BAB I PENDAHULUAN. padat sehingga orang akan mencari sesuatu yang baru untuk menghibur

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Hotel Prima Gaya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi wisata alam berupa pantai-pantai. Objek wisata pantai yang ada

DAFTAR ISI. ANALISIS KOMPONEN DAYA TARIK... i. THE ANALYSIS OF ATTRACTION COMPONENT... ii. ANALISIS KOMPONEN DAYA TARIK...iii. SKRIPSI...

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan wisata saat ini sedang menjadi gaya hidup (lifestyle) di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata kini telah menjadi salah satu industri terbesar dan merupakan

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

BAB I PENDAHULUAN. negara/wilayah baik alam maupun budaya ini, kini semakin berkembang pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. (RTRW Kab,Bandung Barat)

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tujuan dalam penelitian dengan baik dan benar. Menurut Masyhuri dan Zainuddin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh Menteri Pariwisata kepada Kompas.com, bahwa berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan jarak. Hal itu berkaitan dengan pola persebaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN SEBAGAI WISATA PERMAINAN AIR DAN WISATA KULINER

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis deskriptif dimana dalam metode ini penelitan bersifat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTEN

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan

BAB III METODE PENELITIAN. diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau

BAB I PENDAHULUAN. Kebun binatang (sering disingkat bonbin, dari kebon binatang) atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengembangan kepariwisataan perlu diterapkan nilai-nilai asli

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya mencari kesenangan berubah menjadi desakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN OBYEK WISATA SENDANG ASRI WADUK GAJAH MUNGKUR KABUPATEN WONOGIRI TUGAS AKHIR. Oleh: BEKTI PRIHASTUTI L2D

BAB I PENDAHULUAN. andalan bagi perekonomian Indonesia dan merupakan sektor paling strategis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERSEPSI WISATAWAN TENTANG DAYA TARIK WISATA PEMANDIAN TIRTA ALAMI KABUPATEN PADANG PARIAMAN NINI FEBRINA

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II KAJIAN TEORI. dapat dilakukan melalui aspek georafis dan aspek demografis.

BAB I PENDAHULUAN. paket-paket wisata laris di pasaran. Berbagai jenis produk wisata pun ditawarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata bagi rombongan study tour anak-anak PAUD (Pendidikan Anak

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SIMPUL CURUG GEDE DI KAWASAN WISATA BATURADEN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata sudah menjadi salah satu industri pelayanan dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami perubahan secara meningkat. Jenis wisata dewasa ini bermacammacam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL Fasilitas Out Bound Pengembangan Obyek Wisata Suban

BAB I PENDAHULUAN. maju ini, industri pariwisata menjadi sebuah industri yang dapat mendatangkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Bab I, pasal 1, UU No.9 Tahun 1990 menyatakan bahwa usaha

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Besaran tarif retribusi Tabel 1. Besaran tarif retribusi tempat rekreasi Kebun Buah Mangunan

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SPA (SOLUS PER AQUA)

BAB. III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi terbesar di Indonesia yang letak

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN. subur, dan mendapat julukan sebagai Negara Agraris membuat beberapa. memiliki prospek yang menjanjikan dan menguntungkan.

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan untuk berkunjung. Namun, sebagai akibatnya, persaingan antar obyek

