BAB I PENDAHULUAN. pendapatan rumah tangga. Semakin tinggi pendapatan rumah tangga atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan salah satu variabel makro

IV. POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA MISKIN DI PULAU JAWA

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan maupun taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan ekonomi kota Medan. Konsumsi rumah tangga Medan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai khalifah Allah di dunia. Manusia dalam menjalankan kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses kenaikan pendapatan perkapita

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari konsumen dihadapkan dengan berbagai

ESTIMASI FUNGSI KONSUMSI PANGAN DAN NON PANGAN PENDUDUK PERKOTAAN PROPINSI JAMBI. Adi Bhakti ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi dan perkembangan tekhnologi yang pesat. Hal tersebut membawa dampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Pada tahun 2010 prevalensi merokok

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan umum yang sering dihadapi oleh negara-negara sedang

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan

BAB IV DISTRIBUSI PENDAPATAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

Dari waktu ke waktu jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan senantiasa bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, kesulitan dan kekurangan diberbagai keadaan hidup. Sebagian orang

I. PENDAHULUAN. dalam hal ekonomi rumah tangga mereka. Banyak petani padi sawah khususnya. di pedesaan yang masih berada dalam garis kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala sektor diharapkan dapat mewujudkan struktur ekonomi yang

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. pada sebuah ketidakseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Inggris (consumption), berarti pembelanjaan yang dilakukan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

6 ESTIMASI SUPPLY DAN DEMAND IKAN DI KOTA AMBON

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi. Di lain segi istilah tersebut bertujuan untuk menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang sentralisasi menjadi struktur yang terdesentralisasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi berkaitan juga dengan rendahnya tingkat pendidikan, dan tingkat pendidikan yang rendah.

BAB I PENDAHULUAN. nominal ini tidak mampu meningkatkan daya beli masyarakat secara signifikan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

BAB I PENDAHULUAN. negara di dunia, terutama negara sedang berkembang. Secara umum

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi harus di pandang sebagai suatu proses yang saling

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan jasa meliputi barang-barang tidak kasat mata, seperti potong. rambut, layanan kesehatan, dan pendidikan (Mankiw, 2012).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung yang terdiri dari 14 kabupaten/kota

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. antar daerah dan struktur perekonomian yang seimbang (Sukirno, 2005).

BPSPROVINSI JAWATIMUR

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

BAB I PENDAHULUAN. regional merupakan pelaksanaan dari pembangunan nasional pada wilayah

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2010

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2012

DRB menurut penggunaan menggambarkan penggunaan barang. dan jasa yang diproduksi oleh berbagai sektor dalam masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan ekonomi nasional dan penurunan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan membangunan ekonomi setiap negara adalah tercapainya. pembangunan ekonomi yang adil dan merata. Pembangunan ekonomi adalah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2014

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional secara keseluruhan dengan tujuan akhir untuk. daerah, umumnya perencanaan pembangunan ekonomi beorientasi pada

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dalam proses pembangunan ekonomi, manusia berperan cukup penting

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik analisis yang

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Dussenbery mengungkapkan bahwa bukan pendapatan mutlak

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap negara akan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu

KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMSI MASYARAKAT

IV. POLA KONSUMSI RUMAHTANGGA

BAB I PENDAHULUAN. makroekonomi. Pengeluaran konsumsi seseorang adalah bagian dari. pendapatannya yang di belanjakan. Apabila pengeluaran pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional identik dengan pembangunan daerah karena

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, oleh karena itu harus

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-undang No.25 Tahun 2000 tentang Program. Pembangunan Nasional , bahwa program penataan pengelolaan

BPSPROVINSI JAWATIMUR

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2013

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE

SMP kelas 9 - EKONOMI BAB 10. Kebutuhan dan Alat Pemenuhan KebutuhanLatihan Soal 10.2

ANALISIS PENGELUARAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN PENDUDUK KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI RIAU TAHUN 2008 DAN 2009

PROFIL KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Perkapita Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Provinsi Riau. Vol. II, No. 02, (Oktober, 2015), 1-2.

Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2016

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. melalui peningkatan pendapatan perkapita penduduk dalam kurun waktu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran (Studi kasus provinsi-provinsi se-sumatera)

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsumsi merupakan pengeluaran total untuk memperoleh barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu terentu. Pengeluaran konsumsi menjadi komponen utama dari Produk Nasional Bruto, karena itu perhatian utama perlu diperhatikan dan diputuskan pada analisis faktor yang menentukan pengeluaran konsumsi. Khusus untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga, ada faktor yang paling menentukan diantaranya yaitu tingkat pendapatan rumah tangga. Semakin tinggi pendapatan rumah tangga atau masyarakat secara keseluruhan maka akan semakin tinggi pula tingkat konsumsi.( Masagus,2007:5 ) Menurut Friedman dan Modigliani, bahwa setiap individu akan memperoleh kepuasan yang lebih tinggi apabila mereka dapat mempertahankan pola konsumsi yang stabil daripada kalau harus mengalami kenaikan dan penurunan dalam konsumsi mereka. Tetapi Modigliani melanjutkan dengan menyatakan bahwa orang akan berusaha menstabikan tingkat konsumsi mereka sepanjang hidupnya dan juga menganggap penting peranan kekayaan atau asset sebagai penentu tingkah laku konsumsi. Kebutuhan hidup manusia semakin banyak dan bertambah mengikuti pergerakan waktu. Kebutuhan pokok manusia yang melipui primer, sekunder dan tersier wajib dipenuhi untuk kelangsungan hidup manusia tersebut. 1

2 Alokasi kebutuhan rumah tangga dapat dilihat berdasarkan pengeluaran rumah tangga yang terdiri dari pengeluaran makanan dan bukan makanan. Walaupun terdapat perbedaan harga antar daerah, namun nilai pengeluaran rumah tangga secara umum menunjukan perbedaan tingkat kesejahteraan penduduk antar propinsi. Pengeluaran konsumsi meliputi pengeluaran untuk pangan, pakaian, perumahan dan aneka barang dan jasa serta kebutuhan lainnya. Konsumsi makanan terdiri dari beras, lauk pauk, buah-buahan, minyak, gula, rokok dan lainnya. Konsumsi pakaian terdiri dari pakaian, sepatu, sandal, kaos kaki dan lain-lain. Konsumsi untuk perumahan meliputi sewa rumah, biaya penerangan, biaya pemeliharaan rumah dan bahan bakar (termasuk arang dan kayu bakar) dan lain-lain. Konsumsi aneka barang dan jasa terdiri dari biaya pendidikan, transportasi, kesehatan, barang tahan lama dan lain-lain. Sedangkan konsumsi lain-lainnya yaitu untuk pajak televisi, pajak kendaraan, pajak bumi dan bangunan dan sosila serta dana-dana lainnya yang belum tercantum ( Dian, 2007:3). Kebutuhan primer manusia yang terdiri dari pangan, sandang dan papan merupakan kebutuhan utama yang harus dipenuhi untuk dapat hidup wajar. Apabila kebutuhan tersebut kurang dapat dipenuhi secara memuaskan maka hal itu meupakan suatu indikasi bahwa orang tersebut masih hidup di bawah garis kemiskinan. Sedangkan kebutuhan sekunder dan tersier antara lain perabot rumah tangga, televisi, radio, sepeda, mobil dan lain sebagainya hanya merupakan kebutuhan pelengkapan sejalan dengan pertambahan tingkat pendapatannya. Untuk memenuhi semua kebutuhan hidup setiap orang maka

3 seseorang harus memiliki penghasilan agar dapat terpenuhi sampai tingkat kesejahteraannya tercapai. Seseorang atau suatu rumah tangga akan terus menambah proposi konsumsi makanannya sebanding dengan tingkat pertambahan dari penghasilan yang diterimanya sampai batas tertentu, penambahan pendapatan tidak lagi menyebabkan bertambahnya jumlah makanan yang dikonsumsi karena pada dasarnya kebutuhan manusia akan makanan mempunyai titik jenuh. Sehingga terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin berkurang persentase pendapatan yang dibelanjakan untuk makanan. Oleh karena itu, komposisi pengeluaran rumah tangga dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menilai tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk, dengan asumsi bahwa penurunan persentase pengeluaran untuk makanan terhadap total pengeluaran merupakan gamaran membaiknya tingkat perekonomian penduduk (Dian,2007:3). Besarnya konsumsi masyarakat (tingkat konsumsi masyarakat) mencerminkan tingkat kemakmuran masyarakat tersebut, artinya makin tinggi tingkat konsumsi masyarakat, berarti makin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Pendapatan seseorang merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dengan kegiatan konsumsi, dikarenakan konsumsi berbanding lurus dengan pendaptan. Semakin tinggi penghasilan yang diterima seseorang maka akan cenderung semakin besar pengeluaran yang digunakan untuk konsumsi. Demikian juga dengan perilaku tabungan, apabila pendapatan seseorang meningkat, baik untuk konsumsi maupun tabungan akan sama-sama

