BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Soni Keraf. ETIKA LINGKUNGAN HIDUP, hal Emil Salim. RATUSAN BANGSA MERUSAK SATU BUMI, hal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability)

PENINGKATAN NILAI BANGUNAN HIJAU PADA BANGUNAN TERBANGUN Studi Kasus: Gedung Kampus X

PENGKAJIAN INDIKATOR SOSEKLING BANGUNAN GEDUNG HIJAU (GREEN BUILDING)

KAJIAN PENERAPAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TOLOK UKUR GREENSHIP PADA BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya secara efisien selama proses pembuatannya hingga pembongkarannya.

BAB I Pendahuluan. benua. 1 Bahasa dari setiap belahan di dunia digunakan dan dituturkan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green

1 BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi.

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kepedulian masyarakat di seluruh dunia terhadap isu-isu

Science&Learning&Center!di!Universitas!Mulawarman!! dengan!konsep!green&building!

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik itu dari sisi produksi maupun sisi konsumsi, yang berbanding terbalik dengan

Gedung Pascasarjana B Universitas Diponegoro. utama (Tepat Guna

SUBDIVISI EKOLOGI LANSKAP

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta yang mempunyai wilayah seluas 740 km 2. menjadikan Jakarta sebagai kota yang sangat padat penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Dewasa ini tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia terutamanya

BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raden Roby Maulidan, 2014 Kesiapan Warga Kampus UPI Menuju ECO-Campus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa

Skripsi Program Studi Teknik Arsitektur

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

ABSTRAK. apartemen, Sea Sentosa

SUBDIVISI EKOLOGI LANSKAP. 1. Fitra Nofra Y.P. Jacaranda obtusifolia 2. Fatizha Zhafira S. Lilium candidum 3. Nurita Arziqni Chrysanthemum morifolium

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana)

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

SERTIFIKASI GREENSHIP

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

pemerintah dan lembaga pelayanan itu sendiri. Dalam menjalankan fungsinya Rumah Sakit dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi karyawan, pasien,

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Proyek.

Green Building Concepts

ANTUSIASME PASAR TERHADAP RUMAH BERKONSEP HIJAU DI CITRALAND SURABAYA

Mada Asawidya [ ] Yusronia Eka Putri, ST, MT Christiono Utomo, ST, MT, Ph.D

PANDUAN. AUDIT LINGKUNGAN MANDIRI MUHAMMADIYAH (ALiMM) ENVIRONMENT SELF AUDIT GUIDE MLH PP MUHAMMADIYAH

ANALISIS KRITERIA PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB V KESIMPULAN. dapat dilihat dari nilai rata-rata 2,99.

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Pertambahan dan kepadatan penduduk dari tahun ke tahun terus meningkat,

IDENTIFIKASI INDIKATOR GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA. Oleh:

Penerapan Aspek Green Material pada Kriteria Bangunan Ramah Lingkungan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

Tabel 1.1. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG KRITERIA DAN SERTIFIKASI BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat

`BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Dua hal yang melatar belakangi dari penulisan karya ilmiah ini :

BAB III DESKRIPSI PROYEK

Pengembangan RS Harum

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

MEMBANGUN KEBERLANJUTAN DI ORLANDO MAGIC AWAY

PENGERTIAN GREEN CITY


Arsitektur dan Lingkungan. Lilis Widaningsih

Sudirman Green Office

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri.

KEPENTINGAN STANDAR BANGUNAN HIJAU INDONESIA DAN PENGARUH PENERAPANNYA TERHADAP BIAYA PROYEK SELAMA UMUR BANGUNAN

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN

tetap akan memberikan kontribusi besar terhadap penurunan konsumsi energi secara nasional. Bangunan merupakan penyaring faktor alamiah penyebab

KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR

BAB V KONSEP PERANCANGAN

AGRICULTURE EDUTAINMENT PARK UNTUK ANAK-ANAK DI BANTUL

PERFORMANSI GREENSHIP BUILDING PADA RUMAH TURI DI SURAKARTA (PENEKANAN PADA WATER CONCERVATION DAN MATERIAL RESOURCE AND CYCLE)

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang sesuai demi tercapainya going concern perusahaan serta sustainable

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. begitu menggema di masyarakat dunia, termasuk juga di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan

Perumahan Golf Residence 2 Graha Candi Golf Semarang (dengan Penekanan Desain Arsitektur Tropis)

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemahaman Masyarakat Mengenai Dampak Pembangunan HunianTerkait Global Warming dan Penerapan Green Building

BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Proyek.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul. Jakarta merupakan salah satu kota besar yang memiliki perkembangan cukup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1

PELESTARIAN BIODIVERSITAS DAN PERUBAHAN IKLIM JOHNY S. TASIRIN ILMU KEHUTANAN, UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Lingkungan hidup bukan semata-mata persoalan teknis. Demikian pula, krisis ekologi global yang kita alami dewasa ini adalah persoalan moral, krisis moral secara global. Oleh karena itu etika dan moralitas untuk mengatasinya. Tidak bisa disangkal bahwa berbagai kasus lingkungan hidup terjadi sekarang ini, baik pada lingkup global maupun lingkup nasional, sebagian besar bersumber dari perilaku manusia. Kasus-kasus pencemaran dan kerusakan, seperti di laut, hutan, atmosfer, air, tanah, dan seterusnya bersumber pada perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab, tidak peduli dan hanya mementingkan diri sendiri. Manusia adalah penyebab utama dari kerusakan dan pencemaran lingkungan. 1 Sebagai langkah pertama sangat penting mengusahakan mitigasi, antara lain menurunkan emisi CO 2 dari upaya mengubah penggunaan lahan dan mencegah deforestasi sehingga daya serap CO 2 secara alami meningkat. Langkah kedua menanggapi tantangan perubahan iklim adalah adaptasi. Apabila secara bertahap terjadi perubahan iklim, maka perlu dikembangkan kapasitas masyarakat mengadaptasi dengan keadaan ini. Ini memerlukan pengembangan mekanisme, prosedur operasi, dan dana adaptasi membantu negara berkembang mengatasi diri dengan ancaman perubahan iklim. Langkah ketiga adalah mengembangkan teknologi bagi negara berkembang yang mengurangi pencemaran terutama dibidang pembangkitan energi, penerapan pola hemat energi pengembangan sistem transportasi yang zero pelepasan CO 2 -nya, upaya mencenggah tenggelamnya kawasan pesisir dari dampak naiknya permukaan laut, pola pertanian yang beradaptasi dengan perubahan iklim sehingga tetap bisa memanfaatkan curah hujan yang tidak menentu. Langkah ke empat mengembangkan kebijakan keuangan dan investasi bermuatan ramah perubahan iklim, berdaya tahan tinggi terhadap ancaman perubahan iklim. 2 Di negara berkembang seperti Indonesia telah berdiri suatu lembaga mandiri (non government) dan nirlaba (non-for profit) pada tahun 2009 yaitu Green Building Council Indonesia (GBCI). Salah satu program GBCI adalah menyelenggarakan kegiatan sertifikasi bangunan hijau di Indonesia berdasarkan Greenship. Greenship merupakan tolok ukur bangunan hijau di Indonesia. Kriteria penilaiannya dikelompokkan menjadi enam kategori yaitu: 1 A. Soni Keraf. ETIKA LINGKUNGAN HIDUP, hal 1-2. 2 Emil Salim. RATUSAN BANGSA MERUSAK SATU BUMI, hal 25-26. 9