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

IDENTIFIKASI POTENSI DAN KENDALA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA DI KECAMATAN CILIMUS. Friolintina, ¹ Lilis Sri Mulyawati, ² Ichwan Arief, ³ ABSTRAK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keinginan manusia untuk berwisata akan terus meningkat sesuai peradabanan era modern. Hal ini disebabkan oleh rutinitas pekerjaan yang padat sehingga orang akan mencari sesuatu yang baru untuk menghibur diri. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan kualitas suatu destinasi/daerah tujuan wisata, seperti: aksesbilitas, akomodasi, amenitas, dan atraksi wisata. Apabila unsur-unsur tersebut telah terpenuhi dengan baik maka akan banyak wisatawan mengunjunginya. Atas hal tersebut daya tarik wisata merupakan fokus utama penggerak pariwisata pada sebuah destinasi (Ismayanti, 2010:147). Jawa Tengah memiliki potensi pariwisata yang tinggi. Keanekaragaman kebudayaan dan kekayaan alam yang terdapat didalamnya merupakan suatu anugerah yang harus dijaga dan dilestarikan demi menjaga keberlangsungan generasi selanjutnya. Kekayaan alam berupa pemandangan alam yang terpelihara dengan baik akan menarik minat wisatawan untuk mengunjungi Jawa Tengah. Jika pemerintah dan masyarakat mampu mengelola objek-objek tersebut maka akan menghasilkan pendapatan devisa yang tinggi sehingga kesejahteraan masyarakat tetap terjaga. Sebagaimana penjelasan Yoeti (2007:77) yang menyatakan bahwa uang yang dibelanjakan wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata sangat besar pengaruhnya bagi daerah tujuan wisata atau 1

2 negara. Tidak hanya akan meningkatkan devisa negara, pendapatan nasional, penerimaan pajak, tetapi sekaligus akan memperkuat posisi neraca pembayaran negara. Salah satu potensi pariwisata yang terdapat di Jawa Tengah ada di Kabupaten Kendal. Kabupaten Kendal memiliki potensi pariwisata yang tak kalah bagusnya dengan pariwisata di daerah lain, diantaranya adalah Objek Wisata Kampoeng Djowo Sekatul, Air Terjun Curug Sewu, Pemandian Air Panas Gonoharjo, Goa Kiskendo, Pantai Sendang Sikucing, Pantai Cahaya, Pantai Ngebum, Perkebunan Teh Medini, Kolam Renang Boja, dan Agrowisata Tirto Arum Baru. Secara administratif Kabupaten Kendal meliliki batas wilayah sebelah utara berbatasan denganlaut Jawa, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Batang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Temanggung, dan sebelah timur berbatasan dengan Kota Semarang (Sistem Informasi Profil Daerah, BAPPEDA, 2014). Berbeda dengan objek wisata lainnya di Kabupaten Kendal.Objek Wisata Kampoeng Djowo Sekatul merupakan tempat wisata bernuansa pedesaan tradisional Jawa yang memiliki luas sekitar 12 hektar.objek wisata tersebut berada di kaki Gunung Ungaran, tepatnya di Desa Margosari, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal. Berhawa sejuk dengan panorama alam berupa perbukitan, perkebunan, dan hamparan sawah. Dilengkapi pula fasilitas berupa Joglo yang berarsitektur Jawa kuno, kolam renang, aneka kuliner, mushola, toilet, pusat informasi, dan

3 arena kegiatan outbound. Pada awalnya Kampoeng Djowo Sekatul digunakan untuk kepentingan pribadi saja, namun seiring perkembangan jaman objek wisata ini dibuka untuk umum pada tahun 2005. Sampai saat ini Kampoeng Djowo Sekatul yang merupakan kawasan wisata alam, budaya, dan pendidikan belum ada yang meneliti, khususnya yang berkaitan dengan komponen daya tarik wisata Kampoeng Djowo Sekatul. Padahal penelitian tentang komponen daya tarik di objek wisata tersebut dapat dipakai untuk menarik minat wisatawan berkunjung sekaligus sebagai bahan referensi pengambilan kebijakan bagi pihak pengelola ataupun bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apa saja yang menjadi komponen daya tarik wisata yang ada di Kampoeng Djowo Sekatul? 2. Bagaimana strategi mengembangkan Objek Wisata Kampoeng Djowo Sekatul lebih lanjut? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui potensi daya tarik wisata yang terdapat di Kampoeng Djowo Sekatul. 2. Mengoptimalkan pengelolaan dengan strategi pengembangan objek wisata agar semakin banyak dikunjungi wisatawan.

