BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jumpai. Peningkatan tekanan arteri dapat mengakibatkan perubahan patologis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kurangnya aktivitas fisik (Wild et al., 2004).Di negara berkembang, diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

rumah sakit. Selain hal tersebut, pasien juga dapat mengalami resistensi terhadap obat tertentu (Hayers dkk., 2009). Seperti halnya diagnosa suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. meningkatnya potensi risiko untuk menderita penyakit kronis seperti diabetes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik di negara berkembang maupun di negara maju. Penyakit asma termasuk lima

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. DM tipe 2 di Puskesmas Banguntapan 2 Bantul yang telah menjalani

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan pengobatan dalam jangka waktu yang panjang. Efek

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akhir-akhir ini prevalensinya meningkat. Beberapa penelitian epidemiologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah medication error tidak dapat dipisahkan dengan Drug

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. suatu konsep mengenai perubahan pola kesehatan dan penyakit. Konsep tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi energi yang dibutuhkan oleh otot dan jaringan. Orang yang menderita DM

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberikan pretest (sebelum perlakuan) dan. penelitian kuasi eksperimental dengan metode non-randomized

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) di suatu negara merupakan gambaran dari

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI WANITA USIA TAHUN DI PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT DAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI OBAT PADA PENYAKIT HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN PILL BOX DAN MEDICATION CHART DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN DAN OUTCOME KLINIK GERIATRI KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (lebih dari 60 tahun) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2000 hingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penderita 7,3 juta jiwa (International Diabetes Federation

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease atau penderita tidak

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PELAYANAN KEFARMASIAN RESIDENSIAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI KOTA CILACAP

PENGARUH KONSELING OBAT DALAM HOME CARE TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

BAB I PENDAHULUAN. akibat insufisiensi fungsi insulin (WHO, 1999). Berdasarkan data dari WHO

BAB I PENDAHULUAN. di tahun 2004 (Dieren et al., 2010). DM merupakan kelompok penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada tahun 2025 sebagaian besar orang-orang dengan usia lanjut kemungkinan akan menderita

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang diangkut oleh darah. Penyakit ini bukan merupakan. penyakit syaraf namun merupakan salah satu penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah. penyakit gangguan hemodinamik dalam sistem kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin cepat, kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juga berpengaruh terhadap keadaan sosioekonomi meskipun berbagai upaya. penyakit ini (Price & Wilson, 2006; Depkes RI 2006).

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

INTISARI PENGARUH KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PADA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA RESEP PASIEN UMUM DI UNIT RAWAT JALAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. H.

AKSEPTABILITAS PELAYANAN RESIDENSIAL KEFARMASIAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II TANPA KOMPLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

Saftia Aryzki* dan Alfian R. Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Jl. Flamboyan III/7B Kayu Tangi Banjarmasin 70123

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keluaran klinik yang diharapkan. Kesalahan pemberian obat (drug administration)

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. A DENGAN MASALAH UTAMA KARDIOVASKULER : HIPERTENSI KHUSUSNYA NY. S DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat dari peningkatan taraf hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH) / Angka Harapan Hidup (AHH). Namun peningkatan UHH ini dapat mengakibatkan terjadinya transisi epidemiologi dalam bidang kesehatan akibat meningkatnya jumlah angka kesakitan karena penyakit degeneratif. Perubahan struktur demografi ini diakibatkan oleh peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan menurunnya angka kematian serta penurunan jumlah kelahiran (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Seiring meningkatnya derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk akan berpengaruh pada peningkatan UHH di Indonesia (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Proyeksi penduduk Indonesia menurut Badan Pusat Statistik (2012) proporsi penduduk berusia 15-64 tahun meningkat dari 66,2% pada tahun 2010 meningkat menjadi 67,9% pada tahun 2035. Dan mereka yang berusia 65 tahun ke atas naik dari 5,0% pada tahun 2010 menjadi 10,7% persen pada tahun 2035. Pada saat ini Indonesia diperkirakan merupakan negara dengan jumlah populasi lanjut usia keempat terbesar didunia (Kadar dkk., 2012). Peningkatan jumlah lansia tersebut, berdampak pada munculnya masalah kesehatan, yang terjadi pada lansia berupa masalah fisik, biologi, maupun psikososial (Hutapea, 2005). Roach (2001) menyatakan bahwa lansia cenderung untuk menderita penyakit kronis dan sekitar 80% lansia di dunia menderita 1

