BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. No. 20, Tahun 2003, Pasal 3 menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam menghasilkan warga Negara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas. (SDM). Salah satu SDM yang diharapkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan sistem pendidikan di Indonesia dari waktu ke waktu selalu

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia, yang ditekankan pada aspek jasmani dan

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai dasar untuk menunjang keberhasilan pembangunan di segala

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan di Indonesia. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bidang yang harus diutamakan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Enggis Kartikawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup. Nasional (UU No. 20/2003) Bab II Pasal 3, bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aura Santika Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faris Fauzi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Dalam undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan fisik dalam kehidupan sosial; 3. Standar minimal pengetahuan dan keterampilan khusus dasar;

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tempat untuk mengembangkan dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angga Triadi Efendi, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di jaman yang sudah memasuki abad millenium ini, seluruh masyarakat dunia dituntut untuk dapat menguasai Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK) agar dapat bersaing didunia kerja maupun bergaul di dalam pergaulan dunia millenium ini. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk dapat mewujudkan hal tersebut ialah dengan cara ikut berpartisipasi didalam dunia pendidikan yang dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini. Pendidikan merupakan sarana untuk membekali dan mengajarkan kepada setiap manusia untuk memupuk kualitas setiap orang yang ikut berperan didalam dunia pendidikan. Pada umumnya hal hal yang di targetkan untuk diperoleh didalam dunia pendidikan meliputi : sikap (attitude), pengetahuan (Knowledge), dan keterampilan (Skill). Dapat dikatakan juga pendidikan menghasilkan manusiamanusia yang dapat memenuhi segala posisi dunia kerja yang diperlukan oleh dunia industri maupun pemerintahan. Pendidikan sangat berperan untuk meningkatkan kemampuan setiap masyarakat dalam mewujutkan setiap individu yang berkualitas, terlebih untuk setiap negara yang menginginkan seluruh masyarakat yang ada dan yang tinggal dinegara tersebut dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang ada. Hal tersebut juga secara otomatis dapat memajukan negara tersebut karna memiliki sumber daya manusia (SDM) yang dapat dimanfaatkan untuk mengelola sumber daya alam (SDA) yang ada di negara tersebut pula. Melalui pendidikan 1

2 diharapkan mampu membentuk individu - individu yang berkompetensi di bidangnya sehingga sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kata lain kunci pokok yang dapat mewujutkan cita-cita suatu bangsa untuk mewujutkan masyarakat yang berkualitas tersebut ialah dunia pendidikan yang berkualitas. Pada hakekatnya pendidikan itu bukan hanya berfungsi sebagai gudang pembentuk dan pencipta manusia-manusia yang telah siap untuk dipergunakan dalam segala bidang disiplin ilmu sesuai dengan yang diinginkan, tetapi membantu manusia itu sendiri untuk dapat menggali potensi diri yang ada didalam dirinya sendiri, mengarahkan ke arah yang benar, memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan kerja, memotivasi untuk ikut terlibat kedalam dunia pekerjaan, membatu mengembangkan potensi seoptimal mungkin untuk diangkat, memberikan pelatihan-pelatihan untuk mengembangkan potensi diri. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 menyatakan: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Jenjang pendidikan merupakan salah satu sumber pelaksana pembentuk kemampuan yang terampil untuk membangun suatu negara dan pembentuk penguasa teknologi yang terampil di dalam bidangnya masing-masing. Sebagai salah satu dari sistem pendidikan yang ada di Indonesia, sekolah menengah

