Analisis Hidrologi Kebutuhan Air Pada Daerah Irigasi Pakkat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

DEFINISI IRIGASI TUJUAN IRIGASI 10/21/2013

Tabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI 2.1 Perhitungan Hidrologi Curah hujan rata-rata DAS

ANALISA KETERSEDIAAN AIR SAWAH TADAH HUJAN DI DESA MULIA SARI KECAMATAN MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN

PRAKTIKUM VIII PERENCANAAN IRIGASI

TUGAS KELOMPOK REKAYASA IRIGASI I ARTIKEL/MAKALAH /JURNAL TENTANG KEBUTUHAN AIR IRIGASI, KETERSEDIAAN AIR IRIGASI, DAN POLA TANAM

OPTIMASI FAKTOR PENYEDIAAN AIR RELATIF SEBAGAI SOLUSI KRISIS AIR PADA BENDUNG PESUCEN

Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier

ANALISA KEBUTUHAN AIR DALAM KECAMATAN BANDA BARO KABUPATEN ACEH UTARA

Lampiran 1.1 Data Curah Hujan 10 Tahun Terakhir Stasiun Patumbak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR PADA DAERAH IRIGASI BLANG KARAM KECAMATAN DARUSSALAM KEBUPATEN ACEH BESAR

PERENCANAAN KEBUTUHAN AIR PADA AREAL IRIGASI BENDUNG WALAHAR. Universitas Gunadarma, Jakarta

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Air Tanaman 1. Topografi 2. Hidrologi 3. Klimatologi 4. Tekstur Tanah

Matakuliah : S0462/IRIGASI DAN BANGUNAN AIR Tahun : 2005 Versi : 1. Pertemuan 2

ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI BENDUNG MRICAN1

STUDI POLA LENGKUNG KEBUTUHAN AIR UNTUK IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI TILONG

DAFTAR ISI. 1.2 RUMUSAN MASALAH Error Bookmark not defined. 2.1 UMUM Error Bookmark not defined.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi Ketersediaan dan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Namu Sira-sira.

HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN SEKUNDER DAERAH IRIGASI BEGASING

STUDI SIMULASI POLA OPERASI WADUK UNTUK AIR BAKU DAN AIR IRIGASI PADA WADUK DARMA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT (221A)

ANALISA EFISIENSI DAN OPTIMALISASI POLA TANAM PADA DAERAH IRIGASI TIMBANG DELI KABUPATEN DELI SERDANG

BAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.

ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI BANGBAYANG UPTD SDAP LELES DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KETERSEDIAAN AIR

STUDI POTENSI IRIGASI SEI KEPAYANG KABUPATEN ASAHAN M. FAKHRU ROZI

Optimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung)

Irigasi Dan Bangunan Air. By: Cut Suciatina Silvia

DAFTAR ISI. Halaman JUDUL PENGESAHAN PERSEMBAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

Dr. Ir. Robert J. Kodoatie, M. Eng 2012 BAB 3 PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR DAN KETERSEDIAAN AIR

ANALISA KETERSEDIAAN AIR DAERAH ALIRAN SUNGAI BARITO HULU DENGAN MENGGUNAKAN DEBIT HASIL PERHITUNGAN METODE NRECA

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI BATANG ASAI KABUPATEN SAROLANGUN

ANALISIS KEBUTUHAN AIR PADA DAERAH IRIGASI MEGANG TIKIP KABUPATEN MUSI RAWAS

Optimalisasi Pemanfaatan Sungai Polimaan Untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Irigasi

Bab III TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI SISTEM JARINGAN IRIGASI TERSIER SUMBER TALON DESA BATUAMPAR KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP.

PENERAPAN PROGRAM DINAMIS UNTUK SIMULASI PERENCANAAN POLA TANAM

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI. Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi, ST. MT. Nohanamian Tambun

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam Perencanaan Embung

Analisis Ketersediaan Air Sungai Talawaan Untuk Kebutuhan Irigasi Di Daerah Irigasi Talawaan Meras Dan Talawaan Atas

Studi Pengembangan Drainase Lahan Rawa Tanjungputus

April 18, 18, Mei 18, 18, 18, 18, 18, Juni 18, 18, 18, 18, 18, 00 18, Juli 17, 17, 17, 17, Agustus 18, 00 18, 00 18, 00 18, 00 17, 17, September 17,

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI DEDIKASI KATA PENGANTAR

KOMPARASI PEMBERIAN AIR IRIGASI DENGAN SISTIM CONTINOUS FLOW DAN INTERMITTEN FLOW. Abstrak

ANALISIS ALIRAN AIR MELALUI BANGUNAN TALANG PADA DAERAH IRIGASI WALAHIR KECAMATAN BAYONGBONG KABUPATEN GARUT

KATA PENGANTAR. perlindungan, serta kasih sayang- Nya yang tidak pernah berhenti mengalir dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI OPTIMASI POLA TANAM PADA DAERAH IRIGASI JATIROTO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM LINIER

9/26/2016. Debit Andalan

KEBUTUHAN AIR. penyiapan lahan.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di wilayah Kabupaten Banyumas yang masuk

Dosen Pembimbing. Ir. Saptarita NIP :

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

TINJAUAN PUSTAKA. Neraca Air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. PDAM kota Subang terletak di jalan Dharmodiharjo No. 2. Kecamatan

