GAMBARAN DISTRIBUSI KELUHAN TERKAIT MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TUKANG SUUN DI PASAR ANYAR BULELENG TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI

GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem muskuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal (musculoskeletal

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

MUSCULOSKELETAL DISORDER (MSD) PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

IDENTIFIKASI RISIKO ERGONOMI OPERATOR MESIN POTONG GUILLOTINE DENGAN METODE NORDIC BODY MAP (STUDI KASUS DI PT. XZY) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

Riana Gustarida Jamal 1 Hendra 2. Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

IDENTIFIKASI MUSCULOSKLETAL DISORDERS (MSDs) PADA AKTIVITAS PENGEMASAN IKAN LOMEK (HARPODON NEHEROUS) DI KAWASAN MINAPOLITAN KUALA ENOK

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR PADA PROSES PEMBUATAN PIPA UNTUK MENGURANGI MUSCULOSKELETAL DISORDERS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

BAB I PENDAHULUAN. permanen dalam bekerja. Pada tahun 2010 World Health Organization

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

Hubungan Antara Umur dan Masa Kerja dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja Laundry

BAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

ANALISA RESIKO MANUAL MATERIAL HANDLING PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI UD. CITRA TANI

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Bekerja sebagai tenaga kesehatan merupakan suatu profesi yang

ANALISIS POSTUR KERJA PADA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR HIDROLIK X DAN NON-HIDROLIK Y KOTA SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA BATIK DI KECAMATAN SOKARAJA BANYUMAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

Analisis Postur Kerja Menggunakan Metode Ovako Work Posture Analysis System (OWAS) (Studi Kasus: PT Sanggar Sarana Baja Transporter)

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Edukasi ergonomi menurunkan keluhan muskuloskeletal dan memperbaiki konsistensi postur tubuh pada mahasiswa PSPDG Universitas Udayana

Analisis Postur Kerja Operator Penyusunan Karton Box di Departemen Produksi PT XYZ dengan Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA)

BAB I PENDAHULUAN. belum bisa dihindari secara keseluruhan. Dunia industri di Indonesia masih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sales promotion Girl (SPG) merupakan suatu profesi yang bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tabel 1.1 Gambar 1.1.

sesuatu dari satu tempat ke tempat lainnya. Pentingnya transportasi terlihat pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VI PEMBAHASAN. Subjek pada penelitian ini semua berjenis kelamin wanita dengan

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN MASA KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL

USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)

Bambang, 2008 mengemukakan 3 (tiga) sikap kerja yaitu: duduk, duduk berdiri, dan berdiri.

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc

JURNAL "ANALYSIS OF COMPLAINTS AGAINST RISK OF INJURY IN MUSCLE BODY POSTURE SCAVENGERS"

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang

Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN OTOT SENDI PADA OPERATOR KOMPUTER BAGIAN KEUANGAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

Hubungan Tingkat Risiko Ergonomi Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Pemecah Batu

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan suatu produksi. Tidak sedikit proses produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

Abstrak. Teknik Mengangkat Beban Berat dengan Keluhan Nyeri Otot Leher pada Pekerja Kuli Angkut di Gudang Bulog Mangkubumi dan Pamalayan

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

HUBUNGAN ANTARA POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUKULOSKELETAL PADA EKSTREMITAS BAWAH TENAGA KERJA MATAHARI MEGA MALL DI MANADO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BEBAN KERJA DAN KELUHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

terjadi karena kerja berlebihan (ougkverexertion) atau gerakan yang berulang

HUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA UNIT PENGELASAN PT. X BEKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111

STUDI PREVALENSI KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA PABRIK BATA MERAH DI DESA TULIKUP GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang. keselamatan dan kesehatan akan aman dari gangguan.

Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDS) Pada Aktivitas Manual Handling Pekerja Jasa Pengiriman Barang

GAMBARAN RISIKO ERGONOMI PADA PEKERJA CUCI SEPEDA MOTOR DI JAKARTA PADA BULAN MEI 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

BAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah

Transkripsi:

GAMBARAN DISTRIBUSI KELUHAN TERKAIT MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TUKANG SUUN DI PASAR ANYAR BULELENG TAHUN 2013 Nyoman Virna Uginiari 1, I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti 2 1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2 Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRAK Setiap pekerjaan memiliki risikonya tersendiri yang berkaitan dengan jenis pekerjaan dan lingkungan tempat kerja. Salah satu risiko kesehatan yang paling sering dikeluhkan oleh para pekerja adalah musculoskeletal disorders (MSDs). Tukang suun merupakan salah satu jenis pekerjaan yang berisiko tinggi untuk mengalami MSDs. Hal ini dikarenakan postur tubuhnya yang tidak ergonomis saat bekerja. Penelitian ini menggunakan studi desktiptif cross sectional untuk mengetahui gambaran distribusi keluhan terkait musculoskeletal disorders (MSDs) pada tukang suun di Pasar Anyar Buleleng tahun 2013. Penelitian ini menggunakan kuisioner Nordic Body Map (NBM) yang menggunakan dua skala likert yang telah dimodifikasi untuk mengetahui distribusi keluhan muskuloskeletal pada tukang suun. Dari 43 responden yang telah memenuhi kriteria, semua responden mengeluh mengalami MSDs setelah bekerja namun distribusi keluhannya berbeda-beda. Keluhan muskuloskeletal yang paling dikeluhkan oleh tukang suun adalah lutut sebanyak 46,5%, lalu diikuti keluhan pada bahu kiri sebanyak 41,8% dan keluhan pada leher bagian atas sebanyak 37,2%. Kata kunci : Ergonomi, Keluhan Muskuloskeletal disorders, Tukang Suun. DESCRIBE THE DISTRIBUTION OF COMPLAINTS RELATED TO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) AMONG TUKANG SUUN AT PASAR ANYAR BULELENG 2013 ABSTRACT Each job has its own risks that are related to type of work and workplace environment. The common health problems complained by the workers is Musculoskeletal Disorders (MSDs). One type of work that has a high risk of MSDs is tukang suun. This problem is caused by unergonomic posture. This study research was a cross sectional descriptive study, to describe the distribution of complaints related to MSDs among tukang suun at Pasar Anyar Buleleng 2013. The study used Nordic Body Map questionnaire of two modified likert scales to determine the distribution of musculoskeletal complaints among tukang suun. The sample was 43 respondents who met the criteria, all respondents complained of MSDs after work with different distribution. The most complaints of MSDs among tukang suun was in the right knee (46.5%), in the left shoulder (41.8%) and above the neck (37.2%). Keywords : Ergonomic, Musculoskeletal disorders, Tukang suun. 1

PENDAHULUAN Setiap pekerjaan memiliki risikonya tersendiri baik risiko dalam pekerjaan maupun risiko pada kesehatan. Semua risiko ini terkait dengan jenis pekerjaan dan lingkungan tempat bekerja. Salah satu risiko kesehatan yang paling sering dikeluhkan oleh para pekerja adalah muskuloskeletal disorders (MSDs). Pada tahun 2002, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa risiko pekerjaan menempati tingkat kesepuluh penyebab kematian dan kesakitan. 1 Cara kerja yang tidak ergonomis disebutkan sebagai pemicu utama dalam MSDs. 2 Cara kerja yang tidak ergonomis meliputi mengangkat beban yang melebihi kapasitas tubuh, duduk statis secara terus-menerus, bekerja pada suhu ekstrim, dan mendapat getaran berlebihan dari alat kerja. 3 Tukang suun merupakan salah satu jenis pekerjaan yang berisiko besar untuk mengalami MSDs. Tukang suun banyak ditemukan di pasar-pasar tradisional di Bali yang menawarkan jasanya untuk membawakan barang belanjaan dengan cara mengangkut barang belanjaan di atas kepalanya. Bila ditinjau dari segi ergonomis, beban yang diangkut setiap tukang suun sudah melebihi kapasitas tubuh dimana para tukang suun rata-rata mengangkut beban 25-70 kilogram tergantung permintaan kliennya. Padahal bila dilakukan secara terus-menerus dapat menimbulkan risiko terjadinya MSDs. METODE PENULISAN Penelitian ini merupakan studi deskriptif cross sectionalyang bertujuan untuk mengetahui gambaran distribusi keluhan terkait muskuloskeletal pada tukang suun di Pasar Anyar Buleleng tahun 2013. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 43 tukang suun yang diperoleh melalui perhitungan rumus Stanley Lameshow dengan rincian 43 responden berjenis kelamin perempuan. Penelitian ini menggunakan Nordic Body Map (NBM) sebagai acuan untuk mengetahui distribusi keluhan muskuloskeletal pada tukang suun di Pasar Buleleng. Sebelum mengisi NBM, subjek penelitian mengisi kuisioner mengenai data diri, umur, berat badan, tinggi badan, beban yang maksimal yang mampu diangkut. Setelah itu responden mengisi NBM sesuai dengan keluhan muskuloskeletal yang dirasakan setelah bekerja. Penelitian ini menggunakan 2

