BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

mengembangkan seluruh aspek pribadi peserta didik secara utuh.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. atmadja (Agustiani, 2005:1) yang menyatakan bahwa Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Dalam era globalisasi yang ditandai dengan. masyarakat, dan berdaya saing tinggi dalam kehidupan global.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran IPA. Selain itu mata pelajaran IPA sebagai objek penelitian.

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan guru secara sadar dan dengan sistematis serta berpedoman pada

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sesuatu yang mempunyai pengaruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam membina manusia yang memiliki penetahuan dan keterampilan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mutu lulusan pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan untuk membuat dirinya berguna di masyarakat. Pengertian pendidikan menurut Undang Undang SISDIKNAS no 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diorganisasikan dan diarahkan pada pencapaian lima pilar pengetahuan: belajar

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan memerlukan kecakapan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa dalam menempuh kehidupan (Sani, RA.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya dengan jalan membina potensi potensi yang ada, yaitu rohani

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru merupakan sosok yang berperan penting dalam pembelajaran di

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

I. PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia bahkan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesusastraan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran (Munib, 2010: Hal.139). Pendidikan Nasional Bab I pasal 3 menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan potensi peserta didik, sehingga peserta didik mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Undang undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merumuskan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara. Pendidikan ialah sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Muhibinsyah, dalam Syaiful Sagala, 2003, hlm 3) Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh. Psikologik memandang pendidikan dari aspek tingkah laku individu, yaitu mengartikan pendidikan sebagai perkembangan kapasitas individu secara optimal (Syaiful Sagala, 2003, hlm 6). Kurikulum 2013 dikembangkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengamati, menanya, menalar, mengasosiasikan dan mengkomunikasikan. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami 1

2 berbagai macam materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru (Abdul Majid, 2013, hlm 38). Kurikulum 2013 bertujuan untuk mendorong peserta didik mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengomunikasikan apa yang diperoleh setelah siswa menerima materi pembelajaran. Orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) beralih berpusat pada murid (student centered); metodologi yang semula lebih didominasi ekspositoris berganti ke partisipatori; dan pendekatan yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah menjadi kontekstual. Semua perubahan ini dimaksudkan untuk memperbaiki mutu pendidikan. Pada kegiatan belajar mengajar tradisional (konvensional), pembelajaran lebih berorientasi pada pengembangan intelektualitas, atau pengembangan otak. Metode yang digunakan lebih banyak menggunakan metode berupa ceramah dalam penyampaian materi. Pembelajaran yang seharusnya berpusat pada siswa (student centered), menjadi pembelajaran lebih berpusat pada guru (teacher centered). Serta pembelajaran lebih banyak bersifat text book oriented. Text book oriented hanya memindahkan pengetahuan secara utuh yang ada di kepala guru kepada kepala murid. Hal tersebut tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran dalam Kurikulum 2013, dalam pembelajaran kurikulum 2013 pembelajaran lebih berpusat pada siswa (teacher center) dimana siswa dituntut untuk lebik aktif dalam pembelajaran di kelas. Proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek psikofisik peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat tejadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor Berdasarkan hasil observasi di lapangan yaitu di SDN Margasari 01 Kecamatan Buahbatu Kota Bandung dari 35 siswa 20 siswa mendapatkan nilai 75-100 atau 57,1% dan sisanya yaitu 15 siswa mendapatkan nilai dibawah 75

3 atau 42,8%. Sedangkan nilai kriteria ketuntasan minimal pada tema tempat tinggalku di SDN Margasari 01 yang harus siswa capai adalah 75. Hal tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu guru kelas IV kurang memahami beragam model pembelajaran dalam kurikulum 2013, guru masih menggunakan model konvensional yaitu berupa ceramah. Saat melakukan pengamatan pun antusiasme siswa dalam belajar terlihat tidak antusias karena siswa hanya menunggu apa yang akan disampaikan oleh guru. Selain permasalahan di atas, sikap cinta lingkungan, menghargai dan peduli sosial pada kelas IV masih belum terlihat. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan penulis pada saat di lapangan masih banyak siswa yang tidak menjaga lingkungan kelas, menganggu teman saat belajar, dan tidak mendengarkan oranglain saat berbicara. Cinta lingkungan merupakan rasa sayang yang ada pada diri individu terhadap semua benda, kondisi dan segala sesuatu yang terdapat dalam suatu tempat atau ruangan tempat makhluk hidup berada yang mempengaruhi keberlangsungan hidupnya. Adapun indikator sikap cinta lingkungan diuraikan sebagai berikut : 1) Siswa membersihkan ruang kelas secara rutin, 2) Siswa melakukan kebiasaaan membuang sampah pada tempatnya, 3) Siswa melakukan kebiasaan cuci tangan setelah kegiatan, 4) Memelihara lingkungan kelas. Kata menghargai menurut Ury (2007, hlm 110), berasal dari bahasa Latin respectare yang terdiri dua bagian kata re- yang berarti lagi, dan spectare yang berarti melihat. Dengan kata lain menghargai berarti melihat lagi atau melihat dengan perhatian. Adapun indikator sikap menghargai sebagai berikut : 1) Siswa mengucapkan Terimakasih dan Pujian, 2) Siswa menghargai orang yang lebih tua, 3) Siswa mendengarkan oranglain, 4) Siswa tidak meremehkan oranglain Menurut Suyadi (2013, hlm 9), peduli sosial adalah sikap dan perbuatan mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkan. Menurut Samani dan Hariyanto (2011, hlm 51), dapat diuraikan indikator yang bisa digunakan untuk mendiskripsikan karakter peduli sosial adalah sebagai berikut:

