Wawancara dengan Ibu Nurhayati selaku Legal Staff di JNE Cabang Medan. 1. Bagaimana proses pengiriman barang yang dilakukan JNE

dokumen-dokumen yang mirip
KETENTUAN PENGIRIMAN Pengiriman yang Dilarang :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengirim. Dimana ekspeditur mengikatkan diri untuk mencarikan pengangkut

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SYARAT & KETENTUAN LAYANAN TITIPSHOPPING.COM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Syarat-syarat dan Prosedur Pengiriman Barang di Aditama Surya

I. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Harus diakui bahwa globalisasi merupakan gejala yang dampaknya

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pengiriman barang telah menjadi kebutuhan utama setiap individu.

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

MEGA PITRIANI MANAJEMEN EKONOMI Penerapan Strategi Pemasaran PT TIKI JNE Agen Utama Depok dalam Meningkatkan Daya Tarik Konsumen

BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUGIAN BAGI PENGGUNA JASA POS EXPRESS DI PT. POS INDONESIA (PERSERO) MEDAN

SYARAT & KETENTUAN LAYANAN TSC

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat berbagai jenis jasa pengiriman. Jasa pengiriman tersebut

Tanggung Jawab Pengangkut di Beberapa Moda Transportasi

JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) Shelly Iskandar Nehemia Rhema Y Denny Sitorus

TERM & CONDITIONS PENGIRIMAN BIAYA & PEMBAYARAN

BAB V PENUTUP. Hasil penelitian yang telah diperoleh dan simpulan merupakan jawaban. dari perumusan masalah yang ada sebagai berikut:

PELUANG BISNIS PENGIRIMAN BARANG MANIS RUKMINI D3-Manajemen informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya sesuai dengan prinsip ekonomi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman dan pertumbuhan perekonomian cenderung

KETENTUAN DAN SYARAT PENGANGKUTAN DHL EXPRESS ( Ketentuan dan Syarat ) PEMBERITAHUAN PENTING

BAB I PENDAHULUAN. (komprehensif) dan abadi ( universal) bagi seluruh umat manusia. Al Quran

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan

Tentang TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT ANGKUTAN UDARA. Oktober 2011

DHL EXPRESS SYARAT DAN KETENTUAN PENGIRIMAN BARANG. ( Syarat dan Ketentuan )

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Advisory Circular 92-01

BAB I PENDAHULUAN. didirikan dengan berbagai layanan, mulai dari pengiriman barang secara

BAB I PENDAHULUAN. Perpindahan barang dari satu tempat ke tempat lain memerlukan sarana yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 1 angka (3) Angkutan adalah perpindahan orang

setelah proses order anda selesai (setelah konfirmasi order), kami akan mengirim anda informasi :

1. Pembeli wajib bertransaksi melalui prosedur transaksi yang telah ditetapkan oleh IDEWIDY. Pembeli melakukan pembayaran dengan menggunakan metode

SOP MMBC EXPRESS last update: 04 Oktober 2016

BAB IV PENUTUP. Ekakurir (JNE EXPRESS) Cabang Colomadu Solo, dapat disimpulkan bahwa PT.

BAB I PENDAHULUAN. Layanan yang berdasar pada konsumen menjadi inti dari pemasaran. Perusahaan

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ANGKUTAN UDARA TERHADAP PENGIRIMAN KARGO MELALUI UDARA

Panduan Transaksi MMBC EKSPRESS

Perancangan Sistem Informasi Usaha Jasa Pengiriman Barang pada PT. TIKI JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) Agen Surapati Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. sebut sebagai waktu. Ungkapan waktu adalah uang atau biasa disebut time is

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENETAPAN TARIF ANGKUTAN PENUMPANG. Adapun dasar hukum penetapan tarif angkutan penumpang yaitu:

PERTANGGUNGJAWABAN PT. POS INDONESIA ATAS KLAIM TERHADAP PENGIRIMAN PAKET BARANG DI KANTOR POS KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT TIKI JNE Komp. Ruko

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. CV.JASA UTAMA EXPRESS merupakan perusahaan yang bergerak dalam

DAFTAR ISI. HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAM PENGESAHAN... HALAM MOTTO DAN PERSEMBAHAN... viii. KATA PENGANTAR... x. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek. Arus barang domestik dan internasional dalam era globalisasi dewasa ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen pengguna jasa PT.

