HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG POSYANDU LANSIA DENGAN MOTIVASI BERKUNJUNG KE POSYANDU LANSIA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri

PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT INFLUENZA PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN

Ratna Feti Wulandari Akademi Kebidanan Pamenang Pare - Kediri

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

Mamik R 1, Endang 1 1. Program Studi DIII Keperawatan STIKES Pemkab Jombang ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN IBU BALITA USIA 3-5 TAHUN

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN EMOSI ANAK PRASEKOLAH USIA 3-5 TAHUN

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP ORANG TUA DALAM MELAKUKAN STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TKK SANG TIMUR MALANG ABSTRAK

PENGETAHUAN IBU TENTANG PENERAPAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 2-3 TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTIVITAS SEHARI-HARI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN DIARE PADA ANAK USIA 0 5 TAHUN DI POSYANDU CERIA I KELURAHAN TAMBAKREJO SURABAYA

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU TAMAN KANAK-KANAK TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU YANG MEMPUNYAI ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MEMBAWA ANAK KE POSYANDU WILAYAH KERJA DESA GIRIROTO

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Motivasi Memeriksakan Diri Di Posyandu Lansia Desa Sukodono Sidoarjo

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

PENGETAHUAN LANSIA TENTANG GOUT

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KADER DENGAN SIKAP KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN

Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PEMBERIAN LABEL TRIASE DENGAN TINDAKAN PERAWAT BERDASARKAN LABEL TRIASE DI IGD RUMAH SAKIT PETROKIMIA GRESIK

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 0-11 BULAN

GAMBARAN SIKAP PERAWAT DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK USIA BALITA OVERVIEW ATTITUDE OF NURSES IN COMMUNICATION THERAPEUTIC IN CHILDREN

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR

PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 1-2 TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

ABSTRACT. I Komang Yulitridana 2, Andri Purwandari 3, Haerul Anwar 1

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

SKRIPSI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN EDUKASI TENTANG ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA USIA TAHUN

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEMANFAATKAN ALAT-ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI RUANG ANAK RS. BAPTIS KEDIRI ABSTRACT

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEROKOK DENGAN PROFIL TEKANAN DARAH. di RT 03 RW1 Dusun Semambu Desa Paringan Jenangan Ponorogo

PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSU BETHESDA GMIM TOMOHON

BAB I PENDAHULUAN. dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Menurut ramalan World

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PRODI KEPERAWATAN S1 PROGRAM A ANGKATAN I STIKES RS. BAPTIS KEDIRI ABSTRACT

Hubungan Pengetahuan Pasien dan Praktik Petugas Pasien BPJS Dengan Waktu Pelayanan Rawat Jalan Diloket Di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

Kata kunci : Pola Asuh Orang Tua, Kecerdasan Emosional. *Program Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU DALAM PELAKSANAAN SENAM HAMIL (Studi Di Desa Jombang, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang)

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE PADA PASIEN STROKE DI RUANG KENANGA RUMAH SAKIT DR. SOEPRAOEN MALANG ABSTRAK

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA)

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

Kusnanto*, Elida Ulfiana*, M.Hadarani**

KESIAPAN ANAK USIA TODDLER (3 TAHUN) DALAM MENGIKUTI TOILET TRAINING

GAMBARAN PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA MASYARAKAT DI DUSUN NGEBEL, KASIHAN BANTUL

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR INTERNAL DENGAN EVALUASI HASIL BELAJAR MAHASISWA DI AKPER PAMENANG PARE KEDIRI

INTISARI HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT RT 06 DAN 07 DUSUN II TERHADAP KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA BUMI JAYA KECAMATAN PELAIHARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI,

Marieta K. S. Bai, SSiT, M.Kes. Abstract

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

Hubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak di TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Proses Persalinan dengan Tingkat Kecemasan Menghadapi Persalinan

Etlidawati 1, Salmiwati 2.

PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN PENYAKIT REUMATOID ARTHRITIS PADA LANSIA

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik

PENGARUH PENYULUHAN IMUNISASI TERKINI PADA BAYI DAN BALITA TERHADAP PENGETAHUAN IBU DI DESA BRAJAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PAUD DENGAN KEIKUTSERTAAN ANAK PADA PAUD DI DESA KARANGBANGUN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 1-5 TAHUN DI PAUD TEGAR DINOYO SURABAYA

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Ekonomi Orang Tua dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Kraton, Yogyakarta

ABSTRAK. Kata Kunci : Kepemimpinan, Kinerja, Motivasi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG POSYANDU LANSIA DENGAN MOTIVASI BERKUNJUNG KE POSYANDU LANSIA Aris Dwi Cahyono, Hera Dwi Safitri Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri ABSTRAK Kunjungan lansia ke posyandu lansia hanya sedikit. Padahal posyandu lansia bermanfaat untuk memantau kesehatan lansia. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan rendahnya motivasi lansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pengetahuan tentang posyandu lansia dengan motivasi berkunjung ke Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi adalah seluruh lansia dengan jumlah 39 orang, sampel penelitian menggunakan total sampling dengan jumlah 39 orang, pengumpulan data menggunakan kuesioner terstruktur. Uji statistik menggunakan spearman rho s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tentang posyandu lansia terbanyak adalah kurang yaitu 15 responden (38,5%). Motivasi berkunjung ke posyandu lansia terbanyak adalah rendah yaitu 16 responden (41,0%). Hasil uji spearman rho s didapatkan hasil α value = 0,000 < 0,05, korelasi sebesar 0,561 artinya ada hubungan positif antara pengetahuan tentang posyandu lansia dengan motivasi berkunjung ke posyandu lansia yaitu semakin kurang pengetahuan lansia maka semakin rendah pula motivasi berkunjung ke Dari hasil menunjukkan bahwa pengetahuan sangat penting untuk meningkatkan motivasi berkunjung ke Maka bagi tenaga kesehatan perlu mengadakan penyuluhan tentang posyandu lansia sehingga akan meningkatkan pengetahuan lansia dan motivasi berkunjung ke Kata Kunci : Pengetahuan, Posyandu Lansia, Motivasi Berkunjung. ABSTRACT Integrated Health Post for the Elders is defined as health service for the elders in a certain region that has been determined and generated by society where they can get health service. One of problems to participate in Integrated Health Post for the Elders is low knowledge about Integrated Health Post for the Elders. The purpose of this research is to identify correlation between knowledge about Integrated Health Post for the Elders with motivation to visit Integrated Health Post for the Elders. Research design was cross sectional. Population were all the elders at the age above of 60 years old. Sample used total sampling method with sample size of 39 respondents. Data collection used structured questionnaire. Research result about knowledge about Integrated Health Post for the Elders showed that 15 respondents (38,5%) had low knowledge; 13 respondents (33,3%) had fair knowledge and 11 respondents (28,2%) had good knowledge. Motivation to visit Integrated Health Post for the Elders showed 16 respondents (41,0%) had low motivation; 13 respondents (33,3%) had strong motivation and 10 respondents (25,7%) had fair motivation. The result of Spearman rho test showed significance 0,000 if being compared with α namely (0,000 < 0,05). It meant that there was correlation between Jurnal AKP 13 Vol. 7 No.2; 1 Juli 31 Desember 2016

knowledge about Integrated Health Post for the Elders with motivation to visit Integrated Health Post for the Elders. From research result above can be concluded that knowledge is very important to increase motivation to visit Integrated Health Post for the Elders. Therefore to increase knowledge, information can be received from medical staffs, peers, family or mass media. Key words : Knowledge, Integrated Health Post for the Elders, Motivation to Visit PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah cukup berhasil, karena dilihat dari sisi angka harapan hidup telah meningkat secara bermakna. Namun disisi lain dengan meningkatnya angka harapan hidup ini membawa beban bagi masyarakat, karena populasi penduduk usia lanjut meningkat. Kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kemampuannya agar tetap produktif, serta pemerintah membantu penyelenggaraan upaya kesehatan lanjut usia untuk meningkatkan kualitas hidupnya secara optimal. Oleh karena ini berbagai upaya dilaksanakan untuk mewujudkan masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna dan produktif untuk lansia (Maryam, 2008). Salah satunya yaitu Menurut Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia (2010) disebutkan bahwa Posyandu Lansia adalah suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintahan dan non pemerintahan, swasta dan organisasi social dengan menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif. Namun pada kenyataanya hanya sedikit lansia yang berkunjung ke posyandu lansia untuk dipantau kesehatannya. Hal ini kemungkinan disebabkan karena rendahnya pengetahuan tentang posyandu lansia dan rendahnya motivasi lansia. Proyeksi penduduk oleh Biro Pusat Statistik menggambarkan bahwa antara tahun 2005-2010 jumlah penduduk usia lanjut sekitar 19 juta jiwa atau 8,5% dari seluruh jumlah penduduk. WHO telah memperhitungkan bahwa di tahun 2025, Indonesia akan mengalami peningkatan tertinggi di dunia. Bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa di tahun 2050 jumlah warga lansia di Indonesia akan mencapai 60 juta jiwa (Notoatmojo,2007). Di posyandu lansia dusun Slambur Kidul desa Maduretno kecamatan Papar kabupaten Kediri jumlah anggota yang terdaftar di posyandu lansia sebanyak 70 orang. Dari 70 orang tersebut yang berusia lebih dari 60 tahun ada 39 orang. Pada ada bulan September 2013 menunjukkan bahwa lansia yang mengunjungi posyandu hanya 43%. Padahal seharusnya kunjungan lansia ke posyandu lansia harus mencakup 80%. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan 10 lansia di Dusun Slambur Kidul Desa Maduretno didapatkan 5 orang yang kurang mengetahui tentang manfaat posyandu lansia dan dari 10 orang tersebut hanya 3 orang yang rutin mengunjungi Beberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti posyandu lansia yaitu pengetahuan yang rendah tentang manfaat posyandu lansia, jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh, kurangnya dukungan keluarga, sikap yang kurang baik dari petugas kesehatan dan sarana prasarana penunjang pelaksanaan posyandu. Dengan menghadiri posyandu lansia, lansia akan mendapat penyuluhan tentang cara hidup sehat dengan segala keterbatasan dan masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengetahuan yang meningkat akan menjadi dasar pembentukkan sikap dan dapat mendorong minat dan motivasi mereka untuk Jurnal AKP 14 Vol. 7 No.2; 1 Juli 31 Desember 2016

selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia (Ismawati, 2010). Ketika lansia tidak mengunjungi posyandu lansia maka kesehatan lansia tidak dapat terpantau sehingga tidak dapat dilakukan pencegahan penyakit-penyakit yang sering menyerang kesehatan lansia. Salah satu peran petugas kesehatan adalah sebagai educator, peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan sehingga diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan dan motivasi lansia untuk berkunjung ke posyandu lansia setelah dilakukan pendidikan kesehatan.. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan tentang posyandu lansia dengan motivasi berkunjung ke posyandu lansia di Dusun Slambur Kidul Desa Maduretno Papar-Kediri. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Variabel bebas dari penelitian ini adalah pengetahuan lansia tentang Variabel dependen dalam penelitian ini adalah motivasi berkunjung ke Waktu penelitian dilakukan bulan April 2014. Adapun tempat penelitian di Dusun Slambur Kidul Desa Maduretno Kecamatan Papar Kabupaten Kediri. Dalam penelitian ini populasinya adalah semua lansia yang >60tahun yang terdaftar di Posyandu lansia Dusun Slambur Kidul Desa Maduretno Kecamatan Papar Kabupaten Kediri sebanyak 39 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. HASIL a. Pengetahuan lansia tentang posyandu lansia Tabel 1. Tingkat Pengetahuan Lansia tentang Posyandu Lansia No Pengetahuan Jumlah Prosentase 1 Baik 11 28,2% 2 Cukup 13 33,3% 3 Kurang 15 38,5% Jumlah 39 100% Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 39 responden yang diteliti pengetahuan terbanyak yaitu pengetahuan kurang sebanyak 15 responden (38,5%). b. Motivasi lansia berkunjung ke posyandu lansia Tabel 2. Motivasi Lansia berkunjung ke Posyandu Lansia No Motivasi Jumlah Prosentase 1 Kuat 13 33,3% 2 Sedang 10 25,7% 3 Rendah 16 41,0% Jumlah 39 100% Dari tabel diatas menunjukkan dari 39 responden yang diteliti didapatkan motivasi terbanyak adalah rendah sebanyak 16 responden (41,0%). Jurnal AKP 15 Vol. 7 No.2; 1 Juli 31 Desember 2016

c. Tabulasi silang pengetahuan lansia dan motivasi lansia berkunjung ke posyandu lansia. Tabel 3. Tabulasi silang antara pengetahuan dan motivasi lansia berkunjung ke Posyandu Lansia N o Motivasi Pengetahuan 1 Baik 2 Cukup 3 Kurang Total Kuat Sedang Rendah Total 10 25,6% 2 5,1% 1 2,6% 13 33,3% 1 2,6% 4 10,3% 5 12,8% 10 25,7% 0 0% 7 17,9% 9 23,1% 16 41,0% 11 28,2% 13 33,3% 15 38,5% 39 100,0% Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 3 dapat ditarik garis secara vertikal horizontal sehingga dapat diterjemahkan adanya suatu hubungan antara kedua variabel yaitu menunjukkan bahwa sebanyak 10 responden memiliki pengetahuan yang baik dengan motivasi kuat, 4 responden memiliki pengetahuan cukup dengan motivasi sedang dan 9 responden memiliki pengetahuan kurang dengan motivasi rendah. Hal ini diperkuat dengan hasil uji statistik sebagai berikut : Spearman Rho pengetahuan motivasi Koefisien korelasi pengetahuan motivasi 1.000 0,561 Signifikasi. 0,000 Koefisien korelasi 39 39 0.561 1000 Signifikasi 0,000. 39 39 Berdasarkan tabel 4.8 hasil uji statistic Spearman s didapatkan signifikasi 0,000 jika dibandingkan α yaitu (0,000 < 0,05)yang artinya H o ditolak dan H 1 diterima yang dapat diartikan bahwa ada hubungan pengetahuan lansia tentang posyandu lansia dengan motivasi berkunjung ke Dari tabel diketahui hasil korelasi sebesar 0,561 yang menunjukkan korelasi positif dengan tingkat hubungan sedang yaitu bahwa semakin baik pengetahuan lansia tentang posyandu lansia maka semakin kuat motivasi lansia berkunjung ke posyandu lansia, sebaliknya semakin kurang pengetahuan lansia tentang posyandu lansia maka semakin rendah motivasi untuk berkunjung ke PEMBAHASAN a. Pengetahuan tentang posyandu lansia Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa terdapat 15 responden (38,5%) berpengetahuan kurang, 13 responden (33,3%) berpengetahuan cukup dan terdapat 11 responden (28,2%) berpengetahuan baik. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan terdiri dari 2 faktor yaitu faktor Jurnal AKP 16 Vol. 7 No.2; 1 Juli 31 Desember 2016

inernal dan eksternal. Faktor internal meliputi jasmani dan rohani sedangkan faktor eksternal meliputi pendidikan, paparan media massa atau informasi, ekonomi, hubungan social dan pengalaman. Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3 Domain yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk mengetahui secara kualitas tingkat pengetahuan seseorang, dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu tingkat pengetahuan baik, cukup dan kurang (Notoatmodjo, 2007). Hasil evaluasi pengetahuan lansia tentang posyandu lansia yang mempunyai jumlah terbanyak adalah memiliki pengetahuan kurang sebanyak 15 responden. Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang rasional terhadap informasi yang datang, akan berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut. Dilihat dari pendidikan responden sebagian besar tidak tamat sekolah dasar. Tingkat pendidikan yang rendah akan mempersempit wawasan seseorang sehingga semakin sulit untuk menerima informasi yang bermanfaat bagi dirinya. Selain itu hubungan social juga dapat menambah pengetahuan. Individu yang dapat berinteraksi antara satu secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi. Sebagian besar responden bekerja sebagai petani dan pedagang sehingga pada saat mereka bekerja dan berinteraksi dengan orang lain maka akan lebih banyak terpapar informasi daripada yang hanya dirumah tanpa berinteraksi dengan orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan pokok maupun kebutuhan sekunder, keluarga dengan status ekonomi yang baik akan mudah tercukupi disbanding keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi pengetahuan yang termasuk kebutuhan sekunder. Maka dari itu diharapkan lansia bisa memanfaatkan sumber informasi melalui berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik, sehingga seseorang lebih terpapar media massa akan memperoleh informasi lebih banyak. Mencari informasi tentang posyandu lansia bisa juga cara bertanya kepada petugas kesehatan maupun teman sebayanya yang rutin mengikuti posyandu lansia sehingga pengetahuan akan bertambah. b. Motivasi lansia berkunjung ke posyandu lansia Berdasarkan penelitian diatas menunjukkan sebanyak 16 responden (41,0%) mempunyai motivasi rendah, 13 responden (33,3%) mempunyai motivasi kuat dan 10 responden (25,7%) mempunyai motivasi sedang. Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk berperilaku dalam pencapaian tujuan (Widayatun,2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi adalah faktor fisik dan proses mental, faktor lingkungan dan usia, situasi dan kondisi, fasilitas dan faktor intrinsik. Fungsi motivasi yaitu mendorong manusia untuk berbuat/bertindak, menentukan arah perbuatan dan menyeleksi perbuatan kita. Motivasi dikategorikan menjadi motivasi kuat, sedang dan rendah. Hasil evaluasi motivasi berkunjung ke posyandu lansia sebagian besar yaitu motivasi rendah. Rendahnya motivasi lansia berkunjung ke posyandu lansia menurut peneliti dikarenakan faktor situasi dan kondisi, fasilitas dan usia. Aktivitas atau kesibukan seseorang menjadi salah satu pengaruh. Seseorang yang mempunyai kesibukan yang tinggi terkadang mementingkan dirinya sendiri daripada meluangkan waktu untuk orang lain. Dilihat dari pekerjaan responden sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani dan pedagang sehingga kurang dapat menyediakan waktu untuk mengunjungi posyandu lansia Jurnal AKP 17 Vol. 7 No.2; 1 Juli 31 Desember 2016

karena mereka sibuk dengan pekerjaan mereka. Dan faktor usia yang sudah tua sangat mempengaruhi motivasi lansia dalam berkunjung ke posyandu lansia karena pada usia lanjut terjadi penurunan, kelemahan dan hilangnya mobilitas serta ketangkasan sehingga jika tidak ada fasilitas seperti kendaraan yang dapat mengantar lansia ke posyandu sangat tidak memungkinkan bagi lansia yang rumahnya jauh dari posyandu untuk datang ke Sehingga sebaiknya diperlukan cara untuk lebih meningkatkan motivasi lansia untuk berkunjung ke Misalnya dengan memberikan fasilitas kepada lansia, jika lansia mempunyai keluarga maka diperlukan kerjasama dengan keluarga agar bisa mengantar ke posyandu sedangkan untuk lansia yang tidak mempunyai kendaraan dengan jarak rumah yang jauh maka diperlukan dukungan keluarga, kader maupun saudara terdekat untuk mengantar lansia. Sehingga hal ini dapat mendukung motivasi lansia untuk mengunjungi c. Hubungan pengetahuan tentang posyandu lansia dengan motivasi berkunjung ke Berdasarkan hasil penelitian diatas bahwa sebanyak 11 responden memiliki pengetahuan yang baik dengan motivasi kuat, 10 responden memiliki pengetahuan cukup dengan motivasi sedang dan 5 responden memiliki pengetahuan kurang dengan motivasi rendah. Sedangkan dari hasil uji statistik Spearman s didapatkan signifikasi 0,00 jika dibandingkan α yaitu (0,00 < 0,05) yang artinya H o ditolak dan H 1 diterima yang dapat diartikan bahwa ada hubungan pengetahuan lansia tentang posyandu lansia dengan motivasi berkunjung ke Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan terdiri dari 2 faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi jasmani dan rohani sedangkan faktor eksternal meliputi pendidikan, paparan media massa atau informasi, ekonomi, hubungan social dan pengalaman. Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3 Domain yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk mengetahui secara kualitas tingkat pengetahuan seseorang, dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu tingkat pengetahuan baik, cukup dan kurang (Notoatmodjo, 2007). Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk berperilaku dalam pencapaian tujuan. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi adalah faktor fisik dan proses mental, faktor lingkungan dan usia, situasi dan kondisi, fasilitas dan faktor intrinsik. Fungsi motivasi yaitu mendorong manusia untuk berbuat/bertindak, menentukan arah perbuatan dan menyeleksi perbuatan. Menurut Wim De Jong Syamsu Hidayat menyatakan bahwa ada interaksi antara belajar dan motivasi dalam tingkah laku. Semakin banyak seseorang mempelajari sesuatu maka ia akan lebih termotivasi untuk bertingkah laku sesuai dengan yang pernah dipelajarinya. Pengetahuan yang meningkat akan menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu (Ismawati,2010). Bardasarkan hasil analisa peneliti, ada hubungan pengetahuan dengan motivasi lansia berkunjung ke Dinyatakan bahwa ada interaksi antara belajar dan motivasi dalam tingkah laku. Semakin banyak seseorang mempelajari sesuatu maka ia akan lebih termotivasi untuk bertingkah laku sesuai dengan yang pernah dipelajarinya. Dengan belajar baik secara formal maupun informal, manusia akan mempunyai pengetahuan, dengan pengetahuan yang diperoleh seseorang akan mengetahui manfaat dari saran atau nasehat sehingga akan termotivasi dalam usaha meningkatkan status kesehatan. Dilihat dari hasil penelitian bahwa sebagian besar Jurnal AKP 18 Vol. 7 No.2; 1 Juli 31 Desember 2016