4 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Teoretis: Penelitian ini diharapkan menghasilkan konsep ataupun pemikiran baru tentang ilmu pariwisata, khususnya tentang analisis komponen daya tarik wisata Kampoeng Djowo Sekatul di Kabupaten Kendal. Manfaat Praktis: 1. Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta mampu menerapkan teori-teori yang pernah didapat selama mengikuti kuliah. Selain itu diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah dan studi tentang pariwisata khususnya tentang analisis komponen daya tarik wisata. 2. Bagi pengelola, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian atau dasar pedoman terhadap pengembangan Kampoeng Djowo Sekatul sehingga keberadaan daya tarik tersebut lebih diminati oleh wisatawan. 3. Bagi masyarakat, dapat digunakan sebagai sarana rekreasi sekaligus informasi tentang destinasi wisata yang menarik di Kabupaten Kendal. 4. Bagi Pemerintah Daerah, dapat dijadikan gambaran mengenai kondisi kepariwisataan di Kabupaten Kendal khususnya di Objek Wisata Kampoeng Djowo Sekatul dan menjadi referensi dalam mengambil suatu kebijakan.

5 1.5 Tinjauan Pustaka Kajian tentang analisis komponen daya tarik wisata yang berkaitan dengan Kampoeng Djowo Sekatul, antara lain: Sunardiono (2009) thesis berjudul Upaya Pengembangan Objek Wisata Gonoharjo Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal. Penelitian ini membahas tentang upaya pengembangan Objek Wisata Gonoharjo dengan populasi penelitiannya pengunjung dan pengelola objek wisata. Hasil penelitian ini adalah Objek Wisata Gonoharjo memiliki potensi yang cukup baik sebagai tempat rekreasi yaitu pada kolam pemandian air panas, kolam renang, dan taman bermain anak karena lokasinya yang strategis walaupun keadaan objeknya kurang terawat, sedangkan objek air terjunnya kurang diminati pengunjung karena lokasinya cukup jauh serta jalan menuju lokasi kurang mendukung atau hanya bisa melalui jalan setapak. Selvia Maryam (2011) skripsi berjudul Pendekatan SWOT Dalam Pengembangan Objek Wisata Kampoeng Djowo Sekatul Kabupaten Kendal. Penelitian ini membahas tentang strategi pengembangan berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal. Hasil penelitian ini adalah faktor eksternal dengan skor tertinggi yang mempengaruhi perkembangan objek wisata Sekatul adalah faktor peluang, yaitu peluang untuk melestarikan budaya. Sedangkan ancaman tertinggi adalah persaingan antar objek wisata. Faktor internal dengan skor tertinggi adalah faktor kekuatan, yaitu pemandangan alam yang indah, berhawa sejuk dan asri.

6 Sedangkan faktor kelemahan yaitu harga dalam fasilitas objek wisata dan harga makanan menurut pengunjung terlalu mahal. Shobaril Yuliadi (2011) skripsi berjudul Analisis Potensi Pengembangan Objek Wisata Alam Di Kabupaten Kendal Jawa Tengah. Penelitian ini membahas tentang pengembangan potensi kepariwisataan di Kabupaten kendal dengan metode penelitian data sekunder yang didukung dengan survei lapangan. Analisis dilakukan dengan metode skoring pada variabel yang telah ditentukan dan dengan menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian ini adalah : 1) Objek wisata alam yang mempunyai potensi internal tinggi adalah Air Terjun Curug Sewu, Goa Kiskendo, dan Pantai Sendang Sikucing. Kemudian objek wisata alam dengan klasifikasi potensi eksternal tinggi adalah Pantai Sendang Sikucing. Sedangkan objek wisata yang mempunyai potensi gabungan tinggi adalah Air Terjun Curug Sewu, Goa Kiskendo, dan Pantai Sendang Sikucing. 2) Adapun kendala yang dihadapi adalah rendahnya ketersediaan fasilitas pendukung dan aksesbilitas. 3) Hasil analisis SWOT menunjukkan arah pengembangan objek wisata alam diprioritaskan pada objek wisata yang mempunyai potensi gabungan tinggi. Muhammad Akrom Khasani (2014) skripsi berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan Di Pantai Cahaya, Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal. Penelitian ini membahas

