BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Pembiayaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORITIS. (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. antara pihak investor atau penabung, istilahnya shahibul maal dengan pihak pengelola

I. Flow-chart. Dimas Hidim, mahasiswa EPI C, Penjelasan alur/flow chat akad musyarakah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III KONSEP EKONOMI ISLAM TENTANG BAGI HASIL. profit sharing. Profit dalam kaus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian dan Landasan Syariah Deposito ib Mudhrabah. penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk.

Pengertian Akad Mudharabah Jenis Akad Mudharabah Dasar Syariah Prinsip Pembagian Hasil Usaha Perlakuan Akuntansi (PSAK 105) Ilustrasi Kasus Akad

BAB I PENDAHULUAN. melalui jasa kredit yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam menjalankan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Slamet Wiyono (2005 : 57) Revenue Sharing berasal dari

BAB II Landasan Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Lembaga Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur semua aspek kehidupan manusia, baik aqidah, ibadah, akhlak. membeda-bedakan antara muslim dan non muslim.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil

MUDHARABAH dan MUSYARAKAH. Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Pembiayaan Bank Syariah C. Dosen Pengampu : H. Gita Danupranata, SE., MSI.

PENGARUH NON PERFORMING FINANCE

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG METODE BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH. No.12, yang dimaksud pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah:

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah

Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi Mudharabah Pada BMT Itqan Bandung

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II LANDASAN TEORI. Tinjauan Umum Tentang Bagi Hasil Dan Bonus Simpanan

IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER

Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Baitulmal Mall Wa At-Tamwil ( BMT ), atau disebut juga dengan Koperasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada PT Bank

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi syariah merupakan bagian dari muamalat (hubungan antara manusia. Al-Qur`an dan As-sunnah sebagai sumber hukum Islam.

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat modal yang mencukupi, sehingga untuk menambah modal tersebut

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MUDHARABAH. dimana pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang melakukan jual

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL

BAB II LANDASAN TEORI. kepastian dana pendidikan anak sesuai rencana untuk setiap cita-cita yang

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengertian bank menurut UU No 7 tahun 1992 adalah badan usaha yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL

Pengertian. Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia. Iman Pirman Hidayat. Pembiayaan Mudharabah

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah tidak mengenal pinjaman uang tetapi yang ada adalah

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Undang-undang No.21 tahun 2008 bank syariah adalah Bank

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB II. Tentang Perbankan Syariah, bank syariah didefinisikan sebagai : Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank bersangkutan (Frianto, 2012:71).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudarabah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan

BAB IV ANALISIS MEKANISME PEMBAGIAN HASIL USAHA ANTARA PIHAK BMT DENGAN PIHAK NASABAH DAN ANALISIS KESESUIAN

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh

BAB I PENDAHULUAN. beranggapan bahwa bank syariah belum memiliki perbedaan yang esensial dan

AKUNTANSI BANK SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

dan persyaratan kepada mudharib atas pembiayaan yang diberikan.pembiayaan mudharabah

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB II LANDASAN TEORI. prinsip operasinya berdasarkan pada prinsip-prinsip syari'ah Islamiah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetian Bank berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008 Bank adalah badan

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

KODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. penyimpanan uang maupun penyaluran dana yang tidak dikenakan bunga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis

KONSEP BAGI HASIL DALAM PERBANKAN SYARIAH

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pada saat kuliah kerja praktek di PT. Bank BJB Kantor Pusat Bandung,

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS

b. Undang-undang RI. Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. c. Surat dari PT. Danareksa Investment Management, nomor S-09/01/DPS- DIM. d. Pendapat pe

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Teori-Teori 1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Pembiayaan Penyaluran dana pada bank syari ah disebut dengan pembiayaan. Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah terbagi menjadi beberapa prinsip yaitu berdasarkan prinsip jual beli, bagi hasil dan sewa. Pembiayaan pada bank syari ah sangatpenting karena kegiatan pembiayaan ini merupakan salah satu sarana untuk memperoleh keuntungan dan juga menjaga keamanan dana nasabah. Pengertian pembiayaan menurut Kasmir (2004:92) dijelaskan sebagai berikut: Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan ituberdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang di biayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Menurut Dahlan Siamat (2004:92) menjelaskan bahwa penyaluran dana disebut dengan pembiayaan: Dalam penyaluran dana bank syariah harus berpedoman pada perinsip kehati-hatian.sehubungan dengan itu bank diwajibkan meneliti secara seksama calon nasabah yang akan menerima berdasarkan asas pembiayaan yang sehat agar pendapatan yang diterima dapat optimal. 7

