ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN AIR TAWAR DI DESA SENDANGTIRTO, KECAMATAN BERBAH, KABUPATEN SLEMAN

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Saat ini perikanan tangkap di Indonesia telah mengalami gejala padat tangkap

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dari Afrika. Tahun 1969, ikan nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke Balai

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) DI DESA PAGAK KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO

METODE PENELITIAN. Komparatif Usaha Tambak Udang Pada Musim Hujan Dan Kemarau Di Desa

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN AIR TAWAR DI DESA SENDANGTIRTO, KECAMATAN BERBAH, KABUPATEN SLEMAN. Skripsi

III. METODE PENELITIAN. banyak membahas mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses

II. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012 ABSTRAK

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi manusia. Perikanan budidaya dinilai

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Penambak Udang di Desa Karangsewu. Imorenggo dan Pakualaman Desa Karangsewu Kecamatan Galur Kabupaten Kulon

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional. Namun potensi tersebut. dengan pasokan produk kelautan dan perikanan.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

METODE PENELITIAN. dijelaskan dan dianalisis. Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena dalam

KELAYAKAN USAHATANI MINA PADI DI KABUPATEN SLEMAN

III. METODE PENELITIAN. dengan cara mengumpulkan informasi-informasi tentang keadaan nyata yang ada

Analisis Usaha Pembesaran Ikan Gurami dan Ikan Patin Di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru Provinsi Riau.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pengalaman berusaha, dan status kepemilikan lahan penambak. Usaha tambak merupakan usaha yang membutuhkan tenaga yang banyak.

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS KELAYAKAN INDUSTRI RUMAH TANGGA NATA DE COCO DI KABUPATEN BANTUL (THE FEASIBILITY ANALYSIS OF NATA DE COCO HOME INDUSTRY IN BANTUL REGENCY)

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH

I. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. bertujuan untuk pemenuhan ketersediaan ikan melalui proses budidaya. Selain itu,

Oleh :KetutSiswaMitra Program StudiManajemenSumberDayaPerairan JurusanPerikanan Dan IlmuKelautan FakultasPertanian UniversitasWarmadewa Denpasar

METODE PENELITIAN. Metode deskriptif analisis merupakan metode yang digunakan untuk

VIII. ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dari Kecamatan Berbah, 24 km dari Kantor Kabupaten Sleman, dan 8 km dari

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, aktivitas mikroorganisme atau proses oksidadi lemak oleh udara

PENGEMBANGAN USAHATANI MINA PADI DENGAN SISTEM JAJAR LEGOWO DI DESA MARGODADI KECAMATAN SAYEGAN KABUPATEN SLEMAN. Skripsi

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. metode survey. Metode survey digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan

ANALISIS USAHA BUDIDAYA IKAN GURAMI DI KELOMPOK BUDIDAYA IKAN MINA LESTARI, TURUS TANJUNGHARJO, NANGGULAN, KULON PROGO

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI KEDELAI MENGGUNAKAN INOKULAN DI DESA GEDANGAN, KECAMATAN WIROSARI, KABUPATEN GROBOGAN, PROVINSI JAWA TENGAH

STUDI KOMPARATIF USAHATANI ANTARA SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO DAN SISTEM TANAM PADI KONVENSIONAL DI DESA SIDOAGUNG KECAMATAN GODEAN

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. sepanjang tahun dan memiliki potensi komersial yang cenderung semakin

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam melakukan usahatani udang vannamei didukung oleh beberapa faktor

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif,

METODE PENELITIAN. Pengambilan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAYAM CABUT (AMARANTHUS TRICOLOR) SECARA MONOKULTUR DI LAHAN PEKARANGAN

KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA BUNGA KRISAN PETANI ANGGOTA ASOSIASI TANAMAN HIAS BUNGA DAN DAUN DI KECAMATAN PAKEM, KABUPATEN SLEMAN

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Tanaman melon (Cucumismelo L.) adalah salah satu anggota familia

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KEPITING (Scilla serrata) ABSTRAK

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... ABSTRACT... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR...

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 1, Pebruari 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK

ANALISIS USAHA BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR DI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

KERANGKA PENDEKATAN TEORI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. yang tidak mengalami kelangkaan pupuk dilihat berdasarkan produktivitas dan

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari laut pesisir, laut lepas, teluk dan selat. Dari luas laut sebesar itu di dalamnya

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

KELAYAKAN USAHATANI BAWANG DAUN (Allium fistulosum) DI DESA PINANG HABANG KECAMATAN WANARAYA KABUPATEN BARITO KUALA KALIMANTAN SELATAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN RESIKO USAHA BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR DI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pekerjaan sampingan dan pengalaman bertani. Berdasarkan umur, usia antara tahun adalah usia produktif, sementara usia

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

KELAYAKAN USAHATANI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN KEDELAI (Glycine max L.) Muh. Fajar Dwi Pranata 1) Program Studi Agribisnis Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CAISIM

PROFIL USAHA BUDIDAYA IKAN LELE DI KABUPATEN BOGOR

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) PENDAHULUAN

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta) ABSTRAK

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

III. METODE PENELITIAN. menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau

PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAMEH

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

V HASIL DAN PEMBAHASAN. Umur petani berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja dari petani tersebut.