3 kejuruan (SMK) merupakan salah satu cara yang ditempuh oleh pemerintah untuk menciptakan tamatan sekolah menengah yang mempunyai keterampilan di berbagai bidang disiplin ilmu untuk mengurangi tamatan yang tidak memiliki kemampuan. Sekolah menengah kejuruan sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaimana yang ditegaskan dalam penjelasan Pasal 15 UUSPN (Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional) merupakan jalur untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Maka sekolah menengah kejuruan (SMK) yang merupakan lembaga pendidikan formal yang bertanggung jawab mempersiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja yang terampil dan berkualitas. Agar para lulusan dapat memilik kualifikasi sesuai dengan tujuan SMK di atas, maka siswa harus dibekali dengan sejumlah pengetahuan yang tertuang dalam berbagai materi pembelajaran pada mata diklat yang dipelajari. Adapun mata diklat di SMK dapat digolongkan dalam tiga golongan yaitu: mata diklat normatif, mata diklat adaptif, dan mata diklat produktif. Dan diantara mata diklat Produktif ini terdapat mata diklat Permesinan Bubut. Karakteristik mata diklat pemesinan bubut berorientasi pada pemahaman konsep, penerapan dan analisis prosedur serta evaluasi perencanaan produk. Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan peneliti di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan. Peneliti mendapatkan bahwa hasil belajar keterampilan membubut masih terbilang kurang memuaskan. Hal ini dapat dibuktikan dengan data nilai yang peneliti terima dari guru mata pelajaran permesinan bubut berdasarkan nilai dokumentasi yang belum dimodifikasi.

4 Interval Tabel 1. Nilai Keterampilan Membubut T. A 2014/2015 Keterangan Jumlah siswa Persentase 75 Lulus 17 70,83 % 75 Tidak lulus 7 29,17 % Interval T. A 2015/2016 Keterangan Jumlah siswa Persentase 75 Lulus 23 71,87 % 75 Tidak lulus 9 28,13 % (Sumber : Dokumentasi Guru) Dari pemaparan data diatas menunjukkan bahwa nilai keterampilan membubut kurang memuaskan karena nilai yang diperoleh siswa masih banyak yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata nilai standart ketuntasan belajar minimal yang telah ditentukan yakni 75. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar pada mata pelajaran permesinan bubut masih kurang memuaskan. Hasil belajar siswa dapat disebabkan oleh beberapa factor yang diantaranya berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang sering disebut factor internal dan juga yang berasal dari luar diri siswa yang juga sering disebut factor eksternal. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa tersebut adalah kemampuan, tanggungjawab, dan minat. Sedangkan factor yang berasal dari luar diri siswa tersebut adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat (Slameto, 2003: 54-72). Salah satu kemampuan yang sangat berpengaruh kepada kemampuan siswa dalam keterampilan membubut ialah penguasaan mata pelajaran pengukuran yang akan menentukan kelayakan dari hasil pengerjaan yang

5 dilakukan oleh siswa untuk dipasarkan ataupun di berikan kepada konsumen yang telah memesan berbagai macam produk untuk keperluan usaha mereka. Jenis-jenis dari alat ukur begitu banyak, diantaranya ialah alat ukur linier langsung, alat ukur linier tak langsung, alat ukur sudut, alat ukur kedataran, alat ukur rol, dan masih ada berbagai macam lagi jenis alat ukur yang ada. Alat ukur linier langsung merupakan alat ukur yang paling banyak digunakan dalam praktek mengasah keteramplinan membubut siswa. Kelebihan alat ukur linier langsung ini ialah alat ukur linier langsung dapat langsung menentukan ukuran suatu benda yang dikerjakan di mesin bubut yang sesuai dengan yang diharapkan dengan ketelitian yang tinggi sesuai dengan toleransi pengerjaan. Faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam menggunakan alat ukur linier langsung ini adalah ketersediaan alat ukur linier langsung yang cukup untuk banyaknya siswa, alat ukur langsung yang masih presisi, serta kemampuan membaca hasil pengukuran yang memiliki ketelitian tinggi. Faktor sekolah yang mempengaruhi hasil belajar siswa salah satunya mencakup disiplin siswa itu sendiri (Slameto, 2003: 64). Perilaku disiplin siswa dibentuk, terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa seperti yang sudah dibahas diatas. Siswa yang disiplin akan menuntun para siswa untuk menguasai ilmu yang hendak dicapai. Sangat sulit bagi siswa untuk dapat menguasai penggunaan mesin perkakas bubut apabila siswa tersebut tidak memiliki disiplin yang baik. Kepintaran seorang siswa tidak akan dapat termanfaatkan dengan baik apabila

