PEMANFAATAN ISOLASI RESIN EPOKSI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PENYALURAN ENERGI LISTRIK DITINJAU DARI KARAKTERISTIK HIDROFOBIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Namun masalah utama dalam energi listrik adalah menyangkut. menimbulkan masalah baru yaitu masalah isolasi.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian utama, yaitu pusat pembangkit,

T. Haryono 1, Avrin Nur Widiastuti 1, Arya Bagus Sanjaya 2

FLASHOVER PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN BAHAN PENGISI ALUMINA, PASIR SILIKA DAN FIBER GLASS

BABI PENDAHULUAN. semakin meningkat, maka perlu dilakukan suatu perencanaan dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Equivalent Salt Deposit Density (ESDD) Terhadap Tegangan Flashover

ISOLATOR 2.1 ISOLATOR PIRING. Jenis isolator dilihat dari konstruksi dan bahannya dibagi seperti diagram pada Gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara

1 BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam

1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di wilayah iklim

Unjuk Kerja Isolator 20 kv Bahan Resin Epoksi Silane Silika Kondisi Basah dan Kering

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena sebagian besar energi listrik yang telah di konversikan

EFEK KONTAMINAN PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI YANG MENGALAMI PERLAKUAN FILLER BERBEDA TERHADAP KINERJA SUDUT HIDROFOBIK

STUDI ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI SILANE DENGAN VARIASI PENGISI PASIR SILIKA (Dengan Polutan Pantai)

PENGUJIAN TEGANGAN FLASHOVER DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR 20 KV BERBAHAN RESIN EPOKSI SILANE KONDISI BASAH DAN KERING

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN SILANE TERHADAP UNJUK KERJA ISOLATOR BAHAN RESIN EPOKSI DENGAN KONTAMINAN PANTAI

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan modern

ANALISIS PENGARUH KOMPOSISI SILICONE RUBBER

PENGARUH HUJAN TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PIRING TERPOLUSI

ANALISIS KARAKTERISTIK ARUS BOCOR DAN SUDUT KONTAK PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN CAMPURAN ABU SEKAM

BAB I LATAR BELAKANG. berlangsung secara aman dan efisien sepanjang waktu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menyalurkan listrik secara

PENGARUH POLUTAN INDUSTRI TERHADAP KINERJA BAHAN ISOLASI POLIMER EPOKSI BERPENGISI SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM

BAB II ARUS BOCOR DAN KELEMBABAN UDARA

TINJAUAN SIFAT HIDROFOBIK BAHAN ISOLASI SILICONE RUBBER

PENGARUH PEMBERSIHAN OLEH HUJAN TERHADAP ARUS BOCOR ISOLATOR PIN-POST 20 KV TERPOLUSI

ANALISA ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI SILANE MENGGUNAKAN METODE PENGUKURAN INCLINED- PLANE TRACKING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH POLUTAN INDUSTRI TERHADAP KINERJA BAHAN ISOLASI POLIMER RESIN EPOKSI BERPENGISI SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan bagian peralatan yang terhubung secara fisik dengan tanah. berfungsi sebagai penggantung atau penopang konduktor [2].

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga untuk mentransmisikan energi yang besar digunakan sistem

ANALISIS DEGRADASI PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGISI PASIR PANTAI YANG MENGANDUNG BANYAK KALSIUM. Jl. Kasipah No.

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN FILLER PASIR BERKALSIUM PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGUJIAN DEGRADASI PERMUKAAN

PENGARUH POLUTAN TERHADAP KINERJA HIDROFOBIK PERMUKAAN BAHAN ISOLATOR SILIKON RUBBER

Pengaruh Radiasi UV Buatan Terhadap Kerusakan Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi Silane

LEMBAR PERSETUJUAN KAJIAN UNJUK KERJA KELISTRIKAN ARESTER PORSELEN DAN ARESTER POLIMER PADA SISTEM TEGANGAN 20 KV

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

PENGUJIAN KANDUNGAN ESDD DAN SIFAT HIDROFOBIK BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN BAHAN PENGISI SEKAM PADI