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. umur. Karakteristik umur berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas gula semut

Transkripsi:

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN AIR TAWAR DI DESA SENDANGTIRTO, KECAMATAN BERBAH, KABUPATEN SLEMAN Citra Tesani Rega Puteri / 20130220016 Ir. Diah Rina Kamardiani, MP / Dr. Ir. Widodo, MP Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ABSTRACT The research was purposed to assess how much is the cost, the revenue, the profit, the income and the business feasibility of a freshwater fish enlargement such as Nila, Bawal, and Udang Galah. The basic method used in this research was descriptive analysis. Sample was taken by a cencus, with numbers of respondents consist of 32 Nila farmers, 22 of Bawal farmers, and 6 of Udang Galah farmers. Based on the research, it is found that the total cost of Nila enlargement farm was Rp 3.039.700, while Bawal farm records Rp 2.809.696, and Udang Galah farm records Rp 3.067.021. The revenue of Nila farm recorded at Rp 7.961.719, Bawal farm at Rp 5.550.000, and Udang Galah farm at Rp 8.933.333. The profit and income at Nila farm recorded at Rp 4.922.019 and Rp 5.381.115, Bawal farm at Rp 2.740.304 and Rp 3.107.665, and Udang Galah farm at Rp 5.866.313 and Rp 6.295.449. Business feasibility can be seen by some indicators, which is work force productivity, capital productivity, land productivity, and R/C. Work force productivity on Nila farm recorded at Rp 614.049, Bawal farm at Rp 412.715, and Udang Galah at Rp 710.436. Capital productivity on Nila farm recorded at 195%, Bawal farm at 127%, and Udang Galah at 239%. Land productivity on Nila farm recorded at Rp 18.795, Bawal farm at Rp 11.505, and Udang Galah at Rp 15.303. R/C value on Nila farm recorded at 2,6, Bawal farm at 2,0, and Udang Galah at 2,9. Based on the research, then found that those enlargement farms business are feasible. Keywords : total cost, revenue, income, business feasibility, fish cultivation A. Latar Belakang PENDAHULUAN Saat ini perikanan tangkap di Indonesia telah mengalami gejala padat tangkap atau overfishing, hal tersebut mengakibatkan timbulnya degradasi pada sistem laut, punahnya sumber daya ikan, dan memiskinkan nelayan karena sulit untuk mendapatkan ikan hasil tangkapan. Oleh karena itu, pemerintah dituntut untuk 1

beralih mengembangkan perikanan budidaya air tawar (Bappenas, 2014). Salah satu daerah yang mengembangkan perikanan budidaya air tawar adalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sleman merupakan salah satu kabupaten di DIY yang memiliki perkembangan budidaya air tawar yang cukup signifikan, bahkan mampu memasok ± 70% dari total produksi ikan di DIY (www.antaranews.com). Perikanan budidaya air tawar Kabupaten Sleman mulai berkembang selama kurang lebih 10 tahun terakhir dikarenakan permintaan yang terus meningkat, terlihat dari dari tingkat konsumsi ikan yang meningkat dari 14,57 pada tahun 2012 dan pada tahun 2016 mencapai 21,71 kg/kapita/tahun. Pengembangan budidaya ikan air tawar juga didukung oleh ketersediaan lahan yang belum dimanfaatkan secara optimal yaitu 62,34 ha dari 807 ha luas lahan di Kabupaten Sleman. Ditambah lagi dengan maraknya pertumbuhan industri hilir seperti pemancingan, UMKM, dan rumah makan khas ikan menjadi peluang untuk mengembangkan usaha budidaya ikan air tawar (Yuwani, dkk. 2014). Tabel 1. Produksi (kg) Ikan Air Tawar di DIY Jenis Ikan Sleman Bantul Gunung Kulon Yogya Kidul Progo karta Total Bawal 40.341.900 337.798 105.238 0 1.344 40.786.280 Udang galah 26.080.000 0 0 33.256 0 26.113.256 Gurami 4.216.100 1.594.178 85.128 2.522.711 1.623 8.420.040 Nila 6.783.500 1.710.900 539.572 604.164 9.258 9.647.394 Tawes 61.700 18.163 95.964 91.915 0 267.742 Lele 6.735.700 6.554.066 3.837.353 9.107.674 72.288 25.307.081 Mas 91.100 61.024 124.500 64.354 0 340.978 Patin 0 172.641 0 0 0 172.641 Udang vename 0 504.598 6.066 86.406 0 597.070 Lainnya 17.910 27.003 66.485 77.150 102 188.650 Sumber : Badan Pusat Statistik DIY, 2012 Berdasarkan tabel 1 di atas, jumlah produksi ikan lele tidak jauh berbeda dengan produksi ikan nila, namun peluang pasar ikan lele hanya sebatas pasar domestik saja. Berbeda dengan ikan nila, bawal, dan udang galah yang memiliki serapan pasar hingga dunia internasional. Serapan pasar hasil budidaya ikan nila, bawal, dan udang galah sangatlah prospektif. Pertama, ikan nila telah mampu menembus pasar internasional. Amerika Serikat merupakan importir ikan nila terbesar di dunia dengan tingkat konsumsi mencapai 1,2 kg/kapita/tahun. Indonesia menempati urutan kedua setelah Cina sebagai pemasok utama ikan nila 2