1) Memperlakukan orang lain dengan sopan, 2) Bertindak santun,3) Toleran terhadap perbedaan, 4) Tidak suka menyakiti orang lain, 5) Tidak mengambil keuntungan dari orang lain, 6) Mampu bekerja sama, 7) Mau terlibat dalam kegiatan masyarakat, 8) Menyayangi manusia dan makhluk lain Jika kondisi pembelajaran yang demikian terus berlangsung tanpa ada perbaikan, maka tujuan dari pembelajaran yang diharapkan tidak akan tercapai dengan maksimal. Oleh karena itu peneliti hendaknya dapat mengatasi masalah pembelajaran tersebut, salah satunya yaitu dengan merubah model pembelajaran yang digunakan dari model konvensional berupa ceramah dengan model inkuiri. Model pembelajaran Inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. Suatu pembelajaran pada umumnya akan lebih efektif bila diselenggarakan melalui model-model pembelajaran yang termasuk rumpun pemprosesan (Indrawati, dalam Trianto Ibnu, 2014, hlm 77). Model pembelajaran yang efektif akan membantu siswa membayangkan objek yang diharapkan dalam pembelajaran. Melalui model inkuiri, siswa dilibatkan secara langsung dalam pembelajaran serta siswa diberikan kebebasan untuk mencari konsep-konsep yang ada dalam materi berdasarkan penemuannya. Dalam metode inkuiri siswa lebih aktif dalam memecahkan untuk menemukan sedang guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah. Melalui pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajarannya akan mampu meningkatkan aktifitas belajar siswa dan siswa tidak akan cepat jenuh dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut juga akan berdampak pada hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik mengadakan penelitian yang berjudul Penggunaan Model Inkuiri untuk 4

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Tema Tempat Tinggalku. 5 B. Identifikasi Masalah Atas dasar latar belakang masalah sebagaimana telah diutarakan diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Kurangnya pemahaman guru mengenai variasi model pembelajaran sehingga hanya mengandalkan model konvensional yaitu dengan metode ceramah dan buku paket. 2. Pembelajaran tidak berpusat pada siswa, pembelajaran lebih berpusat pada guru (teacher center ). Guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran sementara siswa pasif dan kurang berperan dalam pembelajaraan. Siswa cenderung hanya mendengar, mencatat dan menghafal. 3. Keterampilan belum terlihat, hal tersebut dapat dilihat dari rendahnya aktivitas belajar siswa dalam beberapa kegiatan seperti menulis dan membaca. 4. Rendahnya aktivitas belajar siswa kelas IV SDN Margasari 01 dalam tema tempat tinggalku. 5. Rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN Margasari 01 dalam tema tempat tinggalku. 6. Sikap cinta lingkungan, menghargai dan peduli sosial di kelas IV SDN Margasari 01 dalam tema tempat tinggalku belum terlihat. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka perumusan masalah secara umum yang akan diteliti adalah Apakah dengan menggunakan model Inkuiri dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Margasari 01 pada tema tempat tinggalku? Mengingat rumusan masalah utama, sebagaimana telah diuraikan diatas masih terlalu luas sehingga belum jelas batas batas mana yang akan diteliti, maka rumusan masalah tersebut kemudian dirinci dalam bentuk pertanyaan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

6 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran model inkuiri untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam tema tempat tinggalku pada siswa kelas IV SDN Margasari 01? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran model inkuiri untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam tema tempat tinggalku pada siswa kelas IV SDN Margasari 01? 3. Apakah melalui model inkuiri dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam tema tempat tinggalku pada siswa kelas IV SDN Margasari 01? 4. Apakah melalui model inkuiri dapat meningkatkan sikap cinta lingkungan, menghargai, dan peduli sosial dalam tema tempat tinggalku pada siswa kelas IV SDN Margasari 01? 5. Apakah melalui model inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam tema tempat tinggalku pada siswa kelas IV SDN Margasari 01? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam tema tempat tinggalku di kelas IV SDN Margasari 01 Kecamatan Buahbatu Kota Bandung dengan menggunakan model inkuiri. 2. Tujuan Khusus Selain terdapat tujuan umum adapun tujuan khusus dari penelitian tindakan kelas ini bertujuan sebagai berikut : a. Untuk mengetahui perencanaan model inkuiri untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam tema tempat tinggalku pada siswa kelas IV SDN Margasari 01 b. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan model inkuiri untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam tema Tempat Tinggalku pada siswa kelas IV SDN Margasari 01 c. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dalam tema tempat tinggalku dengan menggunakan model inkuiri pada siswa kelas IV SDN Margasari 01

