BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keperluan untuk mengetahui apa yang terjadi merupakan kunci lahirnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau berita bisa disebarkan melalui berbagai perangkat, yakni desktop (personal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mematikannya. Produk media yang pertama kali dihasilakan dari PT. Tempo Inti

I. PENDAHULUAN. Perubahan zaman yang semakin modern diiringi dengan teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini semakin tingginya kesadaran khalayak untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan, untuk mendukung berbagai aktifitas sosialisasi di kehidupan para remaja

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi. Berita mengenai sesuatu yang terjadi di

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi melalui internet. Namun Koran

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

PETA MEDIA INDONESIA. Dyan Rahmiati. Mata kuliah : Hukum Media Massa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UB

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Masyarakat informasi saat ini, telah menjadikan berita sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. menggabungkan information (informasi) dan infotainment (hiburan). Artinya

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI

BAB I PENDAHULUAN. Citizen Journalism atau JW (untuk selanjutnya akan disebut sebagai JW) dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Buku adalah jendela ilmu pengetahuan. Dari ilmu pengetahuan, kita bisa

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya teknologi internet membuat problema tersendiri bagi media cetak.

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk

SEJARAH KOMUNIKASI MASSA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

BAB I PENDAHULUAN. sebagai peluang untuk berkomunikasi dengan pelanggannya. pemasaran yang mempunyai peranan sangat besar dalam memfasilitasi proses

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat perjuangan politiknya. Pers telah dipakai sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya Information Communication

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan Televisi Siaran Analog pada pita Ultra High Frequency dan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan dan penyampaian yang missal dan serentak. penyajiannya kepada pembaca masyarakat luas. Perkembangan media

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesuksesan konvergensi/ kombinasi digital media dapat dirasakan oleh

Di Tengah Isu LGBT dan Efek Negatif Internet, Mental Anak Perlu Diperkuat

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan

IMPLEMENTASI E-PAPER DALAM AKSES INFORMASI DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antar sesama dan senantiasa menjaga hubungan tersebut dengan sebaikbaiknya.

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. wadah penghububung informasi kepada khalayak luas, dirasa sangat tepat dan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari beragam media yang cukup berperan adalah televisi. Dunia broadcasting

BAB I PENDAHULUAN. paling mencolok dari perkembangan teknologi tersebut adalah gadget dan

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan komunikasi membuat informasi menjadi aspek yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA ATRIBUT PRODUK DENGAN KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN SURAT KABAR KOMPAS. (Studi Kasus Pada Masyarakat Kelurahan Kadipiro)

Tetapi pada dasarnya media cetak pada saat ini tetap menjadi pilihan bagi masyarakat tertentu, dan media cetak yang dari dulu hingga sekarang masih ba

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang berarti bahwa semua manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN. dimana ketiganya merupakan tahap-tahap dari perkembangan media komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi seperti sekarang ini teknologi berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya sudah dikenal sejak lama sebelum kebudayaan tulis atau

1. PENDAHULUAN. kebutuhannya dalam kegiatan kelompok (Rakhmat, 2001 : 160). Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. tidak lepas dari media massa. Mulai dari membaca surat kabar, majalah,

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. penggunanya. Dengan munculnya internet, orang-orang semakin bebas berekspresi di

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh

I. PENDAHULUAN. dengan semakin sering munculnya iklan-iklan baru dari merek-merek lama di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

adalah sebesar 1,628 milyar US dollar (naik 15% dari tahun sebelumnya), untuk beriklan di koran sebesar 501 juta US dollar (naik 8,5%), di internet 14

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang teknologi, tetapi juga pada aspek sosial, politik, ekonomi-budaya,

BAB I PENDAHULUAN. disekitarnya. Komunikasi sangat berperan penting baik dari segi kehidupan sosial, budaya, pendidikan, ekonomi, maupun politik.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Umatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. untuk penerimanya sehingga dapat bermanfaat dan dapat digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. terbaru dari dunia jurnalistik. Kehadirannya dipengaruhi oleh tingginya tingkat