segar maupun beku di Amerika Serikat (Ghufran, 2010). Kedua, Singapura merupakan pasar yang potensial untuk komoditas ikan bawal. Diperkirakan negara tersebut membutuhkan 3 5 ton pasokan ikan bawal setiap harinya (Afriyadi, 2014). Ketiga, udang galah memiliki peluang ekspor sangat besar karena adanya permintaan dari beberapa negara yang masih belum dapat terpenuhi oleh produksi dalam negeri. Terdapat beberapa negara yang menguasai lebih dari 60% pangsa pasar ekspor udang Indonesia yaitu Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa (Sarifin, dkk. 2014). Melihat peluang pasar ikan-ikan air tawar tersebut dan adanya permintaan yang tinggi harus segera disikapi secara positif terhadap usaha peningkatan hasil budidaya agar dapat terpenuhinya permintaan konsumen. Pemerintah Kabupaten Sleman telah menetapkan dua wilayah kecamatan sebagai kawasan minapolitan, salah satunya adalah Kecamatan Berbah (www.radarjogja.co.id). Jenis ikan air tawar yang dibudidayakan di Kecamatan Berbah adalah ikan nila, bawal, udang galah, mas, gurami, lele, tawes, patin, dan lobster (Yulisti dan Triyanti, 2012). Berdasarkan pra survey, diketahui bahwa Desa Sendangtirto merupakan wilayah yang hampir seluruh dusunnya membudidayakan ikan nila, bawal, dan udang galah. Berdasarkan pra survey di Desa Sendangtirto, diketahui bahwa ada beberapa permasalahan yang sering dihadapi oleh para petani yaitu harga pelet semakin meningkat. Harga pelet pada tahun 2010 hanya Rp 200.000, kemudian pada tahun 2017 mencapai harga Rp 300.000. Hal tersebut sangat berdampak pada usaha yang dilakukan para petani, karena 70% - 80% biaya produksi digunakan hanya untuk pengadaan pakan saja (Untung, 2016). Selain itu, kendala yang sering dialami adalah tingginya tingkat kematian benih yaitu 30% dari jumlah benih ikan yang ditebar. Permasalahan lainnya adalah permodalan, kebanyakan petani hanya menggunakan modal sendiri sehingga modal yang tersedia relatif kecil dan menyulitkan usaha untuk berkembang. Petani kurang berani mengambil pinjaman di bank. 3

B. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui besarnya biaya, penerimaan, pendapatan, dan keuntungan dari usaha pembesaran ikan nila, bawal, dan udang galah di Desa Sendangtirto, Berbah, Sleman. 2. Mengetahui kelayakan usaha pembesaran ikan nila, bawal, dan udang galah di Desa Sendangtirto, Berbah, Sleman. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula mendeskripsikan identitas petani, teknik budidaya ikan nila, bawal, dan udang galah kemudian menganalisis besarnya total biaya, penerimaan, pendapatan, keuntungan dan kelayakan usaha dari pembesaran ikan nila, bawal, dan udang galah. Penelitian ini dilakukan di Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Desa Sendangtirto merupakan wilayah yang hampir seluruh dusunnya membudidayakan ikan nila, bawal, dan udang galah. Pengambilan responden dilakukan dengan cara sensus yaitu seluruh petani ikan nila, bawal, dan udang galah yang ada di Desa Sendangtirto dijadikan sebagai responden. Adapun jumlah keseluruhannya adalah 60 petani, yang terdiri dari 32 petani ikan nila, 22 petani ikan bawal, dan 6 orang petani udang galah. TEKNIK ANALISIS DATA 1. Konsep Biaya, Penerimaan, Pendapatan, dan Keuntungan a. Biaya TC = TEC + TIC Keterangan : TC : Biaya Total TEC : Biaya Eksplisit Total TIC : Biaya Implisit Total b. Penerimaan Keterangan : TR : Penerimaan P : Harga Q : Jumlah produksi c. Pendapatan Keterangan : NR : Pendapatan TR = P x Q NR = TR TEC 4

TR TEC : Penerimaan : Biaya Eksplisit Total d. Keuntungan Keterangan : П : Keuntungan TR : Penerimaan TC : Biaya Total 2. Kelayakan Usahatani П = TR TC Analisis kelayakan usahatani adalah upaya untuk mengetahui tingkat kelayakan atau kepantasan dari suatu jenis usaha, hal tersebut dapat diukur dengan menggunakan beberapa indikator, yaitu : a. Produktivitas tenaga kerja P.Tenaga Kerja= Pendapatan Nilai Sewa Lahan Sendiri Bunga Modal Sendiri Tenaga Kerja Dalam Keluarga (HKO) Kriteria : - Jika produktivitas tenaga kerja lebih besar dari upah buruh setempat, maka usahatani tersebut layak untuk diusahakan. - Jika produktivitas tenaga kerja lebih kecil dari upah buruh setempat, maka usahatani tersebut tidak layak untuk diusahakan. b. Produktivitas modal P.Modal = Pendapatan Nilai Sewa Lahan Sendiri Nilai TKDK Total Biaya Eksplisit x 100% Kriteria : - Jika produktivitas modal lebih besar dari tingkat bunga tabungan, maka usahatani tersebut layak untuk diusahakan. - Jika produktivitas modal lebih kecil dari tingkat bunga tabungan, maka usahatani tersebut tidak layak untuk diusahakan. c. Produktivitas lahan Pendapatan Nilai TKDK Bunga Modal Sendiri P.Lahan = Luas lahan Kriteria : - Jika produktivitas lahan lebih besar dari sewa lahan, maka usahatani tersebut layak untuk diusahakan. - Jika produktivitas lahan lebih kecil dari sewa lahan, maka usahatani tersebut tidak layak untuk diusahakan. d. R/C R/C = Total Penerimaan Total Biaya Eksplisit Kriteria : - Jika R/C lebih dari 1, maka usahatani tersebut layak untuk diusahakan. 5

- Jika R/C kurang dari 1, maka usahatani tersebut tidak layak untuk diusahakan. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah Dalam menjalankan usaha pembesaran ikan nila, bawal, dan udang galah dipengaruhi oleh ideentitas petani ikan itu sendiri yaitu usia, tingkat pendidikan pekerjaan, pengalaman berusahatani, dan luas kolam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini. 1. Usia Petani Tabel 2. Distribusi Petani Ikan Berdasarkan Usia Petani Nila Petani Bawal Petani Udang Galah Usia Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase (Tahun) (%) (%) (%) 25-36 4 12 3 14 - - 37-48 15 47 10 45 3 50 49-60 13 41 9 41 3 50 Jumlah 32 100 22 100 6 100 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa mayoritas petani ikan nila dan bawal berada pada rentang usia 37-48 tahun sedangkan setengah dari petani udang galah berada pada rentang usia 37 48 dan sisanya berada pada rentang usia 49 dan 60. Seluruh petani ikan di Desa Sendangtirto berada pada rentang usia produkti dan matang sehingga diharapkan usaha pembesaran ikan nila, bawal, dan udang dapat dilakukan secara optimal. 2. Tingkat Pendidikan Tabel 3. Distribusi Petani Ikan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Petani Nila Petani Bawal Petani Udang Galah Uraian Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) SD 4 13 1 5 - - SMP 9 28 3 14 - - SMA 11 34 16 73 3 50 PT 8 15 2 8 3 50 Jumlah 32 100 22 100 6 100 Berdasarkan tabel 3 di atas, diketahui bahwa tingkat pendidikan yang ditempuh para petani sangat bervariasi, mulai dari SD, SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi. Mayoritas petani ikan nila dan bawal merupakan lulusan SMA, 6

sedangkan 50% petani udang galah merupakan lulusan SMA dan 50% lainnya lulusan perguruan tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh petani ikan di Desa Sendangtirto sudah memahami pentingnya pendidikan mengingat hal tersebut memegang peran penting dalam kemajuan usaha pembesaran ikan yang mereka jalankan. 3. Pekerjaan Tabel 4. Distribusi Petani Ikan Berdasarkan Pekerjaan Pokok Petani Nila Petani Bawal Petani Udang Galah Jenis Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase Pekerjaan (%) (%) (%) PNS 4 12 4 18 3 50 Karyawan 5 16 7 32 1 17 Wiraswasta 9 28 7 32 1 17 Buruh 14 44 4 18 1 17 Jumlah 32 100 22 100 6 100 Tabel 4 menunjukkan bahwa pekerjaan pokok seluruh petani ikan di Desa Sendangtirto bermacam-macam. Pekerjaan pokok para petani ikan yaitu, PNS, karyawan swasta, buruh, dan wiraswasta. Seluruh responden menjadikan usaha pembesaran ikan nila, bawal, maupun udang galah hanya sebagai pekerjaan sampingan saja. Alasan yang mendasari para petani untuk melakukan usaha pembesaran ikan ini juga bermacam-macam, seperti untuk menambah pendapatan keluarga, hobi, mengisi waktu luang, dan memanfaatkan lahan. 4. Pengalaman Berusahatani Ikan Tabel 5. Distribusi Petani Ikan Berdasarkan Pengalaman Usahatani Lama Petani Ikan Nila Petani Bawal Petani Udang Galah Usahatani (Tahun) Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) 1-7 13 41 9 41 3 50 8-14 13 41 8 36 3 50 15-21 6 18 5 23 - - Jumlah 32 100 22 100 6 100 Berdasarkan tabel 5, diketahui bahwa mayoritas petani ikan nila, bawal, maupun udang galah memiliki pengalaman berusahatani ikan dengan rentang waktu 1 7 dan 8 14 tahun. Pada usaha pembesaran ikan nila dan bawal terdapat petani yang memiliki pengalaman berusahatani 15 21 tahun yaitu sebanyak 6 dan 5 orang. Waktu tersebut tergolong cukup lama, dengan begitu 7

