PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 9 PADANG Luchsyah Asdianti, Mukhni Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail : luchsyahasdianti@yahoo.com Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang Abstract The low result of student mathematics learning in VIII grade of SMPN 9 Padang, caused by several factor such as the teachers role is more dominant than student, students are not accustimed to express their opinions and ask in learning. To solve this problem the authors conducted the study with the application of CORE learning model in mathematics. The purpose of this research is to improve student s mathematics learning outcomes by implementing CORE learning model. This type of research is experimental. The study population was all students of class VIII SMPN 9 Padang year 04/05 academic consisting of seven classes. The selected sample is VIII.7 class that is as experimental class and VIII.6 it is a controlled class. The result obtained by tends to increase student learning outcomes. It means that the learning outcomes of students studying applying mathematics learning model core is better than the result of applying mathematics student learning. Key Words : CORE, outcomes of students mathematics learning. Pendahuluan Matematika merupakan pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari dan dalam berbagai disiplin ilmu. Oleh sebab itu, matematika dipelajari dari jenjang pendidikan sekolah dasar hingga Perguruan Tinggi. Walaupun matematika memiliki peranan penting dalam kehidupan, kenyataannya pelajaran matematika masih merupakan pelajaran yang kurang disukai oleh siswa, salah satu faktor penyebabnya adalah karena bahasa yang digunakan dalam matematika berbeda dengan bahasa yang digunakan sehari-hari. Melihat pentingnya peran matematika maka peningkatan mutu pendidikan matematika harus selalu diupayakan. Upaya peningkatan mutu pendidikan matematika telah banyak dilakukan pemerintah, seperti melengkapi sarana dan prasarana, peningkatan kualitas guru matematika dan menyempurnakan kurikulum. Berdasarkan dari observasi yang dilakukan di SMPN 9 Padang. Dari tanggal -6 Februari 05 juga terlihat bahwa guru telah berusaha membantu siswa dalam mengkoneksikan materi pelajaran sebelumnya dengan pelajaran yang akan
dipelajari. Kemudian siswa juga dibantu mengorganisasikan kembali materi tersebut. Walaupun demikian, hendaknya siswa bisa berperan aktif dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Berdasarkan observasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran yang berlangsung belum bisa membantu siswa untuk dapat mengemukakan idenya baik secara lisan ataupun tulisan. Sehingga apabila siswa dihadapkan kepada soalsoal yang berbeda dengan apa yang telah diajarkan guru, maka siswa akan mengalami kesulitan Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan mengkoneksikan pembelajaran siswa sangatlah rendah. Sehingga menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Mengatasi masalah tersebut dibutuhkan suatu model pembelajaran alternatif yang dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri. Salah satu pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan Connecting, Organizing, Reflecting, Extending (CORE). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran CORE lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan pembelajaran biasa pada siswa kelas VIII SMPN 9 Padang tahun pelajaran 04/05. Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia, dengan belajar manusia dapat melakukan perubahan pada dirinya yang terlihat dari perkembangan tingkah lakunya akibat interaksi dengan lingkungan. Slameto (00: ) mengemukakan bahwa Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pada model pembelajaran tipe CORE, dengan Connecting siswa diajak untuk menghubungkan pengetahuan baru yang akan dipelajari dengan pengetahuannya terdahulu. Organizing membawa siswa untuk dapat mengorganisasikan pengetahuannya. Kemudian dengan Reflecting, siswa dilatih untuk dapat menjelaskan kembali informasi yang telah mereka dapatkan. Terakhir, yaitu Extending diantaranya dengan kegiatan diskusi, pengetahuan siswa akan diperluas. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan model
