BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi adalah Sumber Daya Manusia (SDM) terutama pada. suatu organisasi atau instansi pemerintah maupun swasta.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

Skripsi Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat sarjana S-1 Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi yang penting dalam pembangunan karena. sasarannya adalah peningkatan kulitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan suatu aset sehingga perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan tertentu, dimana usaha-usaha untuk mewujudkan maksud

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan sumbangan besar dalam. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

dasar hal itulah maka sudah sepantasnya mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diwajibkan dalam pendidikan jalur sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

Berdasarkan pendapat diatas, menegaskan bahwa pendidikan sangat penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan guru dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas. (SDM). Salah satu SDM yang diharapkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

SUKMA WIDIASTO A SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup serta menghasilkan Sumberdaya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional merupakan usaha pokok untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Penegasan Judul. Pendidikan adalah suatu proses pertumbuhan dan berlangsung sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh maju mundurnya Bangsa itu

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan di negara Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pada era globalisasi semakin tajam dan ketat dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. konstruktif yang pelaksanaannya diarahkan untuk membimbing, membina

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan satu kata yang sudah tidak asing lagi, bukan hanya bagi

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan canggih telah membawa dampak yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Salah satu unsur yang berpengaruh pada dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah Sumber Daya Manusia (SDM) terutama pada suatu organisasi atau instansi pemerintah maupun swasta. Sumber daya manusia merupakan aset yang sangat penting dan menentukan dalam keberhasilan suatu instansi. Hal ini sejalan dengan pendapat Manullang (1982:193) yang mengemukakan; Keberhasilan suatu organisasi baik besar maupun kecil bukan semata-mata ditentukan oleh sumber daya alam yang tersedia, akan tetapi banyak ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang berperan merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan organisasi yang bersangkutan. Pentingnya peranan pegawai sebagai sumber daya manusia dalam suatu organisasi atau instansi pemerintah maka, diperlukaan pengelolaan sumber daya manusia secara terarah agar meningkatkan kualitas dalam peningkatan kinerja pegawai. Banyak cara yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia antara lain melalui kegiatan penelitian, mutasi pegawai, promosi pegawai, lokakarya, pendidikan dan pelatihan, dan lain-lain. Salah satu bentuk peningkatan kualitas sumber daya manusia di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuran (BPPTK-PK) adalah melalui pendidikan dan pelatihan, karena pendidikan dan pelatihan

2 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari usaha pembinaan pegawai secara menyeluruh. Hal ini sejalan dengan pendapat Sedarmayanti (2007:170) bahwa; Mengembangkan pengetahuan, keterampilan atau keahlian dan sikap merupakan tujuan umum pelatihan dan pendidikan karyawan dalam meningkatkan produktivitas organisasi. Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pengembangan kemandirian peserta didik sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan fisik, psikis, dan emosi dalam suatu lingkungan interaksi. Dalam interaksi tersebut terjadi sosialisasi nilai, norma, komunikasi berupa informasi tentang ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditujukan pada pembentukan dan pengembangan kepribadian peserta didik sebagai manusia mandiri. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama seluruh masyarakat salah satu jalur pendidikan yaitu melalui program pendidikan dan latihan yang diselenggarakan di lingkungan lembaga/instansi baik swasta maupun pemerintah (negeri). Landasan hukum untuk pembinaan pegawai melalui program pendidikan dan latihan ialah undang-undang no. 8/1974, bagian VI, pasal 31 dalam Undangundang kepegawaian yang berbunyi : untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya, diadakan pengaturan pendidikan serta pengaturan dan penyelenggaraan latihan jabatan Pegawai Negri Sipil yang bertujuan untuk meningkatkan pengabdian, mutu, keahlian dan keterampilan. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa pendidikan dan pelatihan adalah proses untuk mengembangakan keterampilan, memperbaharui