7 tentang faktor apa saja yang mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan di Pantai Cahaya berdasarkan kuesioner terhadap 100 orang responden. Hasil penelitian ini adalah bahwa pendapatan dan fasilitas berpengaruh positif terhadap jumlah kunjungan wisatawan. Sedangkan biaya perjalanan, biaya perjalanan ke objek wisata lain, lama perjalanan tidak berpengaruh terhadap jumlah kunjungan wisatawan di Pantai Cahaya. 1.6 Landasan Teori Kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata sangat dipengaruhi oleh ketersediaan objek wisata (Suwantoro, 2004:19). Agar objek wisata mempunyai daya tarik hendaklah memiliki sesuatu yang bisa dilihat (something to see), ada sesuatu yang bisa dilakukan (something to do), dan ada sesuatu yang bisa dibeli (something to buy). Ketiga unsur tersebut bersifat pokok dan tidak bisa dipisahkan (Karyono, 1997:28) Sebagai contohnya sesuatu yang bisa dilihat adalah pemandangan alam, benda peninggalan sejarah,dan pertunjukan wisata. Kemudian sesuatu yang bisa dilakukan adalah rekreasi, olahraga, meneliti, dan aktifitas lainnya. Adapun sesuatu yang bisa dibeli di objek wisata antara lain berupa cindera mata atau hasil kerajinan. Atas dasar hal tersebut, Kampoeng Djowo Sekatul merupakan suatu objek yang memiliki komponen daya tarik wisata. Selanjutnya Suwena (2010:86) menyatakan bahwa terdapat empat komponen utama dalam suatu daya tarik wisata, yaitu: atraksi (attraction), fasilitas

8 pendukung (amenitas), aksesbilitas (acces), danpelayanan tambahan (ancillary service). Komponen daya tarik wisata merupakan hal yang sangat penting dalam suatu objek wisata sebab komponen daya tarik wisata merupakan sesuatu yang di suguhkan kepada wisatawan. Sebagai contoh atraksi wisata yang bagus yaitu pertunjukan dengan memanfaatkan kearifan lokal sebagai identitas kepariwisataan, seperti: pentas wayang, pentas tari tradisional, dan membatik. Kemudian fasilitas yang bagus adalah ketersediaan fasilitas umum sebagai penunjang kegiatan kepariwisataan, seperti: toilet yang bersih, mushola yang terawat, area parkir yang luas, taman yang terpelihara, serta kondisi bangunan yang memadai. Selanjutnya aksesbilitas yang baik adalah kondisi jalan yang memadai, lokasi terjangkau, terdapat papan penunjuk lokasi, beraspal, penerangan jalan yang memadai, dan lebar jalan yang cukup. Sebagai suatu objek wisata yang diharapkan mampu menarik banyak wisatawan untuk berkunjung, Objek Wisata Kampoeng Djowo Sekatul tentunya sesuai dengan standar kepariwisataan dan memiliki daya tarik yang khas.

9 1.7 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan membuat deskripsi atas suatu fenomena sosial/alam secara sistematis, faktual, dan akurat (Wardiyanta, 2006:5). Tahapan penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pengumpulan Data Primer Data primer adalah informasi yang diperoleh dari sumbersumber primer, yakni yang asli, informasi dari tangan pertama atau responden (Wardiyanta, 2006:28-29). Data primer yang diperoleh peneliti berasal dari sumber-sumber primer tentang kepariwisataan Kampoeng Djowo Sekatul yang diperoleh dari hasil observasi, pendokumentasian, wawancara, dan penyebaran angket kepada responden. A. Observasi Peneliti melakukan pengumpulan data melalui pengamatan langsung di Objek Wisata Kampoeng Djowo Sekatul dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui situasi dan kondisi pada objek wisata tersebut, khususnya berupa gambaran umum yang berkaitan dengan fasilitas, penginapan,atraksi wisata, wilayah wisata, jumlah pengunjung, struktur kepengurusan, dan sejarah. B. Pendokumentasian Peneliti melakukan pengambilan foto secara langsungguna menggambarkansituasi dan kondisi pada objek wisata tersebut.