PERENCANAAN OPTIMALISASI WADUK GEDANG KULUD KABUPATEN CERME GRESIK ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

MENENTUKAN AWAL MUSIM TANAM DAN OPTIMASI PEMAKAIAN AIR DAN LAHAN DAERAH IRIGASI BATANG LAMPASI KABUPATEN LIMAPULUH KOTA DAN KOTA PAYAKUMPUH ABSTRAK

PRAKTIKUM RSDAL II PERHITUNGAN EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL (ETo) DAN KEBUTUHAN AIR TANAMAN (ETCrop)

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Kebutuhan Air Irigasi Kebutuhan Air untuk Pengolahan Tanah

BAB III METODOLOGI. Bab Metodologi III TINJAUAN UMUM

ANALISIS KEBUTUHAN AIR DAN BANGUNAN KANTONG LUMPUR DI DAERAH IRIGASI PAYA SORDANG KABUPATEN TAPANULI SELATAN

KEBUTUHAN AIR SAWAH UNTUK TANAMAN PADI PADA DAERAH IRIGASI PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISA KEBUTUHAN AIR IRIGASI DAERAH IRIGASI SAWAH KABUPATEN KAMPAR

ABSTRAK. Kata kunci: Waduk Muara Nusa Dua, Pola Operasi, Debit Andalan, Kebutuhan air baku, Simulasi

STUDI KESEIMBANGAN AIR PADA DAERAH IRIGASI DELTA BRANTAS (SALURAN MANGETAN KANAL) UNTUK KEBUTUHAN IRIGASI DAN INDUSTRI

EVALUASI KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR DAERAH IRIGASI NAMU SIRA-SIRA

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI BERDASARKAN HUJAN EFEKTIF DI DESA REMPANGA - KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Kebutuhan Air Irigasi & RKI

I. PENDAHULUAN. Hal 51

DAFTAR PUSTAKA. Ariansyah Tinjauan Sistem Pipa Distribusi Air Bersih di Kelurahan Talang

Gambar 1. Daur Hidrologi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

ABSTRAK. Kata kunci : Saluran irigasi DI. Kotapala, Kebutuhan air Irigasi, Efisiensi. Pengaliran.

KEBUTUHAN AIR SAWAH DAERAH IRIGASI JAWA MARAJA BAH JAMBI KABUPATEN SIMALUNGUN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan, dan perbaikan sarana irigasi. seluruhnya mencapai ± 3017 Ha di Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan P. Sei.

L A M P I R A N D A T A H A S I L A N A L I S I S

TINJAUAN PUSTAKA. secara alamiah. Mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian

tidak ditetapkan air bawah tanah, karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat pemakaian (Sri Harto, 1993).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banyumas. Sungai ini secara geografis terletak antara 7 o 12'30" LS sampai 7 o

Analisis Ketersediaan Air Embung Tambakboyo Sleman DIY

BAB III LANDASAN TEORI

Keywords: water supply, water demand, water balance,cropping

STUDI OPTIMASI POLA TATA TANAM UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN HASIL PRODUKSI PERTANIAN DI DAERAH IRIGASI PARSANGA KABUPATEN SUMENEP JURNAL ILMIAH

PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR SAWAH DAERAH IRIGASI SEI BELUTU BENDUNG SEI BELUTU

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Lokasi Kabupaten Pidie. Gambar 1. Siklus Hidrologi (Sjarief R dan Robert J, 2005 )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN. Mulai. Penentuan Lokasi Penelitian. Pengumpulan. Data. Analisis Data. Pengkajian keandalan jaringan irigasi

ANALISIS KARAKTERISTIK CURAH HUJAN DI WILAYAH KABUPATEN GARUT SELATAN

ANALISIS POTENSI DAN PEMANFAATAN AIR WADUK CIPANCUH DI KABUPATEN INDRAMAYU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Hidrologi Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dihasilkan dibawa oleh udara yang bergerak.dalam kondisi yang

Transkripsi:

Laporan Penelitian Analisis Hidrologi Kebutuhan Air Pada Daerah Irigasi Pakkat Oleh Ir. Salomo Simanjuntak, MT Dosen Tetap Fakultas Teknik LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN 2011

KATA PENGANTAR Pertama sekali dipanjatan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih dan anugerahnya sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini. Penelitian ini dibuat untuk memenuhi salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi. Peneliti menyadari bahwa dengan segala keterbatasannya laporan penelitian ini masih kurang dari sempurna. Dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran untuk menyempurnakan laporan penelitian ini. Penulis juga menyadari bahwa penelitian ini tanpa bantuan dari berbagai pihak, penelitian dan laporan penelitian ini tidak akan selesai sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Prof.Dr.Ir. Hasan Sitorus sebagai Ketua Lembaga Penelitian UHN. 2. Badan Meteorologi dan Geofisiska Sampali 3. Ir. Humisar Sibarani, MS.Met sebagai Dekan FT UHN. 4. Departemen Pekerjaan Umum Kabupaten Humbang Hasundutan 5. Serta pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Akhir kata penulis mengharapkan semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi yang membacanya. Medan, Oktober 2011 Peneliti i