diharapkan para petani dapat memiliki perencanaan yang baik dalam mengelola usaha pembesaran ikan-ikan tersebut agar semakin berkembang untuk kedepannya. 5. Luas Kolam Tabel 6. Distribusi Petani Ikan Berdasarkan Luas Kolam Luas Kolam (m 2 ) Jumlah (Orang) Persentase (%) Luas Kolam (m 2 ) A. Nila 100-299 16 50 300-500 16 50 261,9 B. Bawal 80-289 14 64 290-500 8 36 238,2 C. Udang Galah 200-349 3 50 350-500 3 50 383,3 Berdasarkan tabel 6, diketahui bahwa 50% petani ikan nila mempunyai luasan kolam pada rentang 100-299 m 2 sedangkan 50% lainnya pada rentang 300-500 m 2. Luasan kolam rata-rata pada pembesaran ikan nila sebesar 261,9 m 2. Pada pembesaran ikan bawal mayoritas petani memiliki luasan 80-289 m 2 dengan luasan kolam rata-rata 238,2 m 2. Sedangkan pada pembesaran udang galah, 50% petani memiliki luasan kolam pada rentang 200-349 m 2 dan 50% lainnya pada rentang luasan 350 500 m 2. Luasan kolam pada pembesaran udang galah sebesar 383,3 m 2. B. Rata-rata Penggunaan dan Biaya Usahatani 1. Biaya dan Penggunaan Sarana Produksi Tabel 7. Rata-rata Penggunaan dan Biaya Sarana Produksi Usaha Pembesaran Ikan Air Tawar di Desa Sendangtirto Sarana Produksi Ikan Nila Ikan Bawal Udang Galah Jumlah Biaya (Rp) Jumlah Biaya (Rp) Jumlah Biaya (Rp) Benih 1.691 ekor 338.188 2.995 ekor 599.091 3.583 ekor 716.667 Pakan : - Pelet 229,7 kg 1.801.875 200,5 kg 1.460.455 170 kg 1.360.000 - Limbah - - 45,5 kg 122.500 - - Kapur 0,9 kg 6.188 0,3 kg 2.045 3 kg 19.333 Pupuk 0,4 kg 8.594 - - - - Obat - - 0,1 liter 682 - - Jumlah 2.154.844 2.184.773 2.096.000 Berdasarkan tabel 7, diketahui bahwa rata-rata penggunaan benih ikan nila sebanyak 1.691 ekor dengan total biaya Rp 338.188 untuk luasan kolam 261,9 m 2, 8

sedangkan penggunaan benih ikan bawal sebanyak 2.995 ekor dengan biaya Rp 599.091 untuk luasan kolam 238,2 m 2, dan benih udang galah sebanyak 3.583 ekor dengan biaya Rp 716.667 untuk luasan kolam 383,3 m 2. Petani nila dan udang galah membeli benih ikan di Dusun Kadipolo, sedangkan petani bawal membeli benih ikan di Desa Kalitirto. Harga benih nila, bawal, dan udang galah sama yaitu Rp 200 per ekor. Biaya pengadaan pakan merupakan biaya terbesar dibandingkan dengan biaya sarana produksi lainnya, hal tersebut dikarenakan pemberian pakan dilakukan setiap hari dan berulang-ulang. Jumlah penggunaan dan biaya pakan tertinggi yaitu pada pembesaran ikan nila sebesar 229,7 kg dengan total biaya Rp 1.801.875, karena pembesaran ikan nila membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding pembesaran bawal dan udang galah. Pada pembesaran ikan nila petani menambahkan pakan limbah yaitu 45,5 kg dengan total biaya Rp 122.500. Kapur dan pupuk kandang digunakan pada saat proses persiapan kolam. Tidak semua petani menggunakan kapur dan pupuk kandang dalam tahapan tersebut, hanya sebagian kecil saja. Bahkan hanya petani ikan nila saja yang menggunakan pupuk kandang pada saat proses persiapan kolam yaitu 0,4 kg dengan biaya Rp 8.594. Untuk penggumaan obat, hanya petani ikan bawal saja yang menggunakan yaitu 0,1 liter dengan biaya Rp 682. 2. Biaya dan Penggunaan Tenaga Kerja Tabel 8. Rata-rata Penggunaan dan Biaya Tenaga Kerja Usaha Pembesaran Ikan Air Tawar di Desa Sendangtirto Ikan Nila Ikan Bawal Udang Galah Uraian Jumlah (HKO) Biaya (Rp) Jumlah (HKO) Biaya (Rp) Jumlah (HKO) Biaya (Rp) TKDK 8,6 342.969 7,4 294.091 8,7 350.000 TKLK 4,3 171.094 2,5 97.727 5,2 205.833 Dalam pembesaran ikan nila, bawal, dan udang terdapat beberapa beberapa proses atau tahapan yang harus dilakukan yaitu persiapan kolam, perawatan, dan panen. Pada proses persiapan kolam biasanya melibatkan 2 orang saja, sedangkan perawatan biasanya dilakukan sendiri oleh para petani, dan pada proses pemanenan juga melibatkan 2 orang. Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa para petani ikan nila, bawal, dan udang galah lebih banyak menggunakan tenaga kerja 9