4 bertambah, akan tetapi berlaku pada masyarakat dengan kehidupan ekonomi yang relatif sudah mapan. Laju pertumbuhan ekonomi yang berubah dari tahun ke tahun berpengaruh pula terhadap pengeluaran konsumsi yang akan dilakukan oleh masyarakat serta perkembangan tekhnologi yang demikian pesat juga mempengaruhi sikap dan tingkat laku masyarakat dalam berkonsumsi. Pengeluaran rata-rata perkapita sebulan penduduk Jawa Tengah tahun 2005 persentasenya tercatat sebesar 100, dimana setiap tahunnya mengalami naik turun. Artinya, naik turun tingkat konsumsi masyarakat dari tahun ketahun terlepas itu di kota atau di desa juga makanan atau bukan makanan. Seperti terlihat di dalam tabel.1.1 TABEL 1.1 Pengeluaran persentase Rata-rata per Kapita Tiap Bulan untuk Makanan dan Bukan Makanan Daerah Perkota dan Pedesaan di Jawa Tengah Tahun 2005,2008,2011,2012,2013,2014 Bulan Kelompok barang % Pengluaran Rata-Rata Tiap Bulan 2005 2008 2011 2012 2013 2014 I. Makanan 52,93 55,44 50,44 50,49 49,77 50,37 II. Bukan Makanan 47,07 44,56 49,56 49,51 50,23 49,63 1. Perumahan dan 20,08 16,85 17,37 17,17 16,56 16,46 fasilitas RT

5 2. Barang dan jasa 15,69 15,20 18,21 18,92 19,10 19,69 3. Pakaian,alas 4,07 2,89 3,24 2,98 2,96 3,13 kaki dan tutup kepala 4. Barang-barang 4,99 6,02 6,93 6,84 7,78 6,73 yang tahan lama 5. Pajak dan 1,32 1,18 1,59 1,58 1,82 1,80 asuransi 6. Keperluan pesta 0,91 2,42 2,22 2,03 2,01 1,82 dan upacara Jumlah I + II 100 100 100 100 100 100 Sumber : BPS, Susenas Dari tabel 1.1, dapat kita artikan bahwa rata-rata pengeluaran perkapita sebulan penduduk Jawa Tengah cenderung naik turun tiap tahunnya. Distribusi pengeluaran untuk konsumsi makanan dan bukan makanan berkaitan erat dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Di negara berkembang dengan tingkat gizi yang masih rendah,pemenuhan kebutuhan makanan sebagai kebutuhan dasar untuk hidup masih merupakan prioritas

6 utama. Pada tahun 2008 makanan persentasenya paling tinggi mencapai 55,44% dibanding dengan tahun-tahun yang lainnya, sedangkan bukan makanan paling tinggi persentasenya tahun 2013 mencapai 50,23%. Di negara berkembang, rata-rata penduduknya membelanjakan bagian pendapatannya untuk konsumsi rumah tangga lebih banyak digunakan untuk makanan, dibandingkan dengan rumah tangga di negara maju. Berdasarkan penemuan Engel, beberapa ekonom menyarankan proposi pendapatan yang dibelanjakan untuk makanan dapat digunakan sebagai indikator kemiskinan, yaitu apabila lebih sari 30% dari pendapatan dibelanjakan untuk makanan, maka dikategorikan sebagai miskin (Dian,2007). Dari teori Engel tersebut dapat dikatakan bahwa keluarga akan lebih sejahtera apabila persentase pengeluaran untuk makanan lebih kecil daripada persentase pengeluaran untuk bukan makanan. Artinya proporsi alokasi pengeluaran untuk pangan dari pendapatan tersebut dialokasikan pada kebutuhan non pangan. Konsumsi merupakan kegiatan yang dilakukan dan dibutuhkan oleh semua manusia untuk bertahan hidup sehingga untuk mendapatkannya membutuhkan pengorbanan. Manusia dalam melakukan konsumsi dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu ekonomi seperti pendapatan dan kekayaan serta faktor non-ekonomi seperti jumlah tanggungan keluarga, status sosial, kerja tambahan serta masih banyak lagi faktor yang tidak dapat disebutkan semuanya. Selain itu terdapat faktor ekstern meliputi lingkungan seperti tempat tinggal atau daerah yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap pengeluaran konsumsi (Sukirno,2000).