Appropriate Site Development/ASD (Tepat Guna Lahan); Energy Efficiency and Conservation/EEC (Efisiensi dan Konservasi Energi); Water Conservation/WAC (Konservasi Air); Material Resource and Cycle/MRC (Sumber dan Siklus Material); Indoor Health and Comfort/IHC (Kualitas Udara dan Kenyamanan Ruang); Building Environmental Management/BEM (Manajemen Lingkungan Bangunan) 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas dapat ditarik beberapa pokok permasalahan sebagai berikut: Arsitektur Ramah Lingkungan suatu bangunan sangat diperlukan untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan pengguna bangunan. Tolok ukur Greenship di Indonesia masih dalam proses adaptasi sehingga masih banyak terdapat kendala-kendala yang dihadapi. Rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah kendala yang dihadapi dalam pemahaman, sumber data yang dibutuhkan, ekplorasi data, metode perhitungan, proses perhitungan, dan proses penilaian pada tolok ukur Greesnhip dengan objek penelitian. Penelitian ini diambil dari sudut pandang pelaku penelitian. 1.3 RUANG LINGKUP PENELITIAN Dalam penelitian ini terdapat ruang lingkup penelitian yang digunakan untuk lebih memfokuskan pembahasan: 1.3.1 Spasial a. Kriteria-kriteria objek penelitian tersebut, antara lain: 1. Bangunan berkonsep Green Building. Tujuan dari pemilihan kriteria dengan bangunan yang berkonsep arsitektur ramah lingkungan adalah untuk lebih memfokuskan penelitian. Konsep bangunan didapatkan dari KAK/TOR bangunan dan hasil wawancara dari pihak konsultan perancangan yang mengatakan bahwa bangunan tersebut yang dirancang menggunakan konsep arsitektur ramah lingkungan. 2. Bangunan memiliki luas min + 2.500 m2 dan Lokasi tapak bangunan sesuai dengan peruntukan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) setempat. 10

Tujuan dari pemilihan kriteria tersebut adalah menyesuaikan dengan persyaratan awal dalam perhitungan tingkat kehijauan bangunan dengan menggunakan Tolok Ukur Greenship. b. Objek penelitian yang dipilih adalah: Objek Penelitian No. Gedung Perpustakaan L-2, L-3, L-4 Universitas Gajah Mada. Lokasi gedung di Kompleks Perpustakaan Univerasitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta. Bangunan Baru a. Hemat, tidak mewah, efisien, efektif, &sesuai dengan keb. Teknis yang disyaratkan. b. Terarah terkendali, sesuai dengan rencana Berkonsep Greenship program/kegiatan, serta fungsi setiap departemen/lembaga. c. Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan memperhatikan kemampuan/potensi nasional. (Sumber: KAK) Luas min + 2.500 m2 Lokasi sesuai RTRW Lokasi Yogyakarta 1.3.2 Substansi Pada penelitian membahas mengenai tolok ukur Greenship. Pembahasan lebih difokuskan kepada kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pemahaman, proses pencarian data, proses perhitungan dan penilaiannya dari sudut pandang peneliti. Namun proses perhitungan dan penilaian hanya sebatas pembahasan apakah perhitungan dan penilaian tolok tersebut mudah dilakukan atau tidak. Tolok ukur Greenship yang digunakan adalah Greenship New Building. Yang dimaksud dengan New Building (gedung baru) adalah suatu bangunan yang didirikan di atas suatu lahan kosong atau bangunan lama yang dibongkar. 11

1.3.3 Temporer Penerapan Arsitektur Ramah Lingkungan dengan Greenship sangat berkaitan dengan penggunaan teknologi dan masih akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan jaman. Pada penelitian ini menggunakan tolok ukur yang terbaru yang dikeluarkan oleh GBCI yaitu Greenship New Building 1.1. 1.4 KEASLIAN PENELITIAN Terdapat beberapa penelitian yang sebelumnya meneliti dan membahas mengenai arsitektur hijau di Indonesia. Penelitian ini merupakan penerusan dari penelitian-penelitian dari sebelumnya, yaitu membahas mengenai bangunan hijau dan standar/tolak ukur/parameter bangunan hijau yang sesuai untuk digunakan di Indonesia. 1.4.1 Sustainable Architecture: How Green is the Green Development in Indonesia. Oleh Tanuwidjaja, Gunawan - MSc. Environmental Management (NUS), S.T. (ITB). Menyimpulkan bahwa perkembangan green di Indonesia perlu di intergarsikan dengan usaha perencanaan spasial dan konservasi ekologi. Hal tersebut penting karena kaitannya dengan daerah ekologis tropis di Indonesia yang juga sangat bernilai di dunia. Lebih jauh lagi perkembangan green juga harus direncanakan dan didesain sesuai dengan standar bangunan hijau (green building) namun tetap disesuaikan dengan mengadaptasi kondsi sosial ekonomi Indonesia. Pembangunan green seharusnya tidak menimbulkan kenaikan biaya bangunan hijau yang besar. 3 1.4.2 Sustainable Architecture : Berapa Hijaukah Rumahku. Oleh Tanuwidjaja, Gunawan - MSc. Urban Planner & Researcher. Membahas mengenai kehijauan rumah berdasarkan konsep strategis desain berkelanjutan UIA (Union Internationale des Architectes) yang merupakan organisasi non-profit yang mewakili 124 negara. Dapat disimpulkan bahwa UIA telah memahami pentingnya integrasi Sustainable Architecture yang mendalam dalam praktek desain bangunan, karena memahami fenomena kerusakan lingkungan yang ada saat ini. 4 1.4.3 Towards Indonesia Sustainable Future through Sustainable Building and Construction. Oleh Naning S Adiningsih Adiwoso, Prasetyoadi, Savitra Perdana. Memberikan informasi mengenai berbagai keuntungan yang ditawarkan oleh desain yang berkelanjutan, khususnya yang berkaitan dengan masa depan perkembangan berkelanjutan di Indonesia. Bangunan hijau bukanlah tren, melainkan sebuah gaya hidup, dimana kebutuhan konsumen akan lingkungan tempat tinggal yang green bertemu dengan kondisi planet, perubahan iklim, serta penurunan kondisi lingkungan saat ini. 5 3. Sumber:http://www.mgbc.org.my/Resources/Day%202/GBC%20Indonesia%20Presentations/Country%20Paper%20- %20GBC%20Indonesia%20 Presentation%20Paper.pdf 4. Sumber: http://greenimpactindo.wordpress.com/2011/08/18/sustainable-architectural-design-in-indonesia-responding-the-currentenvironmental-challenges/ 12

1.4.4 Sustainable Architectural Design in Indonesia: Responding the Current Environmental Challenges. Oleh Gunawan Tanuwidjaja and Lo Leonardo. Dampak kerusakan lingkungan yang dirasakan di Indonesia yaitu pola cuaca yang tidak biasa, suhu yang ekstrim, serta banjir. Konsep Strategi Desain Berkelanjutan yang direkomendasikan oleh International Union of Architecture (UIA) dapat didefinisikan lebih detail dalam 9 butir. 6 1.5 TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah: memahami secara detail mengenai kendala-kendala apasaja yang dihadapi dalam proses pemahaman tolok ukur, sumber data, eksplorasi data, metode perhitungan, proses perhitungan, dan penilaian. 1.6 MANFAAT PENELITIAN Dengan adanya penelitian ini, maka manfaat yang ingin dicapai adalah: a. Untuk mengantisipasi secara awal kendala-kendala yang akan dihadapi dalam mrencanakan suatu bangunan dengan menggunakan Greenship. b. Memberikan gambaran kepada mahasiswa arsitektur dalam menerapkan tolok ukur Greenship. 1.7 SISTEMATIKA PENULISAN a. BAB I : Pendahuluan Pada bab ini memuat latar belakang penelitian, latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, ruang lingkup penelitian, keaslian penelitian, manfaat penelitian, tujuan penelitian, dan kerangka penelitian. a. BAB II: Kajian Pustaka Pada bab ini berisi data sekunder yaitu: data mengenai hasil penelitian dari penelitian sebelumnya; data yang berasal dari buku, majalah, dan internet; dan data mengenai tolok ukur Greenship. 5. Sumber: http://greenimpactindo.wordpress.com/2010/05/06/sustainable-architecture-how-green-is-the-%e2%80%9cgreendevelopment%e2%80 %9D-in-indonesia/ 6. Sumber:http://greenimpactindo.wordpress.com/2010/04/19/%E2%80%9Csustainable-architecture%E2%80%9D-berapa-hijaukahrumahku/ 13

b. BAB III: Metode Penelitian Pada bab ini berisi metode penelitian proses/tahapan dalam analisis untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu: eksplorasi data berupa data primer dan sekunder dan penjelasan metode analisis yang digunakan, proses penganalisaan, alat penelitian, dan penarikan kesimpulan. c. BAB IV: Analisis Pada bab ini berisi hasil pengolahan data dari bab sebelumnya yang dianlisis dan dibahas. d. BAB V: Kesimpulan Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan menenai pokok-pokok hasil penelitian dan uraian singkat hasil analisis yang dilakukan sedangkan saran berisi tindak lanjut dari hasil penelitian yang telah dilakukan. 14

1.8 KERANGKA PENELITIAN 15