7 d. Untuk mengetahui peningkatan sikap cinta lingkungan, menghargai, dan peduli sosial dalam tema tempat tinggalku dengan menggunakan model inkuiri pada siswa kelas IV SDN Margasari 01 e. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam tema tempat tinggalku dengan menggunakan model inkuiri pada siswa kelas IV SDN Margasari 01 E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara teoritis a. Dapat memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan khusus dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan dan hasil belajar; b. Dapat berguna bagi peneliti sebagai calon guru yang kelak akan terlibat langsung dalam proses pembelajaran agar dapat melakukan proses pembelajaran yang kreatif. 2. Manfaat secara praktis a. Bagi peneliti Dapat menambah wawasan dan pengetahuan di dalam proses belajar dan pembelajaran, dan memecahkan berbagai masalah yang terjadi di kelas. Terutama dalam pembelajaran pada tema Tempat tinggalku b. Bagi siswa Dengan penggunaan model inkuiri diharapkan peserta didik kelas IV SDN Margasari 01 Kecamatan Buahbatu Kota Bandung dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada pembelajaran tema tempat tinggalku. c. Bagi pendidik Dengan penggunaan model inkuiri, diharapkan dapat menjadi masukan bagi pendidik untuk meningkatkan profesionalisme pendidik, masukan agar pendidik menjadi lebih aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan dalam melaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas. Selain itu, diharapkan guru dapat mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar kelas sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, dapat memberi sumbangan pemikiran tentang pentingnya

8 memilih dan menerapkan pola pendekatan, strategi dan model pembelajaran dalam proses pembelajaran di kelas IV agar lebih menarik, aktif dan diminati siswa hingga akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar. d. Bagi sekolah Dapat memberikan motivasi yang positif dalam rangka menciptakan kualitas belajar yang menarik. Dapat meningkatkan kinerja belajar dan kompetensi siswa. Memberikan masukan kepada pihak sekolah agar dapat mengusahakan upaya upaya pengembangan media pembelajaran demi peningkatan kualitas pendidikan dan prestasi peserta didik. F. Definisi Operasional Rochman Natawijaya (2005, hlm 31), menyimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan disini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. (Nana Sudjana, 2009, hlm 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Coffman (dalam Yunus Abidin, 2013, hlm 150) mendefinisikan inkuiri sebagai pembelajaran yang berfokus pada upaya guru dalam mengajukan pertanyaan secara konsisten untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran selama proses belajar mengajar di kelas. G. Sistematika Skripsi Penulisan skripsi dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas disusun dengan sistematika sebagai berikut : 1. Bagian Pembuka Skripsi Bagian pembuka disusun dengan urutan : a. Halaman Sampul

9 b. Halaman Pengesahan c. Halaman Motto dan Persembahan d. Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi e. Kata Pengantar f. Ucapan Terima Kasih g. Abstrak h. Daftar Isi i. Daftar Tabel j. Daftar Gambar k. Daftar Grafik l. Daftar Lampiran 2. Bagian Isi Skripsi Bagian isi skripsi disusun dengan urutan : a. Bab I Pendahuluan Pendahuluan bermaksud mengantarkan pembaca ke dalam pembahasan suatu masalah. Adapun isi dari bab I ini antara lain : 1) Latar Belakang Masalah 2) Identifikasi Masalah 3) Rumusan Masalah 4) Tujuan Penelitian 5) Manfaat Penelitian 6) Definisi Operasional 7) Sistematika Skripsi b. Bab II Kajian Teori Dan Kerangka Pemikiran Kajian teori berisi deskripsi teoretis yang memfokuskan kepada hasil kajian atas teori, konsep, kebijakan, dan peraturan yang ditinjau oleh hasil penelitian terdahulu sesuai dengan masalah penelitian. Adapun isi dari bab II ini antara lain : 1) Kajian teori dan kaitannya dengan pembelajaran yang akan diteliti 2) Hasil-hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan variabel penelitian yang akan diteliti

10 3) Kerangka pemikiran dan diagram atau skema paradigma penelitian 4) Asumsi dan hipotesis penelitian c. Bab III Metode Penelitian Bab III menjelaskan secara sistematis dan terperinci langkah-langkah dan cara yang digunakan dalam menjawab permasalahan dan memperoleh simpulan. Isi bab III antara lain : 1) Metode Penelitian 2) Desain Penelitian 3) Subjek dan Objek Penelitian 4) Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 5) Teknik Analisis Data 6) Prosedur Penelitian d. Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan Bab IV menyampaikan dua hal utama, antara lain : 1) Temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian; dan 2) Pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan. e. Bab V Simpulan Dan Saran Bab V Kesimpulan dan saran merupakan kondisi hasil penelitian yang merupakan jawaban terhadap tujuan penelitian. Kesimpulan merupakan uraian yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap analisis temuan hasil penelitian sedangkan saran merupakan rekomendasi yang ditujukan kepada para pembuat kebijakan, pengguna, atau kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya, dan kepada pemecah masalah di lapangan dari hasil penelitian.