NBM dengan dua skala likert yang telah dimodifikasi yaitu sakit dan tidak sakit untuk memudahkan dalam pengolahan data. HASIL Karakteristik Subjek Tabel 1.Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Beban Maksimal, Lama Bekerja dan BMI (n=43) Karakteristik Responden Frekue nsi Persenta se Persenta se Valid Umur 20-29 (tahun) 5 11.6 11.6 30-39 10 23.3 23.3 40-49 28 65.1 100.0 Total 43 100.0 100.0 Beban maksi 40-49 13 30.2 30.2 mal (kg) 50-59 15 34.0 34.9 60-69 11 25.6 25.6 70-79 4 9.3 9.3 Total 43 100.0 100.0 Lama 1-9 18 41.9 41.9 Bekerja 10-19 14 32.6 32.6 (tahun) 20-29 10 23.3 23.3 30-39 1 2.3 2.3 Total 43 100.0 100.0 BMI <18.5 2 4.7 4.7 Kg/m 2 18.5 22.9 12 27.9 27.9 23.0 24.9 12 27.9 27.9 25.0 29.9 14 32.6 32.6 >30 3 7.0 7.0 Total 43 100.0 100.0 Responden pada penelitian ini berjumlah 43 orang tukang suun yang bekerja pada Pasar Anyar Buleleng yang telah menyetujui untuk ikut serta dalam penelitian ini. Sampel penelitian diwawancarai di tempat bekerja yaitu di Pasar Anyar Buleleng. Pada 43 responden yang diwawancarai, diperoleh karakteristik meliputi umur, maksimal beban yang mampu di angkut dan lama bekerja (tabel 1). Berdasarkan umur responden, didapatkan umur responden termuda adalah 21 tahun dan umur responden tertua adalah 49 tahun. Kelompok umur responden terbanyak adalah 40-49 tahun yaitu sebanyak 28 orang. Berdasarkan beban maksimal yang dapat diangkut oleh tukang suun dikelompokkan menjadi 4 kategori yaitu 40-49 kg, 50-59 kg, 60-69 kg, dan 70-79 kg dimana sebagian besar responden mengangkut beban maksimal dalam kategori 50-59 kg. Lama bekerja responden juga dikelompokkan menjadi 4 ketagori yaitu 1-9 tahun, 10-19 tahun, 20-29 tahun, dan 30-39 tahun dimana kebanyakan sudah bekerja sebagai tukang suun dalam wakktu 1-9 tahun. Rata-rata tukang suun sudah kelebihan berat badan. Hal ini dapat dilihat pada tabel diatas dimana hanya 12 orang yang memiliki berat badan normal, 2 orang memiliki berat badan dibawah rata-rata dan selebihnya (29 orang) mengalami kelebihan berat badan. 3

