiannya adalah para siswa kelas XI tata kecantikan rambut di SMKN 6 Surabaya sebanyak 25 orang. Dalam penelitian ini, yang menjadi perangkat penelitian dalam pelatihan tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta adalah : 1. Hand out Dengan hand out peserta pelatihan lebih bisa memahami materi saat pelatihan berlangsung karena sudah memiliki pegangan materi yang akan dipelajari bersama. 2. Powerpoint Powerpoint digunakan sebagai media dalam pelatihan tat arias wajah korektif dan penataan hijab pesta, agar peserta pelatihan secara langsung bisa memahami materi. Media Powerpoint berfungsi sebagai penunjang handout. 18

2. Aspek 2: Menyampaikan tujuan pelatihan mengenai Kegiatan pelatihan dilakukan selama 2 kali pertemuan yaitu hari pertama demonstrasi dan latihan oleh peserta pesta. pelatihan tata rias wajah orektif dan penataan hijab pesta, 3. Aspek 3: Menyampaikan materi mengenai tata rias hari kedua posttest dan pembagian angket wajah korektif dan penataan hijab pesta. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode 4. observasi dengan instrumen berupa lembar observasi untuk keterlaksanaan pelatihan tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta, aktivitas peserta pelatihan tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta, hasil pelatihan peserta pelatihan tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta dan metode angket dengan lembar angket untuk respon peserta terhadap pelatihan tata rias Aspek a. b. c. 4: Langkah pelaksanaan demontrasi Mendemontrasikan langkah persiapan alat, bahan, lenan dan kosmetik. Mendemontrasikan langkah-langkah pembersihan wajah dengan menggunakan kosmetik pembersih dan penyegar dengan kosmetik penyegar. Mendemonstrasikan pengaplikasikan pelembab, foundation dan bedak. wajah korektif dan penataan hijab pesta. d. Mendemontrasikan pengaplikasian base Observasi keterlaksanaan pelatihan dilakukan oleh tiga observer mahasiswi S1 Pendidikan Tata Rias Unesa yang telah menempuh mata kuliah tata rias wajah e. eyeshadow dan eyeshadow pada kelopak mata. Mendemontrasikan pengaplikasian eyeliner pada garis mata dan mascara dan bulu mata palsu pada pengantin internasional, observasi aktivitas peserta bagian bulumata atas serta bulu mata bawah. dilakukan oleh tiga observer mahasiswi S1 Pendidikan f. Mendemontrasikan pengaplikasian pensil alis pada Tata Rias Unesa yang telah menempuh mata kuliah pembuatan alis. pengantin internasional, observasi hasil pelatihan peserta g. Mendemontrasikan pengaplikasian shading dan pesta blush on. oleh tiga observer mahasiswa dan lembar angket h. Mendemontrasikan pembentukan bibir dengan diberikan pada ke-25 peserta pada akhir sesi pelatihan di mengaplikasikan lipstik serta lipgloss. pertemuan kedua untuk diisi sesuai pendapat pribadi. i. Mendemontrasikan pembentukan hijab sesuai Metode analisis data keterlaksanaan pelatihan tata contoh pada handout. rias wajah korektif dan penataan hijab pesta 5. Aspek 5: Mengevaluasi hasil demonstrasi menggunakan rata-rata, data aktivitas pelatihan tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta dihitung dengan pesta. persentase. Analisis data hasil pelatihan posttest dihitung 6. Aspek 6: Memberikan kesimpulan terhadap dengan ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal hasil demontrasi tata rias wajah dan penataan jilbab sedangkan respon peserta pelatihan dihitung dengan pesta. persentase. 7. Aspek 7: Memberikan post test mengenai HASIL DAN PEMBAHASAN pesta dengan langkah yang sudah di ajarakan. 1. Hasil Observasi keterlaksanaan pelatihan 8. Aspek 8: Mengevaluasi hasil tata rias wajah Keterlaksanaan pelatihan dilakukan oleh Peneliti korektif dan penataan hijab pesta peserta pelatihan. yang diobservasi oleh tiga orang observer. Hasil rata-rata 9. Aspek 9: Memberikan kesimpulan terhadap dari keterlaksanaan pengelolaan pelatihan setiap aspek hasil tata rias wajah dan penataan jilbab pesta peserta dapat diamati pada diagram di bawah ini. pelatihan. 10. Aspek 10: Membagikan angket untuk respon peserta sebagai peserta pelatihan tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta. Diagram 1. Nilai Hasil Observasi Keterlaksanaan Pelatihan Tata Rias wajah Korektif dan Penataan Hijab Pesta Keterangan : 1. Aspek 1: Pendahuluan berupa membuka pelatihan dengan memberi salam dan memberikan gambaran dari pelatihan. Hasil observasi keterlaksanaan pelatihan diketahui bahwa setiap aspek pengelolaan pelatihan tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta sudah memperoleh kategori baik dan sangat baik. Nilai rata-rata pada aspek satu dan dua memperoleh rata-rata 4 dengan kategori sangat baik. Nilai rata-rata pada aspek tiga memperoleh rata-rata 3,5 dengan kategori sangat baik. Nilai rata-rata pada aspek 4a memperoleh rata-rata 3 dengan kategori baik. Aspek 4b memperoleh rata-rata 3,5 dengan kategori sangat baik, Aspek 4c,4d, dan 4g memperoleh rata-rata 4 dengan kategori sangat baik. Aspek 4e dan 4f memperoleh rata-rata 3 dengan kategori baik. Aspek 4h dan 4i memperoleh rata-rata 3,5 dengan kategori sangat baik. Aspek 5 dan aspek 9 memperoleh rata-rata 3,5 dengan kategori sangat baik. Aspek 6, aspek 8 dan aspek 19

10 memperoleh rata-rata 4 dengan kategori sangat baik. Aspek 7 memperoleh rata-rata 3 dengan kategori baik. 2. Hasil observasi aktivitas peserta pelatihan Aktivitas peserta pelatihan berjumlah 25 orang selama proses pengelolaan pelatihan tata rias wajah korektif dan penataan hijab diamati oleh observer menghasilkan data berupa persentase aktivitas peserta pelatihan setiap aspeknya yang dapat diamati pada Diagram dibawah ini. sangat baik. Pada aspek kedua memperoleh presentase 100% dengan kategori sangat baik. Pada aspek ketiga memperoleh presentase 100% dengan kategori sangat baik.pada aspek empat hingga aspek tujuh memperoleh presentase 100% dengan kategori sangat baik. 3. Hasil keterampilan peserta pelatihan Penilaian hasil pelatihan tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta oleh 25 peserta dilakukan setelah pelatihan terhadap peserta oleh Peneliti. Hasil pelatihan dapat diamati pada diagram dibawah ini. Diagram 2. Aktifitas peserta pelatihan Keterangan: 1. Aspek 1: Peserta memperhatikan dengan baik materi mengenai corrective make up. 2. Aspek 2: Peserta memperhatikan pada saat demonstrasi 3. Aspek 3: Peserta aktif bertanya dan menangapi semua pertanyaan 4. Aspek 4: Peserta menyiapkan alat, bahan, lenan dan kosmetika yang digunakan dalam tata rias wajah koretif dan penataan hijab pesta 5. Aspek 5: Peserta antusias dalam melaksanakan praktik tata rias wajah koretif dan penataan hijab pesta secara bergantian. 6. Aspek 6: Peserta mengevaluasi hasil tata rias wajah koretif dan penataan hijab pesta yang dikerjakan bersama pelatih. 7. Aspek 7: peserta melakukan post test a. Peserta mempersiapkan alat bahan dan kosmetika. b. Peserta melakukan pembersihan wajah c. Peserta mengaplikasikan foundation dan bedak d. Peseta mengaplikasikan eye shadow dan memilih warna eye shadow e. Peserta mengaplikasikan eyeliner dan mascara f. Peserta membentuk alis g. Peserta mengaplikasikan blush on h. Peserta membentuk bibir dan mengaplikasikan lipstick serta lipgloss i. Peserta melakukan penataan jilbab pesta 8. Peserta mengisi angket respon untuk menanggapi pelatihan yang diadakan disekolah Berdasarkan Diagramdiatas diketahui 16 aspek aktivitas yang diamati selama proses pelatihan tat arias wajah korektif dan penataan hijab pesta berkategori sangat baik karena dalam rentang 81%-100%. Pada aspek satu memperoleh presentase 97% dengan kategori Diagram 3. Hasil Tata Rias Wajah Korektif dan Penataan Hijab Pesta Diagram diatas menunjukkan hasil peserta pelatihan tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta yang merupakan nilai post test. Terdapat Sepuluh aspek tata rias wajah korektif dan empat aspek pada penataan hijab pesta yang diamati. 4. Hasil Respon Peserta Pelatihan Respon peserta pelatihan terhadap kegiatan pesta dilaksanakan setelah proses pelatihan dan penilaian hasil pelatihan dilaksanakan. Dua puluh lima peserta mengisi angket yang diberikan dengan menjawab Ya atau Tidak. Pernyataan Ya menyatakan respon positif, sedangkan pernyataan Tidak menyatakan respon negatif.berikut penyajian data respon peserta pada diagram di bawah ini: Diagram 4 : Respon peserta pelatihan Keterangan: Aspek 1: Saya menyukai pelatihan tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta. Aspek 2: Pelatihan tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta.merupakan hal baru Aspek 3: Materi pelatihan yang disampaikan mudah dipahami dan dapat dipraktekkan sendiri 20

Aspek 4: Peserta merasa mendapatkan pengetahuan yang lebih setelah mengikuti pelatihan tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta. Aspek 5: Pelatihan tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta bermanfaat bagi siswa kelas XI tata kecantikan rambut di SMKN 6 Surabaya. Aspek 6: Handout dapat membantu pemahaman materi Aspek 7: Hand out yang diberikan mudah dipahami oleh pesrta pelatihan. Berdasarkan Diagram 4 diatas diketahui bahwa secara keseluruhan respon peserta pelatihan pada setiap aspek pernyataan memperoleh respon positif sebesar 100% berkategori sangat baik yang artinya seluruh peserta pelatihan setuju bahwa senang mengikuti pesta. Pelatihan tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta merupakan hal baru, penyampaian materi mudah dimengerti dan dapat dipraktekkan sendiri, peserta pelatihan tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta merasa mendapatkan pelatihan lebih setelah mengikuti pelatihan, pelatihan tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta bermanfaat bagi siswa tata kecantikan rambut kelas XI, materi dari hand out mudah dipahami dan dipraktikkan, dan hand out membantu dan mengingat materi yang dijelaskan. Pembahasan 1. Keterlaksanaan Pengelolaan Pelatihan Berhasil tidaknya program pelatihan akan sangat bergantung kepada pelatih yang melakukan. Pada diagram 4.1 menunjukkan bahwa pengelolaan pelatihan secara keseluruhan memiliki rata-rata 3 hingga 4, nilai tersebut didapat dari dua observer sehingga dikategorikan baik hingga sangat baik. Dalam kegiatan pelatihan nilai paling tinggi dengan rata-rata 4 terdapat pada aspek 1, aspek 2, aspek 4c, aspek 4g, aspek 6, aspek 8, aspek 10. Pada aspek 1 dan aspek 2 merupakan kegiatan pembukaan demonstrasi, ini adalah penyampaian pelatih mengenai gambaran serta tujuan diadakannya pelatihan, sehingga peserta dapat memperhatikan dengan jelas apa yang disampaikan oleh pelatih. Aspek 4c adalah mendemonstrasikan foundation dan bedak, pada aspek ini pelatih menjelaskan secara detail tentang penggunaan jenis foundation serta pemilihan warna yang sesuai dengan jenis dan warna kulit. Aspek 4d yaitu aspek mendemontrasikan eyeshadow pada kelopak mata dapat dijelaskan secara detail tentang teknik menggaplikasiakan eyeshadow untuk membentuk mata yang ideal. Aspek 4g mendemontrasikan pengaplikasian blush on pada tulang pipi yang dapat dijelaskan secara detail arah sapuan kuas yang tepat sehingga terlihat tepat. Dalam sebuah kegiatan pelatihan, pelatih mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan sesuai dengan pernyataan Hamalik (2005:35). Peranan seorang pelatih mulai dari menyajikan materi, mendemontrasikan hingga melakukan evaluasi kepada peserta. Kegiatan memberikan kesimpulan hingga mengevaluasi pada aspek 6 dan aspek 8 ini memperoleh nilai rata-rata 4 yaitu, memberikan kesimpulan serta melakukan evaluasi hasil tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta dari peserta dapat dilaksanakan secara menyeluruh, rapi dan teratur kepada peserta pelatihan sampai benar-benar faham dengan teknik dan hasil yang dikerjakan, sehingga aspek tersebut dapat dikategorikan sangat baik. Sedangkan aspek-aspek yang lainnya memiliki nilai 3 hingga 3,5 yang masih termasuk pada kategori baik khingga sangat baik. Secara keseluruhan pada pengelolaan pelatihan rata-rata nilainya masih dalam kategori sangat baik dengan nilai 3,6. Berdasarkan penilaian skor pengelolaan pelatihan diatas, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan pelatihan yang baik adalah jika pelatih memberikan materi menggunakan media power point, dan pada tahap mendemontrasi dijabarkan dengan sistematis dan jelas. 2. Aktivitas Peserta Pelatihan Menurut Riduwan (2011) kriteria interprestasi skor dikatakan sangat kuat (baik) jika angka presentase mencapai 81%-100%. Aktivitas peserta dalam tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta terdapat 16 aspek. Aktivitas ini diperoleh hasil presentase dengan nilai rata-rata antara 97%-100 %. Sehingga dikategorikan dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan pengamatan aspek 1 memperoleh presentase 97% yaitu peserta melakukan kegiatan peserta memperhatikan dengan baik materi tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta, hal ini dikarenakan siswa kurang memperhatikan pada saat pelatih menyampaikan materi. Aspek 3 mendapat presentase 97% pada kegiatan peserta dalam aktif bertanya dan menanggapi setiap pertanyaan tentang tata rias korektif dan penataan hijab pesta pada aspek ini peserta kurang berani bertanya dan kurang aktif dalam menanggapi setiap pertanyaan tentang tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta. Sedangkan yang memperoleh presentase 100% terdapat pada aspek 2, aspek 4 hingga aspek 8. Aspek 2 yaitu peserta memperhatikan pada saat melakukan demontrasi mengenai tata rias wajah korektif dan penataan hijab. Pada aspek 4 adalah peserta menyiapkan alat, bahan, kosmetik, dan berkelompok yang nantinya akan digunakan pada saat praktik tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta secara bergantian antau antar teman. Pada aspek 6 merupakan aspek peserta untuk melakukan evaluasi hasil praktik yang dikerjakan bersama pelatih, hal ini merupakan kegiatan penting untuk studi kasus guna mengukur kemampuan keterampilan peserta pelatihan setelah selesai melakukan praktik tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta, dan keberhasilan dari diadakannya pelatihan, sehingga peserta diarahkan untuk mengevaluasi hasil praktik kepada pelatih. Kemudian aspek 7a hingga 7i, merupakan kegiatan poeserta pelatihan melakukan praktik secara mandiri. Pada aspek ini terdapat beberapa langkah dalam 21

melakukan tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta dan peserta pelatihan mampu melakukan praktik sesuai dengan urutan pada saat demontrasi. Pada aspek 8 yaitu peserta pelatihan mengisi angket mengenai pelatihan yang diberikan oleh pelatih. Menurut Hamalik (2005:172) dalam Agustina menyatakan, aktivitas peserta pelatihan dapat kita lihat dari keterlibatan peserta pelatihan dalam proses pelatihanyang beraneka ragam seperti pada saat mendengarkan ceramah, mendiskusikan, membuat sesuatu, melaksanakan suatu keterampilan, membuat blaporan pelaksanaan tugas dan sebagainya. Sedangkan menurut Sardiman (2010:22) aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi antara pelatih dan peserta dalam rangka mencapai tujuan belajar. Berdasarkan penilaian aktivitas peserta pelatihan diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas peserta peserta pelatihan yang baik atau aktif adalah peserta melakukan kegiatan mendengarkan dan melihat secara seksama pada saat materi disampaikan serta praktik keterampilan secara bersama-sama. 3. Hasil Praktik Tata Rias Wajah Korektif dan Penataan Hijab Pesta a. Ketuntasan belajar secara individual pada hasil tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta Hasil pelatihan diperoleh dari peserta pelatihan yang sedang belajar dalam proses pelatihan. Dikatakan belajar jika terjadi proses perubahan tingkah laku yang diperoleh dari pengalaman, melalui proses stimulus respon, dan melalui aktifitas individu. Hasil data praktik tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta dilihat dengan ketuntasan belajar secara individual dikatakan tuntas jika peserta mencapai nilai 75 sesuai dengan KKM. Hasil dari pelatihan tata rias wajah korektif secara individu dalam pelatihan ini mendapatkan hasil paling sedit 5 orang siswa pada rentang nilai 75-80, hal ini sudah dikatakan tuntas dalam memenuhi nilai KKM yang telah di tetapkan, sedangkan hasil paling banyak terdapat pada rentang nilai 81-85 dengan jumlah 15 orang siswa dan dapat dipastikan tuntas karena sudah diatas nilai ketuntasan minimal. Pada hasil pelatihan penataan hijab pesta secara individual dalam pelatihan ini mendapatkan hasil paling sedikit 5 orang siswa pada rentang nilai 81-85, hal ini sudah dapat dikatakan tuntas dalam memenuhi KKM yang telah ditetepkan, sedangkan hasil paling banyak terdapat pada rentang nilai 86-90 dengan jumlah 11 orang siswa dan dapat dipastikan tuntas seluruhnya karena sudah diatas nilai ketuntasan minimal. b. Ketuntasan belajar klasikal pada hasil tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta Hasil data praktik dilihat dengan ketuntasan belajar secara klasikal dikatakan tuntas jika dalam satu kelas terdapat 85% yang telah mencapai daya serap atau 85% dari seluruh jumlah peserta dikelas tersebut sesuai dengan SKM yang ditentukan pada tiap sekolah, (Trianto,2010:240) Hasil ketuntasan belajar secara klasikal dari dilihat secara individual sudah dikatakan tuntas karena diatas nilai ketuntasan minimum dan presentase dari hasil pelatihan ini mendapat 100%. 4. Hasil Angket Respon Peserta Pelatihan Angket respon peserta digunakan untuk menilai respon peserta yang telah mengikuti pelatihan tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta, yang terdiri dari beberapa pilihan jawaban yang sesuai dengan respon peserta pelatihan yang telah dilaksanakan oleh peneliti. Angket tanggapan peserta ini diberikan pada akhir pelatihan dengan memberi tanda silang pada pilihan yang peneliti siapkan yaitu YA atau TIDAK. Bersadarkan pada diagram 4.3 terdapat angket respon yang memiliki tujuan pernyataan yang harus ditanggapi oleh peserta pelatihan. pada aspek 1, aspek 2, aspek 3 hingga aspek 7 semua peserta menjawab ya, sehingga presentase penilaian 100% dan menunjukkan bahwa peserta pelatihan menanggapi sangat baik dengan diadakannya pesta bagi siswa kecantikan rambut, sehingga termasuk dalam kategori sangat baik. Akan tetapi pada pada aspek 6 menunjukkan 22 peserta menjawab ya dan 3 peserta menjawab tidak pada pernyataan bahwa hand out dapat membantu pemahaman materi. Hal ini dikarenakan pelatihan tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta adalah hal yang baru pertama kalisehingga masih ada beberapa peserta pelatihan yang merasa harus lebih belajar dengan sungguh-sungguh untuk mempelajari tahapan-tahapan dalam buku. Hasil