ABSTRAK Indonesia pada umumnya, termasuk Sumatera Utara, memiliki jumlah penduduk yang cukup besar serta perkembangan penduduk yang pesat, yang menuntut adanya produksi pangan dalam julah besar untuk menghindari kebutuhan pangan terhadap produktifitas pangan, dimana tujuannya mengantisipasi terjadinya kesenjangan antara laju kebutuhan pangan dengan produktifitas pangan. Untuk itu pembangunan dan pengembangan daerah irigasi di seluruh wilayah Nusantara perlu dilakukan, termasuk daerah irigasi Pakkat yang merupakan salah satu areal irigasi potensial bagi Sumatera Utara. Pembangunan daerah irigasi harus dilakukan dengan cermat dengan mempertimbangkan faktor ketersediaan air dari sumber irigasi, apakahh mampu melayani seluruh areal irigasi yang direncanakan atau tidak. Juga menentukan jadwal tanam yang tepat, sehingga hasil yang diharapkan maksimal. Analisis hidrologi kebutuhan air di daerah irigasi Pakkat ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan air di Aek Sirahar, apakah mencukupi untuk mengairi daerah irigasi Pakkat yang luasnya 3.557,50 ha. Analisis ini meliputi perhitungan kebutuhan air irigasi, pola tanam dan debit andalan. Perhitungan ini dilakukan berdasarkan teori-teori perencanaan dan standar Perencanaan Irigasi yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Pengairan. Dari analisis hidrologi ini diketahui bahwa pola tanam yang menguntungkan adalah alternatif 4 dengan besaran kebutuhan air irigasi (NFR) sebesar 7,12 m3/det dengan pola tanam padi-padi-palawija. Dan juga diketahui bahwa debit air yang tersedia di Aek Sirahar mampu mengairi daerah irigasi Pakkat. ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN i ii iii v BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Perumusan Masalah 1 1.3 Tujuan Penelitian 2 1.4 Kontribusi Penelitian 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 2.1 Pendahuluan 3 2.1.1 Lapisan Permukaan 3 2.1.2 Lapisan Pondasi Atas 4 2.1.3 Lapisan Pondasi Bawah 4 2.1.4 Lapisan Tanah Dasar 4 2.2 Aspal beton Campuran Aspal Panas 5 2.2.1 Klasifikasi Aspal Beton 5 2.2.2 Karakteristik Campuran 6 2.3 Bahan Campuran Aspal Beton 9 2.3.1 Aspal 9 2.3.2 Agregat 11 2.3.3 Bahan Pengisi/Filler 18 2.3.4 Perencanaan Campuran Aspal Beton 20 BAB III METODE PENELITIAN 28 3.1 Metode Pengumpulan Data 28 3.2 Penyediaan Bahan Material 29 3.3 Persiapan Benda Uji 31 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA 32 4.1 Penyajian dan Karakteristik Agregat 32 4.2 Karakteristik Aspal 35 4.3 Analisa Uji Marshall 35 4.3.1 Stabilitas 38 4.3.2 Kelelehan 39 4.3.3 Void In Mixture (VIM) 39 4.3.4 Void In Mineral Agregat (VMA) 39 4.3.5 Berat Isi 39 4.3.6 Marshall Quotient 40 4.3.7 Workability 40 iii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 41 5.1 Kesimpulan 41 5.2 Saran 41 DAFTAR PUSTAKA 42 LAMPIRAN Halaman KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... ii DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Maksud dan Tujuan... 1 1.3. Permasalahan... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 3 2.1. Umum... 3 2.2. Kebutuhan Air Irigasi... 3 2.3. Debit Andalan... 5 2.4. Perkolasi... 6 2.5. Neraca Air... 6 BAB III KONDISI WILAYAH... 7 3.1. Kondisi Umum Daerah Irigasi... 7 3.1.1. Topografi dan Tata Guna Lahan... 7 3.1.2. Stasion Curah Hujan... 7 3.1.3. Hidroklimatologi... 7 3.1.4. Sumber Air... 8 3.1.5. Lokasi... 8 3.1.6. Kondisi Jaringan Irigasi... 8 3.2. Kebutuhan Air Irigasi Pakkat... 8 3.3. Perhitungan Debit Andalan... 9 BAB IV APLIKASI PERHITUNGAN... 10 4.1. Analisis Kebutuhan Air Irigasi... 10 4.1.1. Alternatif Pola Tanam... 10 4.1.2. Kebutuhan Air Irigasi... 11 4.2. Analisis Debit Andalan... 11 4.2.1 Perhitungan Rata-rata Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan DAS Aek Sirahar... 11 4.2.2 Perhitungan Debit Andalan... 11 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 12 5.1. Kesimpulan... 12 5.2. Saran... 13 DAFTAR PUSTAKA... 14 iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Sumatera Utara adalah salah satu propinsi yang mempunyai potensi pengembangan areal pertanian. Menyadari atas pentingnya sistim jaringan irigasi dalam menunjang bidang pertanian, pemerintah berupaya memberikan prioritas pada perbaikan dan peningkatan sistim jaringan irigasi sedang dan kecil. Dinas Pengairan Propinsi Sumatera Utara akan memperkuat kemampuan dalam operasi dan pemeliharaan serta mengikutsertakan para petani dalam pengelolaan air. Salah satu usaha Pemerintah di bidang peningkatan pertanian adalah pekerjaan Survey, Investigation & Design (SID) pada Daerah Irigasi Pakkat yang terletak di Kabupaten Tapanuli Utara. Dalam pengembangan Daerah Irigasi Pakkat perlu direncanakan suatu langkahlangkah pendekatan umum dan jelas. Cara pendekatan dengan rumus-rumus empiris yang diharapkan dapat mewakili kejadian-kejadian yang sebenarnya di lapangan, dengan demikian akan diperoleh suatu rencana yang akurat. Salah satu hal yang akan diteliti adalah cara-cara pendekatan hidrologi yang sangat besar peranannya dalam perencanaan suatu sistim/jaringan irigasi dan desain bendung di Daerah Irigasi Pakkat. Dengan dasar pemikiran di atas, dalam hal ini perencanaan Daerah Irigasi Pakkat ini diperlukan studi perencanaan yang mendalam demi kelangsungan dan masa depan daerah pertanian. Hal inilah yang mendorong peneliti mempelajari secara khusus tentang analisis hidrologi Daerah Irigasi Pakkat. Dengan memperhatikan potensi sumber daya alam melalui pembuatan dan pengoperasian serta pemeliharaan sistim jaringan irigasi, diharapkan produksi pertanian akan lebih meningkat. 1.2. Maksud dan Tujuan Adapun maksud analisis hidrologi kebutuhan air pada Daerah Irigasi Pakkat ini adalah menganalisis data hidrologi sesuai keperluan desain sistim irigasi dan menghitung potensi air yang ada untuk kepentingan irigasi. Sedangkan tujuan dari analisis hidrologi ini adalah untuk mengetahui ketersediaan air Aek Sirahar dalam hubungannya dengan kebutuhan air atas areal pertanian yang berdasarkan pada luasnya daerah irigasi, dimana dari debit air yang tersedia pada sungai ini nantinya dapat diketahui apakah mampu mengairi areal yang direncanakan atau tidak. Selain itu, juga untuk mengetahui pola tanaman yang cocok diterapkan untuk Daerah Irigasi Pakkat, sehingga kegiatan operasi dan pemeliharaan yang proporsional, tepat waktu dan tepat guna dapat dilaksanakan. 1

