BAB I PENDAHULUAN. harmoni kehidupan umat beragama di Indonesia. 1. Syiah di Sampang pada tahun 2012 yang lalu.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia. Hal tersebut dibuktikkan dengan

Memutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 56/PUU-XV/2017 Kewenangan Pemerintah dalam Menetapkan Aliran Kepercayaan Terlarang

LEGAL OPINI: PROBLEM HUKUM DALAM SK NO: 188/94/KPTS/013/2011 TENTANG LARANGAN AKTIVITAS JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA (JAI) DI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG PEMBINAAN KEGIATAN KEAGAMAAN DAN PENGAWASAN ALIRAN SESAT DI JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2016 TENTANG

INDEKS KINERJA PENEGAKAN HAM 2011

PENGGUGAT dengan ini hendak mengajukan GUGATAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM terhadap:

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup Bangsa Indonesia. Penjelasan umum Undang-undang Nomor

MENGADILI KEYAKINAN UNDANG-UNDANG PENODAAN AGAMA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

: Replik Penggugat dalam Perkara Perdata Nomor 168/ Pdt. G/ 2013/ PN.Jkt.Pst [REPLIK ATAS EKSEPSI DAN JAWABAN PERTAMA TERGUGAT I]

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 12 TAHUN 2011 TENTANG LARANGAN KEGIATAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA DI JAWA BARAT

Perihal : Replik Penggugat dalam Perkara Perdata Nomor 168/ Pdt. G/ 2013/ PN.Jkt.Pst [REPLIK ATAS EKSEPSI DAN JAWABAN PERTAMA TERGUGAT I]

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA, JAKSA AGUNG, DAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap konsep murtad ini dalam Islam, pendapat yang menyatakan

BAB V ANALISIS PERSPEKTIF JOHN RAWLS DAN UU NO. 1/PNPS/1965 BERDASARKAN IDE NALAR PUBLIK JOHN RAWLS

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

HAK KEBEBASAN BERAGAMA

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri. 1 Oleh karena itu, pencaharian bertani dan berkebun, 2

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara hukum. 1 Konsekuensi

Agama Resmi dalam RUU PUB: Solusi konflik agama? Tobias Basuki

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

R U J U K A N UNDANG UNDANG DASAR 1945 DALAM PUTUSAN-PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

BAB V PENUTUP. merumuskannya dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat 2 negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

Ringkasan Putusan.

C. Konsep HAM dalam UU. No. 39 tahun 1999

BAB V ANALISIS SK GUBERNUR NO. 188/94/KPTS/013/2011 DALAM TEORI PERLINDUNGAN EKSTERNAL DAN PEMBATASAN INTERNAL PERSPEKTIF WILL KYMLICKA

KEKERASAN YANG DILAKUKAN OKNUM POLISI DALAM MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI BENTUK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA DI KOTA BANJAR

EXECUTIVE SUMMARY PENOLAKAN PENCANTUMAN ISLAM PADA E-KTP BAGI PENGANUT JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA (JAI) DI MANISLOR KUNINGAN

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Muslim dunia (Top ten largest with muslim population, 2012). Muslim

AHMADIYAH SEBAGAI PAHAM DAN GERAKAN KEAGAMAAN

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 7/PUU-VIII/2010 Tentang UU MPR, DPD, DPR & DPRD Hak angket DPR

2013, No Mengingat dan tata cara seleksi, pemilihan, dan pengajuan calon hakim konstitusi serta pembentukan majelis kehormatan hakim konstitusi;

Jakarta, 6 Agustus Kepada Yang Terhormat:

Dawam Rahardjo: Saya Muslim dan Saya Pluralis

BAB I PENDAHULUAN. bersamaan dengan berkembangnya perekonomian di Indonesia. Hal ini tentu saja

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat material atau sosiologi, dan/atau juga unsur-unsur yang bersifat. Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghuchu.

Pengalaman dan Perjuangan Perempuan Minoritas Agama Menghadapi Kekerasan dan Diskriminasi Atas Nama Agama

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2014 TENTANG HAK KEUANGAN DAN FASILITAS HAKIM AGUNG DAN HAKIM KONSTITUSI

ATAU BERKEPERCAYAAN. Nicola Colbran Norwegian Centre for Human Rights. Disampaikan dalam acara Workshop Memperkuat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG

UNOFFICIAL TRANSLATION

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA : 33/PUU-X/2012

BAB V KESIMPULAN. yang sering dilakukan adalah dengan kriminalisasi melalui instrumen hukum.

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-2

I. PENDAHULUAN. menganut agama sesuai dengan keinginannya. Berlakunya Undang-Undang

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 22 ayat (2) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang...

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

Daftar Pustaka. Glosarium

2008, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tenta

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pelanggaran hak-hak buruh oleh majikan, pelanggaran hak-hak

Deklarasi Penghapusan Semua Bentuk Intoleransi dan Diskriminasi berdasarkan Agama...

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

Hak Beribadah di Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 4 Agustus 2015; disetujui: 6 Agustus 2015

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2. Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5493

PENGELOLAAN KERAGAMAN AGAMA DI INDONESIA DAN PERAN FKUB

BAB I PENDAHULUAN. tepatnya pada Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya disebut UUD 1945 secara tegas menyatakan bahwa. berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 48/PUU-XV/2017 Pembubaran Ormas yang bertentangan dengan Pancasila Dan Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945

Program Kekhususan Hukum Internasional dan Hukum Bisnis Internasional Fakultas Hukum Universitas Udayana

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN TERHADAP UPAYA PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

BAB V PENUTUP. aliran kepercayaan disetarakan statusnya layaknya agama resmi lainnya (Mutaqin

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi, melindungi Hak Asasi Manusia (HAM) serta menghormati

Kepada Yth: Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi RI Melalui Ketua Mahkamah Konstitusi RI Di Tempat. Dengan hormat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 3/PUU-XII/2014 Pengaturan Organisasi Masyarakat dan Sistem Informasi Ormas

INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA (HAM)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 58/PUU-XV/2017 Pembubaran Ormas

PP 2/2002, TATA CARA PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN DAN SAKSI DALAM PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA YANG BERAT

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

Kajian Teoritik Hukum dan HAM tentang Surat Edaran Kabaharkam Nomor B/194/I/2013/Baharkam, yang Melarang Satpam Berserikat

{mosimage}muhammad Rahmat Kurnia Ketua Lajnah Fa'aliyah DPP HTI

PANCASILA & KEBEBASAN BERAGAMA STMIK AMIKOM Yogyakarta

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOVIYANTI NINGSIH F

RINGKASAN PUTUSAN. Darmawan, M.M Perkara Nomor 13/PUU-VIII/2010: Muhammad Chozin Amirullah, S.Pi., MAIA Institut Sejarah Sosial Indonesia (ISSI), dkk

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 3/PUU-XII/2014 Pengaturan Organisasi Masyarakat dan Sistem Informasi Ormas

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PELIPUTAN LEMBAGA PENYIARAN ASING

Perihal : Replik Penggugat dalam Perkara Perdata Nomor 168/ Pdt. G/ 2013/ PN.Jkt.Pst [REPLIK ATAS EKSEPSI DAN JAWABAN PERTAMA TERGUGAT III]

BAB I PENDAHULUAN. Konflik bersenjata atau dalam bahasa asing disebut sebagai armed conflict

Ringkasan Putusan.

BAB III KEWENANGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM PEMBUBARAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2012 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL KEPANITERAAN MAHKAMAH KONSTITUSI

I. PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 Pasal 29 Ayat (2) disebutkan, bahwa Negara menjamin

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tanggal 30 Mei 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapatkan penghargaan World Statesman Award dari Appeal of Conscience Foundation yang berkedudukan di Amerika Serikat sebagai pengakuan kepada Indonesia yang telah berhasil membina dan menciptakan harmoni kehidupan umat beragama di Indonesia. 1 Penghargaan ini tentu dapat diapresiasi dan telah mendapatkan pujian dari dunia internasional tentang kebebasan beragama dan berkepercayaan di Indonesia. Tetapi apresiasi dan penghargaan itu berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada di masyarakat sekarang ini. Kebebasan beragama dan berkepercayaan masih menjadi masalah yang terus terjadi di Indonesia. Diawali dari konflik Ambon pada tahun 1999 sampai kepada konflik antara pengikut Sunni dan Syiah di Sampang pada tahun 2012 yang lalu. Pada kasus-kasus ini, sering dijumpai adanya pelanggaran HAM atas kebebasan beragama dan berkepercayaan yang dipeluk oleh sebagian orang yang mendapatkan status sebagai kelompok minoritas. Pelanggaran itu berbentuk upaya penyerangan terhadap tempat ibadah, perlakuan diskriminatif seperti melarang jilbab di sekolah, pemurtadan secara paksa, melarang aktivitas ibadah pemeluk agama lain, dan sebagainya. Peran 1 Prihandoko, Heboh Penghargaan Toleransi, MUI Dukung SBY, www.tempo.co/read/news/2013/05/28/078483869/heboh-penghargaan-toleransii-mui-dukung- SBY, diakses 10 April 2014.

