Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

dokumen-dokumen yang mirip
Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

Journal of Mechanical Engineering Learning

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Info Artikel. Abstrak.

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

Penerapan Model Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Minyak Bumi

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Journal of Mechanical Engineering Learning

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

Automotive Science and Education Journal

Economic Education Analysis Journal

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SEKOLAH DASAR

*

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOTITION) PADA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

PENGARUH METODE AKTIF TIPE TEAM QUIZ BERBANTUAN QUESTION CARD TERHADAP HASIL BELAJAR. Info Artikel. Abstrak. , T Subroto, W Sunarto

Unnes Science Education Journal

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Ega Gradini 1. Abstrak

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DENGAN MICROSOFT POWER POINT

Journal of Mechanical Engineering Learning

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

Abstrak Kata Kunci 1. Pendahuluan

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography.

Keywords: Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Learning Outcomes

Economic Education Analysis Journal

Journal of Mechanical Engineering Learning

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN SISWA. Abstrak. Abstract. Gallant Alim Purbowo, Mashuri, Putriaji Hendikawati

Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita**

Unnes Physics Education Journal

Edu Geography 3 (5) (2015) Edu Geography.

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Tiamsa Napitupulu Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

Jurnal Geografi. Media Informasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

Edu Geography 3 (5) (2015) Edu Geography.

Keperluan korespondensi, HP : ,

Journal of Mechanical Engineering Learning

MENERAMPILKAN SISWA KELAS VII-G SMP NEGERI 18 MALANG DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SEGIEMPAT MELALUI CIRC DENGAN BANTUAN MEDIA PAPAN SOAL

belajar sejarah siswa. Sehingga, model pembelajaran Team Assisted

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DIDUKUNG PENGGUNAAN CHEMDIARY BOOK

Automotive Science and Education Journal

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATERI BARISAN DAN DERET BILANGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. masalah matematika itu bisa merupakan kegiatan menyelesaikan soal cerita, menyelesaikan

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh

PENERAPAN MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBING-PROMPTING DENGAN PENILAIAN PRODUK

Journal of Mechanical Engineering Learning

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009): PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE DAN KONVENSIONAL (JURNAL) Oleh : Evi Mivtahul Khoirullah

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN BERBASIS QUESTION STUDENT HAVE DENGAN BANTUAN CHEMO-EDUTAINMENT MEDIA KEY RELATION CHART TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Economic Education Analysis Journal

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

Edu Geography 5 (3) (2017) Edu Geography.

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE

Indonesian Journal of History Education

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

Economic Education Analysis Journal

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

Unnes Science Education Journal PENERAPAN MINDSCAPING BERVISI SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI LARUTAN PENYANGGA

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami perubahan karena adanya perkembangan di segala bidang

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

Unnes Physics Education Journal

Ema Yesha Sinaga dan Abd. Hakim Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRACT

Unnes Journal of Mathematics Education PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI LINGKARAN

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography.

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH. Info Artikel. Abstra

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CIRC DAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

Edu Elektrika Journal

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

ABSTRACT. Key Words: Student Learning Outcomes, Cooperative Learning, NHT, STAD. ABSTRAK

Economic Education Analysis Journal

Indonesian Journal of History Education

PENGARUH MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA NURUL AMALIYAH TANJUNG MORAWA

Keefektifan Model CIRC Berbasis Joyful Learning Terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN GEOGRAFI DENGAN STRATEGI DISCOVERY- INQUIRY. Abstrak

PEMBELAJARAN BUFFER MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN

HURIYAH Program Studi Magister Pendidikan IPS Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

Transkripsi:

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI ATMOSFER KELAS X DI SMA PGRI 1 PATI TAHUN AJARAN 2013/2014 Arin Alfiana Sriyanto Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Desember 2014 Disetujui Januari 2015 Dipublikasikan Februari 2015 Keywords: The CIRC Learning Model, Learning Outcomes Abstrak Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui implementasi model pembelajaran CIRC pada mata pelajaran Geografi materi atmosfer kelas X di SMA PGRI 1 Pati tahun ajaran 2013/2014. 2) Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran Geografi materi atmosfer di SMA PGRI 1 Pati tahun ajaran 2013/2014 melalui model CIRC. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa: 1) Implementasi model pembelajaran CIRC mata pelajaran Geografi materi Atmosfer dan hasil belajar siswa kelas X SMA PGRI 1 Pati tahun ajaran 2013/2014 dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan langkah-langkahnya. 2) Keberhasilan dalam implementasi tersebut ditunjukkan dengan rata-rata hasil belajar 75 dengan ketuntasan mencapai 78,57 % serta aktivitas siswa berada dalam kategori aktif dan sangat aktif dalam diskusi, presentasi hasil diskusi dan tanya jawab. Terdapat 50 % siswa yang menunjukkan sangat aktif dan aktif di kelas dan <50 % siswa yang menunjukkan cukup aktif dan kurang aktif di kelas dalam pembelajaran menggunakan model CIRC. Abstract This study aims to: 1) Determine the implementation of the CIRC learning model on Geography subject of atmospheric material in class X of SMA PGRI 1 Pati for 2013/2014 school year. 2) Find out the learning outcomes of class X student on Geography subject of atmospheric material in SMA PGRI 1 Pati for the 2013/2014 scool year through a model of CIRC. The results of the study are as follows: 1) The implementation of CIRC learning model to Geography subject of Atmostpheric material and learning outcomes of class X student of SMA PGRI 1 Pati for the 2013/2014 are better. 2) The success of the implementation of the CIRC learning model is shown by an average of 75 learning outcomes with completeness reached 78.57% and the activities of the students are in the category of active and very active in the discussion, presentation of the results discussion and debriefing. There are 50% of students who show a very active and active in the classroom and <50% of students who show qiute active and less active in learning activity using CIRC model. 2015 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Gedung C1 Lantai 2 FIS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: geografiunnes@gmail.com ISSN 2252-6684 35

PENDAHULUAN Pembelajaran efektif seharusnya pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa dalam proses belajar mengajar. Namun, pembelajaran selama ini hanya berpusat pada guru dan kurang relevan dengan kehidupan siswa. Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan, baik secara pengamatan maupun wawancara dengan guru mata pelajaran Geografi di SMA PGRI 1 Pati telah diperoleh gambaran bahwa proses belajar mengajar yang terjadi sebagian besar masih bersifat teacher centered learning. Guru lebih melaksanakan pembelajaran dengan menularkan pengetahuannya secara lisan, meski pun sesekali guru memberikan pertanyaan pada siswa untuk dijawab. Tetapi di sini siswa lebih sering diam, mendengarkan dan mencatat. Siswa cenderung lebih pasif dalam proses pembelajaran sehingga kreativitas dan aktivitas siswa kurang begitu nampak. Hasil belajar Geografi dari siswa pun kurang memuaskan. Materi Atmosfer merupakan materi yang terdapat pada Mata Pelajaran Geografi kelas X (sepuluh) di semester genap yang mempunyai Kompetensi Dasar menganalisis atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi. Sedangkan indikatornya antara lain: (1) Menjelaskan ciri-ciri lapisan atmosfer dan pemanfaatannya, (2) Mengklasifikasikan berbagai tipe iklim, (3) Menjelaskan informasi tentang persebaran curah hujan di Indonesia, (4) Menunjukkan persebaran iklim di dunia, (5) Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya pemanasan global. Oleh karena itu pada materi Atmosfer siswa dituntut untuk mengemukakan pendapat mereka berdasarkan pengetahuan yang telah mereka ketahui secara berkelompok dan bekerjasama. Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa (events) yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan (Briggs, 1992 dalam Rifa i 2010:191). Pembelajaran berorientasi pada bagaimana peserta didik berperilaku, memberikan makna bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang merubah stimuli dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Jadi, pembelajaran merupakan sebuah cara atau metode yang dilakukan oleh seorang pendidik untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasi materi pelajaran, dengan mengelola pembelajaran. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar (Rifa i, 2010:85). Aspek perubahan itu mengacu pada taksonomi tujuan pengajaran yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar geografi adalah perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar mata pelajaran geografi baik pada aspek keruangan atau kewilayahan. CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Composition, termasuk salah satu model pembelajaran cooperative learning. CIRC merupakan sebuah program komprehensif untuk mengajari pelajaran membaca, menulis dan seni berbahasa para kelas yang lebih di tinggi sekolah dasar (Slavin, 2010:200). Namun, CIRC telah berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa dan eksak tetapi juga pelajaran sosial seperti pelajaran geografi. Model pembelajaran CIRC menurut Slavin dalam Suyitno (2005: 3-4) memiliki delapan komponen. Kedelapan komponen tersebut antara lain: (1) Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 atau 5 siswa; (2) Placement test, misalnya diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa pada bidang tertentu; (3) Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya; (4) Team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru 36