PERJANJIAN SEWA MENYEWA MOBIL No... Perjanjian ini dibuat pada hari... tanggal... bulan... tahun... ( ) oleh dan antara :

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI DALAM PENGIRIMAN BARANG PADA PT. JNE CABANG BOULEVARD HIJAU

2017, No Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1995 tent

BAB I PENDAHULUAN. efisien, sehingga pesawat udara adalah pilihan yang tepat dalam transportasi.

BAB III MEKANISME PEMBULATAN TIMBANGAN DAN BERLIPATNYA TARIF PADA JASA PENGIRIMAN BARANG DI PT. TIKI JALUR

PERJANJIAN PINJAMAN. (Pemberi Pinjaman dan Penerima Pinjaman selanjutnya secara bersama disebut sebagai Para Pihak )

BAB III PENUTUP. maka pihak EMKL atau Pengangkut akan bertanggungjawab. barang harus melampirkan Berita Acara yang di tanda tangani Penerima Paket

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 188/PMK.04/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 89/PMK.04/2007 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76/PMK.03/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 14 TAHUN 1989 TENTANG PENERTIBAN PENUMPANG, BARANG DAN KARGO YANG DIANGKUT PESAWAT UDARA SIPIL

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN. menyelenggarakan pengangkutan barang semua atau sebagian secara time charter

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan akan jasa pengiriman barang. Banyaknya penduduk yang saling

SCHOTT Igar Glass Syarat dan Ketentuan Pembelian Barang (versi Bahasa Indonesia)

Lampiran 1. Hasil Kuesioner

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 188/PMK.04/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 188/PMK.04/2010 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 203/PMK.04/2017 TENTANG KETENTUAN EKSPOR DAN IMPOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan laju pertumbuhan penduduk

Manual Tutorial New Seller Office

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Peranan Asuransi Dalam Pengembangan Pengangkutan Udara Nasional

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN GAMBAR 1.1 LOGO PT TIKI JNE. Misi PT TIKI JNE Memberi Pengalaman Terbaik kepada Pelanggan Secara Konsisten.

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

III.1.1 Sejarah Perusahaan

1 of 6 3/17/2011 3:59 PM

BAB I PENDAHULUAN. penjualan secara tunai dan penjualan secara kredit. Untuk penjualan tunai

188/PMK.04/2010 IMPOR BARANG YANG DIBAWA OLEH PENUMPANG, AWAK SARANA PENGANGKUT, PELINTAS BATAS, DAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

a. nama dan/atau logo Bank; dan b. pernyataan bahwa Bank terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Pasal 6

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

BAB I PENDAHULUAN. ketepatan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PMK.04/2012

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk dapat bersaing dalam teknologi. Perusahaan memanfaatkan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi suatu perusahaan

SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN PEMASUKAN KOSMETIKA

HUBUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM PENGIRIMAN PAKET POS MELALUI PT. POS INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

Transkripsi:

Lampiran WAWANCARA Wawancara dengan Ibu Nurhayati selaku Legal Staff di JNE Cabang Medan 1. Bagaimana proses pengiriman barang yang dilakukan JNE Jawaban : Proses pengiriman pertama kali dilakukan iyalah menampung barang yang akan dikirim konsumen, lalu paket-paket tersebut didata tujuan akan dikirimkan selanjutnya dikirimkan ke JNE Pusat, setelah itu pusat akan mengirimkan paket kecabang cabang tempat alamat paket tersebut, lalu cabang cabang tersebut mengirimkan kealamat tempat tujuan penerima paket tersebut. 2. Angkutan apa saja yang digunakan dalam pengriman Jawaban : angkutan darat seperti pick up JNE, sepeda motor untuk kurir yang mengirimkan paket kealamat penerima lalu angkutan udara menggunakan jasa airline. 3. Jasa airline apa yang digunakan dalam pengiriman barang? Jawaban : Pada dasarnya kami bisa menggunakan jasa angkutan udara apa saja tetapi JNE pusat telah bekerjasama dengan Garuda Indonesia untuk mengangkut barang sehingga kami JNE cabang juga mengirimkan barang menggunakan jasa Garuda Indonesia. 4. Bagaimana bentuk perjanjian kerjasama tersebut? Jawaban: Pada dasarnya saya tidak mengetahui bentuk perjanjian tersebut dikarenakan perjanjian tersebut merupakan kewenangan JNE pusat. Tetapi pada dasarnya ini merupakan perjanjian