8 Berdasarkanpengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penyaluran dana dan pembiayaan pada bank syariah pada dasarnya sama, hanya berbeda pada istilahnya saja. Definisi pembiayaan menurut Habib Nazir dan Muhammad Hasanudin (2004:457) pembiayaan adalah sebagai berikut: Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihakpihak yang merupakan deficit unit. Berdasarkan pengertian di atas, dapat di tarik kesimpulan bahwa pembiayaan merupakan pemberian pinjaman atau penyediaan dana yang diberikan kepada peminjam atau yang dibiayainya dan pihak yang dibiayai tersebut wajib untuk membayar atau mengembalikan tagihan tersebut pada jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan dan dengan imbalan yang telah disepakati. Menurut Muhammad Yusuf dan Wiroso (2011:95) tujuan pembiayaan mudharabah adalah keuntungan, dimana keuntungan adalah hasil usaha yang melebihi jumlah modal.menurut Muhammad (2005:263) fungsi pembiayaan adalah sebagai berikut: 1. Memperoleh profit yang optimal. 2. Menyediakan aktiva cair dan kas yang memadai. 3. Menyimpan cadangan. 4. Mengelola kegiatan-kegiatan lembaga ekonomi dan kebijakan yang pantas bagi orang yang bertindak sebagai pemelihara dana-dana orang lain.

9 5. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan pembiayaan. Berdasarkan fungsi pembiayaan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya memiliki berbagai macam fungsi selain memperoleh profit yang optimal, bank juga menyediakan aktiva cair dan kas yang memadai untuk keperluan bank itu sendiri atau untuk kepentingan nasabah yang bisa diambil kapan saja. 2. Pengertian dan Jenis-Jenis Mudharabah Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.105 tentang Mudharabah, parangraf 4 menyatakan pengertian mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya di tanggung oleh pemilik dana. Menurut Muhammad Syafi i Antonio (2004:95) mendefinisikan pengertian mudharabah sebagai berikut: al-mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Menurut Muhammad Yusuf dan Wiroso (2011:93) mendefinisikan pengertian mudharabah sebagai berikut: mudharabah adalah perjanjian atas suatu jenis perkongsian, di mana pihak pertama (shahib al mal)

10 menyediakan dana, dan pihak kedua (mudharib) bertanggung jawab atas pengelolaan usaha. Menurut Muhammad Syafi i Antonio (2004:97) jenis-jenis mudharabah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Mudharabah muthlaqah 2. Mudharabah muqayyadah Adapun penjelasan dari dua jenis mudharabah diatas adalah sebagai berikut: Transaksimudharabah muthlaqah adalah bentuk kerja sama antara shahibulmaal dan mudharib yang cangkupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. Transaksimudharabah muqayyadah adalah kebalikan dari mudharabah muthlakah, (bentuk kerja sama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. 3. Manfaat Mudharabah Menurut Muhammad syafi i Antonio (2004:97) manfaat mudharabah adalah sebagai beriku: 1) Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat. 2) Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuikan dengan pendapatan/hasil usaha ke bank sehingga bank tidak akan pernah megalami negative spread. 3) Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cas flow/arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah. 4) Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usahayang benar-benar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan. 5) Prinsip bagi hasil dalam mudharabah berbeda dengan prinsip bunga tetapi dimana bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi kerisis ekonomi.

11 4. Resiko al-mudharabah Menurut Muhammad Syafi i Antonio (2004:98) resiko yang terdapat dalam al-mudharabah, terutama pada penerapannya dalam pembiayaan relatif tinggi.di antaranya: 1. Side streaming; nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yangdisebut dalam kontrak. 2. Lalai dan kesalahan yang disengaja. 3. Penyambuyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidak jujur. 5. Rukun Mudharabah a. Pelaku (pemilik dana dan pengelola dana) b. Obyek mudharabah (modal dan kerja) c. Ijab kabul (persetujuan kedua belah pihak) d. Nisbah keuntungan a. Pelaku Dalam mudharabah, harus ada minimal dua pelaku. Pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana, sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pengelola dana, keduanya harus cakap hukum, baligh dan memiliki kemampuan untuk diwakilkan dan mewakilkan. pelaku akad mudharabah tidak hanya antara muslim dengan muslim. b. Objek Mudharabahterdiri dari: 1. Modal,terdiri dari: a. Modal yang diserahkan dapat berbentuk kas atau aset non kas yang harus jelas jumlah dan jenisnya. b. Tunai dan tidak hutang. c. Modal harus diketahui dengan jelas jumlahnya sehingga dapat dibedakan dari keuntungan.