pembelajaran CORE menurut Shoimin (04:39) adalah : a. Mengawali pembelajaran dengan kegiatan yang menarik siswa. b. Penyampaian konsep lama yang akan dihubungkan dengan konsep baru oleh guru kepada siswa (Connecting). c. Pengorganisasian ide-ide untuk memahami materi yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru (Organizing). d. Pembagian kelompok secara heterogen yang terdiri dari 4-5 orang. e. Memikirkan kembali, mendalami, dan menggali informasi yang sudah didapat dan dilaksanakan dalam kegiatan belajar kelompok siswa (Reflecting). f. Pengembangan, memperluas, menggunakan, dan menemukan, melalui tugas individu dengan mengerjakan tugas (Extending). Adapun gambaran pengajaran matematika dengan pendekatan ceramah menurut Suherman (003: 0) adalah sebagai berikut: (a)guru mendominasi kegiatan belajar mengajar. (b) Defenisi dan rumus diberikan oleh guru. (c) Penurunan rumus atau pembuktian dalil dilakukan sendiri oleh guru. (d) Apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakan diinstruksi oleh guru. (e)langkah-langkah guru diikuti siswa. (f) Siswa meniru cara kerja dan cara penyelesaian yang dilakukan oleh guru. Pembelajaran biasa dicirikan dengan pembelajaran yang terpusat pada guru, Akibatnya aktivitas siswa hanya mencatat dan mendengarkan. Jadi pembelajaran biasa diawali dengan pemberian informasi atau materi dan memberikan contoh soal yang diikuti dengan pemberian latihan. Kemudian dilanjutkan dengan menyimpulkan materi pelajaran. Di akhir pembelajaran guru memberikan Pekerjaan Rumah (PR). Terlihat dari tujuan di atas peneliti ingin meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Menurut Abdurrahman (dalam Asep Jihad 0: 4) Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan mengajar. Jadi diharapkan model pembelajaran CORE dapat digunakan untuk meningkatkan proses belajar mengajar antara guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajran sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Metodologi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (00: 9) Penelitian eksperimen adalah penelitian yang
dimaksud untuk melihat akibat dari suatu tindakan atau perlakuan. Menurut Arikunto (00: 73) Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sudjana (005: 5) menyatakan sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakter yang sama sehingga betulbetul mewakili populasinya. Setelah dilakukan analisis terhadap tujuh kelas populasi didapatkan data berdistribusi normal, homogen dan mempunyai kesamaan rata-rata maka dilakukan pengambilan sampel dengan teknik Random Sampling. Kelas eksperimen adalah kelas VIII 7 dan kelas kontrol adalah VIII 6. Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Tes adalah sekumpulan soal-soal yang harus dikerjakan siswa dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Teknik analisis data yang peneliti gunakan adalah analisis perbedaan dengan menggunakan rumus t-test. Dengan analisis data ini peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut: () Uji normalitas dengan menggunakan uji Lilliefors, () Uji Homogenitas Variansi yang bertujuan untuk melihat data hasil belajar matematika kedua kelas sampel mempunyai variansi homogen atau tidak, (3) Uji Hipotesis untuk menentukan apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa dari kedua kelompok sampel tersebut. Jika data berdistribusi normal dan mempunyai variansi homogen, maka uji statistik yang digunakan menurut Sudjana S (005: 39) adalah: t dengan S X X n n n S n Dimana: n n X =Nilai rata-rata kelompok eksperimen X =Nilai rata-rata kelompok kontrol n =Jumlah siswa kelompok eksperimen n =Jumlah siswa kelompok kontrol S =Variansi hasil belajar kelas eksperimen. S =Variansi hasil belajar kelas kontrol. S=Simpangan baku kedua kelompok data Kriteria: Terima H 0 jika ttabel thitung atau t t, dengan dk n n hitung ( a ) selain itu H 0 ditolak. S
Hasil dan Pembahasan Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMPN 9 padang untuk pembelajaran matematika adalah 75, maka dari hasil tes hasil akhir siswa dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Tabel : Data hasil belajar kelas sampel Kelas Tidak tuntas Tuntas 75 < 75 8,% 7,86% Eksperimen (9 orang) (3 orang ) 46,88% 53,% Kontrol (5 orang) (7 orang) Dari tabel terlihat bahwa ketuntasan siswa diatas 75 untuk kelas eksperimen adalah 3 orang siswa atau 7,86% dan kelas kontrol adalah 7 orang siswa atau 53,%. Hal ini berarti ketuntasan hasil belajar pada kelas eksperimen tercapai dan lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Namun di kedua kelas sampel masih ada siswa yang belum tuntas hasil belajarnya karena masih ada kekurangan di dalam proses pembelajaran, sehingga masih ada siswa yang nilainya dibawah standar ketuntasan untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil tes akhir, maka analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :. Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data hasil belajar berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji kenormalan data skor hasil belajar digunakan uji liliefors. Uji normalitas dilakukan pada kedua kelas sampel dan didapat harga L 0 dan L tabel, pada taraf nyata 0,05, seperti pada tabel berikut : Tabel : Hasil Uji Normalitas data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Sampel Kelas N L 0 L tabel Eksperimen 3 0,077 0,566 Kontrol 30 0,37 0,566 Dari tabel diketahui bahwa harga L hitung (L 0 ) untuk kedua kelas sampel lebih kecil dari L tabel atau L 0 < L tabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar kedua kelas berdistribusi Normal.. Uji homogenitas data Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Dalam hal ini akan diuji H 0 : =, dengan dan adalah simpangan baku dari masing-masing kelompok. 3. Uji hipotesis Karena kedua kelas berdistribusi normal dan homogen maka dapat
dilakukan pengujian hipotesis dengan rumus t-test. Pada tahap pendahuluan dalam pembelajaran guru menyampaikan cara belajar yang akan ditempuh siswa. Kemudian guru mengorganisasikan siswa untuk belajar. Pada saat pra penelitian, guru telah membagi siswa berkelompok, jadi pada saat penelitian siswa sudah duduk dengan kelompok yang telah ditentukan. Kelompok siswa dibagi secara heterogen, sesuai kemampuan akademik siswa.siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Pada saat memulai pelajaran peneliti memancing siswa dengan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Pada saat peneliti mengajukan pertanyaan tidak semua siswa yang masih mengingatnya dan siswa yang sudah lupa akan menulisnya kembali sebagai informasi dalam pemecahan masalah yang akan dipelajari. Lalu peneliti memberikan permasalahan yang akan dipecahkan oleh siswa. Setelah siswa selesai barulah para siswa berdiskusi dengan kelompok mereka. Pada saat siswa berdiskusi peneliti membimbing siswa bagi siswa yang mengalami kesulitan. Pada saat waktu diskusi selesai peneliti meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Siswa yang mempresentasikan hasil kerjanya adalah siswa yang namanya dipanggil oleh guru. Jadi semua siswa harus siap untuk tampil mempresentasikan penyelesaiannya. Kelompok lain menanggapi. Guru memberikan penguatan dari jawaban siswa. Mengacu pada penyelesaian jawaban siswa, guru dan siswa bersama-sama dalam menyimpulkan materi. Pada model pembelajaran CORE ini, siswa menjadi lebih memahami dan mengerti tentang materi. Berdasarkan pengamatan peneliti, memang benar bahwa hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya menerapkan model pembelajaran CORE lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya menerapkan pembelajaran biasa. Hal ini terlihat pada saat kegiatan tanya jawab (apersepsi), ternyata siswa yang berada di kelas eksperimen lebih banyak menjawab pertanyaan dibandingkan dengan siswa yang berada di kelas kontrol.siswa yang dikelas kontrol memberikan jawaban semaunya saja tidak terarah pada pertanyaan yang diberikan. Selain itu, terlihat juga pada saat proses pembelajaran siswa yang menerapkan model pembelajaran CORE siswa sudah mulai mau bekerja sama dan berbagi ide dan gagasannya dalam
menyelesaikan permasalahan dan soal yang diberikan. Mereka terpacu untuk lebih giat, mengerti, dan paham tentang materi yang diajarkan agar dapat menyelesaikan soal dengan cepat dan tepat dalam kelompoknya. Berdasarkan hal yang dikemukan di atas, menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran CORE ini berdampak positif pada pembelajaran matematika sehingga hasil belajar matematika siswa meningkat. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka dapat dibuat kesimpulan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran CORE dalam pembelajaran lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran biasa pada siswa kelas VIII SMPN 9 Padang. Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang diambil, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:. Penerapan model pembelajaran CORE dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.. Peneliti hendaknya lebih bisa mengatur waktu pada saat proses pembelajaran berlangsung. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 00. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Jihad, Asep dan Abdul Haris. 0. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multipresindo. Shoimin, Aris. 04. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 03. Ar- Ruzz Media: Jakarta. Slameto. 00. Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi. Rineka Cipta : Jakarta. Sudjana. 005. Metode Statistik. Bandung : Tarsito. Suherman. H. Erman dkk, 003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.