2 sedikitnya satu jenis penyakit kronis seperti hipertensi, arthritis, diabetes melitus, dan lain-lain. Data dari hasil studi tentang kondisi sosial ekonomi dan kesehatan lansia yang dilaksanakan Komisi Nasional Lansia di 10 provinsi tahun 2006, diketahui bahwa penyakit terbanyak yang diderita lansia adalah penyakit yang bersifat kronis, seperti: penyakit radang sendi (52,3%), hipertensi (38,8%), anemia (30,7%) dan katarak (23%). Hipertensi merupakan faktor risiko meningkatnya morbiditas dan mortalitas kardiovaskular terutama pada lansia. Beberapa faktor risiko yang dapat berpengaruh terhadap kenaikan tekanan darah pada seseorang antara lain: faktor yang tidak dapat diubah (umur, riwayat keluarga) dan faktor yang dapat diubah (obesitas, perokok, konsumsi alkohol, dan konsumsi makanan yang banyak mengandung garam) (Cahyono, 2008). Selain itu, faktor stres juga berpengaruh pada kenaikan tekanan darah secara bertahap karena dapat meningkatkan aktivitas saraf simpatis (Depkes, 2006). Hipertensi adalah penyakit kronis yang sering terjadi tanpa gejala membutuhkan kontrol yang optimal serta kepatuhan secara terus menerus dalam menjalankan terapinya agar dapat mengurangi risiko terjadinya kardiovaskular, serebrovaskular dan ginjal (Lionakis dkk., 2012). Risiko terjadinya komplikasi kardiovaskuler dan kematian meningkat pada pasien yang tidak patuh terhadap rejimen terapinya (Nelson dkk., 2006). Kepatuhan biasanya menjadi masalah pada pasien dengan penyakit kronis yang membutuhkan modifikasi gaya hidup dan terapi jangka panjang. Ketidakpatuhan pada pasien hipertensi secara

3 potensial dapat meningkatkan morbilitas, mortalitas dan biaya perawatan (Ogedegbe dkk., 2009; Fung dkk., 2007) Beberapa alasan pasien tidak patuh menjalankan terapi antihipertensinya dikarenakan sifat penyakit yang secara alamiah tidak menimbulkan gejala, lupa, terapi yang membutuhkan jangka panjang, ketakutan terhadap efek samping obat, rejimen terapi yang kompleks, efektivitas pengobatan, kurangnya dukungan sosial, depresi, stres, pemahaman yang kurang tentang pengelolaan dan risiko hipertensi serta biaya pengobatan yang tinggi (Morgado dkk., 2011; Lin dkk., 2007; Albrecht, 2011). Ketidakpatuhan menjadi salah satu hambatan / barrier dalam mencapai kesuksesan pengobatan terutama penyakit kronis. Oleh karena itu tenaga kesehatan dituntut untuk berkolaborasi dengan tujuan meningkatkan kepatuhan dalam berobat. Kolaborasi tersebut baik kerjasama antara sesama tenaga kesehatan dibidangnya, antara dokter-farmasis, maupun hubungan farmasis dan pasien itu sendiri. Suatu penelitian menunjukkan keinginan para dokter untuk bekerjasama dengan farmasis lebih lanjut untuk menangani masalah kepatuhan langsung dengan pasien (Laubscher dkk., 2009). Ada beberapa jenis intervensi yang dapat dilakukan oleh farmasis dalam meningkatkan kepatuhan pasien (Dulmen dkk., 2007). Salah satu intervensi yang dapat diberikan oleh farmasis dalam meningkatkan kepatuhan dengan menggunakan medication reminder chart, metode ini adalah sebuah metode yang dapat membantu untuk mengatasi pasien lupa minum obat, dengan cara memberikan tanda pada kolom yang tersedia pada medication reminder chart

4 setelah meminum obatnya. Metode ini dipilih karena murah dan mudah dilakukan serta terbukti dapat meningkatkan kepatuhan penggunaan obat pada pasien geriatri (Gabriel dkk., 1977 ; Conn dkk., 2009). Selain medication reminder chart, pada penelitin ini juga menggunakan pill box, pill box juga dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalankan penggobatannya, pill box membantu pasien untuk memilah dan mengatur obat sesuai dengan jadwal minum obat untuk harian (pagi, siang dan malam) dalam seminggu. Pill box dapat mengatur pengobatan pasien sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pasien termasuk geriatri (Petersen dkk., 2007). Pill box dapat membantu pasien geriatri dengan penyakit kronis dalam menjalankan terapinya, metode ini sangat membantu pasien geriatri yang mulai mengalami penurunan kognitif (Souza dan Santana, 2013). Pill box dan medication reminder chart dari beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan dapat meningkatkan kepatuhan pada lansia. Pill box merupakan kotak obat yang dapat membantu pasien lansia dalam meningkatkan kepatuhan (Souza dan Santana, 2013; Petersen dkk., 2007), sedangkan medication reminder chart merupakan buku catatan pengobatan pasien yang diberi tanda setelah pasien meminum obatnya (Conn dkk., 2009). Terdapat beberapa metode dalam pengukuran kepatuhan pasien terhadap pengobatan. Pada penelitian ini identifikasi kepatuhan pasien dilakukan menggunakan instrument kuesioner Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8) yang dikembangkan oleh Morisky dkk. Kuesioner ini telah diuji memiliki reliability yang tinggi (0,83) serta mempunyai sensitivitas dan spesifitas