I. PENDAHULUAN. Perkembangan jaman, populasi dan teknologi yang pesat, mengakibatkan permintaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan listrik, salah satunya adalah isolasi. Isolasi adalah suatu alat

ANALISIS SIFAT MEKANIK UNTUK FEEDTHROUGH

1 BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penyedia tenaga listrik. Standar yang lebih tinggi tersebut adalah

PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA PADA ELEKTRODA BOLA TERPOLUSI ASAM

PEMANFAATAN BATU BERSILIKA, SILANE, DAN VINYL SILANE SEBAGAI PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. tegangan tinggi digunakan dalam peralatan X-Ray. Dalam bidang industri, listrik

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN PASIR PANTAI BERKALSIUM SEBAGAI MATERIAL PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

SIFAT HIDROFOBIK BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI BERPENGISI SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM PADI YANG TERKONTAMINASI POLUTAN INDUSTRI

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG

SELAMAT DATANG SEMINAR. Laporan TUGAS AKHIR

ANALISA PENGARUH VARIASI DAN KOMPOSISI BAHAN PENGISI TERHADAP UNJUK KERJA SAMPEL ISOLATOR RESIN EPOKSI SILANE

Pengaruh Kontaminan terhadap Sudut Kontak Hidropobik dan Karakteristik Arus Bocor pada Sampel Isolator Resin Epoksi Silane

PEMBUATAN DAN ANALISIS PENGARUH KONDISI PERMUKAAN TERHADAP UNJUK KERJA ISOLATOR POLIMER 20 KV TIPE SIRIP TAK SERAGAM DENGAN VARIASI TEGANGAN UJI

ANALISIS ARUS BOCOR DAN TEGANGAN FLASHOVER PADA ISOLATOR SUSPENSI 20 kv 3 SIRIP DENGAN 4 TIPE SIRIP BERBAHAN POLIMER RESIN EPOKSI SILANE SILIKA

PENGUJIAN ISOLATOR PIN-POST 20 KV TERKONTAMINASI GARAM MENGAKIBATKAN ARUS BOCOR FLASHOVER PADA PERMUKAAN

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. fenomena partial discharge tersebut. Namun baru sedikit penelitian tentang

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia. Abstrak

PENGARUH PENAMBAHAN KARET SILIKON TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PERMUKAAN PADA BAHAN RESIN EPOKSI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 7 KERAMIK Part 2

Pengaruh Sinar Ultraviolet dan Komposisi Bahan Pengisi Pasir Silika terhadap Arus Bocor Permukaan Bahan Isolator Resin Epoksi Silane

ANALISIS PENGARUH POLUTAN PADA ISOLATOR KACA TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN ISOLATOR RANTAI

PENGARUH PENAMBAHAN SILIKON TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN RESIN EPOKSI

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN PASIR PANTAI BERKALSIUM TINGGI SEBAGAI MATERIAL PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

ANALISIS PENGARUH COATINGTERHADAP SUDUT KONTAK, ARUS BOCOR, DAN THD PADA ISOLATOR POLIMER 20 KV KONDISI TERKONTAMINASI

BAB I PENDAHULUAN. minim gangguan. Partial discharge menurut definisi IEEE adalah terjadinya

FENOMENA FLASHOVER AKIBAT ARUS BOCOR PADA ISOLATOR KERAMIK DAN RESIN EPOKSI

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

Polimer saat ini telah banyak diteliti orang dengan harapan bisa didapatkannya

BAHAN DIELEKTRIK. Misal:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan pola hidup

BAB I PENDAHULUAN. listrik demi menjaga kelangsungan hidup mereka. Pada proses sistem tenaga. transmisikan dan didistribusikan kepada para konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat untuk mendukung kegiatannya sehari-hari. Di kota-kota besar

PENGARUH ASAP HASIL BAKAR KAYU TERHADAP TEGANGAN FLASHOVER AC ISOLATOR PIRING

PENGARUH UKURAN BUTIRAN AIR HUJAN TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA

PRODI D3 TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UPN VETERAN YOGYAKARTA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ILMU BAHAN LISTRIK_edysabara. 1 of 6. Pengantar

Pengembangan isolator tegangan tinggi yang cocok untuk daerah tropis

Pengaruh Kelembaban dan Suhu Terhadap Karakteristik Arus Bocor pada Isolator Bahan Resin Epoksi dengan Pengisi Bahan Pasir Silika

Analisis Degradasi Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi dengan Pengisi Pasir Pantai yang Mengandung Banyak Kalsium

ILMU BAHAN. : Ferdian Ronilaya Desain sampul : Maziyatuzzahra Munasib. Hak Cipta 2016, pada penulis Anggota APPTI Hak publikasi pada Polinema Press

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

9/17/ KALOR 1

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama yaitu isolator. Struktur amorf pada gelas juga disebut dengan istilah keteraturan

Transkripsi:

PEMANFAATAN ISOLASI RESIN EPOKSI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PENYALURAN ENERGI LISTRIK DITINJAU DARI KARAKTERISTIK HIDROFOBIK Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorium terhadap bahan isolasi resin epoksi jenis DGEBA berbahan pengeras MPDA dengan bahan pengisi pasir silika dicampur silicon rubber, yang terkontaminasi polutan buatan dan perlakuan bervariasi. Penelitian ini dilatar belakangi oleh kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang pemakaian tenaga listriknya kebanyakan berada dipesisir pantai. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya Nilai ESDD semakin naik seiring dengan kenaikan volume (lama) penyemprotan karena semakin banyak volume polutan yang disemprotkan maka semakin banyak pula yang menempel pada permukaan isolator. Selanjutnya bahwa kinerja sudut hidrofobik sangat ditentukan oleh persentase filler. Setiap kenaikan persentase filler sebesar 10 % akan cenderung diikuti kenaikan sudut hidrofobik bahan atau bisa dikatakan mampu memperbaiki hidrofobik bahan sebesar 5,62860 lebih signifikan dibandingkan dengan penurunan sudut yang hanya 0,6660 terjadi akibat dari kenaikan ESDD sebesar 0,001 mg/cm2. Kata kunci : Isolasi resin epoksi, kualitas penyaluran energi, karakteristik hidrofobik PENDAHULUAN Isolator yang digunakan pada sistem transmisi maupun distribusi tenaga listrik berfungsi mengisolasi bagian yang bertegangan dan yang tidak bertegangan. Umumnya isolator pasangan luar (outdoor) yang dipakai di Indonesia mempunyai bahan dasar yang terbuat dari keramik, gelas dan porselin. Bahan tersebut mempunyai kelemahan jika beroperasi dalam kondisi yang lembab, sebab memiliki sifat menyerap air, yakni sudut kontak terhadap air berada pada derajat yang kurang dari 30 (hydrophilic), kondisi ini akan semakin buruk jika berada dalam medan kerja yang berpolutan/terkontaminasi oleh keadaan alam terbuka seperti pinggiran laut atau kawasan industri, yang berakibat sudut kontak permukaan dan air makin kecil (Awad et al, 1999). Isolasi adalah sifat dari salah satu bahan peralatan listrik yang dapat memisahkan secara elektrik dua buah penghantar atau lebih yang bertegangan sehingga tidak terjadi kebocoran arus. 76 Vol. 10 No.1 Juli 2012