7 Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan diatas maka ada keinginan lebih dari penulis untuk meneliti pengaruh pertumuhan ekonomi, upah minimum dan tingkat pengangguran yang terjadi di Jawa Tengah, terhadap tingkat konsumsi masyarakatnya. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka permasalahan utama yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Konsumsi Masyarakat di Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2015? 2. Bagaimana Pengaruh Upah Minimum Terhadap Tingkat Konsumsi Masyarakat di Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2015? 3. Bagaimana Pengaruh Tingkat Pengangguran Terhadap Tingkat Konsumsi Masyarakat di Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2015? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Tingkat Konsusmsi Masyarakat Di Provinsi Jawa Tengah 2017-2015. 2. Untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum terhadap Tingkat Konsumsi Masyarakat Di Provinsi Jawa Tengah 2007-2015. 3. Untuk menganalisis Pengaruh Tingkat Pengangguran terhadap Konsumsi Masyarakat Di Provinsi Jawa Tengah 2007-2015.

8 D. Manfaat Penelitian Manfaat yang bisa di ambil dari penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti Sebagai pengembangan kemampuan penelitian, sehingga dapat menerapkan ilmu terhadabagi peneliti dalam hal penelitian ilmiah. 2. Bagi instansi terkait Penelitian merupakan syarat wajib bagi penulis dalam meyelesaikan studi, maka penulis mengadakan penelitian ini dan hasilnya diharapkan mampu memberikan informasi dan menambah wawasan bagi pihak-pihak terkait (PEMKOT, BAPPEDA,BPS dan lain-lain ) terhadap permasalahan konsumsi masyarakat, dengan demikian diharapkan dapat menentukan kebijakan dengan tepat. 3. Bagi dunia ilmu pengetahuan Penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran atau studi banding bagi mahasiswa atau pihak yang melakukan penelitian yang sejenis. Dan sebagai referensi untuk membuat pengembangan dalam penelitian lain. 4. Secara umum Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang pola konsumsi masyarakat, agar tercapai kesejahteraan yang merata, juga bisa menjadi referensi bagi peneliti lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

9 E. Metode Penelitian 1. Alat Dan Model Analisis Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah persamaan regresi dengan menggunakan gabungan daa cross section dan data time series, dimana unit cross section yang sama diukur dengan waktu yang berbeda. Analisis regresi data panel adalah analisis regresi yang didasarkan pada data panel untuk mengamati hubungan antara satu variabel terikat (dependent variabel) dengan satu atau lebih variabel bebas independen variabel. Alternatif model yang dapat di selesaikan dengan data panel yaitu : Y it = βo + β 1 X 1it + β 2 X 2it + β 3 X 3it + e it Dimana : Y X 1 X 2 X 3 Βo βo-β 1 e it i t : Tingkat Konsumsi Masyarakat di Provinsi Jawa Tengah : Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah : Upah Minimum di Provinsi Jawa Tengah : Tingakat Pengangguran di Provinsi Jawa Tengah : Konstanta : Koefisien Regresi : Variabel Gangguan / Terms of error : Provinsi Jawa Tengah : Periode Waktu (tahun)

10 2. Data dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistika (BPS), Semarang Dalam Angka, dan institusi daerah yang terkait. Data sekunder tersebut Pertumbuhan ekonomi, Upah minimum, Tingkat Pengangguran dan Tingkat Konsumsi Masyarakat. F. Sistematika Penulisan BAB 1 Pendahuluan Merupakan pendahuluan yang menguraikan tentag latar belakang masalah yang terdiri dari fenomena tingkat konsumsi masyarakat di Provinsi Jawa Tengah,dan tingkat konsumsi masyarakat di Provinsi Jawa Tengah rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini disajikan landasan teori tentag ketahanan pangan, pertumbuhan ekonomi, upah minimum, pengangguran dan faktor-faktr yang mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat.pada bab ini juga terdapat penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis yang dapat diambil. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan tentang metode penelitian yang meliputi variabel penelitian dan definisi operasional. Jenis dan sumber data, dan metodenalisis.

11 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dipaparkan tentang deskripsi obyek penelitian, yaitu kondisi tingkat konsumsi masyarakat, pertumbuhan ekonomi, upah minimum, tingkat pengangguran di Provinsi Jawa Tengah, analisis dan pembahasan. BAB V Penutup Pada bab ini disampaikan kesimpulan dan saran yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan.