I. PENDAHULUAN. Biomassa berperan penting dalam siklus biogeokimia terutama dalam siklus

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. sektor pertanian (MAF, 2006). Gas rumah kaca yang dominan di atmosfer adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan tanah merupakan tindakan mekanik terhadap tanah yang ditujukan

I. PENDAHULUAN. Pengolahan tanah merupakan suatu tahapan penting dalam budidaya tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut

TINJAUAN PUSTAKA. membentuk bagian-bagian tubuhnya. Dengan demikian perubahan akumulasi biomassa

BAB I PENDAHULUAN. karena hutan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, hewan dan

I. PENDAHULUAN. meningkat seiring dengan pengembangan energi alternatif bioetanol sebagai

I. PENDAHULUAN. tidak berkelanjutan. Pertanian dengan olah tanah intensif di lahan kering merusak

1. PENDAHULUAN. yang biasa dilakukan oleh petani. Tujuan kegiatan pengolahan tanah yaitu selain

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fluks dan Emisi CO2 Tanah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

BAB I PENDAHULUAN. intensitas ultraviolet ke permukaan bumi yang dipengaruhi oleh menipisnya

BAB I PENDAHULUAN. dan Salomon, dalam Rahayu et al. (2006), untuk mengurangi dampak perubahan

PENDUGAAN SIMPANAN KARBON DI ATAS PERMUKAAN LAHAN PADA TEGAKAN EUKALIPTUS (Eucalyptus sp) DI SEKTOR HABINSARAN PT TOBA PULP LESTARI Tbk

TINJAUAN PUSTAKA. didalamnya, manfaat hutan secara langsung yakni penghasil kayu mempunyai

I. PENDAHULUAN. Pengolahan tanah biasanya diperlukan didalam budidaya tanaman dengan

I. PENDAHULUAN. dijadikan sebagai bahan pangan utama (Purwono dan Hartono, 2011). Selain

I. PENDAHULUAN. Jagung merupakan bahan pangan pokok kedua setelah beras yang memiliki

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman yang penting bagi Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Peningkatan aktivitas manusia di muka bumi telah mendorong terjadinya

I. PENDAHULUAN. ini. Beras mampu mencukupi 63% total kecukupan energi dan 37% protein.

Pemanfaatan Hutan Mangrove Sebagai Penyimpan Karbon

I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

II. TINJAUAN PUSTAKA. iklim global ini telah menyebabkan terjadinya bencana alam di berbagai belahan

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi lahan pertanian (Hairiah dan Rahayu 2007). dekomposisi oleh bakteri dan mikroba yang juga melepaskan CO 2 ke atmosfer.

TINJAUAN PUSTAKA. yang terkait erat dengan jarak tanam dan mutu benih. Untuk memenuhi populasi

STAF LAB. ILMU TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan

Iklim Perubahan iklim

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. perkebunan tebu terbesar di Lampung adalah PT. Gunung Madu Plantation

II. TINJAUAN PUSTAKA Biomassa

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber daya alam untuk keperluan sesuai kebutuhan hidupnya. 1 Dalam suatu

PT. SANJI WANATIRTA INDONESIA. Jalan Anggrek No. 09, Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta Telp: Fax:

TINJAUAN PUSTAKA. dalam siklus karbon global, akan tetapi hutan juga dapat menghasilkan emisi

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah salah satu komoditas perkebunan

I. PENDAHULUAN. Ekstensifikasi pertanian merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat

I. PENDAHULUAN. Indonesia pada umumnya, khususnya Provinsi Lampung. Hal ini dikarenakan

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan sumber bahan makanan ketiga setelah padi dan jagung.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman berumah satu (monoecious) yaitu letak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Hutan memiliki banyak fungsi ditinjau dari aspek sosial, ekonomi, ekologi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata

I. PENDAHULUAN. dan jagung. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein 30-50%, lemak

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubikayu merupakan salah satu bahan pangan yang utama, tidak hanya di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa-sisa tanaman

Topik C4 Lahan gambut sebagai cadangan karbon

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

MATA KULIAH: MEKANISASI PERTANIAN OLEH: ZULFIKAR, S.P., M.P

BAB I. PENDAHULUAN. menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Pemanasan tersebut

Jurnal Pertanian Tropik ISSN No : Vol.4, No.3. Desember (22) :

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses. infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi.