pengetahuan lansia tentang posyandu lansia kurang dan motivasi untuk berkunjung ke posyandu lansia juga rendah. Hal ini menunjukkan bahwa ketika pengetahuan lansia tentang posyandu lansia kurang maka lansia tidak mengetahui manfaat dari posyandu lansia sehingga lansia tidak termotivasi untuk mengunjungi Pengetahuan yang meningkat akan menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu. Untuk meningkatkan pengetahuan maka berbagai informasi dapat diperoleh dari tenaga kesehatan, teman, keluarga maupun media massa. Dengan bertanya maka akan menambah informasi sehingga pengetahuan tentang posyandu lansia akan menjadi bertambah. Ketika lansia telah mengetahui apa itu posyandu lansia serta manfaat dari posyandu maka bisa menimbulkan motivasi lansia untuk mengunjungi posyandu sehingga lansia bisa merasakan manfaat dari posyandu lansia itu sendiri. Sehingga diperlukan peningkatan pengetahuan agar motivasi lansia untuk mengunjungi posyandu lansia dapat ditingkatkan pula. SIMPULAN Kesimpulan penelitian hubungan pengetahuan tentang posyandu lansia dengan motivasi berkunjung ke posyandu lansia adalah sebagai berikut: 1. Pengetahuan tentang posyandu lansia yang terbanyak adalah pengetahuan kurang sebanyak 15 responden (38,5%). 2. Motivasi lansia berkunjung ke posyandu lansia yang terbanyak adalah motivasi rendah sebanyak 16 responden (41,0%). 3. Berdasarkan uji statistik spearman s di dapatkan hasil α value = 0,000 < 0,05, r = 0,561 artinya ada hubungan positif antara pengetahuan tentang posyandu lansia dengan motivasi berkunjung ke posyandu lansia yaitu semakin kurang pengetahuan lansia maka semakin rendah pula motivasi berkunjung ke KEPUSTAKAAN Handoko, Martin.2006.Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku.Yogyakarta:Kanisius Lovian.2011. Posyandu Lansia.http://nsloviandatuskep.html (download tanggal 06 Oktober 2013) Maryam,dkk.2008.Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika Notoatmojo,Soekidjo.2010.Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta Nursalam.2008.Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Edisi:2.Jakarta: Salemba Medika Purwanto, Ngalim.2003.Psikologi Pendidikan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya Widayatun, Tri.2003.Ilmu Perilaku. Jakarta : CV. Sagung Seto Jurnal AKP 19 Vol. 7 No.2; 1 Juli 31 Desember 2016