dalam keluarga dibandingkan tenaga kerja luar keluarga. Upah tenaga kerja luar keluarga di Desa Sendangtirto adalah Rp 40.000 per hari. 3. Biaya Penyusutan Alat Tabel 9. Rata-rata Biaya Penyusutan Alat Usaha Pembesaran Ikan Air Tawar di Desa Sendangtirto Jenis Alat Ikan Nila Ikan Bawal Udang Galah Ember 4.680 3.769 4.069 Jaring / Hapa 17.227 17.159 20.556 Tong 4.622 3.270 9.444 Timbangan 2.669-6.481 Jumlah 29.198 24.198 40.551 Penyusutan alat merupakan hilangnya nilai alat yang disebabkan karena adanya pemakaian yang berulang-ulang. Berdasarkan tabel 9, diketahui bahwa biaya penyusutan tertinggi pada ketiga usaha pembesaran ikan tersebut adalah jaring / hapa. Hal tersebut dikarenakan harga jaring mencapai ratusan dan hanya mempunyai umur ekonomis selama 2 tahun. 4. Biaya Iuran Kelompok Tabel 10, Rata-rata Biaya Iuran Kelompok di Desa Sendangtirto Nila Bawal Udang Galah Dusun Petani Iuran (Rp) Petani Iuran (Rp) Petani Iuran (Rp) Gandu 7 30.000 5 20.000 - - Karangasem 11 60.000 6 40.000 - - Noyokerten 9-8 - - - Kadipolo 5 12.000 3 8.000 6 8.000 Jumlah (rata-rata) 32 29.063 22 16.545 6 8.000 Besaran biaya iuran kelompok pada setiap dusun berbeda-beda, bahkan ada pula kelompok atau dusun yang meniadakan iuran kelompok rutin. Besaran biaya iuran dihitung berdasarkan lama periode panen. Berdasarkan tabel 10 diketahui bahwa besarnya biaya iuran pada pembesaran nila sebesar Rp 29.063, sedangkan pada pembesaran ikan bawal sebesar Rp 16.545, dan pembesaran udang galah Rp 8.000. 5. Biaya Sewa Lahan Seluruh petani di Desa Sendangtirto menggunakan kolam dengan sistem sewa. Besaran biaya sewa adalah Rp 1.500/m 2 /tahun atau Rp 750/m 2 per musim panen ikan nila, Rp 500/m 2 per musim panen ikan bawal dan udang galah. Besaran biaya 10

sewa pada pembesaran ikan nila sebesar Rp 196.406, sedangkan pada pembesaran ikan bawal Rp 119.091, dan pada pembesaran udang galah sebesar Rp 287.500. 6. Biaya Bunga Modal Sendiri Bunga modal sendiri diperoleh dari hasil perkalian antara total biaya eksplisit dengan suku bunga pinjaman. Suku bunga pinjaman yang berlaku di daerah penelitian adalah BRI sebesar 9% per tahun atau 4,5% per musim panen ikan nila, dan 3% per panen ikan bawal dan udang galah. Dengan begitu besar bunga modal pada pembesaran ikan nila sebear Rp 116.127, sedangkan pada pembesaran ikan bawal sebesar Rp 73.270, dan udang galah sebesar Rp 79.137. 7. Total Biaya Tabel 11. Rata-rata Total Biaya Pembesaran Ikan Air Tawar di Desa Sendangtirto Uraian Ikan Nila Ikan Bawal Udang Galah Jumlah (Rp) Jumlah (Rp) Jumlah (Rp) A. Biaya Eksplisit Biaya Sarana Produksi 2.154.844 2.184.773 2.096.000 Biaya TKLK 171.094 97.727 205.833 Biaya Penyusutan Alat 29.198 24.198 40.551 Biaya Iuran Kelompok 29.063 16.545 8.000 Biaya Sewa Lahan 196.406 119.091 287.500 Total 2.580.604 2.442.335 2.637.884 B. Biaya Implisit Bunga Modal Sendiri 116.127 73.270 79.137 Biaya TKDK 342.969 294.091 350.000 Total 459.096 367.361 429.137 Total A + B 3.039.700 2.809.696 3.067.021 Rata-rata Luasan Kolam (m 2 ) 261,9 238,2 383, 3 Berdasarkan tabel 11 di atas, diketahui bahwa biaya eksplisit terbesar pada ketiga usaha pembesaran ikan tersebut yaitu untuk pengadaan sarana produksi. Hal tersebut disebabkan dalam proses pembesaran dibutuhkan sarana penunjang produksi seperti benih, pakan, kapur, pupuk, dan obat. Namun, biaya pakan merupakan biaya terbesar dibandingkan dengan sarana produksi lainnya mengingat pakan harus diberikan setiap hari dan berulang-ulang yang tentunya akan berdampak pada besarnya biaya. Sementara itu biaya implisit pada ketiga usaha pembesaran yang mendominasi yaitu biaya tenaga kerja dalam keluarga. Para petani lebih banyak menggunakan tenaga kerja dalam keluarga karena dengan anggapan mampu menekan biaya tenaga kerja luar keluarga. Total biaya 11

yang dikeluarkan petani nila dalam sekali musim panen yaitu Rp 3.039.700, sedangkan pada ikan bawal sebesar Rp 2.809.696, dan udang galah sebear Rp 3.067.021. C. Penerimaan Tabel 12. Rata-rata Penerimaan Usaha Pembesaran Ikan Air Tawar di Desa Sendangtirto Uraian Ikan Nila Ikan Bawal Udang Galah Jumlah Produksi (kg) 359 375 112 Harga Jual (Rp/kg) 22.125 14.750 80.000 Penerimaan (Rp) 7.961.719 5.550.000 8.933.333 Rata-rata Luasan Kolam (m 2 ) 261,9 238,2 383,3 Berdasarkan tabel 12, dapat diketahui bahwa masing-masing komoditi ikan memiliki harga jual dan jumlah produksi yang berbeda, dan tentunya berpengaruh terhadap besaran penerimaan. Udang galah memiliki jumlah penerimaan yang tertinggi jika dibandingkan dengan kedua jenis ikan yang lainnya yaitu Rp 8.933.333. Hal tersebut dikarenakan udang galah memiliki harga jual yang tertinggi dibandingkan dengan harga jual ikan nila dan bawal, walaupun dengan jumlah produksi yang sedikit yaitu 112 kg. D. Pendapatan dan Keuntungan Tabel 13. Rata-rata Pendapatan dan Keuntungan Usaha Pembesaran Ikan Air Tawar di Desa Sendangtirto Uraian Ikan Nila Ikan Bawal Udang Galah Penerimaan (Rp) 7.961.719 5.550.000 8.933.333 Total Biaya Eksplisit (Rp) 2.580.604 2.442.335 2.637.884 Total Biaya Implisit (Rp) 459.096 367.361 429.137 Pendapatan (Rp) 5.381.115 3.107.665 6.295.449 Keuntungan (Rp) 4.922.019 2.740.304 5.866.313 Rata-rata Luasan Kolam (m 2 ) 261,9 238,2 383, 3 Tabel 13 menunjukkan bahwa udang galah memiliki jumlah pendapatan dan keuntungan tertinggi dibandingkan dengan ikan nila dan udang galah yaitu sebesar Rp 6.295.449 dan Rp 5.866.313. Hal tersebut dikarenakan udang galah memiliki jumlah penerimaan yang terbesar dibandingkan dengan usaha lainnya dan tentunya mempengaruhi jumlah pendapatan dan keuntungan yang didapatkan pula. 12

E. Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah 1. Produktivitas Tenaga Kerja Tabel 14. Rata-rata Produktivitas Tenaga Kerja Usaha Pembesaran Ikan Air Tawar di Desa Sendangtirto Uraian Ikan Nila Ikan Bawal Udang Galah Pendapatan (Rp) 5.381.115 3.107.665 6.295.449 Bunga Modal Sendiri (Rp) 116.127 73.270 79.137 TKDK (HKO) 8,6 7,4 8,7 Produktivitas Tenaga Kerja (Rp) 614.049 412.715 710.436 Tabel 14 di atas menunjukkan bahwa nilai produktivitas tenaga kerja ikan nila sebesar Rp 614.049/HKO, sedangkan ikan bawal sebesar Rp 412.715/HKO, dan udang galah sebesar Rp 710.436/HKO. Jika dibandingkan dengan besaran upah tenaga kerja di tempat penelitian yaitu sebesar Rp 40.000/hari maka ketiga usaha pembesaran ikan tersebut layak untuk diusahakan. 2. Produktivitas Modal Tabel 15. Rata-rata Produktivitas Modal Usaha Pembesaran Ikan Air Tawar di Desa Sendangtirto Uraian Ikan Nila Ikan Bawal Udang Galah Pendapatan (Rp) 5.381.115 3.107.665 6.295.449 Biaya TKDK (Rp) 342.969 294.091 350.000 Total Biaya Eksplisit (Rp) 2.580.604 2.442.335 2.637.884 Produktivitas Modal (%) 195 127 239 Bunga tabungan per musim (%) 1,5 1 1 Berdasarkan tabel 15 di atas, diketahui bahwa nilai produktivitas modal ikan nila sebesar 195%, sedangkan ikan bawal sebesar 127%, dan udang galah sebesar 239%. Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa ketiga usaha tersebut layak untuk diusahakan karna memiliki nilai produktivitas modal lebih besar dari bunga tabungan per musim panen. 3. Produktivitas Lahan Tabel 16. Rata-rata Produktivitas Lahan Usaha Pembesaran Ikan Air Tawar di Desa Sendangtirto Uraian Ikan Nila Ikan Bawal Udang Galah Pendapatan (Rp) 5.381.115 3.107.665 6.295.449 Biaya TKDK (Rp) 342.969 294.091 350.000 Bunga Modal Sendiri (Rp) 116.127 73.270 79.137 Luas Kolam (m 2 ) 261,9 238,2 383,3 Produktivitas Lahan (Rp) 18.795 11.505 15.303 Sewa lahan per musim (Rp/m 2 ) 750 500 500 13

Berdasarkan tabel 16, dapat dilihat bahwa nilai produktivitas lahan ikan nila sebesar Rp 18.795, sedangkan ikan bawal sebesar Rp 11.505, dan udang galah sebesar Rp 15.303. Berdasarkan hasil perhitungan, maka ketiga usaha tersebut layak untuk diusahakan karena nilai produktivitas lahan lebih besar dari nilai sewa lahan per musimnya. 4. R/C Tabel 17. Rata-rata R/C Usaha Pembesaran Ikan Air Tawar di Desa Sendangtirto Uraian Ikan Nila Ikan Bawal Udang Galah Penerimaan (Rp) 7.961.719 5.550.000 8.933.333 Biaya Total (Rp) 3.039.700 2.809.696 3.067.021 R/C 2,6 2,0 2,9 Berdasarkan tabel 17, dapat diketahui bahwa nilai R/C dari usaha pembesaran ikan nila sebesar 2,6, ikan bawal sebesar 2, dan udang galah 2,9. Melihat dari ketiga nilai R/C tersebut maka usaha pembesaran ikan nila, bawal, dan udang galah layak untuk diusahakan karena lebih dari 1. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Total biaya yang dikeluarkan petani ikan nila selama satu kali musim panen sebesar Rp 3.039.700, sedangkan pada usaha pembesaran ikan bawal sebesar Rp 2.809.696, dan pembesaran udang galah sebesar Rp 3.067.021. 2. Penerimaan yang diperoleh oleh petani ikan nila selama satu kali musim panen sebesar Rp 7.961.719, sedangkan pada pembesaran ikan bawal sebesar Rp 5.550.000, dan pada pembesaran udang galah sebesar Rp 8.933.333. 3. Pendapatan yang diperoleh dari usaha pembesaran ikan nila sebesar Rp 5.381.115, sedangkan usaha pembesaran ikan bawal sebesar Rp 3.107.665, dan pada pembesaran udang galah sebesar Rp 6.295.449. 4. Keuntungan yang diperoleh dari usaha pembesaran ikan nila sebesar Rp 4.922.019, sedangkan pada usaha pembesaran ikan bawal sebesar Rp 2.704.304, dan pembesaran udang galah sebesar Rp 5.866.313. 5. Hasil produktivitas tenaga kerja udang galah, nila, dan bawal adalah sebagai berikut Rp 710.436, Rp 614.049, dan Rp 412.715. Produktivitas modal udang 14

galah, nila, dan bawal adalah sebagai berikut 239%, 195%, dan 127%. Produktivitas lahan nila, udang galah dan bawal adalah sebagai berikut Rp 18.795, Rp 15.303, dan Rp 11.505. Usaha pembesaran ikan nila, bawal, dan udang galah di Desa Sendangtirto layak untuk diusahakan dilihat dari segi produktivitas tenaga kerja, produktivitas modal, produktivitas lahan, dan R/C. B. Saran 1. Harga pelet di pasaran cukup mahal dan biaya sarana produksi terbesar untuk pembelian pelet. Oleh karena itu, petani dapat mencari alternatif pakan yang lainnya sebagai variasi atau selingan guna mengurangi pembelian pelet. 2. Petani bisa mempertimbangkan kembali dalam pemilihan komoditi ikan yang akan dijadikan usaha ke depannya. Apakah tetap pada jenis ikan yang lama atau mencoba jenis ikan yang lainnya. Namun dari segi penerimaan, pendapatan, keuntungan, dan kelayakan usaha, pembesaran udang galah lebih unggul dibandingkan ikan nila dan bawal. DAFTAR PUSTAKA Afriyadi, Ahmad Dwi. 2014. Singapura Siap Borong Ikan Bawal Indonesia (Online). www.bisnis.liputan6.com. Diakses 21 Mei 2017. Anonim. Berbah dan Ngemplak Menjadi Pusat Minapolitan (online). www.radarjogja.com. Diakses 13 Januari 2017. Anonim. 2011. Sleman Pemasok Ikan Terbesar di DIY (Online). www.antaranews.com. Diakses 13 Januari 2017. Badan Pusat Statistik DIY. 2012. Produksi Ikan Air Tawar di DIY 2012. https://yogyakarta.bps.go.id/. Diakses 1 Januari 2017. Bappenas. 2014. Kajian Strategi Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan. Direktorat Kelautan dan Perikanan, Jakarta Ghufran, M. 2010. Budidaya Ikan Nila di Kolam Terpal. Lily Publisher. Yogyakarta. Sarifin, dkk. 2014. Untung 100% Dari Budidaya Udang Galah. PT AgroMedia Pustaka, Jakarta. Untung, Fario. 2016. Kementrian Kelautan dan Perikanan Fokus Kurangi Biaya Pakan Ikan. www.mediaindonesia.com. Diakses 1 Februari 2017. Yulisti, Maharani & Triyanti, Riesti. 2012. Peran Kelembagaan Dalam Mendukung Program Minapolitan Budidaya di Kabupaten Sleman, DIY. Buletin Riset Sosek Kelautan dan Perikanan Vol. 7 No.1. Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Yuwani, dkk. 2014. Analisis Kelayakn dan Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Air Tawar di Kabupaten Sleman. Agro Ekonomi Vol. 25 No. 2. Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. 15