Tabel 2.Distribusi Keluhan terkait MSDs pada tukang suun di Pasar Anyar Buleleng 2013 setelah bekerja ( n = 43 orang) NO. JENIS KELUHAN Jml Jml 0 Sakt/kaku di leher 27 16 bagian atas 1 Sakit/kaku dileher 32 11 bagian bawah 2 Sakit/kaku pada bahu 25 18 kiri 3 Sakit/kaku pada bahu 40 3 4 Sakit pada lengan atas 40 3 kiri 5 Sakit di punggung 37 6 6 Sakit pada lengan atas 39 4 7 Sakit pada pinggang 43 0 atas 8 Sakit pada pinggang 34 9 bawah 9 Sakit pada pantat 43 0 10 Sakit pada siku kiri 41 2 11 Sakit pada siku 40 3 12 Sakit pada lengan 39 4 bawah kiri 13 Sakit pada lengan 38 5 bawah 14 Sakit pada 43 0 pergelangan tangan kiri 15 Sakit pada 41 2 pergelangan tangan 16 Sakit pada tangan kiri 41 2 17 Sakit pada tangan 41 2 18 Sakit pada paha kiri 39 4 19 Sakit pada paha 37 6 20 Sakit pada lutut kiri 28 15 21 Sakit pada lutut 23 20 22 Sakit pada betis kiri 33 10 23 Sakit pada betis 31 12 24 Sakit pada 42 1 pergelangan kaki kiri 25 Sakit pada 40 3 pergelangan kaki 26 Sakit pada kaki kiri 34 9 27 Sakit pada kaki 30 13 Jawaban NBM berdasarkan keluhan subjektif dari responden yang dibagi menjadi dua skala likert yaitu TS (tidak sakit) dan S (sakit). Responden akan memilih S (sakit) untuk bagian tubuh yang dirasakan sakit setelah bekerja dan memilih TS untuk bagian tubuh yang dirasakan tidak sakit setelah bekerja Tabel 2 menunjukkan keluhan responden terbanyak pada lutut yang berjumlah 20 responden dari 43 responden, lalu diikuti keluhan pada bahu kiri yang berjumlah 18 responden. Keluhan selanjutnya pada leher bagian atas yang berjumlah 16 responden, diikuti sakit pada lutut kiri (15 responden) dan sakit pada kaki (13 responden). PEMBAHASAN Karakteristik Subjek Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 43 orang, yang seluruhnya merupakan tukang suun di Pasar Anyar Buleleng. Usia termuda pada responden adalah 21 tahun dan tertua adalah 49 tahun. Ditinjau dari beban maksimal yang mampu diangkut oleh tukang suun, responden memiliki rentang sebagai berikut 40-49 kg sebanyak 30.2%, 50-59 kg sebanyak 34%, 60-69 kg sebanyak 25.6%, dan 4