12 d. Pengeloladana tidak diperkenankan untuk memudharabahkan kembali modal mudharabah. e. Pengelola dana tidak diperbolehkan untuk meminjamkan modal kepada orang lain. f. Pengelola dana memiliki kebebasan untuk mengatur modal menurut kebijaksanaan dan pemikirannya sendiri. 2. Kerja, terdiri dari: a) Kontribusi pengelola dana dapat berbentuk keahlian, keterampilan, selling skill, management skill. b) Kerja adalah hak pengelola dana dan tidak boleh diintervensi oleh pemilik dana. c) Dalam bekerja tidak melanggar ketentuan syariah. d) Pengelola dana harus mematuhi semua ketetapan yang ada dalam kontrak. e) Dalam hal pemilik dana tidak melakukan kewajiban atau melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, pengelola dana sudah menerima modal dan sudah bekerja maka pengelola dana berhak mendapatkan imbalan/ganti rugi/upah. c. Ijab Qabul, terdiri dari: a. Ijab qabul merupakan ekspresi kesepakatan antara pemilik dana dan pengelola dana yang dilakukan sama-sama rela. Pemilik

13 dana setuju atas perannya dalam kontribusi dana, sementara pengelola dana setuju atas perannya dalam kontribusi kerja. b. Akad dapat dituangkan secara lisan, tertulis, melalui korespodensi, atau menggunakan cara cara komunikasi moderen. c. Akad tidak boleh dikaitkan dengan suatu kejadian dimasa depan yang belum pasti. d. Nisbah Keuntungan Nisbah adalah besaran yang digunakan untuk pembagian keuntungan. Pengelola dana mendapatkan imbalan atas kerjanya, sedangkan pemilik dana mendapat imbalan atas penyertaan modalnya. Nisbah keuntungan harus diketahui dengan jelas oleh kedua pihak.jika dalam akad tidak dijelaskan maka pembagiannya menjadi 50% dan 50%. 6. Bagi Hasil dan Riba a. Konsep Bagi Hasil Sistem bagi hasil merupakan sistem di mana dilakukannya perjanjian atau ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha. Di dalam usaha tersebut diperjanjikan adanya pembagian hasil atas keuntungan yang akan didapat antara kedua belah pihak atau lebih. Bagi hasil dalam sistem perbankan syariah merupakan ciri khusus yang

14 ditawarkan kapada masyarakat, dan di dalam aturan syari ah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih dahulu pada awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan (An-Tarodhin) di masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan.salah satu karakteristik bank syariah adalah mekanisme bagi hasil. Menurut Muhammad (2004:22) berpendapat bahwa bagi hasil menurut istilah asing (Inggris) dikenal dengan profit sharing dan dalam kamus ekonomi diartikan sebagai pembagian laba. Secara definitif profit sharing diartikan sebagai: distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu perusahaan. Lebih lanjut dikatakan bahwa hal itu dapat berbentuk suatu bonus uang tunai tahunan yang didasarkan laba pada tahun-tahun sebelumnya, atau dapat berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan.mekanisme perhitungan bagi hasil yang diterapkan di dalam perbankan syariah terdiri dari dua sistem, yaitu: a. Profit Sharing, b. Revenue Sharing

15 Adapun penjelasan dari dua sistem tersebut adalah sebagai berikut: a. Pengertian Profit Sharing Profit sharing menurut etimologi Indonesia adalah bagi keuntungan.dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Profit secara istilah adalah perbedaan yang timbul ketika total pendapatan (total revenue) suatu perusahaan lebih besar dari biaya total (total cost). Menurut Muhammad (2004:101) menjelaskan bahwa profit sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Pada perbankan syariah istilah yang sering dipakai adalah profit and loss sharing, di mana hal ini dapat diartikan sebagai pembagian antara untung dan rugi dari pendapatan yang diterima atas hasil usaha yang telah dilakukan. Sistem Profit and loss sharing dalam pelaksanaannya merupakan bentuk dari perjanjian kerjasama antara pemodal (Investor) dengan pengelola modal (enterpreneur) dalam menjalankan kegiatan usaha ekonomi, di mana di antara keduanya akan terikat kontrak bahwa di dalam usaha tersebut jika mendapat keuntungan akan dibagi kedua pihak sesuai nisbah kesepakatan di awal perjanjian, dan begitu pula bila usaha mengalami kerugian akan ditanggung bersama sesuai porsi masing-masing.