memberika bantuan kepada kelompok yang membutuhkannya; (5) Team scorer and team recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas; (6) Teaching group, yakni memberikan materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok; (7) Facts test, yaitu pelaksanaan test atau ulangan berdasarkan fakta yang diperoleh siswa; (8) Whole-class units, yaitu pemberian rangkuman materi oleh guru di akhir waktu pembelajaran. Uraian tersebut memunculkan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu: 1) Bagaimana implementasi model pembelajaran CIRC pada mata pelajaran Geografi materi atmosfer kelas X di SMA PGRI 1 Pati tahun ajaran 2013/2014. 2) Bagaimana hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran Geografi materi atmosfer di SMA PGRI 1 Pati tahun ajaran 2013/2014 melalui model CIRC. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui implementasi model pembelajaran CIRC pada mata pelajaran Geografi materi atmosfer kelas X di SMA PGRI 1 Pati tahun ajaran 2013/2014. 2) Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran Geografi materi atmosfer di SMA PGRI 1 Pati tahun ajaran 2013/2014 melalui model CIRC. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian True Experimental Design dengan menggunakan desain Control group pre-test-post-test. Dilaksanakan di SMA PGRI 1 Pati. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap tahun pelajaran 2013/2014 dan dengan sampel kelas X-2 dan X-9 yang diambil secara random sampling. Teknik pengumpulan data dengan tes, observasi dan angket atau kuesioner. Metode analisis data menggunakan metode uji perbedaan satu pihak. Pada perhitungan data tahap awal terlebih dahulu dilakukan uji homogenitas populasi dan uji normalitas. Analisis data akhir bertujuan untuk mengetahui kondisi akhir hasil belajar siswa. Data yang digunakan adalah data hasil tes kemampuan kognitif. Data nilai hasil belajar kognitif siswa Data hasil belajar didapat dari hasil post test di akhir pertemuan. Jika nilai siswa melewati batas penentuan KKM (75), maka hasil belajar kognitif siswa dinyatakan tuntas dan sebaliknya. Uji kesamaan dua varians data nilai post test Uji homogenitas atau analisis dua varians digunakan untuk mengetahui bahwa nilai post test hasil belajar Geografi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki varians yang sama atau tidak. Uji perbedaan dua rata-rata data nilai post test Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data nilai hasil belajar siswa materi pokok Atmosfer kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol mempunyai perbedaan atau tidak. Analisis data angket tanggapan siswa Analisis data angket mengenai tanggapan siswa digunakan untuk mengetahui seberapa besar ketertarikan siswa terhadap terhadap penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Data aktivitas siswa Aktivitas siswa kelompok eksperimen dinilai dalam tiga aktivitas yaitu aktivitas siswa dalam diskusi, presentasi hasil diskusi dan tanya jawab. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMA PGRI 1 Pati berlokasi di Jalan Ahmad Yani Gang Manggis 99 Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Secara astronomis SMA PGRI 1 Pati terletak pada lintang 6 0 44 18 LS dan 111 0 02 6 BT. Batas-batas letak Kecamatan Pati secara geografis sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Tlogowungu dan Kecamatan Wedarijaksa, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Juwana dan Kecamatan Jakenan, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Gabus dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Margorejo. Lebih jelasnya dapat 37

dilihat pada Lampiran Peta Lokasi Penelitian berikut : Arin Alfiana, dkk / Edu Geography 3 (4) (2015) Proses Pembelajaran Proses pembelajaran pada kelas X-2 sebagai subyek penelitian kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan delapan komponen, yang telah diimplementasikan pada kelas eksperimen yaitu (1) Teams (pembentukan kelompok). Pembentukan kelompok secara heterogen yang terdiri dari 4 orang siswa didasarkan pada nilai UAS Goegrafi di semester ganjil yang sebelumnya telah disusun oleh guru, (2) Placement test. Dilakukan untuk mendukung pembentukan kelompok agar heterogen. Teams dan placement test merupakan satu-kesatuan, (3) Student creative. Kekreatifan siswa digali melalui kelompoknya. Setiap kelompok diberikan Lembar Diskusi Siswa (LDS) yang harus didiskusikan dan dicari penyelesaian masalahnya, (4) Team study. Kerja kelompok inilah yang sangat penting dilakukan dalam CIRC setelah menerima LDS per kelompok, (5) Team scorer and team recognition. Tahapan selanjutnya yaitu guru mempersilakan setiap kelompok untuk menuliskan hasil diskusi pada LDS, (6) Teaching group. Guru memberikan penjelasan secara singkat untuk materi yang belum dimengerti. Setelah itu masing- masing kelompok membuat kesimpulan dari hasil diskusi dan diberi kesempatan untuk bertanya kepada kelompok lain dan/ mengemukakan pendapatnya, (7) Fact test. Pelaksanaan tes atau ulangan berdasarkan fakta yang diperoleh siswa selama pembelajaran, (8) Whole-class units. Untuk penguatan pembelajaran, setiap kelompok diberikan rangkuman tentang materi Atmosfer oleh guru. Proses pembelajaran pada kelas kontrol dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran seperti biasa yang dilakukan oleh guru mapel yaitu dengan metode ceramah dan tanya jawab. Proses pembelajaran pada kelas kontrol dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran seperti biasa yang dilakukan oleh guru mapel yaitu dengan metode ceramah dan tanya jawab. Hasil Belajar Hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran CIRC menunjukkan lebih baik daripada kelompok kontrol. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Geografi di SMA PGRI 1 Pati kelas X adalah 75. Hasil belajar siswa diukur melalui evaluasi akhir yang berupa post test di akhir pembelajaran menggunakan model CIRC. Terdapat 78,57 % (22 siswa) pada kelompok eksperimen mengalami ketuntasan belajar yaitu memperoleh nilai 75 dan 21,43 % (6 siswa) mengalami 38

