BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Di era modern sekarang ini, aktivitas yang dilakukan manusia sangat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan menuju Indonesia sehat. fisik, mental dan social, semua aspek tersebut akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, salah satunya kehidupan sosial ekonomi dunia. Sejak pertengahan 2007,

BAB I PENDAHULUAN. diluar itu seperti nongkrong,arisan,jalan-jalan dll.di tambah pola hidup

BAB I PENDAHULUAN. manusia sangat padat dan beraneka ragam. Manusia menjalani kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

2015 PERBED AAN PENGARUH ZUMBA D ANCE D ENGAN AEROBIK HIGH IMPACT TERHAD AP PENURUNAN BERAT BAD AN D AN PROSENTASE LEMAK TUBUH

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

BAB 1 PENDAHULUAN. Dizaman yang orientasi manusianya lebih mengutamakan uang, bekerja lebih

BAB I PENDAHULUAN. aktif pada tingkat yang tepat untuk mempertahankan atau meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan alat ukur berat badan dengan satuan kilogram. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

sebagainya. Menurut Susan M Sawyer et al, 2012 masa remaja merupakan salah satu fase kehidupan saat fungsi fisik hampir mencapai puncaknya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

I. PENDAHULUAN. tahun. Peningkatan penduduk usia lanjut di Indonesia akan menimbulkan

MUHAMMAD DZIKRY ABDULLAH AL GHAZALY, 2015 DAMPAK LATIHAN PADA DAERAH TUBUH TERTENTU TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adalah kesejahteraan rakyat yang terus meningkat dan ditunjukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting.

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB 1 PENDAHULUAN. negatif terhadap kehidupan. Dilihat dari dampak positif, teknologi membuat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Afrian Dhea Fahmi, 2015 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ATLET SQUASH DENGAN POLA MAKAN PASCA KOMPETISI

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa mengalami kegemukan. Di Amerika orang meninggal. penduduk menderita kegemukan (Diana, 2004).

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

BAB I PENDAHULUAN. diriwayatkan Nabi R. Al-Hakim,At-Turmuzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban: minum, dan sepertiga lagi untuk bernafas.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perhitungan pengukuran langsung dari 30 responden saat pre-test.

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan atau obesitas selalu berhubungan dengan kesakitan dan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh negatif yang secara langsung maupun tidak langsung. yang berperan penting terhadap munculnya overweight (Hadi, 2005).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir jumlah penderita obesitas di dunia semakin meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik dan mental serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat

PEMBUDAYAAN HIDUP SEHAT MELALUI GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) Penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi masalah di Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

Specific Dynamic Action

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas dapat di definisikan sebagai kelebihan berat badan, yang dapat

Rumus IMT (Index Massa Tubuh) sendiri sebagai berikut:


BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemak. Massa bebas lemak biasa disebut Fat Free Mass (FFM), terdiri dari massa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

2015 MENINGKATKAN DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR MELALUI ZUMBA DANCE

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PANDUAN KESEHATAN OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan pada pola hidup individu. Perubahan pola hidup tersebut membawa

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan energinya yang dilakukan secara terus-menerus, ritmis, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Fase remaja merupakan fase dimana fisik seseorang terus tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. (Mahardikawati & Roosita 2008). Menurut Kartasapoetra 2002 (dalam. Riwu 2011), aktifitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, baik untuk bekerja, rekreasi maupun

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan kelompok peralihan dari masa anak-anak. menuju dewasa dan kelompok yang rentan terhadap perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. dapat berdampak buruk pada kesehatan. Menurut Alder dan Higbee, walaupun

Contoh Penghitungan BMI: Obesitas atau Overweight?

