BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek yang akan diteliti oleh peneliti dalam penelitian ini adalah, Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar pada Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) di Wilayah Jawa Barat khususnya Bandung. Ada 29 KAP di wilayah Bandung yang aktif sesuai data IAPI tahun 2015. Alasan peneliti memilih KAP di Bandung sebagai objek penelitiannya adalah menurut data keanggotaan IAPI selain Jakarta dan Surabaya, Bandung merupakan wilayah yang mempunyai jumlah KAP yang besar yang dapat membantu peneliti dalam memaksimalkan penelitiannya tanpa mengganggu jangkauan dan waktu penelitian dari peneliti. KAP menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 adalah, badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha berasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011. Sedangkan Akuntan Publik menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 adalah, sesorang yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011. Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 pada BAB II dijelaskan bahwa jenis jasa yang diberikan oleh Akuntan Publik terdiri dari jasa assurance dan jasa lainnya yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, dan manajemen sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. 1.2 Latar Belakang Penelitian Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen (Arens et. al., 2011: 4). Hal ini membuat perusahaan harus kritis dalam memilih KAP untuk mengaudit laporan keuangan perusahaannya. 1
Permasalahan mengenai kualitas proses audit terkait dengan pelaksanaan penerapan standar audit yang benar oleh auditor menjadi perbincangan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini diidentifikasi dengan adanya penilaian bias tehadap independensi auditor yang tidak secara utuh terintreprestasi oleh klien, serta negosiasi pada awal kontrak kerja mengenai besaran fee audit yang diterima auditor dinilai juga mampu memberikan efek terhadap kualitas proses audit yang dihasilkan auditor (Pratistha, 2014). Pada kasus PT. Great River pada tahun 2005, auditor tidak mengungkapkan keadaan laporan keuangan konsolidasi PT. Great River yang sebenarnya sehingga dianggap tidak independen dalam membuat laporan auditnya. KAP yang melakukan audit pada saat itu adalah KAP Johan, Molanda & Rekan. KAP Johan, Molanda & Rekan mulai menjadi auditor Great River sejak 2001. Berdasarkan hasil penyidikan oleh Bapepam bahwa adanya penggelembungan nilai penjualan dan piutang, serta tidak adanya bukti penambahan aktiva tetap dari hasil penjualan obligasi. Akuntan publik yang melakukan audit pada saat itu juga mengakui bahwa PT. Great River menggunakan metode pencatatan akuntansi yang berbeda dengan ketentuan yang ada. Akuntan publik tersebut menduga bahwa pencatatan tersebut hanya digunakan untuk menghindari dugaan dumping dan sanksi pajak. Namun dalam laporan auditanya, auditor memeberikan opini wajar tanpa pengecualian tanpa menyatakan perbedaan pernyataan tersebut didalam laporan auditnya. Oleh karena itu, Menteri Keuangan Republik Indonesia membekukan izin akuntan publik tersebut selama dua tahun. (Majalah Tempo, 5 Januari 2005 dalam Rahmadani:2012). Kasus lain adalah kasus penyimpangan atau pelanggaran yang dilakukan oleh Enron dan KAP Arthur Anderson selaku pihak auditor. Keduanya telah bekerja sama dalam memanipulasi laporan keuangan sehingga merugikan berbagai pihak baik pihak eksternal seperti para pemegang saham dan pihak internal yang berasal dari dalam perusahaan Enron. Kecurangan yang telah dilakukan oleh Arthur Anderson ini telah banyak melanggar prinsip etika profesi akuntan diantaranya melanggar prinsip 2
integritas dan perilaku profesional. Pada kasus ini, auditor dianggap tidak memiliki sikap independensi, karena lamanya hubungan antara Enron dan KAP Arthur Anderson serta besarnya jumlah consulting fees yang diterima Arthur Anderson menyebabkan KAP tersebut tidak mengungkapkan temuannya (Yusrianti,2014) Dalam Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) dijelaskan adanya prinsip dasar etika profesi yang wajib dipatuhi oleh Akuntan Publik, yaitu: 1. Prinsip integritas adalah setiap praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan professional dan hubungan bisnis dalam melaksankan pekerjaannya; 2. Prinsip objektivitas adalah setiap praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak (undue influence) dari pihak-pihak lain memengaruhi pertimbangan professional dan pertimbangan bisnisnya; 3. Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional; 4. Prinsip kerahasian; dan 5. Prinsip perilaku profesional. Prinsip integritas mewajibkan setiap auditor untuk tegas, jujur, dan adil dalam hubungan professional dan hubungan bisnisnya (SPAP, 2011:7). Prinsip objektivitas mengharuskan auditor untuk tidak membiarkan subjektifitas, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak dari pihak-pihak lain yang mempengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya. Setiap auditor harus menghindari setiap hubungan yang bersifat subjektifitas atau yang dapat mengakibatkan pengaruh yang tidak layak terhadap pertimbangan profesionalnya atau pertimbangan bisnisnya (SPAP, 2011:9). Dilihat dari pengertian serta penjelasan mengenai prinsip integritas dan objektivitas, kita dapat melihat pentingnya independensi bagi seorang auditor. Independensi harus dimiliki oleh seorang auditor agar terciptanya hubungan yang profesional antara auditor dan auditee, serta tidak adanya benturan kepentingan yang dapat mempengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya. 3
Dengan adanya auditor yang independen diharapkan mampu mengemukakan kesalahan atau kecurangan yang terjadi atau yang mungkin dilakukan oleh pihak manjamen pada suatu entitas atau perusahaan. Kegiatan pemeriksaan yang dilakukan auditor independen ini bertujuan antara lain untuk mengurangi kerugian yang dapat diterima perusahaan. Hal ini menyebabkan adanya kaitan yang erat antara independensi yang dimiliki oleh auditor dengan kualitas auditnya. Bervariasinya nilai moneter yang diterima auditor pada setiap pekerjaan audit yang dilakukannya berdasarkan hasil negosiasi, tidak menutup kemungkinan akan memberikan pengaruh pada kualitas proses audit (Pratistha: 2014). Elder (2011:80) menyatakan bahwa imbalan jasa audit atas kontrak kerja audit merefleksikan nilai wajar pekerjaan yang dilakukanya, dan secara khusus auditor harus menghindari ketergantungan ekonomi tanpa batas pada pendapatan dari setiap klien yang dimilikinya. Dalam melakukan negosiasi mengenai jasa profesional yang diberikan, auditor dapat mengusulkan jumlah imbalan jasa profesional yang diusulkan oleh auditor dan bukan merupakan pelanggaran terhadap kode etik profesi. Namun demikin, ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat saja terjadi berdasarkan dari besaran imbalan jasa professional yang diusulkan. Sebagai contoh, ancaman kepentingan pribadi terhadap kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional yang diusulkan sedemikian rendahnya, sehingga dapat mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya perikatan dengan baik berdasarkan standar teknis dan standar profesi yang berlaku. Imbalan jasa profesional yang bersifat kontijen telah digunakan secara luas untuk jasa profesional tertentu selain jasa assurance. Namun demikian, dalam situasi tertentu imbalan jasa profesional yang bersifat kontijen dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi, yaitu ancaman kepentingan pribadi terhadap objektivitas (SPAP, 2011:33). Telah banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai kualitas proses audit, seperti penelitian yang dilakukan oleh Pratistha (2014) yang menunjukkan hasil penelitian 4
bahwa independensi auditor dan besaran fee audit berpengaruh positif pada kualitas proses audit. Hal ini didukung pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013), Badjuri (2011), dan Saputra (2012) yang juga menunjukkan hasil positif atau berpengaruhnya independensi auditor terhadap kualitas proses audit. Berdasarkan penelitian sebelumnya, dapat dilihat belum adanya pendekatan yang sesuai yang digunakan oleh peneliti dalam mengukur kualitas proses audit, sehinga penelitian kualitas proses audit perlu dilakukan. Dengan uraian pada latar belakang tersebut maka pokok permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh independensi auditor dan besaran fee audit terhadap kualitas proses audit?. Sedangkan faktor-faktor yang akan diuji dalam penelitian ini adalah independensi auditor, besaran fee audit, dan kualitas proses audit. 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang penelitian di atas, maka masalah pokok yang dapat ditelititi dan dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik responden pada Kantor Akuntan Publik di Bandung? 2. Bagaimana independensi auditor, besaran fee audit, dan kualitas proses audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung? 3. Bagaimana pengaruh independensi auditor dan besaran fee audit secara simultan terhadap kualitas proses audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung? 4. Bagaimana pengaruh parsial dalam hal ini: a. Bagaimana pengaruh independensi auditor terhadap kualitas proses audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung? b. Bagaimana pengaruh besaran fee audit terhadap kualitas proses audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung? 5