pengangkutan dimana JNE bekerjasama dengan Garuda Indonesia untuk mengangkut barang-barangnya. 5. Bagaimana proses pengiriman barang JNE mengunakan angkutan udara? Jawaban : Mendatangi kantor bagian Kargo Garuda Indonesia dengan membawa barangnya. Setelah itu barang akan ditimbang dan diperiksa packing-annya. Setelah semuanya tidak ada masalah laludibuatkan airways Bill (AWB). Setelah itu airways Bill dan barang dibawa ke pabean untuk diperiksa dan disetujui. Bila sudah beres, barang siap kirim, lalu barang disimpan di gudang sampai tiba waktunya untuk dinaikkan ke dalam pesawat. 6. Bagaimana proses pengambilan barangnya? Jawaban : Setelah diturunkan dari pesawat terbang, barang akan disimpan terlebih dahulu di dalam gudang (kecuali untuk barang-barang yang dikeluarkan hari itu juga, misalnya koran, film berita untuk tv, barang yang lekas rusak/busuk seperti daging, sayuran, buah, dsb), JNE akan mendapat surat pemberitahuan tentang adanya barang kiriman (Notice of arrival), dengan surat tersebut, JNE akan mendatangi kantor bagian kargo atau agen Garuda Indonesia yang mengirimi surat tersebut untuk mengambil airways bill-nya, setelah itu menyelesaikan masalah administrasi/keuangan, barang di diterima JNE untuk dikirimkan. 7. Ketika mengangkut barang menggunakan pesawat udara resiko kehilangan barang konsumen pasti tetap ada sehingga bagaimana tanggung jawab JNE terkait masalah ini?

Jawaban : Terkait hal ini biasanya terjadi karena kesalahan pegawai bandar udara dimana salah ketika pemasukan data atau pun lalai mengurus kargo pada dasarnya ini semua menjadi tanggung jawab Garuda Indonesia yang lalai yang mengakibatkan kerugian kepada JNE sehingga ganti rugi diberikan oleh Garuda Indonesia. Dalam hal ini juga JNE juga bertanggungjawab kepada konsumen dimana ganti rugi yang diberikan sesuai dengan ganti rugi yang diberikan Garuda Indonesia kepada JNE. 8. Bagaimana ganti rugi yang diberikan ganti rugi yang diberikan kepada Garuda Indonesia? Jawaban :Pada prosesnya ganti rugi diberikan setelah ada pernyataan hilangnya barang dalam kargo, setelah itu barulah dapat meminta ganti rugi terhadap kargo yang hilang, biasa nya hal ini dilakukan didalam pengadilan sehingga memerlukan proses yang sangat panjang dimana untuk besaran ganti ruginya disesuaikan dengan putusan pengadilan. 9. Apakah tidak ada kejelasan mengenai besaran ganti rugi tersebut? Jawaban : Sebenarnya ada apabila dilihat dari peraturan perundang-undangan yang berlaku, tetapi dalam prosesnya tidak hanya kerugian fisik saja yang dialami JNE tetapi ada juga kerugian-kerugian lainya seperti kerugian waktu, nama baik dan lain-lain sehingga membutuhkan kejelasan yang jelas mengenai hal tersebut.

10. Bagaimana dengan konsumen yang mengalami kerugian juga? Jawaban : Dalam hal ini JNE lah yang akan memberikan ganti rugi kepada konsumen dimana hasil ganti kerugian yang diberikan JNE lah yang menjadi dasar ganti kerugian untuk konsumen, sehingga dalam hal ini konsumen memerlukan waktu yang lama karena proses ganti rugi yang lama pula. Diketahui Oleh Nuhayati Legal Staff JNE Cabang Medan

Wawancara dengan Ibu Kartika Sari selaku Kordinator Custumer Service di JNE Cabang Medan 1. Layanan apa saja yang diberikan JNE kepada konsumen? Jawaban : Diploma, SS (Super Speed), YES (Yakin Esok Sampai), Reguler, OKE (Ongkos Kirim Ekonomis). 2. Apa itu Syarat Standart Pengiriman (SSP) di JNE? Jawaban: SSP adalah syarat dasar yang mengikat dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian antara antara JNE dengan pelanggan. 3. Apakah setiap konsumen wajib mematuhi SSP tersebut? Jawaban : Iya, karena ini merupakan sesuatu hal yang harus dipenuhi pelanggan 4. Kalau tidak dipenuhi bagaimana? Jawaban : Jika tidak dipenuhi maka JNE berhak menolak untuk menerima atau mengangkut dokumen atau kiriman tertentu dari perorangan ataupun perusahaan berdasarkan kebijaksanaan JNE sendiri. 5. Barang apa yang dapat dikirim melalui JNE? Jawaban : Dokumen, pakaian, makanan, HP, dll. 6. Barang apa saja yang tidak dapat dikirim melalui JNE? Jawaban : Barang berbahaya yang mudah meledak, menyala atau terbakar, narkotika, alkhohol, tanaman dan hewan (harus ada handling khusus atau izin), senjata api, perhiasan, perlengkapan peralatan judi, perangko, cek tunai. 86