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB I PENDAHULUAN. dekade terakhir. Overweight dan obesitas menjadi masalah kesehatan serius

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah kalori yang dibakar dalam proses metabolisme (Hasdianah dkk, Obesitas juga dapat membahayakan kesehatan (Khasanah, 2012)

8 Langkah Diet Sehat secara Alami

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup dan kebiasan makan remaja mempengaruhui baik asupan

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. global. 1 Aktivitas fisik telah diidentifikasi sebagai faktor risiko keempat untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini, berbagai macam aktivitas yang dilakukan manusia sangat padat dan beraneka ragam. Di perkotaan manusia menjalani kehidupannya dengan persaingan yang cukup tinggi demi mencukupi kebutuhan sehari-hari. Seiring dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat di kota besar disertai kebutuhan manusia yang harus dipenuhi setiap harinya sehingga membawa perubahan pola hidup seseorang baik dalam hal penampilan, pola makan dan aktivitas. Banyak manusia lebih mengutamakan bekerja untuk menghasilkan uang daripada berolahraga sehingga tidak menjaga kesehatan dan kebugaran jasmani setiap harinya. Menurut Depkes RI,2009 kategori wanita usia 36-45 tahun termasuk dalam dewasa akhir. Usia dewasa akhir adalah masa peralihan dari dewasa awal ke dewasa akhir. Pada masa ini terjadi perubahan wanita muda ke dewasa, yang mulai memasuki dunia kerja, menjadi ibu rumah tangga, wanita karier, sehingga membutuhkan kondisi fisik yang optimal termasuk diantaranya adalah bentuk tubuh yang ideal. Umumnya wanita usia dibawah 40 tahun masih senang mencoba dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencari dan mempertahankan eksistensi diri (Rahmania et all,2009) sedangkan usia lebih 40 tahun biasanya tidak lagi merisaukan penampilan dan kecantikan tetapi lebih menerima kondisi fisiknya, karena lebih memprioritaskan perannya dalam keluarga. Tuntutan dunia kerja rupanya tidak hanya mengharapkan kemampuan bekerja yang tinggi namun juga penampilan yang menarik. Banyak wanita di masa dewasa akhir ini menginginkan tubuh yang sehat, ramping dan indah. Perubahan sikap, perilaku dan gaya hidup, kemajuan pengetahuan, teknologi, kemudahan dalam bertransportasi serta berkomunikasi membuat hidup lebih mudah dan praktis dalam menjalani kehidupan yang berdampak pada kesehatan individu. Aktifitas fisik berkurang dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang 1

2 dikeluarkan oleh tubuh, sehingga kalori yang berlebihan atau yang tidak digunakan menjadi lemak. Penimbunan lemak yang berlebihan di simpan dalam jaringan adiposa. Keadaan tesebut di perburuk oleh pola hidup individu yang jarang untuk berolahraga, cenderung mengkonsumsi makanan cepat saji tanpa memperhatikan zat gizi yang terkandung dalam makanan tersebut. Pola hidup seperti ini akan mengakibatkan kelebihan berat badan. Wanita yang mengalami berat badan naik akan mempengaruhi kepercayaan diri karena bentuk badan tidak proposional, termasuk menggangu aktivitas gerak dan fungsi seperti berjalan, berlari, naik turun tangga akan lebih mudah lelah. Obesitas adalah keadaan yang menunjukkan ketidak seimbangan antara tinggi dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal (Sumanto,2009). Rata-rata wanita memiliki lemak lebih banyak daripada laki-laki. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Menurut hasil RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) 2013 obesitas laki laki 19,7% dan pada wanita obesitas 32,9%. Terjadinya obesitas lebih ditentukan oleh terlalu banyaknya makan, terlalu sedikitnya aktivitas atau latihan fisik, maupun keduanya (Misnadierly,2007). Menurut data Riskesdas 2013 memperlihatkan prevalensi gemuk secara nasional di Indonesia wanita Dewasa umur >18 tahun obesitas 32,9%, naik 18,1% dari tahun 2007 (13,9%) dan 17,5% dari tahun 2010 (15,5%). Jumlah lemak ditubuh akan meningkat sesuai dengan peningkatan umur. Prevalensi kegemukan akan meningkat terus sampai dengan umur 50 tahun untuk pria dan 65 tahun untuk wanita. Rata-rata wanita dewasa mempunyai berat badan terdiri dari 18% protein, 7% mineral, dan 15% lemak, sisa 60% adalah air. Pada umumnya lemak disimpan 50% di jaringan bawah kulit (jaringan sub kutan), 45% di rongga perut dan 5% di jaringan intramuscular. Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui kelebihan berat badan orang dewasa, yaitu timbangan yang kemudian hasilnya dimasukkan ke rumus Indeks Masa Tubuh (IMT) atau Body Massa Indeks (BMI). Pengukuran IMT/BMI normal untuk wanita (18,5-25,0). Penggunaan IMT

3 hanya untuk orang dewasa berumur > 18 Tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, dan ibu hamil (Supariasa, 2008). Banyak cara untuk dapat mengatasi kelebihan berat badan selain menjaga pola makan, kita mengimbanginya dengan latihan fisik atau berolahraga. Aktivitas fisik adalah penting dilakukan sebagai bagian gaya hidup sehat, dan perlu didukung asupan gizi yang seimbang. Menurut Giriwijoyo (2007) untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan bugar perlu ditunjang dengan kegiatan olah raga atau latihan fisik secara teratur dan terukur sesuai dengan kebutuhan tubuh. Perlu diterapkan prinsip 3 G yaitu Gizi cukup, Gerak cukup dan Gaya hidup yang baik. Menurut Wirasasmita (2013), pada saat olahraga dengan intensitas rendah, kebutuhan energi rendah dan kecepatan lambat. Ketersediaan energi bukanlah merupakan hal yang penting, simpanan lemak akan memberikan kontribusi yang besar sebagai sumber energi utama bagi tubuh. Kontribusi simpanan lemak sebagai sumber energi tubuh baru akan berkurang, apabila terjadi peningkatan intensitas dalam berolahraga. Pada saat terjadinya peningkatan intensitas olahraga akan meningkatkan kebutuhan energi, pembakaran lemak memberikan kontribusi yang lebih kecil jika dibandingkan dengan pembakaran karbohidrat untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam tubuh. Pembakaran lemak memberikan kontribusi yang lebih kecil jika dibandingkan dengan pembakaran karbohidrat saat intensitas olahraga meningkat. Namun kuantitas lemak yang terbakar tetap akan lebih besar jika dibanding saat berolahraga dengan intensitas rendah. Sesuai dengan Permenkes No. 80 Tahun 2013, fisioterapi adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang di tujukan kepada individu atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapi dan mekanis), fungsi dan komunikasi. Peran Fisioterapi dalam hal ini yaitu mengembangkan (promotif), mencegah (preventif), mengobati (kuratif), dan mengembalikan gerakan dan fungsi seseorang dengan latihan (rehabilitative). Bentuk latihan untuk

4 menurunkan berat badan yaitu latihan berupa lari, jogging, bersepeda, berenang, dan latihan beban. Salah satu aktivitas aerobik yang paling digemari masyarakat adalah jogging dengan treadmill. Peneliti mau meneliti olahraga yang cukup popular saat ini yaitu antara jogging 30 menit berkelanjutan dengan Treadmill dengan jogging 60 menit tidak berkelanjutan dengan treadmill. Jogging berasal dari bahasa Inggris yang artinya bergerak maju dengan setengah berlari, dengan kecepatan yang lebih tinggi dari berjalan biasa dan lebih rendah dari berlari. Jogging adalah aktifitas fisik yang memiliki pengaruh yang lebih besar dari berjalan (Frank Rosato, 2012). Untuk kecepatan berjalan yaitu 3-5 km/jam, jogging 6-8 km/jam sedangkan untuk berlari 10-15 km/jam. Gerakan ataupun teknik dalam jogging dengan treadmill sederhana dan bermanfaat untuk menurunkan berat badan, membentuk tubuh menjadi ideal, pemeliharaan kesehatan kebugaran serta dapat memperbanyak relasi disekitar tempat fitness. Berdasarkan sistem penyediaan energi, jogging dapat dikategorikan ke dalam jenis olahraga aerobik. Jogging dengan menggunakan treadmill adalah lari diatas ban karet berjalan dengan kecepatan minimal. Manfaat Jogging dengan menggunakan treadmill adalah treadmill lebih ramah untuk persendian kaki dibanding dengan permukaan jalan atau trotoar yang keras karena permukaan yang lebih rata sehingga aman dan terhindar dari cedera. Jogging dengan menggunakan treadmill adalah peningkatan dari fase berjalan, yang mana selama berjalan ada kontak dari kedua kaki diatas treadmill (double support phase). Saat kecepatan berjalan meningkat, double support phase akan hilang dan kemudian akan digantikan dengan double float phase (Guo dkk, 2006). Proses dari jogging dengan treadmill dikenal ada dua fase, yaitu fase menapak (stance phase) dan fase mengayun (swing phase), dengan presentase 60% fase menapak dan 40% fase mengayun (Vaughan, 2007). Jogging dapat dilakukan dengan Treadmill selama 30 menit berkelanjutan atau Jogging 60 menit dengan treadmill secara tidak berkelanjutan sesuai kebutuhan dan kemampuan pada setiap individu.

5 Menurut Lynne Brick (2001) Jogging 30 menit secara berkelanjutan dengan treadmill merupakan latihan aerobik dengan intensitas rendah sampai dengan sedang sehingga dapat membakar kira-kira 250 kalori. Proses pembakaran lemak yang terjadi pada latihan jogging 30 menit secara berkelanjutan dengan menggunakan treadmill dimana karbohidrat berubah menjadi glikogen (gula darah) sebagai energi. Sesudah glikogen habis disekitar menit 25 sampai dengan 30 menit kemudian lemak digunakan sebagai sumber energi. Alasan menggunakan Jogging 30 menit dengan menggunakan treadmill karena 30 menit tubuh hanya mampu membakar glikogen dalam tubuh sehingga proses pembakaran lemak di dalam tubuh kurang maksimal dan meningkatkan kelenturan otot. Jogging 30 menit berkelanjutan dengan menggunakan treadmill merupakan olahraga jogging dengan cara berjalan atau berlari diatas mesin dengan ban berjalan yang dapat diatur kecepatan putarnya, dilakukan secara terus-menerus tanpa berhenti sampai batas waktu 30 menit, hal ini dapat dilakukan tiga kali dalam seminggu pagi ataupun sore hari. Dimana sebelum melakukan jogging 30 menit berkelanjutan dengan treadmill lakukan peregangan terlebih dahulu selama 5 menit, selanjutnya pemanasan diatas treadmill berupa jalan santai selama 5 menit sambil mencatat Heart Rate pertama yang ada di treadmill, lalu jogging selama menit 5.01 sampai dengan menit ke 14 sambil dinaikkan kecepatan perlahan-lahan, pada saat menit ke 14.01 sampai dengan menit ke 16 mencatat Heart Rate kedua yang ada didalam treadmill, selanjutnya menit 25.01 sampai dengan menit ke 30 terakhir diturunkan untuk dengan jalan perlahan-lahan kembali sambil dicatat Heart Rate terakhir yang ada di dalam treadmill dan setelah olah raga jogging dengan treadmill lakukan peregangan selama 5 menit pada seluruh anggota tubuh. Menurut Lynne brick (2001) Jogging 60 menit secara tidak berkelanjutan dengan treadmill merupakan latihan aerobik dengan intensitas tinggi kira-kira dapat membakar 650 kalori. Jogging 60 menit secara tidak berkelanjutan dengan treadmill menggunakan sumber energinya karbohidrat pada saat 30 menit pertama, setelah 30 menit pertama terjadi proses pembakaran lemak. Semakin lama latihan (1 jam) sumber energi dari