1.3. Permasalahan Kendala yang ditemui pada areal proyek Daerah Irigasi Pakkat dalam pola usaha tani pada umumnya adalah ketersediaan sumber air, hal ini disebabkan bangunan utama dari daerah irigasi tersebut sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi, serta kondisi saluran yang rawan terhadap bahaya longsor. Pemanfaatan sumber daya air dan tata guna lahan di Daerah Irigasi Pakkat masih belum optimal, dan dapat dilihat dari masih masih cukup luasnya lahan-lahan yang masih berupa semak belukar dan daerah-daerah yang tergenang. Dengan kondisi seperti ini, praktis manfaat yang didapat oleh masyarakat setempat dari sektor pertanian masih relatif sangat kecil. Genangan air yang terjadi di areal pertanian irigasi akibat limpasan permukaan yang terbentuk dari curah hujan dan selanjutnya mengisi daerah-daerah cekungan dan kerana bangunan utama dari daerah irigasi ini sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi. Secara umum, pada perencanaan irigasi banyak permasalahan-permasalahan yang dimulai dari perhitungan debit air yang tersedia sampai perencanaan saluran irigasi itu sendiri. Adapun permasalahan yang terjadi adalah merencanakan bangunan utama, berupa bendung tetap dengan mempertimbangkan faktor teknis yang ada, ekonomi dan kemudahan dalam kegiatan pelaksanaan konstruksi serta operasi dan pemeliharaannya dalam hal ini berapa debit yang dibutuhkan pada areal yang akan diairi., merencanakan saluran pembawa dengan mengantisipasi bahaya longsor, menghitung ketersediaan air pada Aek Sirahar dan kontinuitasnya, menghitung luas daerah irigasi yang akan diairi dan menghitung debit air pada sumbernya serta kebutuhan air tanaman dan pola tanam. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Secara umum hidrologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kehadiran dan gerakan air di alam. Secara khusus menurut SNI No. 1727-1989-F, hidrologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sistim kajadian air di atas permukaan dan di dalam tanah. Definisi tersebut terbatas pada hidrologi rekayasa. Analisis hidrologi dimaksudkan untuk memprediksi keberadaan sumber air pada daerah kajian dengan menggunakan persamaan empiris yang memperhitungkan parameter-parameter alam yang mempengaruhi. Sedangkan dari analisa hidrologi ini ditujukan untuk memberikan perkiraan menganai ketersediaan air, kebutuhan air yang mungkin terjadi. Penggunaan metode dan parameter yang digunakan dalam analisis hidrologi disesuaikan dengan kondisi areal proyek dan ketersediaan data. Analisis hidrologi yang dilakukan sehubungan dengan perencanaan jaringan irigasi adalah meliputi: 1. Analisis kebutuhan air irigasi a. Curah hujan efektif; b. Evapotranspirasi; c. Kebutuhan air untuk penyiapan lahan; d. Kebutuhan air irigasi di sawah 2. Analisis debit andalan 3. Perkolasi 4. Neraca air 2.2. Kebutuhan Air Irigasi Kebutuhan air irigasi adalah banyaknya air yang tersedia dan dibutuhkan untuk mengelola suatu daerah irigasi, untuk mengairi areal persawahan. Banyaknya air yang diperlukan untuk sistim jaringan irigasi juga ditentukan oleh berbagai faktor diantaranya pola tanam dan jenis tanaman. Untuk menentukan besarnya air yang dibutuhkan untuk keperluan irigasi atau keperluan air di sawah (NFR), terlebih dahulu dihitung besarnya kebutuhan air untuk penyiapan lahan (PWR), penggunaan konsumtif (ETc), perkolasi dan rembesan (P) dan penggantian lapisan air (WLR). Kebutuhan air irigasi di sawah (NFR) juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti curah hujan efektif (Re), kebutuhan pengambilan air irigasi (DR), dan juga faktor efisiensi irigasi secara keseluruhan (η). Perkiraan kebutuhan air irigasi sebagai berikut: dimana: NFR = Etc+P+WLR-Re NFR DR = kebutuhan air irigasi di sawah (lt/det/ha) = kebutuhan air di pintu pengambilan (lt/det/ha) 3