Secara garis besarnya bahan isolasi dapat diklasifikasikan atas 3 bagian, yaitu isolasi padat, cair dan gas. Karet silicon meruapakan salah satu bahan isolasi sebagai isolator dari keluarga polimer kelompok termoplastik yang mempunyai sifat-sifat kinerja hydrofobik yang baik, ringan dan mudah pembentukannya. Secara umum klasifikasi beberapa dielektrik padat dapat dilihat pada tabel-1 berikut ini. Tabel 1. Klasifikasi beberapa dielektrik padat Epoksi/oksirana/alkena oksida adalah suatu eter siklik beranggotakan tiga atom, Epoksi yang paling sederhana adalah ethylene oxide, sedang trimethylene oxide dan tetrahydrofuran adalah contoh lainnya. (Garnbar 2). Gambar 1 : Contoh Struktur resin epoksi Degradasi adalah reaksi yang menyebabkan putusnya rantai ikatan molekul utama yang menyebabkan pengurangan berat dan panjang molekul epoksi resin sehingga akan mengubah sifat bahan epoksi resin tersebut. Reaksi ini dapat terjadi karena pengaruh zat-zat kimia (air, asam, alkohol, oksigen dll) pengaruh termal (panas, cahaya, radiasi) dan pengaruh mekanik. Umur dan lama penggunaan dari suatu isolator polimer (epoksi resin) dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya : akibat pengaruh air hujan, pengaruh sinar ultaviolet dan pengaruh polutan yang menempel pada permukaan. Efek air ini harus menjadi pertimbangan dalam desain untuk menentukan batas umur dari suatu isolator non-keramik. Absorsi air merupakan sifat yang harus diketahui dari suatu bahan isolator. Pengaruh absorsi air dari kelembaban yang tinggi atau hujan ke dalam isolator berbahan polimer (epoksi resin) akan mempengaruhi kekuatan dielektriknya yang ditandai dengan faktor rugi tangen dan permitivitas. Karnet dkk. (1991) melaporkan bahwa permitifitas dan rugi tangen material polimer cenderung meningkat dengan kenaikan absorsi air. Material di bawah kondisi basah yang berkepanjangan dapat pula mengurangi kekuatan hidrofobiknya. 77

Hidrofobik adalah salah satu sifat yang di miliki oleh bahan isolasi karet silicon, yang mana apabila dalam keadaan terpolusi mampu mentransfer sifat menolak air kepermukaan bahan yang sem ula terdegradasi oleh karena polusi, sehingga sifat hydrofobiknya masih mampu di pertahankan seper ti seting awal bahan isolat r saat beroperasi. Peristiwa tersebut dikenal dengan kinerja reaksi berat mo lekul rendah (BMR) yang naik diatas permukaan. Sifat hydrofobik suatu bahan isolasi dapat diketahui dengan cara melakukan pengukuran sudut kontak. Gambar 3 :Karakter Sudut kontak bahan isolator terhadap air Dari gambar tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian besar : 1. Bahan yang bersifat basah (Hydrophilic) yaitu memiliki sudut kontak cairan dengan permukaan bahan isolasi kurang dari 30 derajat. 2. Bahan yang bersifat basah sebagian (Pertially wetted) yaitu memiliki sudut kontak cairan dengan permukaan bahan isolasi pada interval 30 s/d 89 derakat. 3. Bahan yang bersifat tidak basah (hydrophobicity) yaitu memiliki sudut kontak cairan dengan permukaan bahan isolasi lebih besar 90 derajat. METODE Dalam pemberian lapisan polutan buatan dilakukan dengan menyemprotkan dalam sampel. Penyemprotan dilakukan tidak langsung mengenai bahan uji. Penyemprotan dilakukan berdasarkan waktu dengan rentang 10 menit, keadaan ini dilakukan untuk mempertahankan komposisi lapisan polutan buatan. Dalam pemberian lapisan polutan buatan sampel uji digantungkan dalam lemari kaca dan disemprot. (IEC 507). Pengujian Sifat Hidrofobik Sudut kontak merupakan sudut yang dibentuk antara permukaan sampel uji dengan air destilasi yang diteteskan ke permukaan sampel uji. Sudut kontak berkaitan dengan karakteristik isolator yaitu sifat menyerap air (hydrophilic) atau sifat tolak air (hydrophobic). Berikut adalah prosedur untuk pengujian sifat hidrofobik : 1) Mempersiapkan sampel uji. 2) Mempersiapkan peralatan pengujian yaitu Kamera Digital dan seperangkat komputer. 3) Melakukan pengujian yaitu dengan memberi tetesan air sebanyak 50 μl pada permukaan 78 Vol. 10 No.1 Juli 2012