MODUL TRAINING CADANGAN KARBON DI HUTAN. (Pools of Carbon in Forest) Penyusun: Ali Suhardiman Jemmy Pigome Asih Ida Hikmatullah Wahdina Dian Rahayu J.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Tabel 4.1. Karakteristik Tanah Awal Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. menyebabkan perubahan tata guna lahan dan penurunan kualitas lingkungan. Alih

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang penting

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

PERTEMUAN XIV: EKOSISTEM DAN BIOLOGI KONSERVASI. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

Fahmuddin Agus dan Achmad Rachman Peneliti Balitbangtan di Balai Penelitian Tanah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LAHAN GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Perubahan iklim adalah berubahnya kondisi rata-rata iklim dan/atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. tingkat produktivitas yang rendah atau tidak produktif sama sekali bagi kegiatan

I. PENDAHULUAN. terdiri dari sekumpulan vegetasi berkayu yang didominasi oleh pepohonan. Hutan

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. ditanam pada lahan tersebut. Perlakuan pengolahan tanah diperlukan dalam

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengendalian Gulma di Lahan Pasang Surut

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Eucalyptus grandis mempunyai sistematika sebagai berikut: : Eucalyptus grandis W. Hill ex Maiden

I. PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat dimanfaatkan,

I. PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam bidang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Biomassa berperan penting dalam siklus biogeokimia terutama dalam siklus karbon. Berdasarkan jumlah keseluruhan karbon hutan, sekitar 50% di antaranya tersimpan dalam vegetasi hutan. Sebagai konsekuensi jika terjadi kerusakan hutan, pembalakan, kebakaran, dan sebagainya akan merubah jumlah karbon di atmosfer. Secara umum biomassa merupakan bahan yang dapat diperoleh baik secara langsung maupun tidak langsung dan dimanfaatkan sebagai energi atau bahan dalam jumlah yang besar. Biomassa juga didefinisikan sebagai total jumlah materi hidup di atas permukaan pada suatu pohon dan dinyatakan dengan satuan ton berat kering per satuan luas (Brown, 1997). Biomassa disebut juga fitomassa dan sering kali diterjemahkan sebagai bioresource atau sumber daya yang diperoleh dari hayati. Sutaryo (2009) menjelaskan bahwa melalui proses fotosintes tanaman atau organisme foto-ototrof lainnya menyerap CO 2 dari atmosfer dan mengubahnya ke bentuk karbon organik (karbohidrat) dan menyimpannya dalam biomassa tubuhnya (akar, batang, daun, umbi, buah, dan organ tubuh lainnya). Basis sumber daya meliputi ratusan dan ribuan spesies tanaman, daratan dan lautan, berbagai sumber pertanian, perhutanan, limbah residu dan proses industri, dan kototran hewan. Di luar negeri, biomassa biasanya

2 dinamakan atau ditetapkan sebagai salah satu energi terbarukan. Pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi adalah karena biomassa merupakan sumber energi dengan jumlah bersih CO 2 yang nol, oleh karenanya tidak berkontribusi pada peningkatan emisi gas rumah kaca. Tumbuhan memerlukan cahaya matahari, gas arang asam (CO 2 ) yang diserap dari atas permuakan tanah dan juga menyerap hara dan air dari dalam tanah untuk kelangsungan hidupnya. Tumbuhan akan merubah CO 2 menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesis, dan disebarkan keseluruhan bagian tanaman dan menyimpannya dalam bagian tanaman seperti akar, batang, daun, umbi, buah dan yang lainnya. Proses penimbunan C dalam tanaman hidup disebut dengan sekuestrasi karbon (C-Sequestrastion). Sehingga, dengan mengukur jumlah C yang tersimpan dalam tubuh tanaman hidup (biomassa) dapat menggambarkan jumlah CO 2 di atmosfer yang diserap oleh tanaman (Hairiah dan Rahayu, 2007). Tanaman ubi kayu merupakan tanaman budidaya yang memiliki umur panjang, dan cukup tinggi serta banyak memerlukan unsur hara dan cahaya matahari untuk pertumbuhan optimumnya. Dengan demikian tanaman ubi kayu diharapkan dapat menyerap C yang naik ke atmosfer dengan jumlah banyak karenan umurnya yang panjang. Tanaman ubi kayu juga memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi, sehingga memungkinkan tanaman ubi kayu akan menyerap karbondioksida (CO 2 ) dengan jumlah yang besar dan menyimpan kandungan biomassa dalam jumlah besar, setelah itu akan dirubah melalui proses fotosintesis menjadi karbon organik atau disebut juga dengan karbohidrat. Biomassa merupakan salah satu indikator