ETc = penggunaan konsumtif (/hari) P = perkolasi (/hari) WLR = penggantian lapisan air (/hari) η = efisienasi irigasi secara keseluruhan Ref = curah hujan efektif (/hari) 2.2.1.Curah Hujan Efektif Curah hujan efektif didefinisikan sebagai bagian dari keseluruhan curah hujan yang secara efektif tersedia untuk kebutuhan air bagi tanaman. Untuk tanaman padi biasanya curah hujan efektif diprediksikan sebesar 70% dari curah hujan tengah bulanan dengan probabilitas 80%, dengan bentuk persamaan: Ref = 0,70 x R 80 2.2.2. Evapotranspirasi Kebutuhan air atau yang sering disebut dengan evapotranspirasi adalah gabungan dari dua sistim yaitu evaporasi dan transpirasi.evaporasi ialah peristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari permukaan tanah dan permukaan air ke udara. Transpirasi ialah proses penguapan dari tanaman atau tumbuhan ke atmosfir.jadi proses penguapan dari permukaan air, permukaan tanah dan dari tumbuhan disebut evapotranspirasi. Faktorfaktor yang mempengaruhi evapotranspirasiialah temperatur, sinar matahari, kelembaban udara, kecepatan angin, tekanan udara dan lain-lain, yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Untuk perhitungan evapotranspirasi digunakan rumus Penman Modifikasi Metode Nedeco/Prosida adalah sebagai berikut: ETo = B (Hi Hb) + (1 B)Ea Hi = (1 r) Ra (a1 + a2. s) Hb = cσa4 (a3 a4. ed) (a5 + a6. s) Ea = 0,26 (ea ed)(1 + 0,06. U) ed = Rh. ea 2.2.3. Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan Kebutuhan air untuk penyiapan lahan umumnya menentukan kebutuhan air maksimal suatu proyek irigasi dan besarnya dipengaruhi oleh jangka waktu penyelesaian pekerjaan penyiapan lahan serta jumlah air yang diperlukan untuk penyiapan lahan. Waktu yang diperlukan untuk penyiapan lahan ditentukan oleh kondisi sosial budaya yang ada di daerah penanaman padi. Untuk daerah yang baru, jangka waktu penyiapan lahan dapat ditentukan berdasarkan kebiasaan yang ada di daerah terdekat yang sudah mempunyai 4

jaringan irigasi teknis. Jumlah air yang dibutuhkan selama penyiapan lahan, tergantung dari kondisi tanah dan pola tanam yang ditetapkan. Van de Goor dan Zilstra (1968), membuat suatu metode untuk penyiapan lahan yang dapat digunakan pada kondisi dan keadaan tanah yang berbeda-beda. Persamaannya adalah sebagai berikut: k M. e LP = k e 1 M = Eo + M. T k = S 2.2.4.Penggunaan Konsumtif P Penggunaan konsumtif adalah jumlah air yang dipakai oleh tanaman untuk proses fotosintesis dengan menggunakan data iklim, koefisien tanaman pada tahap pertumbuhan.prediksi besaran penggunaan konsumtif dilakukan dengan menggunakan persamaan seperti berikut : ETc = k. Eto 2.3. Debit Andalan Debit andalan (defendable flow) adalah debit aliran sungai yang dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi pada suatu areal rencana. Debit andalan untuk perencanaan irigasi adalah debit yang mempunyai probabilitas kejadian 80%. Untuk menghasilkan debit ini yang paling baik adalah dengan menggunakan suatu urutan data debit. Debit andalan untuk satu bulan adalah debit dengan kemungkinan terpenuhi adalah 80% atau tidak terpenuhi 20% dari waktu bulan itu. Pada Daerah Aliran Sungai (DSA) Aek Sirahar, debit andalan dihitung dengan berdasarkan metode Dr.F.J Mock. Metode ini didasarkan pada data curah hujan, data klimatologi dan kondisi dari daerah aliran sungai yang bersangkutan. Adapun data yang diperlukan dalam perhitungan metode Dr.F.J Mock, antara lain: - hujanbulanan rata-rata () - harihujanbulanan rata-rata (hari) - evapotranspirasi (/bulan) Debit andalan metode neraca air Dr.F.J Mock, dirumuskan sebagai berikut: RO = DRO + BF 2.4. Perkolasi Perkolasi adalah proses meresapnya air permukaan ke dalam tanah melalui pori-pori tanah. Laju perkolasi sangat bergantung kepada sifat-sifat tanah. Pada tanah lempung berat 5

dengan karakteristik pengolahan yang baik, laju perkolasi dapat mencapai 1 s/d 3 /hari. Pada tanah-tanah yang lebih ringan, laju perkolasi bisa lebih tinggi. Dari hasil-hasil penyelidikan tanah pertanian dan penyelidikan kelulusan, besarnya laju perkolasi serta tingkat kecocokan tanah untuk pengolahan tanah dapat ditetapkan dan dianjurkan pemakaiannya. Guna menentukan perkolasi, tinggi muka air tanahh juga harus diperhitungkan. Perembesan terjadi akibat menetesnya air melalui tanggul sawah. Untuk daerah irigasi bendung ini laju perkolasi diambil sebesar 3 /hari. 2.5. Neraca Air Neraca air adalah keseimbangan antara jumlah kebutuhan air irigasi dengan jumlah ketersediaan sumber air dari suatu areal proyek. Usaha untuk menghasilkan yang baik adalah dengan meminimalkan kebutuhan air irigasi. 6

