H. Kajian Pustaka 1. Hakekat Belajar Mengajar Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

dokumen-dokumen yang mirip
MAKALAH LARI JARAK JAUH, JARAK PENDEK, DAN JARAK MENENGAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

KAJIAN PUSTAKA. pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2)

I. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

I. PENDAHULUAN. tetapi pada siswa.orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

LARI JARAK PENDEK (SPRINT)

II. KAJIAN PUSTAKA. peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SPRINT & START INA ATLETIK

SKRIPSI. Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Strata I Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan. Disusun oleh : SUNARTO NIM :

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

2015 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK DI SDN SUKARASA BANDUNG

SPRINT & START. oleh: Cukup Pahalawidi,M.Or. Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui berbagai aktvitas jasmani yang bertujuan untuk mengembangkan indvidu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani,

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

METHODIK DASAR GERAK ATHLETIK

ABSTRAK. Kata kunci : kemampuan lari pendek melalui pendekatan pembelajaran variatif ditandai dengan peningkatan nilai rata-rata

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

5. Berkaitan dengan keterampilan seperti kelentukan, daya tahan otot, daya tahan kardiorespiratori, keseimbangan, koordinasi, dan persepsi kinestetik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari

BERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. SMK Negeri 1 Kediri

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN HAKEKAT LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE. straddle.(farida Mulyaningsih dkk, 2010:64)

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Setiap orang tentunya mempunyai tujuan yang

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

I. PENDAHULUAN. bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan. Pembekalan pengalaman belajar diarahkan untuk membina, sekaligus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Istilah atletik berasal dari kata athlon(bahasa yunani) yang berarti berlomba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP

Nama Sekolah : SMA KARYA PEMBANGUNAN : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : X / 1 Pertemuan : Pertemuan pertama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

TINJAUAN PUSTAKA. tujuan. Jadi, merupakan langkah-langkah atau prosedur yang di tempuh.

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu sarana dalam pembangunan bangsa, khususnya pembangunan dalam bidang jasmani

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK MELALUI TAG GAMES

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. A. Standar kompetensi B. Kompetensi dasar

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

KETERAMPILAN LARI 40 M SISWA KELAS V SD NEGERI REJOWINANGUN III, KOTAGEDE, YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

BAB 1 GERAK DASAR KATA KUNCI BERJALAN MEMUTAR MELEMPAR BERLARI MENGAYUN MENANGKAP MELOMPAT MENEKUK MENENDANG

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN.

BAB II KAJIAN TEORITIS. Sepak bola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia. Lebih dari 200 juta orang

RUNNING SKILLS. Skill highlights

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

LAMPIRAN-LAMPIRAN 76

A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU): Peserta menguasai dasar-dasar atletik untuk siswa Sekolah Dasar

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lompat jangkit ( Triple Jump ) 1

SEPAK BOLA III. Design R2 Bramistra

BAB I PENDAHULUAN. melakukan olahraga pada pagi maupun sore hari, serta banyaknya club

TINJAUAN PUSTAKA. melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

III. METODE PENELITIAN. penelitian terhadap subyek yang akan diteliti. guru di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada

BAB I PENDAHULUAN. olahraga tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan prestasi tertinggi hanya

SESUDAH LATIHAN INTI TERHADAP KECEPATAN LARI 100 METER (PADA ATLET PUTRA BAHUREKSO ATLETIK KLUB KABUPATEN KENDAL 2015)

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai

bagi manusia, karena dengan gerak manusia dapat meraih sesuatu yang menjadi harapannya. Menurut Rusli Lutan (1988: 93) mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai

PENGARUH PELATIHAN HOLLOW SPRINT DAN ACCELERATION SPRINT TERHADAP LARI CEPAT 100 METER DI SMP NEGERI 1 BONGOMEME

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu hal yang paling sangat penting untuk

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK

BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh

Analisis SKKD Gerak. Aris Fajar Pambudi FIK UNY

PENINGKATAN KEMAMPUAN LARI SPRINT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokrasi. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran yang sangat penting

Transkripsi:

H. Kajian Pustaka 1. Hakekat Belajar Mengajar Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah merupakan suatu usaha untuk menambah atau mengumpulkan berbagai pengalaman (Ilmu Pengetahuan). Sedangkan mengajar adalah usaha untuk menyampaikan atau menularkan pengetahuan dan pandangan. Beberapa ahli yang membuat tafsiran tentang belajar dan mengajar, diantaranya: Menurut Tabrani Rusyani (1989:7) bahwa belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Berdasarkan rumusan tersebut bearti bahwa belajar bukan hanya sekedar mengingat melainkan lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan hanya penguasaan latihan, melainkan pula terjadi perubahan prilaku. Sedangkan mengajar menurut pandangan Burton dalam Chauhan (1977:5) adalah upaya dalam memberikan rangsangan (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Dari pandangan mengenai belajar dan mengajar di atas pada dasarnya dalam proses belajar mengajar guru perlu menerapkan pendekatan yang sesuai dengan kodisi dan situasi, sehingga proses belajar mengajar berjalan secara kompleks dan tidak sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa saja, melainkan dalam menyampaikan bahan pelajaran dan dalam kegiatan belajar guru dan peserta didiknya keduanya harus aktif. 2. Belajar Motorik Efektifitas pembelajaran motorik membutuhkan suatu landasan teori sebagai tuntunan dalam praktik di lapangan yang dapat dipertanggung jawabkan baik secara professional maupun etik dalam profesi mengajar/melatih. Dalam proses belajar ketrampilan motorik, selain unsur fisik yang terlibat, ada pula unsur psikis, yaitu emosi dan perasaan yang dapat menjadi daya penggerak dalam perubahan prilaku. Dalam proses belajar ketrampilan

motorik tidak hanya perubahan yang bersifat psikomotorik yang ingin dicapai, tetapi juga bersifaty kognitif dan afektif. 3. Atletik Pengajaran atletik di sekolah (dalam pengajaran pendidikan jasmani) berbeda dengan pengajaran atletik yang dilakukan club-club atletik. Dalam pendidikan jasmani pengajaran atletik, anak hadir di lapangan bukan karena mereka ingin disana, melainkan mereka harus ada di sana. Tidak mengherankan jika sebagian dari mereka terlihat antusias, tetapi tidak sedikit pula yang terlihat kurang antusias, ragu-ragu malah terlihat malas. Dalam dunia pendidikan jasmani Atletik seharusnya diartikan sebagai istilah umum untuk berbagai macam kegiatan fisik yang di dalamnya anak mampu medemonstrasikan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan jasmani guna membantu proses pertumbuhan dan perkembangan sehingga mereka mengalami proses memperbaiki postur tubuh. Untuk usia anak-anak bermain berarti menyediakan kesempatan untuk memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan, dengan demikian tanpa sadar anak-anak telah melakukan kegiatan jasmani yang tentunya akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangannya, selain itu juga anak-anak memperoleh pengalaman tentang gerak dasar suatu cabang olahraga yang mungkin kelak dapat dikembangkan menjadi olahraga prestasi. 4. Lari jarak pendek Lari jarak pendek adalah lari yang menempuh jarak antara 50 m sampai dengan jarak 400 m. Oleh karena itu, kebutuhan utama untuk lari jarak pendek adalah kecepatan. Kecepatan dalam lari jarak pendek adalah hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan halus, lancar dan efisien dan sangat dibutuhkan bagi pelari untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi. Seoarang pelari jarak pendek (sprinter) yang potensial bila dilihat dari komposisi atau susunan serabut otot persentase serabut otot cepat (fast twitch) lebih besar atau tinggi dengan kemampuan sampai 40 kali perdetik dalam vitro disbanding