16 Kerugian bagi pemodal adalah tidak mendapatkan kembali modal investasinya secara utuh ataupun keseluruhan, dan bagi pengelola modal tidak mendapatkan upah/hasil dari jerih payahnya atas kerja yang telah dilakukannya. Sedangkan apabila mendapatkan keuntungan, maka keuntungan yang didapat tersebut dibagikan setelah dilakukan perhitungan terlebih dahulu atas biaya-biaya yang telah dikeluarkan selama proses usaha. Keunggulan dan kelemahan Profit Sharing, yaitu: 1. Keungulan Profit Sharing a. Sistem Profit sharing merupakan karakteristik umum bahwa dalam landasan dasar bagi operasional bank syari ah di dalamnya tersimpan unsur keadilan karena pada praktek operasionalnya memberikan tanggung jawab yang sama antara shahibul maal dan mudharib dan begitu pula sebaliknya apabila ada kerugian. b. Nasabah akan tertekan dan terbebani ketika nasabah tidak mendapat keuntungan (rugi). c. Menempatkan nasabah sebagai mitra bisnisnya dalam pengembangan usaha. d. Nasabah akan termotivasi untuk meningkatkan usahanya apabila usaha yang dijalankan meningkat. e. Shahibul maal dan mudharib mendapat porsi keuntungan yang sebenarnya didapat.

17 2. Kelemahan Profit Sharing a. Dengan menggunakan sistem ini, maka hasil dihitung dari netto setelah dikurangi biaya oprasionalnya, maka kemungkinan yang terjadi adalah bagi hasil yang diterima oleh para shahibul maal akan semakin kecil dan tentunya akan mempunyai dampak yang cukup signifikan apabila ternyata secara umum tingkat suku bunga pasar lebih tinggi, kondisi ini mempengaruhi keingian masyarakat untuk menginvestasikan dananya pada bank syariah yang berdampak menurunnya jumlah dana pihak ketiga secara keseluruhan. b. Nasabah akan menanggung konsekwensi yang berakibat tidak memperoleh atau menerima bagi hasil apabila bank rugi dan menanggung kerugian dan berdampak berkurangnya nilai uang yang investasikan atau bahkan uangnya diinvestasikan tersebut tidak akan kembali sama sekali. c. Bank syariah harus mengsubsidi bagi hasil yang diterima kepada nasabah pemilik dana, bila bagi hasil nasabah pemilik dana lebih kecil dari suku bunga pasar untuk menghindari nasabah pemilik dana memindahkan dananya kepada bank konvensional. d. Sulitnya pengakuan estimasi biaya yang akan dikeluarkan dalam usaha serta rumitnya pola pembagiannya pada prinsip perbankan modern bank memerlukan petugas yang memiliki spesifikasi

18 khusus tentang bisnis tentunya kontol terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan oleh nasabah. e. Membuka peluang bagi mudharib untuk memenipulasi data pendaftaran secara sepihak karena perolehan pendapatan uang diterima sangat kecil. b. Pengertian Revenue Sharing Revenue Sharing berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata yaitu, revenue yang berarti; hasil, penghasilan, pendapatan. Sharing adalah bentuk kata kerja dari share yang berarti bagi atau bagian.revenue sharing berarti pembagian hasil, penghasilan atau pendapatan. Revenue (pendapatan) dalam kamus ekonomi adalah hasil uang yang diterima oleh suatu perusahaan dari penjualan barang-barang (goods) dan jasa-jasa (services) yang dihasilkannya dari pendapatan penjualan (sales revenue). Dalam arti lainrevenue merupakan besaran yang mengacu pada perkalian antara jumlah output yang dihasilkan dari kegiatan produksi dikalikan dengan harga barang atau jasa dari suatu produksi tersebut. Berdasarkan definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa arti revenue pada prinsip ekonomi dapat diartikan sebagai total penerimaan dari hasil usaha dalam kegiatan produksi, yang merupakan jumlah dari total pengeluaran atas barang ataupun jasa dikalikan dengan harga barang tersebut. Unsur yang terdapat di dalam

