BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi seluruh makhluk hidup dan proses kehidupan, kebutuhan akan air harus terpenuhi baik dari aspek kuantitas maupun kualitas Pradyumna et al. 205. Sumber pemenuhan air baku bagi kehidupan manusia antara lain: air tanah dan air permukaan namun disisi lain, air juga bisa menjadi berbahaya karena menjadi perantara penyebaran beberapa jenis penyakit seperti Diare, Disentri, penyakit kulit dan lain sebagainya (Kundu & Roy, 202), menurut Baranwal (204) bahwa terdapat hubungan yang erat antara anemia yang diderita oleh anak usia dibawah lima tahun dengan keadaan sanitasi lingkungan rumah yang buruk, hal ini diakibatkan anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah, sehingga waktu terpapar kondisi sanitasi lingkungan yang buruk lebih lama. Awal tahun 2000 para pemimipin dunia bertemu di New York dan menandatangani Deklarasi Milennium yang berisikan komitmen untuk mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan. Komitmen tersebut diwujudkan menjadi beberapa tujuan dan target yang dikenal sebagai Millennium Development Goals (MDG`s). Millennium Development Goals memiliki delapan tujuan utama yang terdiri dari ) memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrim, 2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua, 3) mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, 4) menurunkan angka kematian anak, 5) meningkatkan kesehatan ibu, 6) memerangi HIV dan AIDS, malaria serta penyakit lainnya, 7) memastikan kelestarian lingkungan, dan 8) mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. setiap tujuan utama di dalam MDGs ini memiliki beberapa poin target yang spesifik (MDG`s, 2008). Di bidang kesehatan lingkungan berkaitan dengan tujuan ke tujuh dengan poin c yaitu menurunkan separuh proporsi penduduk yang tidak memiliki akses yang berkelanjutan terhadap air minum yang aman dan sanitasi dasar pada 205.
2 Menurut laporan MDG`s World health organization (WHO) tahun 204 khusus pada goal ke tujuh, disebutkan bahwa peningkatan akses air minum telah terjadi dan di beberapa wilayah telah melampaui target, hingga 202 akses air minum yang aman dan sehat bagi penduduk dunia mencapai 89 persen, naik dari angka 76 persen di tahun 990, sehingga target pengurangan separuh (reduce halving of proportion of people without access) sebenarnya telah dicapai pada tahun 200, penambahan akses ini berhubungan dan berdampak terhadap kesehatan (MDG`s, 204). Pada tahun 205 MDG`s akan segera berakhir dan PBB telah merumuskan tujuan baru untuk dicapai bersama oleh bangsa-bangsa di dunia dengan target akhir pelaksanaan pada tahun 2030, rumusan tersebut adalah Sustainable Development Goals and Targets for 2030 (SDG) atau pembangunan berkelanjutan yang memiliki 7 gol dan pada gol ke enam yaitu Ensure availability and sustainable management of water and sanitation for all adalah yang mengkhususkan pada keberlanjutan penyediaan air dan sanitasi (David, 203) Pada hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 203 ada kecenderungan meningkat, untuk rumah tangga yang memiliki akses ke fasilitas sanitasi yang aman dan sehat dari 40,3 persen tahun 2007 menjadi 59,8 persen tahun 203, walaupun masih ada provinsi yang hanya 30,5 persen yaitu provinsi Nusa Tenggara Timur dan Papua (Kemenkes, 203). Salah satu upaya untuk mencapai tujuan point tujuh c pada target MDG`s atau Goal ke 6 SDG`s tersebut pemerintah Indonesia memiliki beberapa program antara lain Program Nasional Pembangunan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS), program Pamsimas di adopsi dari Negara India dan Bangladesh (O,Reilly, 204). Kunjungan perwakilan pemerintah Indonesia pada tahun 2004 dan tahun 2005 yang ditandai dengan dimulainya Pilot Project Community lets Total Sanitations (CLTS) atau Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di enam kabupaten di enam Provinsi tahun 2006, CLTS secara nasional dicetuskan oleh Departemen Kesehatan, tahun 2008 CLTS diterapkan di 200 kabupaten dan didukung dengan dikeluarkannya Kepmenkes nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang strategi nasional STBM (Kemenkes, 2008).