2 negara dalam memberikan perlindungan kepada warga negaranya yang sedang menjalankan kebebasan ibadahnya hampir tidak ada, sehingga terkesan adanya pembiaran yang dilakukan oleh negara yang menyebabkan sekelompok masyarakat pemeluk agama atau kepercayaan tertentu melakukan pelanggaran HAM kepada kelompok masyarakat pemeluk agama atau kepercayaan lain dengan mengganggu kebebasan mereka untuk menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan yang diyakininya. Salah satu kasus yang berkenaan dengan masalah kebebasan beragama dan berkepercayaan yang sekarang menjadi studi penelitian penulis adalah kasus pembubaran peringatan Asyura yang diadakan oleh komunitas Syiah, salah satu bagian dari aliran kepercayaan dalam agama Islam, yang bernaung di wadah organisasi bernama Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia pada tanggal 14 November 2013 di Jakarta. Kasus ini terjadi ketika sekelompok orang yang menggabungkan diri menjadi aliansi ormas-ormas agama Islam berdemonstrasi menuju Balai Samudera, yaitu tempat acara peringatan Asyura itu diadakan. Kelompok ormas Islam ini menamakan diri sebagai Aliansi Sunnah untuk Kehormatan Keluarga dan Sahabat Nabi yang dipimpin oleh Majelis Mujahidin Indonesia. Aliansi tersebut menuntut serta memaksa agar acara peringatan Asyura yang diadakan oleh komunitas Syiah di Balai Samudera dibubarkan. 2 Tuntutan pembubaran itu dipandang oleh mereka harus dilakukan karena keyakinan Syiah yang dipandang menyimpang dari ajaran agama Islam, salah satunya peringatan Asyura 2 Ninis Chairunnisa, Aksi Pembubaran Asyura Memanas, http://www.tempo.co/read/news/2013/11/14/083529659/aksi-pembubaran-asyura-memanas, diakses 30 Juni 2014.

3 yang bertujuan memperingati kematian Husain bin Ali, cucu Nabi Muhammad. Tetapi, apabila dipandang dari sisi perspektif hak asasi manusia, tindakan memaksa untuk membubarkan suatu upacara ibadah, tentunya tidak dapat dibenarkan karena telah mengganggu kebebasan beragama dan berkepercayaan. Sehingga diperlukan suatu analisis mengenai permasalahan kebebasan beragama dan berkepercayaan ini, terkait peran negara dalam melindungi warga negaranya, karena dalam perspektif HAM internasional, membahas tentang pelanggaran HAM, umumnya biasanya dilakukan oleh negara kepada rakyatnya. Tetapi untuk di Indonesia, terdapat keunikan sendiri, bahwa individu juga dapat melakukan pelanggaran HAM sesuai Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999, bahwa pelanggaran HAM adalah perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan mencabut hak asasi manusia seseorang. 3 Jadi, menurut undang-undang ini, pelanggaran HAM tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi juga dilakukan oleh individu. Dalam hukum internasional, masalah kebebasan beragama dan berkepercayaan terbagi dua, yaitu kebebasan berkeyakinan dan kebebasan mengenakan simbol-simbol agama sebagai manifestasi dari keyakinan yang dipeluknya menurut tafsir Pasal 18 ayat (1) sampai dengan (3) Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan Konvensi Internasional 3 Pasal 1 Angka 6 Bab I Ketentuan Umum UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165).