ketidaktuntasan hasil belajar yaitu memperoleh nilai < 75, sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 53,58 % (15 siswa) mengalami ketuntasan belajar dan 46,42 % (13 siswa) mengalami ketidaktuntasan hasil belajar. Tabel 1. Analisis Data Nilai Post Test Komponen Eksperimen Kontrol N 28 28 Rata-rata 78,43 73,18 Maksimal 93 85 Minimal 68 58 KKM 75 75 Berdasarkan Tabel 1 tersebut, dari 28 siswa kelas eksperimen rata-rata hasil belajar setelah pembelajaran mencapai 78, 43 sedangkan dari 28 siswa kelas kontrol mencapai 73,18. Hasil belajar tertinggi pada kelas eksperimen mencapai 93 dan terendah 68 sedangkan hasil belajar tertinggi pada kelas eksperimen mencapai 85 dan terendah 58. Aktivitas Siswa Data aktivitas siswa pada kelompok kontrol (kelas X-9) dinilai secara keseluruhan dalam pembelajaran. Dari 28 siswa hanya sekitar 10 siswa yang aktif di kelas atau sekitar 35,71 %. Keaktifan siswa pada kelas kontrol tersebut dilihat dari seberapa banyak siswa yang bertanya kepada guru, siswa yang mau menjawab pertanyaan dari guru dan siswa yang mau mencatat pembelajaran yang diberikan guru di kelas. Data aktivitas siswa pada kelompok eksperimen (kelas X-2) diperoleh dari tiga komponen yaitu data aktivitas siswa dalam diskusi, data aktivitas siswa dalam presentasi hasil diskusi dan data aktivitas siswa dalam tanya jawab. Data tersebut kemudian dianalisis dengan melakukan skoring pada tiap-tiap aspek yang telah dilakukan oleh siswa ketika pembelajaran. Aktivitas siswa kelompok eksperimen dalam pembelajaran terlihat lebih aktif dibandingkan aktivitas siswa pada kelompok kontrol. Aktivitas siswa kelompok eksperimen dalam diskusi menunjukkan 42,86 % (12 siswa) sangat aktif, 28,57 % (8 siswa)aktif, 25,00 % (7 siswa) aktif dan 3,57 % (1 siswa) kurang aktif. Aktivitas siswa dalam presentasi menunjukkan 21,43 % (6 siswa) sangat aktif, 64,29 % (18 siswa) aktif, 14,29 % (4 siswa) cukup aktif dan 0 % (0 siswa) kurang aktif. Aktivitas siswa dalam tanya jawab menunjukkan 28,57 % (8 siswa) sangat aktif, 50,00 % (14 siswa) aktif, 17,86 % (5 siswa) cukup aktif dan 3,57 % (1 siswa) kurang aktif. Lebih jelasnya juga disajikan pada Tabel 2, Tabel 3 dan Tabel 4 berikut ini. Tabel 2. Analisis Aktivitas Siswa dalam Diskusi Kriteria Skor (%) Sangat Aktif 42,86 12 Aktif 28,57 8 Cukup Aktif 25,00 7 Kurang Aktif 3,57 1 Jumlah 100 28 Jumlah (siswa) Sebanyak 1 siswa yang menunjukkan kurang aktif di kelas ketika dilaksanakan diskusi dikarenakan siswa tersebut duduk tapi bicara sendiri, tidak mengemukakan pendapatnya, jarang menghargai pendapat siswa lain, tidak menjawab pertanyaan yang ada pada LDS dan siswa tidak pernah mencatat hasil diskusi. Tabel 3. Analisis Aktivitas Siswa dalam Presentasi Kriteria Skor (%) Jumlah (siswa) Sangat Aktif 21,43 6 Aktif 64,29 18 39