1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah, penilitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui karakteristik responden pada Kantor Akuntan Publik di Bandung. 2. Untuk mengatahui independensi auditor, besaran fee audit, dan kualitas proses audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung. 3. Untuk mengetahui pengaruh independensi auditor dan besaran fee audit secara simultan terhadap kualitas proses audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung. 4. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial dalam hal ini: a. Untuk mengetahui pengaruh independensi auditor terhadap kualitas proses audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung. b. Untuk mengetahui pengaruh besaran fee audit terhadap kualitas proses audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung. 1.5 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis terhadap berbagai pihak mana pun, adapun manfaat yang diberikan oleh penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.5.1 Aspek Teoritis 1. Bagi pihak akademis Peneliti mengharapakan penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai penelitian akuntansi khususnya bagian auditing yang menyangkut dengan hal-hal yang berpengaruh terhadap kualitas proses auditor. 2. Bagi pihak peneliti selanjutnya Peneliti mengaharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti mengenai hal-hal yang berpengaruh terhadap kualitas proses auditor. 6
1.5.2 Aspek Praktis 1. Bagi eksternal auditor Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk menjadi bahan evaluasi dalam meningkatkan kualitas proses auditnya. 2. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat digunakan oleh pimpinan Kantor Akuntan Publik sebagai masukan dalam rangka menjaga dan meningkatkan standar kualitas audit bagi Kantor Akuntan Publiknya. 1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Tugas akhir ini ditulis dalam lima bab yang mempunyai sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran objek penelitian, latar belakang penelitian yang berisikan fenomena yang diangkat oleh peneliti menjadi isu penting yang layak untuk diteliti, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian secara teoritis dan praktis dan terakhir adalah mengenai sistematika tugas akhir yang menjalaskan secara ringkas dan jelas isi dari masing-masing setiap bab. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RUANG LINGKUP PENELITIAN Bab ini berisikan penjelasan mengenai tinjauan pustaka yang dijadikan dasar penelitian terlebih dahulu oleh peneliti, penelitian terdahulu yang dijadikan acuan penelitian oleh peneliti, serta kerangka teoritis yang membahas pola pikir yang menggambarakan masalah penelitian dan pedoman untuk pengujian. Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian-penelitian sebelumnya yang dikaitkan dengan kerangka pemikiran teoritis, maka diajukan hipotesis penelitian yang akan diuji pada 7
hasil dan pembahasan. Bab ini diakhiri dengan penjelasan ruang lingkup penelitian yang menjelaskan secara rinci batasan dan cakupan penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tentang pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan dalam mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjelaskan masalah penelitian yang menguraikan tentang jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas dan teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisikan tentang langkah-langkah analisis data dan hasil analisis data yang telah diperoleh menggunakan alat analisis yang diperlukan serta pembahasan atas hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab terakhir ini berisikan mengenai kesimpulan peneliti yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, yang juga disertakan saran yang berguna bagi peniliti selanjutnya. 8