3.1. Kondisi Umum Daerah Irigasi 3.1.1. Topografi dan Tata Guna Lahan BAB III KONDISI WILAYAH Dari peta topografi dapat dilihat bahwa areal Daerah Irigasi Pakkat yang terletak di Desa Sitinjak, Sitahal-tahal, Pakkat dan Sinamo ini mempunyai kemiringan lahan berkisar antara 0,5%-15%, dimana arealnya terpisah-pisah di sepanjang jalan antara Desa Sitahaltahal Pakkat dan Desa Sitinjak Pakkat. Tata guna lahan berupa areal sawah tadah hujan, ladang/kebun, semak belukar, hutan ringan dan pemukiman, dimana sebagian besar areal didominasi oleh lahan semak belukar dan hutan ringan. Berdasarkan hasil-hasil pengukuran, pembagian tata guna lahan pada areal proyek Daerah Irigasi Pakkat seperti disajikan dalam tabel berikut: No 1 2 3 4 Tabel 3.1. Tata Guna Lahan Daerah Irigasi Pakkat Tata guna lahan Sawah tadah hujan Ladang/kebun Hutan ringan/semak belukar Pemukiman Total Luas Areal Terukur Total Luas Areal Desain 3.1.2. Stasion Curah Hujan 7 Luas (Ha) 2.352,50 1.092,50 2.527,50 142,50 6.115,00 3.557,50 Persentase (%) 38,47 17,87 41,33 2,33 100,00 58,18 Sumber : Proyek Irigasi Sumatera Utara (PISU), Medan Jumlah stasiun pencatat hujan di DI Pakkat dan DAS Aek Sirahar yang dianggap mewakili ada dua yakni di Sitinjo dan Parlilitan. Data curah hujan yang diambil dari dua stasion ini masing-masing dengan data pengamatan sebanyak 15 tahun. Untuk perhitungan kebutuhan air pada petak sawah (NFR) digunakan data dari Stasion Sitinjo mengingat stasion ini yang paling dekat dengan areal irigasi. Sedangkan untuk perhitungan debit andalan sungai Aek Sirahar digunakan data dari Stasion Sitinjo dan Stasion Parlilitan (keduanya berada dalam daerah tangkapan air Sungai Aek Sirahar). 3.1.3. Hidroklimatologi Hidroklimatologi merupakan keadaan rerata cuaca suatu daerah atau tempat dalam periode/waktu tertentu, dan pada umunya dipengaruhi oleh letak geografis dan ketinggian daerah tersebut. Variasi iklim ini ditentukan oleh berbagai parameter, antara lain intensitas curah hujan, hari hujan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan air, dan lama penyinaran matahari.

3.1.4. Sumber Air Sumber air yang dimanfaatkan untuk mengairi areal irigasi pada umumnya memanfaatkan suplai air dari Aek Sirahar. 3.1.5. Lokasi Lokasi Daerah Irigasi Pakkat berada di wilayah Kecamatan Pakkat, Kabupaten Tapanuli Utara, dan secara geografis terletak pada 02 29 32 LU 02 39 33 dan 98 30 30 BT 98 36 30 BT. 3.1.6. Kondisi Jaringan Irigasi Areal Daerah Irigasi Pakkat seluas ±3.557,50 ha, sebelumnya merupakan areal irigasi teknis yang dibangun pada tahun 1992, namun belakangan ini areal irigasi tersebut sudah tidak mengandalkan irigasi teknis, mengingat terjadi kerusakan pada tubuh bendung dan jaringan. Kerusakan pada tubuh bendung dan jaringan irigasi ini mengakibatkan areal irigasi yang seharusnya untuk tanaman padi dan palawija dengan pola tanam dan pengamatan air yang teratur sekarang beralih fungsi menjadi perkebunan tanaman coklat dan tanaman keras lainnya. 3.2. Kebutuhan Air Irigasi Pakkat 1. Pola Tanam Pola tanam di daerah irigasi Pakkat disesuaikan dengan kebiasaan masyarakat setempat yaitu padi-padi-palawija. 2. Curah Hujan Efektif (Ref) Curah hujan efektif dihitung menggunakan persamaan pada bab II, dimana data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan setengah bulan dari Stasion Sitinjo selama 15 tahun. 3. Evapotranspirasi (ETo) Untuk menghitung besarnya evapotranspirasi yang terjadi digunakan rumus Penman modifikasi metode Nedeco/Prosida seperti pada persamaan pada bab II. Data klimatologi yang dipakai untuk perhitungan evapotranspirasi diambil dari Stasion Sitinjo. 4. Penggunaan Konsumtif (ETc) Kebutuhan air untuk penggunaan konsumtif (ETc) dihitung dengan menggunakan persamaan Etc pada bab II. Koefisien tanaman yang dipakai menggunakan koefisien tanaman yang dikeluarkan oleh Dirjen Pengairan Bina Program PSA 010. 5. Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan (LP) Kebutuhan air untuk penyiapan lahan (LP) dihitung menggunakan metode Van de Goor dan Zilstra, seperti pada persamaan pada bab II. Untuk daerah irigasi Pakkat, jangka waktu penyiapan lahan biasanya 1,5 bulan. 8