4 tentang Hak-Hak Sipil dan Politik. 4 Artinya, ketika seseorang meyakini tentang agamanya, maka hal itu tidak dapat dibatasi, karena keyakinan itu terdapat di dalam hatinya, tetapi ketika orang tersebut sudah mengeluarkan manifestasi atau praktek ajaran agamanya, kebebasan inilah yang sering menjadi masalah, karena negara biasanya cenderung memberikan pembatasan-pembatasan, seperti contoh di Perancis yang melarang jilbab. 5 Seseorang melihat praktek ajaran agama yang dilakukan oleh orang lain sehingga menimbulkan rasa ketidaksukaan dan kemudian memancing dirinya untuk melarang kebebasan beribadah orang lain. Oleh karena itu, dalam kasus pembubaran Asyura ini, kurang lebih persoalannya pun sama. Orang-orang Islam yang mengaku dirinya sebagai Sunni kemudian melihat praktek ibadah orang Syiah yang dipandang berbeda dari ajaran agama mereka, kemudian dengan mudah dapat memberikan justifikasi bahwa mereka sesat sehingga harus dilarang. Pelarangan tersebut membawa akibat bagi orang Syiah tidak bisa melaksanakan ibadah sesuai keyakinannya dengan bebas karena merasa takut terhadap ancaman kelompok mayoritas. Oleh karena itu, dalam latar belakang masalah ini, penulis meneliti tentang kebebasan beragama dan berkepercayaan dalam perspektif hak asasi manusia menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, termasuk melihat sejauh mana peran negara dalam memberikan perlindungan terhadap warga negaranya dalam menjalankan kebebasan 4 Pasal 18 ayat (1), (2), dan (3) Bagian Ketiga UU No. 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan Konvensi Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik. 5 Yusuf Al-Qaradhawi, 2004, Larangan Berjilbab: Studi Kasus di Perancis, Gema Insani Press, Jakarta, hlm. 60.

5 beragama serta menganalisis ada atau tidaknya unsur pelanggaran HAM dalam kasus pembubaran peringatan Asyura di Jakarta 14 November 2013 yang lalu. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana perspektif hak asasi manusia terhadap kebebasan beragama dan berkepercayaan menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945? 2. Apakah peristiwa pembubaran peringatan Asyura adalah bentuk pelanggaran terhadap kebebasan beragama dan berkepercayaan menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Tujuan Subyektif. Penelitian ini dilakukan dalam rangka penyusunan penulisan hukum yang secara subyektif merupakan syarat akademis untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. 2. Tujuan Obyektif. Adapun penelitian ini juga mempunyai tujuan obyektif yakni: a. Untuk mengetahui perspektif hak asasi manusia terhadap kebebasan beragama dan berkepercayaan menurut Undang-

6 Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terhadap kasus pembubaran peringatan Asyura di Jakarta tanggal 14 November 2013. b. Untuk mengetahui apakah peristiwa pembubaran peringatan Asyura adalah bentuk pelanggaran terhadap kebebasan beragama dan berkepercayaan menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. D. Keaslian Penelitian Sepanjang penelusuran penulis, penelitian berjudul kebebasan beragama dan berkepercayaan dalam perspektif hak asasi manusia menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terhadap studi kasus pembubaran peringatan Asyura di Jakarta, 14 November 2013, belum pernah dilakukan. Penulis menemukan dua penelitian yang berkaitan mengenai hak asasi manusia yaitu skripsi oleh Asih Riyanto dengan judul Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia dan penelitian yang dilakukan oleh Asih Riyanto lebih fokus kepada sejarah, peran dan kedudukan Komnas HAM. 6 Perbedaannya adalah, penulis lebih fokus membahas masalah kebebasan beragama dan berkepercayaan dalam perspektif hak asasi manusia yang diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 6 Asih Riyanto, 2011, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia, Skripsi, Program Sarjana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hlm. 82.