dengan serabut otot lambat (slow twitch) dengan kemampuan sampai 10kali perdetik dalam vitro. Oleh karena itu, seorang pelari jarak pendek itu dilahirkan /bakat bukan dibuat. Suatu analisa structural prestasi lari jarak pendek dan kebutuhan latihan dan pembelajaran untuk memperbaiki harus dilihat sebagai suatu kombinasi yang kompleks dari proses-proses biomekanika, biomotor, dan energetic. Lari jarak pendek bila dilihat dari tahap-tahap berlari terdiri dari beberapa tahap yaitu: Tahap reaksi dan dorongan (reaction dan drive) tahap percepatan (acceleration). Tahap tansisi/perobahan (transition) Tahap kecepatan maksimum (speed maximum) tahap pemeliharaan kecepatan (maintenance speed) finish Tujuan lari jarak pendek adalah untuk memaksimalkan kecepatan horizontal, yang dihasilkan dari dorongan badan ke depan. Kecepatan lari ditentukan oleh panjang langkah dan frekuensi langkah (jumlah langkah persatuan waktu). Oleh karena itu, seorang pelari jarak pendek harus dapat meningkatkan satu atau kedua-duanya. Urutan Gerak Keseluhan Urutan gerak dalam berlari bila dilihat dari tahap-tahapnya adalah tahap topang yang terdiri dari topang depan dan satu tahap dorong, serta tahap melayang yang terdiri dari tahap ayun ke depan dan satu tahap pemulihan atau recovery. Tahap Topang (support phase), pada tahap ini bertujuan untuk memperkecil penghambatan saat sentuh tanah dan memaksimalkan dorongan ke depan. Bila dilihat dari sifat-sifat teknisnya adalah mendarat pada telapak kaki (ballfoot). Tahap melayang (flaying phase), pada tahap ini bertujuan untuk memaksimalkan dorongan ke depan dan untuk mempersiapkan suatu

penempatan kaki yang efektif saat sentuh tanah. Bila dilihat dari sifat-sifat teknis pada tahap ini adalah lutut kaki ayun bergerak ke depan dan keatas (untuk meneruskan dorongan dan menambah panjang langkah). Tahap-Tahap Pembelajaran Pembelajaran lari jarak pendek (sprint) terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: Tahap Bermain (games) dan Tahap Teknik Dasar (Basic of Technic) Gerakan Start pada lari pendek Penempatan Start Blok Ada tiga macam penempatan start blok, dan penempatannya disesuaikan dengan postur tubuh, yaitu: a. Start pendek (short start) b. Start medium (medium start) c. Start panjang (longed start) Aba-aba Start Lari Sprint Lari sprint seoarang starter akan memberikan aba-aba : bersediaaa, siaaap. Yaaak atau door bunyi pistol. Adapun posisi badan saat aba-aba tersebut di atas sebagai berikut : a. Bersedia Setelah starter memberikan aba-aba bersedia, maka pelari akan menempatkan kedua kaki dalam menyentuh blok depan dan belakang; lutut kaki belakang diletakkan di tanah, terpisah selebar bahu lebih sedikit, jari-jari tangan membentuk huruf V terbalik, dan kepala dalam keadaan datar dengan punggung, sedangkan pandangan mata menatap lurus ke bawah.

b. Siaaap Setelah ada aba-aba siaaap, seoang pelari akan menempatkan posisi badan sebagai berikut : lutut ditekan ke belakang ; lutut kaki depan ada dalam posisi membentuk sudut siku-siku 90 derajat ; lutut kaki belakang membentuk sudut antara 120-140 derajat ; dan pinggang sedikit diangkat tinggi dari bahu, tubuh sedikit condong ke depan, serta bahu sedikit lebih maju ke depan dari kedua tangan. c. Yaak (bunyi pistol) atau drive Gerakan yang akan dilakukan pelari setelah aba-aba yaak adalah badan diluruskan dan diangkat pada saat kedua kaki menolak/menekan keras pada start blok ; kedua tangan diangkat dari tanah bersamaan untuk kemudian diayun bergantian ; kaki belakang mendorong kuat/singkat, dorongan kaki depan sedikit tidak namun lebih lama ; kaki belakang diayun ke depan dengan cepat sedangkan badan condong ke depan ; lutut dan pinggang keduanya diluruskan penuh pada saat akhir dorongan. Gerakan lari pada lari pendek: Posisi badan pada waktu lari, menggunakan ujung tumit sebagai penopang tubuh pada waktu berlari, sehingga anggota tubuh lebih ringan pada waktu berlari. Badan sedikit didorong kedepan dengan pandangan lurus ke depan. Lari jarak pendek bila dilihat dari tahap-tahap berlari terdiri dari beberapa tahap yaitu : tahap reaksi dan dorongan (reaction dan drive) tahap percepatan (acceleration) tahap transisi/perobahan (transition) tahap kecepatan maksimum (speed maximum) tahap pemeliharaan kecepatan (maintenance speed)