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Media massa dapat menjadi suatu alat yang memberikan informasi,

BAB I. Pendahuluan. Perkembangan iklan mulai merambah ke media televisi sekitar awal tahun 1950-an. Saat itu

RUBRIK RESENSI KEBEBASAN ATAU KEBABLASAN PERS KITA

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Minat besar seseorang dalam membaca (media cetak), mendengar (radio), dan

BAB V INTERPRETASI DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan

Peluang dan Tantangan Industri Media dan Konten Prospek Bisnis Penyiaran di Indonesia yang Dipengaruhi Kemajuan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. informasi. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Informasi

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat

BISNIS MEDIA: KORPORASI MEDIA DAN KEPENTINGAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis media di Indonesia, khususnya surat kabar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan melalui media, baik media cetak maupun

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan konsumen dan juga keberadaan. produk tersebut harus dikomunikasikan pada konsumen serta

OBJEKTIVITAS BERITA FILM DOKUMENTER COWBOYS IN PARADISE DI MEDIA ON LINE KOMPAS.COM

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran dan peradaban manusia senantiasa mengalami perkembangan seiring

BAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR.

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, media massa telah menjadi konsumsi sehari-hari di tengah masyarakat, dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperluan untuk mengetahui apa yang terjadi merupakan kunci lahirnya jurnalisme selama berabad-abad. Tetapi jurnalisme itu sendiri baru benar-benar dimulai ketika huruf-huruf lepas untuk percetakan mulai digunakan di Eropa pada sekitar tahun 1440. Surat kabar pertama yang terbit di Eropa secara teratur dimulai di Jerman pada tahun 1609 : Aviso di Wolfenbuttel dan Relation di Strasbourg. Tak lama kemudian surat kabar lainnya muncul di Belanda (1618), Perancis (1620), Inggris (1620), dan Italia (1636). Media massa adalah alat atau sarana yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis, seperti surat kabar, radio, televisi, film dan internet. Surat kabar atau koran merupakan salah satu dari The Big Five Traditional Media. Kelima besar media tradisional itu adalah surat kabar, majalah, radio, televisi dan iklan atau media luar ruang. Disebut sebagai lima besar media tradisional karena kelima media tersebut memiliki jangkauan audience yang luas dan terbanyak. Media tradisional yang pada dasarnya masih menggunakan teknologi analog makin tersaingin dengan hadirnya media baru yang lahir sebagai dampak lahirnya teknologi digital.penerbit media cetak 1

2 sadar, bahwa media massa konvensional atau media cetak terancam eksistensinya lantaran berbagai informasi yang semula dikuasai oleh media cetak kini dengan mudah dapat diakses masyarakat tanpa terikat ruang dan waktu. Hal yang lebih menarik adalah adanya keunggulan dari segi kecepatan dan informasi variatif yang diramalkan bakal menggantikan media cetak. Perusahaan surat kabar berubah menjadi sangat berorientasi mengejar keuntungan dan berkompetisi menguasai pasar. Tekanan kepentingan ekonomi dan politik nonliberal yang cenderung dominan kerap mengalahkan pertimbangan etis yang melandasi praktik jurnalisme profesional. Apalagi pemerintah membuat undangundang Kerahasiaan negara dan pencemaran nama baik yang mempersulit pers melakukan investigasi terhadap penyimpangan atau mengungkap skandal korporasi dan pemerintahan. Metamorfosis tidak muncul begitu saja dan terlepas dari yang lain. Semua muncul secara bertahap dari metamorfosis media terdahulu. Ketika media baru muncul, maka media terdahulu berdaptasi dan terus berkembang, bukan mati. Banjir informasi melalui internet membuat masyarakat tidak memiliki waktu lagi untuk menguji kebenaran informasi yang diterimanya. Salah satu cara yang paling mudah untuk konfirmasi kebenaran informasi adalah merujuk informasi dari media cetak dan elektronik atau media online dari media cetak. Keterbatasan waktu masyarakat dalam konfirmasi kebenaran informasi inilah yang memaksa masyarakat untuk kembali kepada media konvensional.