7 Kedua, tesis oleh Mahaarum Kusuma Pertiwi yang berjudul Reclaiming Minority s Freedom of Religion or Belief in Indonesia: Evaluating State Response to the Ahmadiyya Conflict in Lombok, Indonesia yang meneliti tentang kasus Ahmadiyah di Lombok. 7 Perbedaannya adalah, penulis meneliti tentang kasus komunitas Syiah yang terjadi di Jakarta pada bulan November tahun 2013 yang lalu. Penulis juga menjelaskan teori-teori tentang kebebasan beragama dan berkepercayaan dalam perspektif hak asasi manusia untuk pemecahan kasus peringatan pembubaran peringatan Asyura di Jakarta 14 November 2013, dan sesuai dengan etika kepenulisan ilmiah, penulis tidak melakukan tindakan plagiarisme, penjiplakan maupun perbuatan-perbuatan lainnya yang menyalahi sisi originalitas dalam suatu karya akademik. Selain itu, penulis mencantumkan setiap kutipan, tulisan, maupun pandangan orang lain dalam catatan kaki. E. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Akademis atau Ilmu Pengetahuan. Penulisan hukum ini diharapkan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang hukum tata negara yang memiliki keterkaitan dengan hukum hak asasi manusia terutama dalam masalah kebebasan beragama dan berkepercayaan yang merujuk kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik 7 Mahaarum Kusuma Pertiwi, 2014, Reclaiming Minority s Freedom of Religion or Belief in Indonesia: Evaluating State Response to the Ahmadiyya Conflict in Lombok, Indonesia, Tesis, Faculty of Law, University of Oslo, Norway, hlm. 8.

8 Indonesia Tahun 1945 dalam studi kasus pembubaran peringatan Asyura di Jakarta pada tanggal 14 November 2013. 2. Kegunaan Praktis. Penelitian ini juga diharapkan mampu menjawab permasalahanpermasalahan hak asasi manusia dalam kebebasan beragama dan berkepercayaan serta bisa menjadi salah satu rujukan bagi para akademisi dan pemerintah untuk mengkaji serta mencari solusi menyelesaikan masalah umat beragama di Indonesia, khususnya kasus pembubaran peringatan Asyura di Jakarta pada tanggal 14 November 2013 yang diadakan oleh komunitas Syiah Indonesia. Tujuannya adalah agar kasus pembubaran peringatan Asyura ini tidak terulang kembali oleh situasi kasus yang mirip dan pemerintah bisa melakukan tindakan pencegahan maupun perlindungan terhadap warga negara atas kasus tersebut. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan hukum ini terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut: I. Bagian Awal, yakni bagian yang menjelaskan identitas, baik identitas penulis dan identitas instansi, serta judul penulisan hukum dengan isi halaman sampul, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman pernyataan, lembar muqaddimah, kata pengantar, dan daftar isi.

9 II. Bagian Utama adalah bagian yang berisi penulisan dan pembahasan dari penelitian hukum untuk menjawab rumusan masalah yang terdiri dari: A. Bab I tentang Pendahuluan, yaitu bab yang memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, keaslian penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan hukum. B. Bab II tentang Tinjauan Pustaka, yaitu bab yang membahas mengenai penguraian secara sistematis teori tentang negara dan hak asasi manusia yang kemudian dihubungkan dengan kebebasan beragama dan berkepercayaan. Penguraian tersebut diambil dari sumber pustaka berupa buku-buku sebagai referensi. C. Bab III tentang Metode Penelitian yang membahas sifat penelitian, cara penelitian, jenis pengambilan data, jalannya penelitian dan analisis data. D. Bab IV tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri dari dua sub-bab yang merupakan jawaban dari dua rumusan masalah di atas: 1. Perspektif Hak Asasi Manusia terhadap Kebebasan Beragama dan Berkepercayaan menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dibagi lagi menjadi tiga pokok bahasan:

10 a. Perlindungan Negara terhadap Kebebasan Beragama dan Berkepercayaan menurut Pasal 29 Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. b. Pembatasan-Pembatasan Kebebasan Beragama dan Berkepercayaan yang Dilakukan Negara dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan Konvensi Internasional tentang Hak- Hak Sipil dan Politik. c. Peninjauan terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 140/PUU-VII/2009 Perihal Pengujian Undang-Undang Nomor 1/PNPS Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama. 2. Analisis Kasus Pembubaran Peringatan Asyura di Jakarta 14 November 2013 dalam Perspektif Kebebasan Beragama dan Berkepercayaan. E. Bab V tentang Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisi ringkasan-ringkasan dalam penelitian sedangkan saran berisi hal-hal yang menjadi masukan serta solusi yang penulis tawarkan dalam pemecahan masalah toleransi beragama. III. Bagian Akhir yang berisi daftar pustaka dan lampiran.