sampel uji, setelah itu dilakukan pemotretan tetesan air tersebut. 4) Menghitung besarnya sudut kontak θ dari hasil pemotretan dengan menggunakan skala dan perhitungan. Gambar 12 : Diagram alir jalannya penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tingkat ESDD dibuat berbeda dengan memvariasi lama penyemprotan polutan. Penyemprotan dengan lama 1 menit kurang lebih memerlukan 66,667 cc polutan. Setiap variasi bahan pengisi yakni dari 10% sampai dengan 60% untuk lama penyemprotan yang sama diukur konduktivitasnya. Nilai ESDD dihitung menggunakan persamaan 4 dan 5 berdasarkan hasil pengukuran konduktivitas. Konduktivitas yang telah diperoleh dikonversi terlebih dahulu ke konduktivitas pada suhu standar 20 C dengan menggunakan tabel faktor koreksi dan persamaan 3. Hasil pengukuran konduktivitas dan perhitungan ESDD selengkapnya untuk masing-masing sampel uji diperlihatkan pada lampiran 1. Rata- rata dari hasil pengukuran dan hasil perhitungan ESDD ditampilkan pada tabel 2. Nilai ESDD semakin naik seiring dengan kenaikan volume (lama) penyemprotan karena semakin banyak volume polutan yang disemprotkan maka semakin banyak pula yang menempel pada permukaan isolator. Grafik hubungan ESDD dapat dilihat pada gambar 16. 79

Tabel 2 Nilai rerata konduktivitas dan hasil perhitungan ESDD Sebalum ada polutan Sesudah ada polutan ESDD (mg/ Kasus L (menit) V (cc) s (ms) T ( C) s 20 s (ms) T ( C) s 20 cm2) (ms) (ms) I 3 200 3.34667 24. 9 3. 111 6. 7333 24. 9 6. 0422 0.0025695 II 6 400 3. 4833 25. 2 3. 106 9. 3167 25. 2 8. 3073 0.0045871 III 9 600 3. 4667 25. 1 3. 098 12. 45 25. 1 11. 125 0.0071215 IV 12 800 3. 45 25. 1 3. 083 17. 567 25. 1 15. 697 0.011275 V 15 1000 3. 4667 25. 1 3. 098 24. 75 25. 1 22. 115 0.011275 VI 20 1333.3 3. 5333 25. 2 3. 151 31. 567 25. 2 28. 147 0.0171355 VII 25 1666.7 3. 4333 25. 1 3. 068 38. 483 25. 1 34. 387 0.0285251 VII 30 2000 3. 4833 25. 1 3. 113 42. 467 25. 1 37. 946 0.0318076 Keterangan : L : lama penyemprotan polutan V : volume polutan s : konduktivitas air dan kapas s 20 : konduktivitas air dan kapas pada suhu 20 o C t : suhu air dan kapas Gambar 13 : Grafik ESDD terhadap volume penyemprotan dari hasil rerata masingmasing persentase silika Gambar 14 : Salah satu Hasil Pembuatan Epoksi Resin dengan Filler Silika 80 Vol. 10 No.1 Juli 2012