3 Di abad ke-21 seperti sekarang ini, teknologi semakin berkembang seiring dengan kebutuhan akan informasi yang semakin meningkat. Internet sebagai bentuk perkembangan teknologi, dengan mudah diakses kapan saja dan di mana saja. Perkembangan ini mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia. Tak terkecuali di bidang jurnalistik. Persaingan dalam bisnis media massa dewasa ini tak lepas dari perkembangan teknologi tersebut. Media massa yang pada awal perkembangannya hanya menggunakan tulisan tangan, kemudian berkembang menjadi media cetak dan elektronik. Saat ini, dengan adanya internet sebagai media baru, para pebisnis media massa turut memanfaatkan fasilitas internet sebagai sarana publikasi hasil karya jurnalistiknya.banyak media konvensional baik cetak maupun elektronik yang melakukan konvergensi dengan media baru. Hal ini dilakukan karena berbagai motivasi, salah satunya agar mampu mengikuti perkembangan zaman, sesuai dengan keinginan pasar (konsumen). Hadirnya internet dengan segala kemudahan untuk mengakses informasi, membuat masyarakat tak lagi hanya tergantung pada media cetak dan elektronik seperti televisi, radio, majalah, koran, dsb. Masyarakat memiliki alternatif baru untuk memilih berita yang ingin didapatnya. Kenyataan ini yang membuat kebanyakan media cetak dan elektronik seakan wajib melakukan konvergensi dengan media baru untuk memenuhi keinginan khalayak. Perbincangan mengenai surat kabar menjadi alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi. Fenomena terkini perkembangan media, antara lain ditandai dengan hadirnya teknologi multimedia. Teknologi inilah yang memungkinkan terjadinya konvergensi teknologi media, telekomunikasi, dan komputer. Selain

4 menantang produk dan layanan yang lebih dahulu berada di pasar, perkembangan teknologi informasi dan menjamurnya internet yang makin mudah diakses masyarakat telah mempengaruhi kebiasaan manusia dalam mengonsumsi media. Termasuk diantaranya adalah mempengaruhi pola konsumsi media massa. Misalnya beralihnya pembaca media cetak seperti surat kabar dan majalah media online. Jumlah pengguna komputer untuk mengakses internet juga semakin bertambah seiring dengan kemudahan untuk mengaksesnya baik melalui komputer maupun alat komunikasi atau gadget. Dengan begitu, waktu yang digunakan untuk menonton televisi atau membaca koran atau majalah otomatis berkurang sehingga orang-orang malas untuk membaca koran. Akibatnya daya beli masyarakat terhadap koran pun cenderung menurun karena banyak masyarakat memanfaatkan gadgetnya untuk membaca langsung beragam berita yang ingin mereka ketahui melalui online. Dengan perkembangan teknologi, maka manusia pun seiring perkembangan terknologi tersebut mulai beralih media. Gaya hidup masyarakat metropolitan yang harus menghabiskan banyak waktu di jalan untuk beraktivitas banyak berpengaruh pada konsumsi media. Mereka yang tadinya biasa membaca koran atau majalah juga menonton televisi sebelum memulai beraktivitas, sekarang tidak bisa lagi. Cukup mengakses via online di gadget pembaca sudah tercukupi kebutuhannya dalam mendapatkan ragam informasi yang akurat. Perubahan kebiasaan itu sangat signifikan, sehingga bila para pengiklan ingin menjangkau target konsumen dari kategori perilaku tersebut, maka harus dijangkau lewat media lain yang juga aktif dan efektif.

5 Dampak langsung dari perubahan pola konsumsi media tersebut adalah berkurangnya jumlah edar surat kabar. Perubahan ini dipengaruhi oleh makin berkembangnya internet dan kemudahan aksesnya. Tidak heran jika media konvensional mendapat porsi waktu lebih sedikit dibandingkan dengan media baru. Meski demikian, tidak berarti kecenderungan era digital bisa diabaikan. Setidaknya hal itu terekam dari jumlah kunjungan terhadap website Tempo.co yang diluncurkan tahun 1996. Melihat kecenderungan pembaca surat kabar diatas, masuk akal, mengapa oplah surat kabar dalam satu dekade ini stagnan dan cenderung menurun. Pola konsumsi media menjadi alasan selain faktor ekonomi. Hal lain yang membayangi industri media cetak adalah rivalitas dalam mendapatkan kue iklan makin ketat seiring dengan bertambahnya jumlah media dan semakin besarnya anggaran promosi dari para produsen. Pangsa pasar iklan masih dikuasai oleh televisi sebesar 62 persen, surat kabar 35 persen, dan3 persen majalah dan tabloid. Hasil riset Nielsen terhadap 24 stasiun televisi, 95 surat kabar, dan 163 majalah atau tabloid, dalam kwartal I 2011 belanja iklan di media massa mencapai nilai Rp 15,6 triliun atau meningkat 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2010. Pada tahun 2010, belanja iklan meningkat dari Rp 48,58 triliun menjadi Rp 59,83 triliun. (Bisnis Indonesia, Mei 2011) Demikian Tempo sebagai perusahaan media terbesar di Indonesia yang terus berkonsistensi dalam memenuhi kebutuhan pemberitaan yang diharapkan para

6 pembacanya di seluruh pelosok tanah air. Transformasi media cetak menuju konvergensi ini juga sebagai bentuk reaksi sekaligus sikap antisipatif atas sejumlah prediksi para pakar tentang masa depan surat kabar. Ada kecenderungan, bahwa komputer tablet banyak dimanfaatkan bagi para penerbit media cetak di berbagai belahan dunia. Untuk itulah sangat diperlukan kreativitas mulai dari memikirkan konsep produknya, membuat prototipe, dan menjadikan lebih menghibur dalam penyampaian berita kepada pemirsanya. Kehadiran devices baru akan mengubah industri media secara keseluruhan. Bahkan untuk pertama kalinya satu media memiliki satu platform yang sama yaitu video, foto, infografik. Dari segi konten, konvergensi media mengacu pada kemampuan untuk menampilkan berbagai macam format konten media hanya melalui satu media saja. Contoh media konvergen yang berisi konten multimedia ini misalnya koran online Tempo.co. Melalui website, Koran Tempo menjadi media konvergen yang dapat memuat berita dalam format teks, suara, dan video, bahkan dapat menyediakan wadah interaktif bagi komunitas pembacanya dalam format blog, bernama Indonesiana. Organisasi berita yang memanfaatkan website seperti Tempo ini, disebut juga convergent journalism. Dalam aspek jurnalisme, konten multimedia ini dapat pula menghasilkan konvergensi newsroom, dimana satu redaksi dapat menghasilkan berbagai output berita dengan konten multimedia. Konvergensi dengan media baru ini juga dilakukan oleh Tempo. Dalam perjalanannya,tempo sering mendapat teguran dari berbagai pihak karena kekritisan yang dimuat dalam beritanya. Bahkan beberapa kali dimatikan

7 oleh pemerintah orde baru saat itu. Namun disini penulis tidak membahas tentang sejarah terbentukya Tempo serta bagaimana kronologi pembredelan-pembredelan itu secara rinci, penulis lebih memfokuskan pada konvergensi dengan media baru yang dilakukan Tempo. Berawal ketika 21 Juni 1994 Tempo kembali dibredel. Penyebab pelarangan terbit majalah Tempo ini tidak pernah jelas. Namun menurut kabar yang beredar, bahwa Menteri Penerangan saat itu, Harmoko, mencabut Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) Tempo karena berita tentang impor kapal perang dari Jerman. Berita itu dianggap membahayakan 'stabilitas negara'. Laporan utama membahas keberatan pihak militer terhadap impor oleh Menristek BJ Habibie. Untuk mengatasi pembredelan ini, Tempo memiliki alternatif lain. Pada 6 Maret 1996, Tempo meluncurkan Tempo Interaktif melalui www.tempo.co dengan hasil liputan perdana yang berjudul Mengapa Timor?Mengapa Tommy?, yang merupakan majalah digital pertama di Indonesia. Dengan beredar di dunia maya, dan aturan SIUPP tidak menjangkau internet, maka Tempo Interaktif lolos dari pemberedelan, namun tetap saja mendapat cap ilegal dari pemerintah. Pada saat itu memang belum banyak masyarakat yang mengakses internet. Akibatnya, Tempo Interaktif tidak mampu menujukkan taringnya bagi Indonesia. Berbeda dengan ketika Tempo masih terbit sebagai majalah mingguan yang kian lama semakin diminati masyarakat karena idealisme dan independensinya.seiring dengan runtuhnya rezim Soeharto di era transisi menuju reformasi, angin segarkebebasan pers Media Massa di Indonesia ini juga dirasakan Tempo. Presiden BJ Habibie mencabut

8 pembredelan Tempo dan mengijinkannya untuk terbit kembali. Perkembangan Tempo begitu pesat, pada 12 September 2000 menerbitkan Tempo Magazine, yakni majalah mingguan berbahasa Inggris, lalu mendirikan Koran Tempo pada 2 April 2001. Perkembangan teknologi dan kebutuhan informasi menuntut media konvensional melakukan konvergensi dengan media baru untuk bisa bertahan. Saat ini Tempo juga melakukan demikian. Situs www.tempo.cosaat ini mencakup berita yang ada di majalah Tempo, Tempo Megazine, dan koran Tempo. Namun tulisan yang dimuat dalam rubrik majalah di situs tersebut tidak lengkap. Untuk melanjutkan membaca, khalayak harus berlangganan terlebih dahulu, lalu login dengan Identitas yang telah didaftarkan sebelumnya, tentu saja tidak gratis untuk mendaftar. Hal ini sengaja dilakukan agar pembaca penasaran dan akhirnya membeli atau berlanggan majalah/koran Tempo. Selain sebagai sarana promosi, konvergensi tempo dengan media baru juga untuk memudahkan pembacanya memperoleh berita. Hal ini bisa dilihat dengan adanya Majalah Tempo dalam bentuk digital yang penggunanya harus berlangganan terlebih dahulu untuk bisa membacanya. Bahkan, Tempo menyediakan fitur khusus untuk pengguna ipad dan Android untuk memudahkan pembaca mengakses berita. Tak dapat dipungkiri, hampir seluruh media konvensional saat ini telah melakukan konvergensi dengan media baru untuk bisa bertahan. Sebuah pilihan yang sepertinya memang harus dilakukan ditengah gempuran arus perkembangan teknologi. Kebutuhan akan informasi yang kian tinggi, dengan banyaknya sumber