19 revenue meliputi total harga pokok penjualan ditambah dengan total selisih dari hasil pendapatan penjualan tersebut. Tentunya di dalamnya meliputi modal (capital) ditambah dengan keuntungannya (profit). Berbeda dengan revenue di dalam arti perbankan.yang dimaksud dengan revenue bagi bank adalah jumlah dari penghasilan bunga bank yang diterima dari penyaluran dananya atau jasa atas pinjaman maupun titipan yang diberikan oleh bank.revenue pada perbankan syariah adalah hasil yang diterima oleh bank dari penyaluran dana (investasi) ke dalam bentuk aset produktif, yaitu penempatan dana bank pada pihak lain. Hal ini merupakan selisih atau angka lebih dari aset produktif dengan hasil penerimaan bank. Perbankan syariah memperkenalkan sistem pada masyarakat dengan istilah revenue sharing, yaitu sistem bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana tanpa dikurangi dengan biaya pengelolaan dana. Lebih jelasnya revenue sharing dalam arti perbankan adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada total seluruh pendapatan yang diterima sebelum dikurangi dengan biayabiaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Sistem revenue sharing berlaku pada pendapatan bank yang akan dibagikan dihitung berdasarkan pendapatan kotor (gross sales), yang digunakan dalam menghitung bagi hasil untuk produk pendanaan bank.

20 Keunggulan dan kelemahan Revenue Sharing, yaitu: 1. Keunggulan Revenue Sharing Meningkatkan investasi dana pihak ketiga pada bank syariah karena jika bank menggunakan sistem perhitungan bagi hasil berdasarkan revenue sharing dimana bagi hasil akan didistribusikan dari total-total pendapatan sebelum dikurangi dengan biaya-biaya maka kemungkinan yang akan terjadi akan tingkat bagi hasil yang akan diterima oleh pemilik dana akan lebih besar dibandingkan dengan tingkat suku bunga pasar yang berlaku. Kondisi ini akan mempengaruhi para pemilik dana yang mengarahkan investasinya pada bank syariah. 2. Kelemahan Revenue Sharing Apabila tingkat pendapatan bank sedemikian rendah, maka bagian bank setelah pendapatan didistribusikan oleh bank, tidak akan mampu membiayai kebutuhan oprasionalnya (yang lebih besar dari pada pendapatan fee) sehingga merupakan kerugian bank dan membebani para pemegang kerugian. Sementara penyandang dana atau investor lain tidak menanggung kerugian akibat biaya oprasional tersebut. Dengan kata lain secara tidak langsung bank menjamin nilai nominal investasi nasabah karena pendapatan paling rendah yang akan dialami oleh bank adalah Nol, dan tidak mungkin terjadi pendapatan negatif.berkaitan dengan sistem bagi hasil yang telah

21 dijelaskan di atas, Dewan Syari ah Nasional mengeluarkan Fatwa No: 15/DSNMUI/ IX/2000 Tentang Prinsip Distribusi Hasil Usaha Dalam Lembaga Keuangan Syari ah yaitu: 1. Pada dasarnya, Lembaga Keuangan Syariah (LKS) boleh menggunakan prinsip Bagi Hasil (Revenue Sharing) maupun Bagi Untung (Profit Sharing) dalam pembagian hasil usaha dengan mitra (nasabah)nya. Dilihat dari segi kemaslahatan (Al- Ashlah) saat ini, pembagian hasil usaha sebaiknya digunakan prinsip Bagi Hasil (Revenue Sharing). 2. Penetapan prinsip pembagian hasil usaha yang dipilih harus disepakati dalam akad. Menurut Muhammad (2004:47) berpendapat: bahwa yang dimaksud dengan prinsip bagi hasil adalah prinsip berdasarkan syariat dalam melakukan usaha bank, seperti dalam hal: (1) Menetapkan imbalan yang diberikan. Menetapkan imbalan yang akan diberikan kepada masyarakat sehubungan dengan penggunaan atau pemanfaatan dana masyarakat yang dipercayakan kepadanya. (2) Menetapkan imbalan yang diterima. Menetapkan imbalan yang akan diterima sehubungan dengan penyediaan dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan baik dalam bentuk investasi maupun modal kerja. (3) Menetapkan imbalan. Sehubungan dengan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank dengan prinsip bagi hasil. Setiap banker

22 menginginkan tercapainya tujuan secara optimal dengan penerapan sistem bagi hasil ini, oleh karenanya seharusnya upaya untuk meningkatkan kualitas harus secara terus menerus dilakukan, sebab tujuan ini tidak mudah dilakukan, karena disamping masyarakatnya belum begitu mengerti tentang sistem yang ditawarkan, juga bisa dikarenakan kurang menyebarkan informasi tentang didirikannya bank syariah di Indonesia, terutama bagi masyarakat pedesaan. b. Riba Bagi seorang muslim, sumber nilai dan sumber hukum adalah Al- Quran dan sunnah nabi. Konsekuensinya, apapun nilai yang dibutuhkan dalam analisis dan perilaku ekonomi harus bersandar pada kedua sumber nilai tersebut.ini tercermin dari pandangan Islam mengenai bunga. Uniknya, dikalangan ulama dan cendekiawan Islam masih terjadi polemik apakah bunga sama dengan riba. Riba menurut bahasa arab berarti tambahan, peningkatan, ekspansi atau pertumbuhan. Menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan (premium) sebagai syarat yang harus dibayarkan oleh peminjam pokok. Dalam hal ini, riba memiliki arti yang sama dengan bunga sebagaimana konsensus para fuqaha. 7. Pengertian dan Skema Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu memberikan fasilitas-fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan

23

24 8. Contoh Perhitungan Pembagian Hasil Pembiayaan Mudharabah Untuk melakukan perhitugan pembagian hasil pembiayaan mudharabah pemilik modal dan pengelola harus melalukan akad atau perjanjian sebelum dana diserahkan agar perhitungan bagi hasil yang nantinya dilakukan berjalan dengan lancar. 1. Pemilik zaed dan pengelola modal umar.zaed menyerahkan modal sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) kepada Umar untuk diniagakan. Pada saat perjanjian (akad) disepakati bahwa keuntungan akan dibagi 40% untuk Zaed (pemilik modal) dan 60% untuk Umar (pengelola modal), dan keuntungan dibagikan setiap usaha setelah mendapatkan keuntungan (1 kali putaran produksi). JikaUntung: Setelah dilakukan usaha, keuntungan bersih (setelah dikurangi biaya-biaya) yang diperoleh sebesar Rp. 500.000,-Maka keuntungan yang diperoleh masing-masing adalah: Zaed :40% x Rp. 500.000 = Rp. 200.000,- Umar :60% x Rp. 500.000 = Rp. 300.000,- Dengan keuntungan tersebut, diakhir bisnis uang yang diterima Zaed adalah: (seluruh modal + bagian)1.000.000 + 200.000 = Rp. 1.200.000 Jika Rugi: Pada saat akhir bisnis mengalami kerugian (menentukan kerugian setelah kerjasama mau berakhir/penyerahan modal kepada pemilik) yang bukan

25 diakibatkan oleh kelalaian Umar, maka kerugian tersebut ditanggung oleh Zaed selaku pemilik modal.untuk mengembalikannya maka komoditi yang ada dijual seluruhnya sehingga menjadi bentuk uang tunai.dan keuntungan yang telah diperoleh Zaed selama ini dihitung menjadi bagian modal dan yang bagian Umar diserahkan kepada Zaed untuk menutupi kerugian pada modal.jika seluruh komoditi telah dijual dan memiliki kelebihan dari Rp. 1000.000,- (modal usaha) maka selebihnya itu dianggap keuntungan dan dibagi sesuai prosentase yang telah disepakati. B. Kerangka Konseptual Bank merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan para usahawan dan masyarakat umum.dasar beroperasinya bank adalah kepercayaan. Tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat terhadap perbankan dan sebaliknya, maka kegiatan dari bank tidak akan dapat berjalan dengan baik. Kegiatan dari manajemendana bank meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap penghimpunan dan pengalokasian dana dari masyarakat. Proses pengelolaan dan penghimpunan dana dari masyarakat serta pengalokasian dana yang di dapat dari masyarakat untuk kepentingan bank dan masyarakat. Pengalokasian dana pada bank syariah pada umumnya dalam bentuk pembiayaan. Secara logika, besar kecilnya dana yang diinvestasikan secara langsung akan berpengaruh terhadap laba yang diperoleh. Semakin besar

26 dana yang diinvestasikan maka modal yang dapat dikelola oleh bank akan semakin besar pula, apabila bank memperolah laba besar maka pendapatan operasional juga akan semakin besar.adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan melalui bagan alur berikut: Pembiayaan Mudharabah PT Bank Syari ah Mandiri Medan PSAK No.105(Pernyataan Standar AkuntansiKeuangan No.105) Perlakuan AkuntansiMudharabah PT BankSyari ah MandiriMedan GambarII.2 Kerangka Konseptual