3 tingkah laku serta membantu individu atau kelompok pada suatu organisasi agar lebih cepat dalam menjalankan tugasnya. Tujuan pendidikan seperti yang tercantum dalam UU no.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab II pasal 3, yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Salah satu upaya untuk merealisasikan tujuan pendidikan nasional tersebut adalah penyelenggaraan pendidikan dan latihan (Diklat). Upaya untuk merealisasikan tujuan pendidikan nasional tersebut dilakukan oleh lembaga/instansi/perusahaan baik swasta maupun pemerintah (negeri) dalam rangkan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (tenaga kerja) agar mereka lebih terampil dalam kinerja, sehingga tujuan lembaga/instansi/perusahaan akan tercapai sesuai dengan yang telah ditetapkan. Oemar Hamalik (2003:10) mengemukakan bahwa pelatihan merupakan suatu fungsi manajemen yang perlu dilakukan secara terus menerus dalam rangka pembinaan ketenagaan dalam suatu organisasi. Secara spesifik, proses latihan itu merupakan serangkaian tindakan yang dilaksanakan secara berkesinambungan, bertahap dan terpadu. Tiap proses pelatihan harus bertahap dan terpadu. Tiap proses pelatihan harus terarah untuk mencapai tujuan tertentu terkait dengan upaya pencapaian tujuan organisasi. Kegiatan pelatihan mempunyai tujuan

4 tertentu, ialah untuk meningkatkan kemampuan peserta yang menimbulkan perubahan perilaku aspek-aspek kognitif, keterampilan dan sikap. Berdasarkan hal tersebut pendidikan dan pelatihan harus dilakukan agar pegawai memliki pengetahuan, kemampuan dan sikap kerja, sehingga pegawai dapat menunjukan kompetensi yang optimal sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Sehingga pegawai yang mengikuti diklat dapat mengerjakan tugasnya sehari-hari dengan lebih terarah, lebih lancar dan cepat dalam pengerjaannya, sehingga pegawai memiliki rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas dan mengabdi pada perusahaan atau instansi tempat ia bekerja. Pelatihan merupakan suatu kegiatan penciptaan dimana keadaan karyawan yang menjadi peserta pelatihan dapat mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan yang berkaitan dengan tugas pokok dan pekerjaan yang akan dilakukan secara efektif dan efisien. Pelatihan juga merupakan kegiatan yang dirancang untuk membantu karyawan dalam meningkatkan kualitas pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai tujuan suatu instansi. Pelatihan akan berdaya guna dan berhasil guna dalam mengembangkan misi suatu organisasi hanya apabila pengelola program pelatihan memperhatikan perinsip dasar dan karakteristik kebutuhan organisasi dan karyawan serta kebutuhan masyarakat. Pendidikan dan pelatihan merupakan pemberian motivasi dari manajemen bagi pegawainya, yang akan meningkatkan aktivitas kerja sehingga mutu pegawainya akan meningkat baik dalam segi pengetahuan dan keterampilannya. Salah satu faktor penting keberhasilan suatu pelatihan yaitu di perlukan adanya motivasi belajar peserta pelatihan itu sendiri dalam mengikuti pelatihan.

5 Motivasi belajar dapat diartikan sebagai faktor pendorong seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Timbulnya motivasi ini berdasarkan keinginan diri untuk memenuhi suatu kebutuhan sampai dengan tingkatan tertentu, sehingga orang dapat bekerja dengan lebih semangat dan lebih baik dalam melaksanakan tugasnya. Seperti yang dikemukakan oleh Mitchell, dalam (Gintings, 2008:86) motivasi mewakili proses-proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela yang diarahkan pada tujuan tertentu, dari definisi tersebut dapat dijelaskan betapa pentingnya peran motivasi dalam pelatihan karena dengan adanya motivasi, peserta pelatihan tidak hanya akan belajar dengan giat tetapi juga menikmatinya. Motivasi dalam pembelajaran menurut Abdurakchman Gintings (2008, 86) adalah sesuatu yang menggerakan atau mendorong siswa untuk belajar atau menguasai materi pelajaran yang sedang diikutinya. Tanpa motivasi, siswa tidak akan tertarik dan serius dalam mengikuti pembelajaran. Sebaliknya dengan adanya motivasi yang tinggi, siswa akan tertarik dan terlibat aktif bahkan berinisiatif dalam proses pembelajaran. Dengan motivasi yang tinggi siswa akan berupaya sekuat-kuatnya dan dengan menempuh berbagai strategi yang positif untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Sesuai dengan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk mencoba mengadakan penelitian tentang masalah yang dirumuskan dalam judul Hubungan Antara Persepsi Terhadap Penyelenggaraan Program Pendidikan dan Pelatihan Dasar Komputer dengan Motivasi Belajar Peserta

6 Diklat, sehingga diharapkan akan memperoleh gambaran yang jelas tentang seberapa besar hubungan antara persepsi penyelenggaraan program diklat dasar komputer dengan motivasi belajar peserta didik di BPPTK-PK. B. Rumusan Masalah Adapun Permasalahan secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut Bagaimana hubungan antara persepsi terhadap penyelenggaraan program diklat dasar komputer dengan motivasi belajar peserta Diklat di BPPTK-PK. Secara lebih khusus masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran persepsi peserta diklat terhadap penyelenggaraan program diklat dasar komputer di BPPTK-PK? 2. Bagaimana gambaran motivasi belajar peserta diklat terhadap penyelenggaraan program pelatihan dasar komputer di BPPTK-PK? 3. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara persepsi peserta diklat tentang penyelenggaraan program Diklat dasar komputer dengan motivasi belajar peserta diklat di BPPTK-PK? C. Hipotesis Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Hipotesis kerjanya adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi peserta diklat tentang penyelenggaraan program diklat dengan motivasi belajar peserta diklat pada diklat dasar komputer di BPPTK-PK.

7 Hipotesis di atas dirumuskan sebagai berikut : H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi peserta diklat tentang penyelenggaraan program diklat dengan motivasi belajar peserta diklat pada diklat dasar komputer H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi peserta diklat tentang penyelenggaraan program diklat dengan motivasi belajar peserta diklat pada diklat dasar komputer. D. Definisi Operasional Untuk menghindari perbedaan penafsiran istilah dalam penelitian ini, maka penulis memberikan penjelasan dari istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Persepsi Persepsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengalaman tentang suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat dan merasakan sesuatu berdasarkan informasi yang didapatkan dalam hal ini adalah persepsi peserta diklat tentang penyelenggaraan program diklat dasar komputer yang meliputi tujuan, materi, metode, media, instruktur dan evaluasi. 2. Program Pendidikan dan Pelatihan Dasar Komputer Untuk tidak membingungkan para pembaca pada penelitian ini pendidikan dan pelatihan di singkat dengan (Diklat), Diklat yang dimaksud di sini adalah penyelenggaraan Diklat dasar komputer di BPPTK-PK.

8 3. Motivasi Motivasi pada penelitian ini adalah motivasi yang timbul di mana adanya faktor perhatian, kesesuaian, kepercayaan diri dan kepuasan belajar pada diri suatu individu. Dalam penelitian ini motivasi sebagai dasar penggerak individu untuk melakukan aktivitas belajar. E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi penyelenggaraan program diklat dasar komputer dengan motivasi belajar peserta diklat. Secara rinci tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui persepsi peserta diklat terhadap program diklat dasar komputer. 2. Untuk mengetahui motivasi belajar peserta diklat terhadap program diklat dasar komputer. 3. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara persepsi peserta diklat tentang penyelenggaraan program Diklat dasar komputer dengan motivasi belajar peserta Diklat. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi peneliti Memberi gambaran yang lebih jelas mengenai hubungan pelatihan dasar komputer dengan motivasi belajar peserta diklat dan dapat bermanfaat pula bagi pengembangan disiplin ilmu yang diperoleh peneliti.

9 2. Manfaat bagi Lembaga Sebagai masukan bagi lembaga, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian pengembangan dalam merancang program pelatihan dalam upaya membentuk peserta didik lebih kreatif dan profesional dan diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih luas dan jelas mengenai pelaksanaan Diklat yang berkaitan dengan Diklat dasar komputer. 3. Penelitian lebih lanjut Diharapkan penelitian ini dapat mendorong penelitian selanjutnya yang sejenis, yang dapat dilakukan oleh peneliti-peneliti dengan pengembanganpengembangan pada Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI Bandung. G. Lokasi Penelitian Peneliti memilih lokasi penelitian di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuran (BPPTK-PK), beralamat di Jalan Pahlawan no. 70, Bandung Telepon/Fax. 022-7271603, Bandung.