6 karbohidrat berkurang, sebaliknya sumber energi dari lemak bertambah, sehingga penggunaan lemak sebagai sumber energi mencapai 80% dari keseluruhan energi. Alasan melakukan jogging 60 menit tidak berkelanjutan dengan menggunakan treadmill adalah terjadi perubahan adaptasi metabolisme tubuh pasca berolah raga, pembakaran lemak mulai terjadi setelah 30 menit keatas sehingga dapat digunakan untuk menurunkan berat badan, meningkatkan kekuatan otot dan daya tahan otot, dan banyak mengeluarkan cairan didalam tubuh baik itu keringat maupun urine. Jogging 60 menit tidak berkelanjutan (Interval antara jogging dan jalan) dengan menggunakan treadmill sebelum melakukan olahraga jogging 60 menit dengan menggunakan treadmill yaitu lakukan peregangan 10 menit anggota gerak atas bawah dan bawah pemanasan, kemudian lanjutkan naik ke atas treadmill pada 0-4 menit pertama dengan jalan santai agar tubuh adaptasi, setelah itu menit 4.01 - menit ke 8 menit jalan cepat ditambah kecepatan treadmill secara bertahap, setelah itu menit 8.01 sampai menit ke 12 lakukan jogging, pada menit 12.01 sampai menit ke 16 menit jalan santai sambil diturunkan kecepatan dan dicatat Heart Rate pertama yang ada pada treadmill sampel, selanjutnya pada menit 36.01 sampai dengan menit ke 40 catat Heart Rate tengah yang ada didalam treadmill dimana setiap 4 menit lakukan jalan santai, lanjutkan jalan cepat dan jogging kembali sampai batas waktu 60 menit terakhir kecepatan diturunkan sampai waktunya habis di 60 menit sambil dicatat Heart Rate yang ada didalam treadmill, setelah 60 menit/ latihan inti diatas treadmill dilanjutkan dengan peregangan dilakukan diluar treadmill selama 5 menit menggerakkan seluruh anggota tubuh dengan tujuan mengendurkan anggota gerak atas dan bawah agar tubuh tidak pegal - pegal selanjutnya lakukan pendinginan (colling down) selama 5 menit agar semua kondisi tubuh rileks dan stabil seperti semula. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, peneliti akan meneliti efektifitas latihan jogging 30 menit berkelanjutan dengan menggunakan treadmill atau jogging 60 menit tidak berkelanjutan dengan menggunakan treadmill dalam menurunkan berat badan pada wanita usia 35-40 tahun yang memiliki berat badan yang gemuk dan IMT < 25. Salah satu

7 profesi yang bisa membantu memberikan latihan tersebut aqdalah Fisioterapi. Saat ini Fisioterapi tidak hanya menangani orang sakit akan tetapi menangani orang yang sehat. Seiring dengan perkembangan zaman pelayanan Fisioterapi banyak dijumpai sebagai instruktur atau pelatih di pusat pusat kebugaran dan olah raga seperti Fitness center, dan berbagai Instansi Pemerintahan di Indonesia. B. Identifikasi Masalah Olah raga jogging dengan treadmill merupakan olah raga yang murah, sangat mudah, praktis, dan tidak bosen dilakukan karena dapat diiringi dengan alunan musik. Jogging dengan menggunakan treadmill sangat dikenal oleh banyak orang baik di dalam negeri maupun diluar negeri. Jogging dengan menggunakan treadmill terdapat waktu, kecepatan, dan jumlah pembakaran kalori yang ada di dalam treadmill sehingga diminati pada semua kalangan baik tua, muda, lelaki, perempuan maupun anak anak. Namun fakor kegemukan terjadi adanya perubahan gaya hidup, yaitu tinggi konsumsi makanan berlemak, rendahnya konsumsi makanan buah dan sayuran, dan rendahnya aktifitas berolahraga, tentu hal ini menjadi masalah untuk seorang wanita yang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT: > 25). Peneliti melihat bahwa berat badan wanita yang gemuk akan cenderung merasa tidak cantik, sulit mendapat pakaian yang sesuai, kurang percaya diri, dan mudah lelah serta akan menimbulkan penyakit seperti jantung, diabetes, stroke, dan sakit dilutut akibat dari beban tubuh berlebih. Memiliki tubuh yang sehat dan bugar merupakan impian setiap orang, baik anak anak, remaja, dewasa, maupun lanjut usia (lansia). Wanita yang mengalami kegemukan dapat diatasi dengan cara, yaitu melakukan banyak aktifitas fisik, kurangi makanan berlemak, dan konsumsilah sayur dan buah, banyak minum air putih, istirahat yang teratur dan melakukan olahraga yang rutin setiap harinya. Dengan berolahraga jogging dengan menggunakan treadmill secara teratur dapat membakar lemak, memberikan ketahanan stamina, fisik tidak cepat lelah melainkan memiliki tubuh yang bugar dan sehat, tubuh tidak

8 mudah terkena penyakit, kemampuan jantung dalam memompa darah keseluruh tubuh menjadi semakin baik, membuang stress dan membuat hidup lebih bahagia, serta menambah relasi atau teman di tempat fitness. Jogging 30 menit berkelanjutan dengan menggunakan treadmill merupakan jogging yang dilakukan diatas treadmill selama 30 menit secara terus-menerus sampai batas 30 menit terakhir dan karbohidrat sebagai cadangan gula yang tersedia di organ hati dan otot membutuhkan oksigen yang cukup untuk proses pembakaran lemak didalam tubuh disertai oleh keluarnya keringat setelah berolahraga. Sedangkan jogging 60 menit tidak berkelanjutan dengan menggunakan treadmill merupakan jogging yang dilakukan diatas treadmill dengan adanya interval antara jogging dengan jalan, dimana awal jogging 30 menit pertama sumber energi yang dipakai karbohidrat setelah 30 menit pertama terjadi proses pembakaran lemak. Semakin lama latihan (1 jam) sumber energi dari karbohidrat berkurang, sebaliknya sumber energi dari lemak bertambah sehingga penggunaan lemak sebagai sumber energi mencapai 80% dari keseluruhan energi dimana seluruh tubuh ikut bekerja sehingga akan keluar keringat yang merupakan sisa metabolisme tubuh yang ikut keluar. Namun ternyata Jogging dengan menggunakan treadmill jarang dilakukan oleh wanita usia 35-40 tahun dengan aktifitas kerja sebagai ibu rumah tangga yang banyak yang terkadang menyita waktu. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menuangkan masalah ini dalam skripsi yang diberi judul Perbedaan Besaran Penurunan Berat Badan Wanita Umur 35-40 Tahun Antara Jogging 30 Menit Berkelanjutan Dengan Menggunakan Treadmill Dengan Jogging 60 Menit Tidak Berkelanjutan Dengan Menggunakan Treadmill.

9 C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah ada besaran penurunan berat badan dengan jogging 30 menit berkelanjutan dengan menggunakan treadmill pada wanita usia 35-40 tahun? 2. Apakah ada besaran penurunan berat badan dengan jogging 60 menit tidak berkelanjutan menggunakan treadmill pada wanita usia 35-40 tahun? 3. Apakah ada perbedaan besaran penurunan berat badan dengan jogging 30 menit berkelanjutan dengan menggunakan treadmill dan jogging 60 menit tidak berkelanjutan dengan menggunakan treadmill pada wanita usia 35-40 tahun? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum. a. Untuk mengetahui perbedaan besaran penurunan berat badan pada wanita umur 35-40 tahun antara jogging 30 menit berkelanjutan menggunakan treadmill dengan jogging selama 60 menit tidak berkelanjutan menggunakan treadmill. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui besaran penurunan berat badan pada wanita umur 35-40 tahun dengan jogging 30 menit berkelanjutan dengan menggunakan treadmill. b. Untuk mengetahui besaran penurunan berat badan pada wanita umur 35-40 tahun dengan jogging selama 60 menit tidak berkelanjutan dengan menggunakan treadmill. E. Manfaat Penelitiann 1. Manfaat bagi Institusi Pendidikan a. Memberikan informasi dan masukan mengenai latihan jogging 30 menit berkelanjutan dengan menggunakan treadmill dan jogging 60

10 menit tidak berkelanjutan dengan menggunakan treadmill dapat menurunkan berat badan pada wanita umur 35-40 tahun. b. Membantu menambah hasil penelitian mengenai pemberian latihan jogging 30 menit berkelanjutan dengan menggunakan treadmill dan jogging 60 menit tidak berkelanjutan dengan menggunakan treadmill dapat menurunkan berat badan pada wanita usia 35 40 tahun. 2. Manfaat bagi Peneliti a. Peneliti mendapat pengetahuan dan pemahaman yang baru dalam pemberian latihan jogging 30 menit berkelanjutan dengan menggunakan treadmill dan jogging 60 menit tidak berkelanjutan dengan menggunakan treadmill pada wanita usia 35 40 tahun dalam program menurunkan berat badan. b. Untuk Memenuhi persyaratan menyelesaikan program Sarjana Fisioterapi. 3. Manfaat bagi Masyarakat Umum a. Memberitahukan dan menyebar luaskan informasi mengenai latihan jogging 30 menit berkelanjutan dengan menggunakan treadmill dengan jogging 60 menit tidak berkelanjutan dengan menggunakan treadmill dapat menurunkan berat badan pada wanita usia 35 40 tahun.