10 Sehingga keakuratan data yang diperoleh sesuai dengan kondisi yang ada. C. Wawancara Peneliti melakukan wawancara secara langsung dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pihak pengelola tentang gambaran umum, profil, sejarah, dan hal lain yang berkaitan dengan Objek Wisata Kampoeng Djowo Sekatul serta wawancara kepada wisatawan yang berada di lokasi tentang gambaran umum menikmati objek wisata ini. D. Angket Penyebaran angket dilakukan secara acak (random) kepada sejumlah wisatawan yang berada di lokasi objek wisata Kampoeng Djowo Sekatul selama beberapa hari. Metode angket dipergunakan untuk mengetahui seberapa besar persepsi wisatawan terhadap komponen daya tarik wisata yang terdapat di Kampoeng Djowo Sekatul. 1) Sampel Sampel menurut Sugiyono (2004:73) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Rangkuti (2005:124) dengan menggunakan teknik sampel acak sederhana (simple random sample) dengan pembatasan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Penentuan sampel menggunakan teknik sampling aksidental, yaitu teknik

11 penentuan sampel berdasarkan kebetulan siapa saja yang dianggap layak dijadikan sebagai sumber data dapat dijadikan sebagai sampel. 2) Populasi Menurut Sugiyono (2004:72) populasi adalah objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini yaitu wisatawan yang berada di Objek Wisata Kampoeng Djowo Sekatul. 2. Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder adalah informasi yang diperoleh secara tidak langsung dari hasil penelitian dan informasi yang sudah pernah dilakukan dan di publikasikan.data sekunder yang digunakan penulis dalam penelitian ini merupakan data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui BAPPEDA Kabupaten Kendal, internet, dan studi pustaka. Studi pustaka yang didapat melalui kajian yang berkaitan dengan kepustakaan dan teori yang berkaitan dengan penelitian ini. Sumber-sumber kepustakaan tersebut diperoleh dari buku, artikel, dan hasil-hasil penelitian (skripsi) yang telah dipublikasikan.

12 3. Klasifikasi Pemilahan Berdasarkan dari sumber-sumber primer dan sekunder yang didapat, kemudian data di pilah-pilah untuk diklasifikasikan. Data pemilahan tersebut berdasarkan pengelompokan jenis data, seperti: domisili, jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, penghasilan perbulan, dan hasil kuesioner komponen daya tarik wisata. Meskipun segmen responden yang sama belom tentu menunjukkan pilihan yang sama. Oleh karena itu diperlukan suatu klasifikasi pemilahan. 4. Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif. Data yang diperoleh dari wisatawan akan dianalisis berdasarkan permasalahan yang diteliti. Berdasarkan hasil klasifikasi atau pengelompokan kemudian data akan dihubungkan, disentesakan, dan diperbandingkan sehingga diperoleh gambaran yang menyeluruh tentang penilaian/persepsi wisatawan yang berkaitan dengan pengembangan Objek Wisata Kampoeng Djowo Sekatul sekaligus untuk mengetahui apakah komponen objek wisata ini mempunyai daya tarik ataupun tidak mempunyai daya tarik. 5. Kesimpulan Kesimpulan merupakan rangkuman atas hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil analisis akan dirangkum dalam suatu kesimpulan.

13 1.8 Sistematika Penulisan Bab I. Pendahuluan, merupakan bab awal yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pusataka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II. Gambaran umum Objek Wisata Kampoeng Djowo Sekatul, merupakan deskripsi tentang informasi umum Objek Wisata Kampoeng Djowo Sekatul, kondisi geografis, kawasan wisata, profil kepariwisataan, fasilitas, sejarah, jumlah kunjungan wisatawan, dan struktur kepengurusan. Bab III. Pembahasan analisis komponen daya tarik wisata Kampoeng Djowo Sekatul. Dalam bab ini di uraikan mengenaiprofil responden, analisis komponen daya tarik wisata Kampoeng Djowo Sekatul, dan strategi pengembangan lebih lanjut. Bab IV. Merupakan bab akhir dari penulisan ini yang berisi kesimpulan dan saran.