1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota dari masyarakat dalam lingkungan alam sekitar. Mengacu pada undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 Ayat 1 menyatakan sebagai berikut : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan demikian dapat diartikan bahwa pendidikan adalah usaha manusia untuk membimbing anak didik agar mampu menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab sehingga mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya serta berfungsi sesuai kompetensinya dalam kehidupan masyarakat. Salah satu upaya pendidikan yang diselenggarakan pada anak usia dini adalah kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan yang dimiliki oleh manusia. Kemampuan inilah yang membedakan manusia dengan binatang, serta yang memungkinkannya untuk berkembang. Tanpa bahasa tidak mungkin manusia dapat berfikir lanjut serta mencapai kemajuan dalam teknologi seperti sekarang ini.
2 Mengacu pada kemampuan berkomunikasi, tentu tidak dapat dilepaskan dari kemampuan berbahasa lisan. Berbahasa lisan merupakan salah kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang. Perkembangan berbahasa lisan pada anak berawal dari anak menggumam maupun membeo. Ketika anak tumbuh dan berkembang, terjadi peningkatan baik dalam hal kuantitas maupun kualitas (keluwesandan kerumitan) produk bahasanya. Secara bertahap kemampuan anak meningkat, bermula dari mengekspresikan suara saja, hingga mengekspresikannya dengan komunikasi. Berbahasa lisan sebagai salah satu keterampilan berbahasa perlu mendapat perhatian yang serius dalam pembelajaran di Taman kanak-kanak. Menurut Suyanto (dalam Susanto, 2011: 74), pembelajaran bahasa untuk anak usia dini diarahkan pada kemampuan berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis (simbolis). Untuk memahami bahasa simbolis, belajar bahasa sering dibedakan menjadi dua, yaitu belajar bahasa untuk berkomunikasi dan belajar literasi yaitu belajar membaca dan menulis. Berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi, kegiatan pengembangan bahasa dilakukan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa lisan. Keberadaan guru di Taman Kanak-kanak antara lain mengembangkan kemampuan berbahasa lisan melalui kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan dengan memperhatikan karakteristik anak didik. Namun demikian sering terjadi kegiatan pengembangan kemampuan berbahasa lisan hasilnya kurang optimal dan anak cenderung membosankan sebagaimana terjadi pada Kelompok B2 TK Pertiwi Pancasan.
3 Berdasarkan hasil pengalaman dan pengamatan di kelas peneliti menunjukkan bahwa hasil kegiatan pengembangan kemampuan berbahasa lisan hasilnya belum optimal. Pada studi awal untuk berbahasa lisan, dari 23 anak jumlah anak yang mampu menguasai materi berbahasa lisan baru mencapai 9 anak atau 39,13%. Sementara anak yang belum mampu masih 14 anak atau 60,87 %. Setelah melihat hasil observasi awal, kemudian dilakukan observasi awal terhadap pelaksanaan kegiatan pengembangan kemampuan berbahasa lisan. Dari data yang ada diperoleh catatann bahwa rendahnya kemampuan berbahasa lisan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti : kegiatan lebih terpusat pada guru, kurangnya kemampuan anak dalam mengembangkan kemampuan berbahasa lisan, aktifitas siswa dalam menyelenggarakan kegiatan masih rendah. Berdasarkan hasil analisis terhadap permasalahan di atas, kelemahankelemahan anak tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang dimiliki guru, antara lain : 1. Kemampuan guru dalam menyampaikan materi masih kurang 2. Guru belum menggunakan metode yang tepat untuk mengembangkan kemampuan berbahasa lisan 3. Guru kurang mampu dalam mengarahkan dan membangkitkan imajinasi yang dapat menumbuhkan kemampuan berbahasa lisan. Cara terbaik untuk mendorong kemampuan berbahasa anak adalah dengan menggunakan kegiatan yang tepat. Salah satu kegiatan yang cukup
4 efektif diterapkan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak usia dini adalah melalui kegiatan Circle Time. Circle Time adalah kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sejumlah orang yang terdiri atas orang dewasa dengan anak, duduk bersama dengan tujuan untuk membangun pemahaman bersama (Luluk Asmawati, 2008: 7.5). Berdasarkan hasil identifikasi masalah dan kelemahan-kelemahan yang ditemui selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran, maka dilakukan upaya meningkatkan kemampuan berbahasa lisan pada usia dini kelompok B2 melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan memilih kegiatan yang sesuai dengan karakteristik anak yang unik dan bervariasi. Kegiatan yang menjadi alternatif adalah circle time. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Apakah kegiatan circle time dapat meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak usia dini kelompok B2 di TK Pertiwi Desa Pancasan semester genap tahun pelajaran 2011/2012? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak usia dini kelompok B2 di TK Pertiwi Desa Pancasan semester genap tahun pelajaran 2011/2012.
5 D. Manfaat Penelitian Melalui hasil penelitian ini, diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi anak a. Menambah perbendaharaan kosa kata sehingga dapat meningkatkan perkembangan bahasa lisan anak b. Melatih anak untuk terlibat dalam aktivitas kegiatan pembelajaran yang diselengfarakan guru c. Membetrikan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan sehingga anak tidak bosan 2. Bagi Guru a. Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan otivasi terhadap guru untuk melakukan inovasi melalui pemanfaatan kegiatan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak didik b. Meningkatkan pengetahuan dalam pengembangan bahasa lisan bagi anak dan dengan adanya circle time dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi. 3. Bagi Peneliti a. Bagi sekolah, PTK dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Taman Kanak-kanak yang dapat meningkatkan mutu TKnya b. Dengan melakukan PTK melalui strategi yang tepat dapat disebarluaskan kepada TK/PAUD yang lain.