3 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah aksi terpadu untuk menurunkan angka kejadian diare dan meningkatkan higienitas dan kualitas kehidupan masyarakat, program ini terdiri dari lima pilar yaitu :. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS). 2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). 3. Pengelolaan Air Minum Dan Makanan Dalam Rumah Tangga (PAMM-RT). 4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (PS-RT). 5. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga Secara Aman (PLC-RT). Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pilar-pilar kegiatan dalam Program Pamsimas, Program Pamsimas merupakan kerja sama dari beberapa lembaga dan kementrian yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapenas), Kementrian Pekerjaan Umum, Kementrian Kesehatan, Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Keuangan, dan World Bank, dengan satu kementrian bertanggung jawab pada satu komponen, dalam program Pamsimas terdapat lima komponen dan kementrian kesehatan berada pada komponen B yaitu pemberdayaan masyarakat, Kabupaten Balangan termasuk delapan dari 3 kabupaten di propinsi Kalimantan Selatan yang mengadopsi program Pamsimas, program Pamsimas dimulai pada tahun 2008 yang dilaksanakan di sembilan desa di tiga wilayah kerja Puskesmas di tiga kecamatan, dengan berjalannya waktu sampai tahun 203 sebagai batas akhir program Pamsimas satu, program ini sudah berjalan di 83 desa. Tahun 204 program Pamsimas dilanjutkan dengan program Pamsimas dua yang dibebani target untuk melanjutkan program Pamsimas sebelumnya,yang ditandai dengan adanya fasilitator keberlanjutan. Desa yang mendapat program Pamsimas dua di tahun 204 ini ada tujuh desa, selengkapnya distribusi program pamsimas dari tahun 2008 sampai tahun 204 dapat dilihat pada Tabel (Dinkes Balangan, 203).
4 Tahun 2008 2009 200 20 202 203 204 Tabel. Distribusi Desa Program Pamsimas pertahun Sumber Pendanaan Program Pamsimas Jumlah Kecamatan Reguler 3 Reguler 5 9 8 9 6 2 4 Total 90 Sumber: Laporan Tahunan Dinkes Kab. Balangan 203 Keterangan: adalah pendanaan yang berasal dari APBN adalah pendanaan yang berasal dari APBD Jumlah Desa 9 4 2 2 3 3 4 4 8 4 7 Dari 90 Desa yang mendapat program Pamsimas satu dan Pamsimas dua di Kabupaten Balangan baru terdapat sembilan desa atau 0 persen yang telah mencapai target Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) yaitu suatu kondisi masyarakat desa yang 00 persen sudah tidak buang air besar sembarangan, dan mempunyai sarana air bersih, dapat dilihat pada Tabel 2 (Laporan tahunan Kab. Balangan, 203). Tahun Program Pamsimas 200 20 202 2008 202 Tabel 2. Distribusi Desa Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) Sumber Pendanaan Reguler Kecamatan Desa Tahun Pencapaian SBS Paringin Selatan Murung Abuin Halubau Telaga Purun Binjai 202 203 203 203 Batu Mandi Kasai Hamparaya Timbun Tulang 20 202 202 20 Awayan Merah 203 202 Juai Panimbaan 203 Total 9 desa Sumber: Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kab. Balangan 203
5 Dari Tabel 2 dapat dilihat Kecamatan Paringin Selatan memiliki empat desa Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) yang merupakan kecamatan dengan jumlah desa SBS terbanyak di Kabupaten Balangan dan Stop Buang air besar dipilih sebagai pilar program Pamsimas yang dievaluasi karena perilaku buang air besar sembarangan ini memiliki dampak yang serius terhadap pencemaran lingkungan serta merupakan salah satu rantai penyebaran penyakit diare. Berdasarkan uraian latar belakang, peneliti tertarik menggali lebih dalam input program Pamsimas, proses kegiatan program Pamsimas, hasil program Pamsimas, faktor penunjang dan faktor penghambat, sehingga ada desa yang berhasil mencapai target SBS dan ada desa yang tidak mencapai target SBS dengan menggunakan pendekatan evaluasi program di Kecamatan Paringin Selatan Kabupaten Balangan. B. Rumusan Penelitian Program Penyediaan Air Minum Dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS), sudah ada sejak tahun 2008 dan hingga tahun 204 di Kabupaten Balangan telah dilaksanakan di 90 desa, dimana desa yang berhasil mencapai Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) baru sebesar 0 persen atau sembilan desa dari target 90 desa yang seharusnya dapat menjadi desa SBS. Kecamatan Paringin Selatan adalah kecamatan yang akan menjadi obyek penelitian karena kecamatan ini memiliki desa terbanyak yang berhasil mencapai salah satu target program Pamsimas yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS), terdapat empat desa yang berhasil SBS dari sembilan desa SBS yang ada di Kabupaten Balangan. Di pilih dua desa sebagai sampel penelitian dengan kriteria desa yang 00 persen stop buang air besar sembarangan dan Desa yang memiliki cakupan akses sanitasi terendah di Kecamatan Paringin Selatan, dari latar belakang tersebut, dirumuskan permasalahan penelitian yaitu bagaimana Input program Pamsimas, bagaimana proses pelaksanaan, bagaimana hasil yang dirasakan masyarakat, faktor-faktor yang menjadi penunjang dan penghambat tercapainya target SBS di Desa Program Pamsimas Kecamatan Paringin Selatan Kabupaten Balangan.
6 C. Tujuan Penelitian. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui Input, process, Product program Pamsimas, mengidentifikasi dan membandingkan, faktorfaktor penunjang dan penghambat tercapainya target Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) di Desa Program Pamsimas di Kecamatan Paringin Selatan Kabupaten Balangan. 2. Tujuan Khusus a. Bagaimana Input program Pamsimas di Kecamatan Paringin Selatan b. Bagaimana proses pelaksanaan program Pamsimas di desa yang berhasil mencapai target Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)? c. Bagaimana proses pelaksanaan program Pamsimas di desa yang belum mencapai target Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)? d. Bagaimana hasil program Pamsimas di desa yang berhasil mencapai target Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)? e. Bagaimana hasil program Pamsimas di desa yang belum mencapai target Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)? f. Mengetahui faktor-faktor penunjang yang ada di desa yang sudah berhasil mencapai target Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) Program Pamsimas di Kecamatan Paringin Selatan Kabupaten Balangan? g. Mengetahui faktor-faktor apakah yang menjadi penghambat tercapainya target program Pamsimas di desa yang belum mencapai target Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) program Pamsimas di Kecamatan Paringin Selatan Kabupaten Balangan?
7 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada berbagai pihak sebagai berikut : ) Bagi instansi terkait Penelitian ini sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah dan instansi terkait penanggung jawab program Pamsimas dalam mengelola faktor-faktor penunjang dan penghambat guna tercapainya target Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) di Desa Program Pamsimas di Kecamatan Paringin Selatan Kabupaten Balangan 2) Bagi aparat desa dan masyarakat Penelitian evaluasi ini sebagai bahan masukan bagi aparat desa dan masyarakat agar dapat mengenali faktor-faktor apa saja yang menjadi penunjang dan penghambat tercapainya target Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) di desanya. 3) Bagi peneliti Penelitian ini merupakan media belajar dalam rangka menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh serta mendapatkan pengalaman dan gambaran tentang Input program Pamsimas, proses pelaksanaan, hasil Program Pamsimas, faktor-faktor penunjang dan penghambat tercapainya target SBS di Desa Program Pamsimas di Kecamatan Paringin Selatan Kabupaten Balangan. 4) Bagi Akademisi Penelitian ini sebagai alternatif referensi tentang program Pamsimas.
8 E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang evaluasi program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (PAMSIMAS) sudah pernah dilakukan, tetapi yang menjadi subjek penelitian bukan berada di Kabupaten Balangan serta beberapa peneliti lain juga berbeda pada parameter yang diteliti. Adapun evaluasi program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat yang sudah pernah dilakukan, seperti yang di uraikan pada Tabel 3. Tabel 3. Keaslian Penelitian yang berhubungan dengan Evaluasi Program Pamsimas No Peneliti, Tahun, dan Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan. Ibrahim Surotinojo / 2009 Parisipasi Masyarakat dalam Program Sanitasi oleh Masyarakat (SANIMAS) di Desa Bajo Kec. Tilamula Kab. Boalemo, Gorontalo Pertisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga, ide/pikiran dan material, factor internal yang berpengaruh : jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat, faktor eksternal: pihak yang berkepentingan terhadap program Sanimas Evaluasi program Evaluasi partisipasi, program, daerah penelitian 2. Dian Nugrahini / 203 Faktor-faktor Adopsi Inovasi Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di Desa Halubau & Desa Jimamun Kab. Balangan Tingkat Adopsi inovasi praktik PHBS sangat rendah karena jenis keputusan kolektif, inovasi yang sifatnya dipaksakan akan terjadi diskontinuasi, Program Pamsimas, Daerah penelitian Evaluasi Aplikasi, 3. Marlina Tri Astuti / 203 Evaluasi Pengelola Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di Lingkungan Permukiman Kec. Wijen, Semarang Pengelolaan Program Penyediaan Air Minum Dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) Di Kecamatan Mijan dapat dikategorikan Baik Evaluasi program Parameter, daerah penelitian
9 No Peneliti, Tahun, dan Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 4. Yunasrun / 203 Persepsi Masyarakat Tentang Kinerja Badan Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Program Pamsimas di Kabupaten Padang Pariaman BP-SPAMS di Kabupaten Padang Pariaman dengan tiga tingkatan yaitu BPSPAMS yang tidak berkembang skor kurang dari 48 persen, kurang berkembang skor 48 persen s/d 74,5 persen serta BPSPAMS yang berkembang dengan prosentase skor lebih dari 74,5 persen Program Pamsimas Unit analisis berupa BPSPAMS 5. Andrea Hueso Gonzales / 203 Pathways To Sustainability In Community-Led Total Sanitation. Experiensces From Madya Pradesh and Himachal Pradesh Community-Led Total Sanitation (CLTS) adalah sebuah pendekatan yang berbasis partisipasi komunitas, yang memungkinkan untuk menganalisa kondisi sanitasi, risiko buang air besar sembarangan, Pemberday aan masyarakat untuk mengatasi Open Defecation Free (ODF), Kualitatif Tempat, intervensi sanitasi,