3 pertumbuhan tanaman dan biasanya didasarkan pada berat kering tanaman (Harjadi, 1984; Sitompul dan Guritno, 1992). Pengolahan tanah merupakan aspek budidaya yang banyak menimbulkan gangguan mekanis terhadap tanah. Dampak gangguan mekanis yang timbul akibat pengolahan tanah diantaranya adalah terjadinya peningkatan aerasi tanah dan perubahan iklim mikro (temperatur, kelembapan) tanah lapisan atas (top soil), yang berdampak terhadap peningkatan laju dekomposisi bahan organik tanah (Balesdent dkk., 2000). Penggunaan herbisida tidak dapat dipisahkan dalam penyiapan lahan sistem TOT. Gulma yang tumbuh di atas permukaan tanah yang biasanya dikendalikan dengan cangkul, traktor atau alat mekanisasi lainnya digantikan dengan penyemprotan herbisida untuk mematikan gulma maupun sisa tanaman yang masih hidup, yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai mulsa dan bahan organik (Sebayang dkk., 2002). Efektivitas suatu herbisida sangat ditentukan oleh cara aplikasi dan perhitungan kebutuhan herbisida persatuan luas (Wardoyo, 2002). Herbisida yang sering digunakan dalam program OTK adalah herbisida glifosat isopropylamine salt (C 6 H 17 N 2 O 5 P) dan paraquat dichloride salt (C 12 H 14 C l2 N 2 ). Penggunaan herbisida dapat mengakibatkan kematian secara cepat pada gulma, hal ini mengakibatkan berhentinya gulma untuk menjerap unsur hara untuk pertumbuhan optimumnya. Akibatnya kandungan biomassa yang terkandung pada gulma tersebut lebih rendah dibandingkan dengan gulma yang tidak disemprot dengan herbisida.

4 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah disusun, maka tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk memprediksi biomassa atas dan bawah permukaan tanah akibat pengolahan tanah dan penggunaan herbisida. 1.3 Kerangka Pemikiran Biomassa merupakan jumlah bahan organik yang yang tersedia baik di atas permukaan tanah maupun di bawah permukaan tanah. Biomassa bisa berasal dari sisa-sisa tanaman atau disebut serasah maupun tanaman yang masih hidup. Biomassa bisa dinyatakan dalam ukuran berat, seperti berat kering dalam satuan gram, atau dalam kalori. Oleh karena kandungan air yang berbeda setiap tumbuhan, maka biomassa di ukur berdasarkan bobot kering. Unit satuan biomassa adalah g m -2 atau ton ha -1 (Poole, 1974, Chapman, 1976, Brown, 1997 dalam Onrizal, 2004). Sedangkan laju produksi biomassa adalah laju akumulasi biomassa dalam kurun waktu tertentu, sehingga unit satuannya juga menyatakan per satuan waktu, misalkan kg ha -1 per tahun (Barbour dkk., 1987 dalam Onrizal, 2004). Jumlah biomassa ini perlu diukur untuk mengetahui besarnya produksi biomassa pada saat tertentu dan perubahan akibat adanya kegiatan yang menambah atau mengurangi produksi biomassa. Dengan mengukur produksi dapat diketahui berapa hasil perolehan prosuksi biomassa yang berada di atas dan bawah permukaan tanah serta dapat dilakukan sebagai dasar pengukuran produksi biomassa.

5 Pengolahan tanah dapat mempengaruhi produksi biomassa yang tersimpan didalam tanah. Pengolahan tanah maksimum dapat meneyebabkan tanah menjadi lebih produktif dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman. Tanaman akan menyerap unsur hara secara maksimal yang menyebabkan pertumbuhan lebih optimum, sehingga tanaman memproduksi biomassa lebih tinggi. Kemudian penggunaan herbisida juga dapat membantu dalam menekan pertumbuhan gulma atau tanaman penggagu lainnya, sehingga menyebabkan gulma sukar tumbuh sehingga produksi biomassa berjumlah sediktit pula. Untuk mengurangi dampak negatif dari pengolahan tanah, telah dikembangkan sistem pengolahan tanah yang dapat meminimalisir gangguan mekanis terhadap tanah, sistem pengolahan tanah tersebut dikenal sebagai sistem olah tanah konservasi (conservation tillage). Tanpa olah tanah (zero tillage), olah tanah seperlunya (reduce tillage), dan olah tanah strip (strip tillage) dapat digolongkan sebagai sistem olah tanah konservasi (Sinukaban, 1990). Pada sistem olah tanah konservasi, peningkatan cadangan karbon bisa terjadi karena adanya masukan bahan organik ke dalam tanah yang bersumber dari penggunaan mulsa atau tanaman penutup yang menjadi salah satu ciri dari aplikasi sistem olah tanah konservasi (Rachman dkk., 2004; Utomo, 1995; Suwardjo, 1981). 1.4 Hipotesis Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : 1. Produksi biomassa pada lahan yang diolah tanah minimum lebih rendah dari pada olah tanah maksimum.

6 2. Produksi biomassa lebih tinggi pada perlakuan tanpa herbisida daripada menggunakan herbisida. 3. Terdapat interaksi antara pengolahan tanah dan penggunaan herbisida terhadap produksi biomassa.