Gerakan finis pada lari pendek: Ada beberapa cara yang dapat dilakukan pada waktu pelari mencapai finis. Lari terus tanpa perubahan apapun. Dada dicondongkan ke depan, tangan kedua-duanya diayunkan ke bawah belakang. Dada diputar dengan ayunan tangan ke depan atas sehingga bahu sebelah maju ke depan, yang lazim disebut The String. Jarak 20 meter terakhir sebelum garis finis meupakan perjungan untuk mencapai kemenangan dalam perlombaan lari, maka yang perlu diperhatikan adalah kecepatan langkah, jangan menengok lawan, jangan melompat, dan jangan perlambat langkah sebelum melewati garis finis. Model Pembelajaran Tahap Bermain Pada tahap ini bertujuan untuk mengenalkan masalah gerak (movement problem) lari jarak pendek langsung, dan cara lari jarak pendek yang benar ditinjau secara anatomis, memperbaiki sikap berlari jarak pendek serta meningkatkan motivasi siswa terhadap pembelajaran, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Tujuan khusus dalam bermain lari jarak pendek adalah meningkatkan reaksi bergerak, kecepatan dan percepatan gerak siswa, serta koordinasi gerak siswa dalam berlari. Dalam bermain beberapa bentuk yang dapat diberikan, yaitu bentuk perorangan, kelompok kecil atau kelompok besar. 1. Latihan Dasar ABC Tahap ini bertujuan mengembangkan keterampilan dasar lari dan mengembangkan koordinasi gerak lari jarak pendek. Adapun latihannya

adalah : Tumit menendang pantat (A) ; Gerak ankling (B); lutut diangkat tinggi (C) ; Lutut diangkat tinggi dan kaki diluruskan (D). 2. Latihan Dasar Koordinasi ABC Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan keteramilan dan koordinasi lari cepat. 3. Lari Cepat Dengan Tahanan Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan tahap dorong atau support phase dan kekuatan khusus. Pada tahap ini dapat menggunakan tahanan dari teman atau suatu alat penangan misalnya ban mobil atau beberapa ban motor, lakukan dengan tidak melebihi berat tahanan, serta guru memperhatikan kaki topang betul-betul lurus dan kontak dengan tanah sesingkat mungkin. 4. Lari Mengejar Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan kecepatan reaksi dan percepatan lari. Latihan ini dapat menggunakan tongkat atau tali sepanjang 1,5 m; mulailah dengan berlari pelan-pelan setelah teman pasangan di depan melepaskan tongkat atau tali siswa yang dibelakang mengejar sampai batas yang telah ditentukan. 5. Lari Percepatan Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan lari percepatan dan keceatan maksimum. Buatlah tanda untuk menandai daerah 6 m, satu teman menunggu di ujung batas yang telah ditentukan, dan pelari yang dibelakang berlari optimum dan percepatlah berlari bila pelari yang datang mencapai daerah 6 m dan pelari yang di depan mulai berlari secepat mungkin bila pelari belakang telah menginjak garis 6 m dibelakangnya. 6. Start Melayang Lari Sprint 20 m

Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan kecepatan maksimum. Untuk melakukannya buatlah tanda 20 m dan gunakan awalan antara 20 sampai 30 m tetapi bias disesuaikan dengan keadaan lapangan antara 10 sampai 20 m, selanjutnya siswa berusaha melewati batas yang telah ditentukan dengan kecepatan maksimum. I. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Jika menggunakan model pembelajaran bermain pada siswa kelas V SDN 8 Gadingrejo maka belajar lari jarak pendek dapat ditingkatkan.