6. Kebutuhan Air untuk Penggantian Lapisan Air (WLR) Penggantian lapisan air dilakukan sebanyak dua kali yaitu seminggu setelah pemupukan dan dua minggu berikutnya, dengan tinggi lapisan air 50 selama dua minggu. 7. Perkolasi (P) Untuk daerah irigasi Pakkat, laju perkolasi diambil 3 /hari. 3.3. Perhitungan Debit Andalan Untuk mengetahui ketersediaan air di Aek Sirahar untuk kebutuhan air irigasi Pakkat, dianalisis berdasarkan data curah hujan bulanan yang tercatat pada stasion pencatatan curah hujan yakni Stasion Sitinjo dan Stasion Parlilitan.Prediksi besaran debit andalan Sungai Aek Sirahar dianalisis dengan menggunakan metode DR. V.J Mock seperti pada persamaan pada Bab II. 9

BAB IV APLIKASI PERHITUNGAN 4.1. Analisis Kebutuhan Air Irigasi 4.1.1. Alternatif Pola Tanam 10

4.1.2. Kebutuhan Air Irigasi Table 4.1. Kebutuhan Air Irigasi di Daerah Irigasi Pakkat(Alternatif 1 sampai 12) Urutan Periode Tanaman (Bulan) NFR (lt/det/ha) DR (lt/det/ha) Alt. Padi I PadiII Palawija Padi I PadiII Palawija Padi I Padi II Palawija Alt. 1 Okt 1 Peb 1 Jun 1 1.25 1.08 0.36 1.92 1.67 0.55 Alt. 2 Nop 1 Mar 1 Jul 1 1.12 0.96 0.32 1.72 1.47 0.49 Alt. 3 Des 1 Apr 1 Agt 1 0.94 0.93 0.36 1.44 1.43 0.55 Alt. 4 Jan 1 Mei 1 Sep 1 0.93 1.30 0.37 1.43 2.00 0.56 Alt. 5 Peb 1 Jun 1 Okt 1 1.08 1.27 0.29 1.67 1.96 0.44 Alt. 6 Mar 1 Jul 1 Nop 1 0.96 1.18 0.24 1.47 1.82 0.37 Alt. 7 Apr 1 Agt 1 Des 1 0.93 1.11 0.24 1.43 1.70 0.37 Alt. 8 Mei 1 Sep 1 Jan 1 1.30 1.15 0.21 2.00 1.77 0.33 Alt. 9 Jun 1 Okt 1 Peb 1 1.27 1.25 0.19 1.96 1.92 0.29 Alt. 10 Jul 1 Nop 1 Mar 1 1.18 1.12 0.47 1.82 1.72 0.72 Alt. 11 Agt 1 Des 1 Apr 1 1.11 0.94 0.48 1.70 1.44 0.74 Alt. 12 Sep 1 Jan 1 Mei 1 1.15 0.93 0.45 1.77 1.43 0.69 4.2. Analisis Debit Andalan 4.2.1. Perhitungan Rata-rata Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan DAS Aek Sirahar Tabel 4.2. Rata-rata Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan DAS Aek Sirahar Curah Hujan Bulanan () Stasion Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jumlah () Sitinjo 345,80 322.80 392.93 314.80 286.47 154.27 228.27 234.67 262.07 303.73 311.93 320.80 3.478,53 Parlilitan 331.00 321.73 395.27 314.13 285.80 153.60 227.60 234.00 261.40 303.07 311.27 320.13 3.459,00 Rata-rata 338.40 322.27 394.10 314.47 286.13 153.93 227.93 234.33 261.73 303.04 311.60 320.47 3.468,77 Stasion Curah Hujan Bulanan () Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jumlah () Sitinjo 15.20 13.00 17.47 17.27 13.00 9.40 10.47 13.73 13.47 17.73 20.07 17.67 178.47 Parlilitan 13.87 12.33 16.93 16.33 12.33 8.47 9.40 13.07 12.80 17.47 18.60 16.20 167.80 Rata-rata 14.53 12.67 17.20 16.80 12.67 8.93 9.93 13.40 13.13 17.60 19.33 16.93 173.13 11