Cukup Aktif 14,29 4 Kurang Aktif 0,00 0 Jumlah 100 28 Aktivitas siswa dalam presentasi hasil diskusi secara umum masuk dalam kategori aktif. Terdapat 0 siswa atau tidak ada satu pun siswa yang menunjukkan kurang aktif. Berarti dari indikator yang telah ditetapkan pada rubrik penilaian presentasi terdapat lebih dari 50% siswa yang mendapat skor sempurna. Tabel 4. Analisis Aktivitas Siswa dalam Tanya Jawab Kriteria Skor (%) Sangat Aktif 28,57 8 Aktif 50,00 14 Cukup Aktif 17,86 5 Kurang Aktif 3,57 1 Jumlah 100 28 Jumlah (siswa) Sebanyak 1 siswa yang menunjukkan kurang aktif di kelas ketika tanya jawab dikarenakan siswa tersebut mendengarkan penjelasan dari guru tetapi tidak sungguhsungguh, tidak mengajukan pertanyaan kepada guru maupun teman, tidak menjawab pertanyaan dari guru/siswa lain, jarang mengemukakan pendapat dan hanya kadang-kadang menghargai pendapat orang lain. Angket Tanggapan Siswa Data angket tanggapan siswa mengenai penggunaan model CIRC dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar Diagram Analisis Angket Tanggapan Siswa 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 3.57% 14.29% Sumber : Hasil Penelitian, 2014 28.57% 53.57% Implementasi model pembelajaran CIRC menurut tanggapan siswa pada kelas eksperimen berdasarkan angket yang telah disebar, diperoleh data yang menunjukkan bahwa terdapat 53,57% (15 siswa) kelompok eksperimen yang menyatakan sangat tertarik, 28,57% (8 siswa) menyatakan tertarik, 14,29% (4 siswa) menyatakan kurang tertarik dan 3,57% (1 siswa) menyatakan tidak tertarik. Sebanyak 53,57% siswa yang menyatakan sangat tertarik dan 28,57% siswa yang menyatakan tertarik, mengemukakan alasan bahwa mereka senang dengan model pembelajaran CIRC karena mereka dapat secara langsung mengemukakan pengetahuan yang mereka miliki, mereka bisa saling berdiskusi satu sama lain dan aktivitas mereka di kelas lebih berarti. Sementara 14,29% siswa yang menyatakan kurang tertarik dan 3,57% siswa yang menyatakan tidak tertarik beralasan bahwa pembelajarannya kurang menarik, karena tidak diterangkan secara rinci oleh guru sehingga mereka harus berpikir dengan pendapatnya sendiri. Hal tersebut tentunya dipengaruhi berbagai macam faktor. Salah satu faktor yang menyebabkan kurang dan tidak tertariknya mereka dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model CIRC diduga karena pasifnya siswa dan sulitnya guru mengaktifkan siswa. Kepasifan siswa diduga terkait dengan gaya belajar masing-masing siswa. Ada siswa yang lebih senang belajar sendiri dan ada pula yang senang mendengarkan penjelasan dan 40

informasi dari guru melalui pembelajaran dengan ceramah. Hambatan-hambatan dalam Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) (1) Siswa mengalami kebingungan dengan penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) di awal proses pembelajaran, dikarenakan penerapan CIRC tersebut baru dilaksanakan untuk pertama kalinya. (2) Peneliti yang bertindak sebagai guru mengalami kesulitan dalam pembagian kelompok karena beberapa siswa hampir tidak mau berpindah tempat duduk dan bergabung dengan kelompoknya sesuai dengan yang telah dibagi oleh guru. (3) Saat diskusi berlangsung sempat terjadi keributan pada siswa karena siswa bertanya kepada kelompok lain mengenai hasil diskusi. (4) Peneliti harus didampingi oleh guru kelas untuk membantu mengendalikan siswa jika terjadi keramaian. SIMPULAN Keberhasilan dalam implementasi model pembelajaran CIRC tersebut ditunjukkan dengan rata-rata hasil belajar 75 dengan ketuntasan mencapai 78,57 % serta aktivitas siswa berada dalam kategori aktif dan sangat aktif dalam diskusi, presentasi hasil diskusi dan tanya jawab. Terdapat 50 % siswa yang menunjukkan sangat aktif dan aktif di kelas dan <50 % siswa yang menunjukkan cukup aktif dan kurang aktif di kelas dalam pembelajaran menggunakan model CIRC. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Rifa i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2010. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press. Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning: Teori Riset dan Praktik. Terjemahan Narulita Yusron. Bandung: Nusa Media. Suyitno, Amin. 2005. Mengadopsi Pembelajaran CIRC dalam Meningkatkan Keterampilan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita. Seminar Nasional F. MIPA Unnes. Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat diimplementasikan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah kegiatan CIRC pada kegiatan pembelajaran mata pelajaran Geografi materi Atmosfer dan hasil belajar siswa kelas X SMA PGRI 1 Pati tahun ajaran 2013/2014, sehingga tercipta proses pembelajaran yang aktif dan kreatif pada siswa. 41