Tabel 3 : Hasil Pengukuran Sudut Kontak Sampel UV 3H, Polutan C Gambar 15 : Hasil Foto Sudut Kontak Hidrofobik Sampel Gambar 16 : Grafik Hasil Pengukuran Sudut Kontak terhadap Besarnya Filler Dari Grafik di atas terlihat bahwa kinerja sudut hidrofobik sangat ditentukan oleh persentase filler. Setiao kenaikan persentase filler sebesar 10 % akan cenderung diikuti kenaikan sudut hidrofobik bahan atau bisa dikatakan mampu memperbaiki hidrofobik bahan sebesar 5,62860 lebih signifikan dibandingkan dengan penurunan sudut yang hanya 0,6660 terjadi akibat dari kenaikan ESDD sebesar 0,001 mg/cm 2. Berdasarkan hasil penelititian yang ditunjukkan pada gambar grafik dapat diartikan bahwa semakin besar ESDD dalam hal ini sangat dipengaruhi oleh resistivitas permukaan bahan, sedangkan resistivitas permukaan sendiri dipengaruhi oleh banyaknya polutan yang menempel pada permukaan bahan. Kinerja sudut hidrofobik lebih dominan ditentukan oleh filler dibanding pengaruh lingkungan, Ini dapat dilihat dari setiap kenaikan prosentase filler 10% dapat memperbaiki hidrofobik bahan sebesar 5.6286o lebih signifikan dibanding penurunanan sudut yang hanya sebesar 0.6660 oleh kenaikan esdd setiap 0.001 mg/cm2. Secara parsial hidrofobik tertinggi mencapai sudut 130o pada sampel R4F6 UV- 4 hari dengan polutan terbanyak. Maka dapat disimpulkan bahwa bahan isolasi dengan filler yang baik tetap dapat mempertahankan kinerjanya walaupun diterapkan pada daerah berpolutan yang tinggi. 81

Secara ekonomis semakin besar persentase bahan pengisi, dalam hal ini silika kuarsa, semakin kecil biaya yang diperlukan dalam pembuatan isolator karena harga bahan dasar (resin epoksi) lebih mahal daripada bahan pengisi (silika). Namun penggunaan resin epoksi dengan persentase bahan pengisi lebih dari 60% tidak mungkin dilakukan karena komposit yang terbentuk tidak homogen akibat perbedaan massa jenis yang cukup besar antara kedua jenis bahan. Secara umum penambahan silika kuarsa pada bahan resin epoksi akan memperbaiki sifat mekanis dari bahan tersebut. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis maka dapat disimpulkan : a. Pemberian polutan industri dengan metode pengabutan (fog chamber) dengan variasi lama (volume) penyemprotan memberikan perbedaan tingkat ESDD yang kecil karena konsentrasi ion garam yang terkandung dalam polutan industri sangat kecil yakni 2,1 gram per liter. b. Polutan yang menempel pada permukaan isolator akan menyebabkan berkurangnya sifat hidrophobic resin epoksi sehingga pada keadaan lembab terjadi penurunan resistivitas permukaan yang cukup signifikan. c. Persentase bahan pengisi pada isolator resin epoksi tidak banyak mempengaruhi karakteristik elektrisnya karena tegangan gagal dan arus bocor yang terjadi adalah melalui permukaan sehingga resistivitas permukaan lebih dominan pengaruhnya. Saran Saran yang bisa diberikan adalah : a. Penelitian mengenai sifat-sifat bahan resin epoksi masih perlu dilanjutkan seperti sifat dielektris, sifat termal, sifat fisis tingkat absorbsi air untuk berbagai persentase silika kuarsa sebagai bahan pengisi sebagai pertimbangan kelayakan menjadi material isolator tegangan tinggi, khususnya untuk pemkaian luar. b. Karakteristik yang lebih jauh tentang kinerja resin epoksi dapat diketahui dengan melakukan penelitian tentang penyisipan bahan lainnya, buka hanya dengan silika kuarsa misalnya dengan fiberglass, alumunium tetrahidrat dan zinc oxide. DAFTAR PUSTAKA Aulia, Sri Hartaty, 2002, Karakteristik Tembus Permukaan Bahan Isolasi Polymer LPDE di udara Terbuka, Seminar Nasional dan Workshop Teknik Tegangan Tinggi V, UGM, Yogyakarta. Corley, 1989, Cure Rate Control in Epoxy Resin Compositions, Patent Number 4, 831, 099, United States Patent. IEC 507, 1991, Artificial Pollution Test on High Voltage Insulator to be AC System, 2thEdition. Lee, H. Neville., K., 1967, Handbool of Epoxy Resins, Mc Graw-Hill Book Company. 82 Vol. 10 No.1 Juli 2012