7. Bagaimana JNE memastikan barang tersebut tidak dikirimkan melalui JNE? Jawaban : Sebelum JNE menerima barang untuk dikirimkan JNE terlebih dahulu mengecek barang apa yang akan dikirimkan terlebih dahulu. 8. Saat dalam mengangkut barang resiko barang hilang atau rusak ataupun itu pasti ada bagaimana tanggungjawab orang bapak ketika barang itu rusak atau hilang? Jawaban : JNE bertanggung jawab terhadap barang yang rusak atau hilang selagi kiriman tersebut terjadi kerusakan/ kehilangan masih berada dalam pengawasan JNE/ karena kelalaian karyawan atau agen JNE. 9. Bagaimana bentuk ganti ruginya? Jawaban : Bentuk ganti rugi jika kiriman rusak maka akan dicoba dilakukan perbaikan, jika masih tetap rusak maka akan diberikan ganti rugi sebesar ganti rugi kehilangan barang, lalu jika hilang maka ganti rugi akan diberikan berupa uang sejumlah maksimal 10x ongkos jika tidak diasuransikan. 10. Berapa besarannya ganti rugi yang diberikan? Jawaban: Senilai harga barang jika harga dibawah 10 x ongkos kirim Senilai maksimal 10 x ongkos kirim jika tidak diasuransikan Senilai harga barang jika diasuransikan 11. Apakah barang yang dikirim diberikan asuransi?

Jawaban : Tidak semua tergantung perjanjian dengan konsumen dimana kami selalu menawarkan jasa asuransi untuk barang yang dikirim. 12. Apakah itu tercantum dalam perjanjian dengan konsumen Jawaban : Iya 13. Bagaimana dengan barang elektronik yang resiko kerusakannya cukup tinggi dan harganya tidak sebanding dengan ganti rugi yang diberikan? Jawaban : Petugas counter wajib menawarkan packing kayu dan asuransi untuk menjamin amannya barang dalam perjalanan. 14. Apakah diberikan asuransi yang berbeda untuk barang-barang yang berharga cukup tinggi jawaban : Tidak ada perbedaan, dimana nilai asuransi tetap 0,2% harga kiriman ditambah Rp.500m biaya administrasi. 15. Bagaimana dengan keterlambatan apakah ada gantirugi juga atas barang tersebut? jawaban : Tidak ada hanya permintaan maaf saja kepada pelanggan, kecuali konsumen menggunakan layanan YES (Yakin Esok Sampai) yang memang ada jaminan uang ongkos kirim kembali jika kiriman terlambat sampai di penerima karena kesalahan JNE 16. Bagaimana betuknya ganti ruginya? Jawaban : Dalam bentuk uang sesuai dengan ongkos kirim 17. Kepada siapa gantirugi diberikan apakah kepada pengirim barang atau penerima barang? Jawaban : Ganti rugi diberikan kepada pengirim

18. Bagaimana kakak/abang menanggapi masalah yang dihadapi konsumen terkait hilang, rusak, dan terlambatnya pengiriman? jawaban : Akan kami jelaskan sesuai dengan SOP JNE. 19. Bagaimana penyelesaian masalah diatas dilakukan secara musyawarah dan mufakat yang dialakukan JNE? Jawaban : JNE akan berusaha terlebih dahulu melakukan negosiasi kepada konsumen dengan menyampaikan permintaan maaf jika konsumen berkeras maka kami akan mencoba untuk menyarankan konsumen agar mengajukan klaim terlebih dahulu. 20. Bagaimana tata cara pengajuan klaim tersebut? Jawaban : Dengan membuat surat klaim atas rusak/hilangnya barang disertai surat resi/awb pengiriman barang. 21. Apabila masalah tidak terlaksana apakah langsung dilanjutkan ketingkat badan penyelesaian konsumen? Jawaban : Tidak, jika tidak terlaksana maka masalah akan dimusyawarahkan dan dicari titik tengahnya agar tidak naik ke tingkat BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen), tapi apabila konsumen tetap memaksa dan melaporkanya ke BPSK maka sengketa akan diselesaikan di pengadilan. Diketahui oleh Kartika Sari Kordinator Custumer service JNE Cabang Medan