A 1 2 4.2.2. Perhitungan Debit Andalan Sungai Aek Sirahar No Uraian Satuan Data Meteorologi Curah Hujan (P) Rerata hari hujan (n) Tabel 4.3. Analisis Debit Andalan Metode Dr. F.J. Mook Daerah Irigasi Pakkat hari Bulan Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des 338,40 14,53 322,27 12,67 394,10 17,20 314,47 16,80 286,13 12,67 153,93 8,93 227,93 9,93 234,33 13,40 261,73 13,13 303,40 17,60 311,60 19,33 320,47 16,93 B Evapotranspirasi potensial (Et) /bln 78,85 70,46 75,64 72,46 69,10 67,90 68,63 69,27 66,29 60,83 62,61 62,58 C 1 2 3 4 Evapotranspirasi ambang (E 1 ) Kenampakan permukaan (m) E/Et = m/20 (18 n) E = (2) x Et E1 = Et E % % 20 3,47 2,63 73,22 20 5,33 3,76 66,71 20 0,80 0,61 75,04 20 1,20 0,87 71,59 20 5,33 3,69 65,42 20 9,07 6,16 61,74 30 12,10 8,30 60,32 40 9,20 6,37 62,90 50 12,17 8,07 58,22 50 1,00 0,61 60,22 40-2,67-1,67 64,28 30 1,60 1,00 61,58 D Air Lebih (P E1) 265,18 255,56 319,06 242,87 220,71 92.12 167,61 171,43 203,51 243,18 247,32 258,88 E 1 2 3 4 5 6 Tampungan air tanah Infiltrasi (i) = 40% (P E 1 ) 0,5 x (1 + K) x i (K = 0,60) K x (Vn 1) Volume tampungan (Vn) = (2) + (3) Vn = Vn (Vn - 1) Base Flow (BF) = i - Vn - 106,07 84,86 64,54 149,40 41,83 64,24 102,22 81,78 89,64 171,42 22,02 80,21 127,62 102,10 102,85 204,95 33,53 94,09 97,15 77,72 122,97 200,69-4,26 101,41 88,29 70,63 120,41 191,04-9,65 97,93 36,88 29,50 114,63 144,13-46,92 83,79 67,04 53,63 86,48 104,11-4,02 71,06 68,57 54,86 84,07 138,92-1,19 69,76 81,40 65,12 83,35 148,48 9,55 71,85 97,27 77,82 89,09 166,90 18,42 78,85 98,93 79,14 100,14 179,28 12,38 86,55 103,55 82,84 107,57 190,41 11,13 92,42 F 1 2 3 Limpasan air Limpasan langsung (DRO) = 60% x (P-E 1 ) Limpasan air (RO) = (DRO) + (BF) Debit andalan m 3 /det 159,11 223,35 14,59 153,34 233,54 16,89 191,44 285,53 18,66 145,72 247,13 16,69 132,43 230,36 15,05 55,31 139,11 9,39 100,57 171,62 11,21 102,86 172,62 11,28 122,11 193,96 13,10 145,91 224,75 14,68 148,39 234,94 15,86 155,33 247,75 16,19 12

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Denganmelihatpembahasansebelumnyamulaidaritinjauanpustakasampaidenganapli kasiperhitungankebutuhan air di Daerah IrigasiPakkat, makadapatdisimpulkansebagaiberikut: 1. Dari hasilperhitungan debit andalanpadasungaiaeksirahar yang dihitungdenganmetode Dr. V.J. Mock, dapatdilihatbahwa debit andalan yang terkecilpadabulanjunisebesar Q = 9,39 m 3 /det, dan debit andalan yang terbesarpadabulanmaretyaitusebesar Q = 18,66 m 3 /det. 2. Polatanam Daerah IrigasiPakkat yang menjadipilihanadalahalternatif 4 denganbesarkebutuhan air irigasimaksimum (NFR) sebesar 7,12 3 m /detdanjadwaltanamsebagaiberikut: Masatanampadi I MulaipadaakhirbulanJanuarisampaidenganawalbulan Mei Masatanampadi II Mulaipadaakhirbulan Mei sampaidenganawalbulan September Masatanampalawija Mulaipadaawalbulan September sampaidenganakhirbulandesember. 5.2. Saran 1. Mengingatsebagianbesarmasyarakat di sekitaririgasipakkatmemilikimatapencaharianbercocoktanam, sebaiknyajikadaerahirigasiinidikembangkankembali, sehinggadapatmeningkatkantarafhidupmasyarakatpakkat. Dan jugadiharapkanmeningkatkanpendapatanasli Daerah (PAD) KabupatenTapanuli Utara darisektor,pertaniansekaligusmenjadikandaerahinisebagailumbungberasbagiprpinsi Sumatera Utara. 2. SetelahmengetahuibahwatidakberfungsinyadaerahirigasiPakkatbukandisebabkankura ngnya debit air AekSirahartetapikarenakerusakanpadajaringansaluranirigasi, makaperludilakukanperbaikan/pembangunankembalisaluran yang adasehingga debit air dariaeksirahartidakbanyakterbuang. 12

3. BiladaerahirigasiPakkatinidapatdikembangkankembali, diharapkanperanandinas PU PengairanPropinsi Sumatera Utara dalaemberikanpenyuluhandalaemeliharajaringanirigasi yang ada, mengingatsebagianbesarkasustidakberfungsinyajaringanirigasi di Indonesia bukandisebabkanfaktorperencanaanmelainkankarenakurangnyaperananmasyarakatda lamhalini P3A (PaguyubanPetaniPemakai Air) dalaemeliharajaringanirigasi. 13

14

DAFTAR PUSTAKA 1. C.D. Soemarto, 1995, Hidrologi Teknik, Penerbit Erlangga. 2. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Pengairan, 1981, Pedoman dan Kriteria Perencanaan Teknis Irigasi, Penerbit Departemen Pekerjaan Umum 3. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Pengairan, 1986, Perencanaan Teknis Irigasi Kriteria Perencanaan Jaringan Irigasi (KP 01), Penerbit Departemen Pekerjaan Umum 4. Suyono Sosrodarsono, Kensaku Takeda, Hidrologi Untuk Pengairan, Penerbit PT. Pradynya Paramita 5. Sri Harto, 1992, Analisa Hidrologi, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Jakarta 6. Dinas PU Pengairan Propinsi Sumatera Utara, 1992, Laporan Akhir Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi Pakkat, Medan. 14