70-79 kg sebanyak 9.3%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat beban maksimal yang banyak diangkut oleh tukang suun berkisar 50-59 kg. Hal ini dikarenakan rata-rata umur tukang suun yang aktif bekerja dalam rentangan umur 40-49 tahun sehingga rata-rata tukang suun diantara umur tersebut tidak kuat mengangkut beban yang lebih berat lagi. Bila ditinjau dari lama bekerja, responden memiliki rentang sebagai berikut 1-9 tahun sebanyak 41.9%, 10-19 tahun sebanyak 32.6%, 20-29 tahun sebanyak 23.3% dan 30-39 tahun sebanyak 2.3%. Responden ratarata memiliki kelebihan berat badan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1 dimana dari 43 responden, hanya 27.9% memiliki berat badan normal. Sisanya 4.7% mengalami kekurangan berat badan dan 67.9% memiliki kelebihan berat badan. Padahal usia lanjut dan obesitas merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko untuk terjadinya keluhan MSDs dengan dampak yang lebih parah. 4 Gambaran Tukang Suun di Pasar Anyar Buleleng Keluhan muskuloskeletal merupakan salah satu dampak dari pola kerja yang tidak ergonomis. 5 Hal inilah yang banyak dialami oleh tukang suun. Beban yang diangkutnya melebihi ketentuan aturan yang diterapkan oleh International Labour Organization (ILO) yaitu laki-laki dewasa 40 kg dan wanita dewasa 15-20 kg yang menyebabkan keluhan muskuloskeletal terjadi. 6,7 Daerah yang paling sering mengalami MSDs adalah punggung, leher, bahu, dan ekstremitas. Keluhan ini biasanya timbul dalam waktu relatif panjang yang disebabkan oleh berbagai paparan faktor risiko. 2,3 Berdasarkan hasil wawancara kepada 43 responden, diketahui bahwa semua reponden mengeluhkan keluhan muskuloskeletal walaupun distribusi keluhannya berbeda. Keluhan muskuloskeletal yang sering dikeluhkan oleh responden terbanyak pada lutut (lutut 46.5%, lutut kiri 34.8%), leher (leher bagian atas 37.2%, leher bagian bawah 25.5%), bahu (bahu kiri 41.8%, bahu 6.9%), dan pinggang bagian bawah (20.9%). Selain itu, keluhan yang juga sering dirasakan oleh responden adalah sakit pada ekstremitas bawah seperti betis 27.9%, betis kiri 23.2%, sakit pada kaki 30.2%, sakit pada kaki kiri 20.9%, sakit pada pergelangan kaki kiri 2.3%, sakit pada pergelangan kaki 5

6.9%, sakit pada paha 13.9%, dan sakit pada paha kiri 9.3%. Keluhan pada ekstremitas atas juga sering dikeluhkan terutama sakit pada lengan bawah 11.6%, sakit pada lengan bawah kiri 9.3%, sakit pada lengan atas kiri dan siku masingmasing 6.3% dan sakit pada siku kiri, sakit pada pergelangan tangan, sakit pada tangan kiri serta sakit pada tangan masing-masing 4.8%. Keluhan pada lutut diakibatkan karena posisi tukang suun yang diharuskan berjalan mengikuti pembeli sambil membawa beban yang berat yang diangkut di kepalanya sehingga terjadi pembebanan yang berlebihan pada kaki yang mengakibatan te pada kaki meningkat. Saat berjalan, te yang diberikan pada sendi lutut antara lain 1,5 kali berat badan, naikturun tangga sekitar 3 sampai 4 kali berat badan dan saat berjongkok beban yang diberikan pada lutut sekitar 8 kali berat badan. 3 Aktivitas yang selalu dilakukan tukang suun inilah yang menyebabkan banyaknya keluhan pada sendi lutut. Selain keluhan pada lutut, keluhan terbanyak lainnya ada pada bahu dan leher bagian atas. Pada saat membawa beban di kepala akan memberikan ketegangan pada tubuh bagian atas seperti bahu kiri, leher bagian atas dan leher bagian bawah. Penyebab yang sering menyebabkan keluhan pada muskuloskeletal adalah posisi kerja yang statis. Dalam upaya menahan beban yang di bawa di atas kepala agar seimbang, maka tukang suun akan membuat tubuh bagian atas statis dengan pergerakan yang diusahakan seminimal mungkin sehingga meningkatkan beban pada tubuh bagian atas yang mengakibatkan aliran darah ke otot terhalang dan akan timbul rasa lelah, kesemutan dan juga nyeri. 2 Keluhan pada pinggang bawah juga banyak dikeluhkan oleh responden. Hal ini diakibatkan kesalahan posisi tubuh saat bekerja. Menurut Tarwaka 2004, sekitar 74% nyeri pinggang bawah disebabkan oleh aktivitas mengangkat dan sekitar 50-60% diakibatkan mengangkat dan menurunkan material. 6 Bila beban yang diangkat semakin berat, maka tulang belakang akan dipaksa menahan beban tersebut, sehingga dapat menyebabkan tulang belakang rusak dan bisa sampai terjadi Hernia Nucleus Pulposus(HNP) yang merupakan penyebab terjadinya nyeri punggung bawah. 7 6