respon peserta secara keseluruhan menunjukkan 96% dari seluruh peserta terhadap diadakannya pelatihan tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta pada siswa kelas XI kecantikan rambut di SMK Negeri 6 Surabaya, sehingga berdasarkan respon tersebut dapat disimpulkan bahwa respon peserta dalam mengikuti pelatihan termasuk kriteria sangat baik. Saran Berdasarkan hasil penelitian pada pelatihan tata rias wajah korektif dan penataan hijab pesta untuk siswa kecantikan rambut kelas XI di SMK Negeri 6 Surabaya, maka saran yang diajukan peneliti selanjutnya adalah : 1. Pelaksanaan peneliti perlu diadakan kembali dengan sasaran peneliti yang berbeda, seperti pada guru 2. Pengembangan penelitian sejenis dengan materi yang berkaitan dengan pengembangan hijab tingkat mahir. 3. Perlu adanya pengajaran sejenis yang dimuat dalam mata pelajaran muatan lokal. 22

DAFTAR PUSTAKA Andiyanto.2011. The Make Over Mata. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Amri, Sofan, dan Iif Khoiru Ahmadi. 2010. Kontruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustakarya. Aprilia, Ade. 2013. Urban Turban. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Aprilia, Ade. 2015. Hijab Beauty Book The Make Over: Jakarta. PT.Gramedia Pustaka Utama. Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakaya Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Gomes, Faustino Cardoso. 2003 Manajemen sumber daya manusia. Yogjakarta:Andi Offset. Gusnaldi.2003. The Power Of Make Up. Jakarta: PT.Gramedi Pustaka Utama Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar mengajar. Jakarta. PT Bumi Aksara. Kardi, Suparman dan Nur, Muhammad 2005. Pembelajaran Langsung. Surabaya : Universitas Perss Kusantati, Herni. 2009. Tata Kecantikan Kulit Jilid 3 Diretorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Liza, Fitri. 2015. The Magic Of Make Up. Jakarta. PT.Gramedia Pustaka Utama. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009 Manajemen sumber daya manusia.bandung. PT Remaja Rosdakarya. Marzuki, Saleh.2010. Pendidikan Non Formal Dimensi Dalam Keaksaraan Fungsional, Pelatihan dan Andragogi.Bandung : Remaja Rosdakaya. Notoatmojo, Soekidjo.2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta. : Rineka Cipta. Nur, Mohammad. 2011. Model Pengajaran Langsung edisi kedua. Surabaya. Pusat Sain dan Matematika Sekolkah Unesa. Puspoyo, Endang Widjanarko.2006.Rias Wajah. Jakarta: PT. Wahanaboga Cakrawala Hotel Riduwan. 2011. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung : ALFABETA Ronawati, Dian. 2014. Tutorial Jilbab 2 in 1. Jakarta. PT.Gramedia Pustaka Utama. Sanjaya, Wina. 2012. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Satrohadiwiryo, Siswanto. 2005. Manajemen Indonesia, Pendekatan Administratif dan Operasional. Jakarta : Bumi Aksara. Sudijono, A. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada. Sudjana, nana. 1991. Dasar-dasar proses belajar mengajar.bandung. Sinar Baru Bandung. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung. ALFABETA. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALABETA. Tresna, Pipin. 2010. Tata Rias Wajah Sehari-hari. Bandung Trianto.2010. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik. Jakarta:Prestasi Pustaka Karya Trianto. 2007. Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik.j akarta:prestasi Pustaka. Widoyoko, Eko Putro. 2014. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Widjanarko, Endang Puspoyo. 2006. Rias Wajah. Jakarta. PT.Wahanaboga Cakrawala Hotel. http://id.scribd.com./doc/169572085/lks-dan-handoutdoc#scribd diakses pada hari Senin, 15 Maret 2016 pukul 14.30 WIB http://www.my-lovely-sister.blogspot.com diakses pada hari Senin, 15 Maret 2016 pukul 14.30 WIB 23