9 sumber informasi yang bisa didapat membuat khalayak bisa menentukan sendiri informasi apa yang ingin didapatnya. Dengan begitu, melakukan konvergensi berarti juga membuat sumber informasi semakin banyak, yang berarti memperbanyak pilihan khalayak dan kesempatan untuk membaca media tersebut. Melihat fakta diatas, surat kabar sebesar Koran Tempo pun tidak mampu melawan arus perubahan yang terjadi khususnya di bidang teknologi dan komunikasi. Sejumlah parameter yaitu oplah, pendapatan iklan, readership yang turun menjadi indikator makin kuatnya penetrasi media baru dalam kehidupan masyarakat. Di tengah dinamika persaingan ketat, upaya beradaptasi terhadap perkembangan teknologi media baru, dan perubahan sosial budaya, pers harus tetap menjaga dimensi spiritual jurnalisme profesional. Media konvensional mau tidak mau harus melakukan transformasi ke media baru. Dalam melakukan transformasi ini media konvensional melakukan mediamorfosis dengan sejumlah prinsip yang harus dilakukan. Salah satu prinsip mediamorfosis adalah koevolusi dan koeksintensi. Semua bentuk media komunikasi hadir dan berkembang bersama dalam sistem yang adaptif dan kompleks, yang terus meluas. Begitu muncul dan berkembang setiap bentuk baru, dalam beberapa waktu dan hingga tingkat yang beraneka ragam, memenuhi setiap bentuk yang lain.keputusan sebuah industri media untuk melakukan konvergensi bukanlah perkara yang mudah, sebab faktor saling terkait. Misalnya kesiapan infrastruktur (termasuk teknologi), sumber daya manusia, dan kesiapan budaya untuk berani berubah. Maka tidak heran, jika sebuah industri media membutuhkan waktu panjang

10 untuk bertransformasi dari era media konvensional menjadi era media baru yang mengusung kekuatan teknologi digital. Tidak mudah bagi media cetak khususnya surat kabarberubah konsep dari konvensional menjadi konvergensi. Persoalan mendasar yang menjadi kendala berasal dari mentalitas sumber daya manusia, yaitu spirit mau berubah. Kenyamanan selama berada dalam media konvensional sudah membuahkan budaya kerja yang akan menghambat transformasi di era digital. Cara kerja media konvensional sangat berbeda dengan di cara kerja media baru. Teknologi yang ada di media baru menuntut sumberdaya manusianya untuk beradaptif dengan perkembangan teknologi. Kompetensi sumber daya manusia dalam media baru dituntut untuk mampu melakukan pekerjaan yang bersifat multitasking. Maka bagi media cetak, perubahan adalah keniscayaan. Transformasi menuju konvergensi media menjadi sebuah keharusan agar media cetak tetap bertahan. Pemilihan model transformasi media secara tepat dan disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi media cetak ikut menentukan tercapainya konvergensi media. Demikian juga dengan Tempo, proses panjang harus dilalui dalam bertransformasi menuju konvergensi. Berbagai sikap pro dan kontra terus terjadi, namun tetap menjaga harmoni. Disadari sepenuhnya bahwa, perubahan apapun itu akan selalu membawa dampak baik bagi pembiayaan maupun sumber daya manusianya. Salah satu konsekuensi dengan adanya proses perubahan ini adalah makin terfokusnya pada budaya kompetensi dan kompetisi.

11 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini adalah Bagaimana strategi Koran Tempo dalam mentransformasikan dirinya menuju konvergensi media? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan permasalahan yang diuraikan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui strategi transformasi Koran Tempo menuju konvergensi media. 2. Mengetahui faktor yang mendorong dalam melakukan transformasi menuju konvergensi media. 3. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam menjalankan transformasi menuju konvergensi media. 1.4. Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif baik secara akademis maupun praktis.

12 1.4.1 Manfaat Akademis Bagi dunia akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu gambaran wajah industri media cetak tanah air yang bertransformasi menuju konvergensi. Hasil penelitian ini akan melengkapi sejumlah penelitian terdahulu yang mengulas seputar konvergensi media. Diharapkan strategi konvergensi Koran Tempo dapat menjadi salah satu model konvergensi yang dapat menjadi alternatif lain bagi media cetak yang akan melakukan konvergensi media. 1.4.2 Manfaat Praktis Dari hasil penelitian ini, diharapkan industri media khususnya media cetak, dapat belajar banyak dari pengalaman transformasi Koran Tempo menuju konvergensi. Industri media makin menyadari, bahwa konvergensi adalah sebuah keharusan bagi industri media cetak.