Keluhan muskuloskeletal disebabkan oleh sikap statis dan terus diulang juga sikap paksa yang diakibatkan adanya pembebanan yang berlebihan pada bagian tubuh tertentu. MSDs berkaitan dengan beban yang harus diangkut serta kurangnya pengetahuan para tukang suun mengenai cara angkut yang ergonomis. 7 Menurut I Nyoman Artanayasa dkk, pemberian beban yang berlebihan dan paksa dapat menyebabkan terjadinya metabolisme anaerobik dikarenakan distribusi oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan akibat terhambatnya aliran darah. 8 Metabolisme anaerobik ini menyebabkan penimbunan asam laktat yang dapat mengakibabtkan terjadinya kelelahan pada otot yang menimbulkan sensasi nyeri pada otot tukang suun. SIMPULAN Dari 43 responden, semua responden mengeluh keluhan muskuloskeletal namun distribusi keluhannya berbeda-beda. Distribusi keluhan nyeri muskuloskeletal yang dikeluhkan oleh tukang suun adalah sebagai berikut keluhan pada lutut 46.5%, keluhan pada bahu kiri 41.8%, keluhan pada leher bagian atas 37.2%, keluhan pada lutut kiri 34.8%, keluhan pada kaki 30.2%, keluhan pada betis 27.9%, keluhan pada leher bagian bawah 25.5%, keluhan pada betis kiri 23.2%, keluhan pada kaki kiri 20.9%, keluhan pada pinggang bawah 20.9%, keluhan di punggung 13.9%, keluhan pada paha 13.9%, keluhan pada lengan bawah 11.6%, keluhan pada lengan atas 9.3%, keluhan pada lengan bawah kiri 9.3%, keluhan pada paha kiri 9.3%, keluhan pada pergelangan kaki 6.9%, keluhan pada siku 6.9%, keluhan pada lengan atas kiri 6.9%, keluhan pada bahu 6.9%, keluhan pada tangan 4.8%, keluhan pada kiri 4.8%, keluhan pada pergelangan tangan 4.8%, keluhan pada siku kiri 4.8% dan keluhan pada pergelangan kaki kiri 2.3%. Tidak satupun responden yang memiliki keluhan pada pinggang atas, pantat dan pergelangan tangan kiri. DAFTAR PUSTAKA 1. Saputra AMHT, Naiem MF, Saleh LM. Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Otot Sendi Pada Operator Komputer Bagian Keuangan Universitas Hasanuddin Makasar [diakses 18 November 7

2013]. Diunduh dari: http://repository.unhas.ac.id/bitstrea m/handle/123456789/6112. 2. Nurliah AAH. Analisis Risiko Muskuloskeletal Disorders (MSDs) pada Operator Forklift di PT. LLI tahun 2012 [tesis]. Jakarta: Universitas Indonesia; 2012. 3. Anonim. Ergonomi : The Study of Work. Occupational Safety Health Administrator 3125. 2000. 4. Barbe MF, Barr AE. Inflammation And The Pathophysiology of Work- Related Musculoskeletal Disorders. Nih Public Access. 2006;20(5):423-429. 5. Punnett L, Wegman DH. Work- Related Musculoskeletal Disorders: The Epidemiologic Evidence and The Debate. Journal of Electromyography and Kinesiology. 2004;14:13 23. 6. Tarwaka BSHA, Sudiajeng L. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA Press;2004. 7. Pratiwi H, Mayrika; Setyaningsih, Mayrika; Kurniawan, Bina; Martini. Beberapa Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Penjual Jamu Gendong. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. 2009;4(1). 8. Artanayasa IN, Adiputran N, Manuaba IBA. Pendekatan Ergonomi Total Meningkatkan Kualitas Hidup Pekerja Wanita Pengangkut Kelapa di Banjar Semaja Antosari Selemadeg Tabanan Bali. E-Journal Universitas Udayana. 2008. 8