6 siswa tersebut tidak disiplin didalam persekolahannya. Sehingga ketidaktahuan yang mereka alami tentang perkakas mesin sering terjadi bukan karna kebodohan, melainkan ketidak disiplinan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Hubungan Kemampuan Menggunakan Alat Ukur Linier Langsung Dan Disiplin Siswa Dengan Hasil Belajar Keterampilan Membubut Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Mesin Di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2016/2017. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang telah diulas diatar, maka didapat identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Hasil belajar keterampilan membubut siswa terbilang kurang memuaskan. 2. Faktor eksternal mempengaruhi hasil belajar siswa. 3. Faktor internal mempengaruhi hasil belajar siswa. 4. Kemampuan menggunakan alat ukur linier langsung mempengaruhi hasil belajar keterampilan membubut siswa. 5. Disiplin siswa mempengaruhi hasil belajar siswa. 6. Ada hubungan disiplin siswa terhadap hasil belajar keterampilan membubut.

7 C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa pada program diklat Permesinan Bubut. Hal ini dapat ditinjau dari aspek yang mempengaruhi hasil belajar menggunakan mesin bubut. Baik yang berasal dari diri siswa sendiri (Internal) maupun dari luar diri siswa (eksternal). Berangkat dari identifikasi yang telah diuraikan di atas, maka pada penelitian ini, peneliti membatasi aspek yang akan diteliti. Aspek yang akan diteliti adalah satu faktor internal yaitu Kemampuan siswa Menggunakan Alat Ukur Linier Langsung, dan satu faktor eksternal yaitu disiplin siswa, dan Hasil Belajar Keterampilan Membubut Siswa sebagai indikator keberhasilan belajar didalam penelitian ini. D. Perumusan Masalah 1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan menggunakan alat ukur linier langsung dengan hasil belajar Keterampilan Membubut Siswa Kelas XI program keahlian Teknik Permesinan SMK Negeri I Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2016/2017? 2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Disiplin siswa dengan hasil belajar Keterampilan Membubut Siswa Kelas XI program keahlian Teknik Permesinan SMK Negeri I Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2016/2017?

8 3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan menggunakan alat ukur linier langsung dan Disiplin siswa secara bersama-sama dengan hasil belajar Keterampilan Membubut Siswa Kelas XI program keahlian Teknik Permesinan SMK Negeri I Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2016/2017? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Besarnya hubungan antara kemampuan menggunakan alat ukur linier langsung dengan hasil belajar Keterampilan Membubut Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Mesin Di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2016/2017. 2. Besarnya hubungan antara Disiplin siswa dengan hasil belajar Keterampilan Membubut Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Mesin Di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2016/2017. 3. Besarnya hubungan antara kemampuan menggunakan alat ukur linier langsung dan Disiplin siswa secara bersama-sama dengan hasil belajar Keterampilan Membubut Pada Siswa Kelas XI program keahlian Teknik Permesinan SMK Negeri I Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2016/2017?

9 F. Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat: 1. Memberi informasi tentang hubungan kemampuan menggunakan alat ukur linier langsung dan disiplin siswa dengan hasil belajar Keterampilan Membubut Siswa Kelas XI program keahlian Teknik Permesinan SMK Negeri I Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2016/2017? 2. Sebagai bahan masukan bagi para guru program diklat Permesinan Bubut khususnya guru SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan guna peningkatan hasil belajar Keterampilan Membubut pada mesin bubut oleh siswa. 3. Sebagai bahan masukan maupun bekal bagi peneliti yang kelak akan terjun menjadi guru khususnya pada bidang keahlian Teknik Permesinan Bubut.