5 yang tinggi (Morisky dkk., 2008). Olivera - Filho dkk (2012) menggunakan kuesioner ini untuk mengukur kepatuhan pasien terhadap pengobatan. Kepatuhan pasien juga dievaluasi melalui jumlah sisa obat (pill count) saat pasien kontrol pada pemeriksan periode berikutnya. Metode pill count ini cukup akurat digunakan untuk mengukur kepatuhan pasien terhadap pengobatan (Lee dkk., 2007) Berdasarkan hasil wawancara pada observasi awal yang dilakukan sebelum penelitian dimulai pada bulan Desember 2015, diketahui bahwa penyakit kronis yang dialami oleh geriatri rawat jalan dua rumah sakit di Kota Batam mayoritas adalah hipertensi, oleh karena itu perlu dilakukan upaya dalam meningkatkan kepatuhan sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien dengan adaya perbaikan klinis. Upaya farmasis yang dilakukan pada penelitian ini yaitu intervensi berupa pemberian pill box dan medication reminder chart dalam meningkatkan kepatuhan, khususnya pada pasien geriatri dengan hipertensi. Dua rumah sakit di Kota Batam yang dijadikan sebagai tempat penelitian merupakan sarana kesehatan dengan jumlah kunjungan pasien hipertensi yang cukup banyak akan tetapi peran farmasis untuk memberikan intervensi dalam meningkatkan kepatuhan belum berjalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan medication reminder chart dan pill box dalam membantu pasien geriatri meningkatkan kepatuhan dan outcome klinik pasien geriatri dengan hipertendi di Kota Batam. Penelitian mengenai intervensi farmasis terhadap peningkatan kepatuhan dan outcome klinik

6 pasien geriatri dengan hipertensi belum pernah di lakukan sebelumnya di dua rumah sakit Kota Batam. B. RumusanMasalah 1. Adakah pengaruh pemberian pill box terhadap tingkat kepatuhan dan outcome klinik pada pasien geriatri dengan penyakit hipertensi dalam penggunaan obat antihipertensi? 2. Adakah pengaruh pemberian medication reminder chart terhadap tingkat kepatuhan dan outcome klinik pada pasien geriatri dengan penyakit hipertensi dalam penggunaan obat antihipertensi? 3. Adakah perbedaan pemberian pill box dan medication reminder chart dalam meningkatkan kepatuhan dan outcome klinik pada pasien geriatri dengan hipertensi? C. KeaslianPenelitian Beberapa penelitian telah dilakukan berkaitan dengan upaya peningkatan kepatuhan pasien, namun demikian sejauh pengetahuan peneliti belum ada penelitian sejenis yang dilakukan seperti pada penelitian ini. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat antara lain: 1. Conn dkk (2009). Interventions to Improve Medication Adherence Among Older Adults:Meta-Analysis of Adherence Outcomes Among Randomized Controlled Trials. Penelitian ini merupakan meta analisis dari beberapa penelitian mengenai beberapa intervensi untuk meningkatkan kepatuhan dan outcome klinik pasien lansia. Penelitian ini berbeda dari segi waktu tempat dan pasien yang berbeda.

7 2. Mulyasih dkk (2011). Pengaruh konseling apoteker terhadap hasil terapi pasien hipetensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Mulyasih menunjukkan bahwa konseling dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan. Penelitian ini berbeda dari segi intervensi yang diberikan oleh farmasis, waktu, serta tempat penelitian. 3. Putri (2012) Analisis efektivitas pemberian konseling dan pemasangan poster terhadap tingkat kepatuhan dan nilai tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Bakti Jaya Kota Depok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konseling lebih efektif dalam meningkatkan kepatuhan dan hasil terapi pasien hipertensi. Perbedaan penelitian ini yaitu intervensi yang diberikan oleh farmasis, waktu serta tempat penelitian. 4. Dewi (2014) Evaluasi pengaruh konseling farmasis terhadap kepatuhan dan hasil terapi pasien hipertensi anggota program pengelolaan penyakit kronis (prolanis) pada dokter keluarga di kabupaten kendal. 5. Petersen (2007) Pill Box organizer are Associated with improved adherence to HIV antiretroviral therapy and viral suppression: A marginal structural model analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pill box mampu meningkatkan kepatuhan pada pasien HIV. 6. Mira dkk (2014) A Spanish Pill Box App for Elderly Patients Taking Multipel Medication : Randomized Controlled Trial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pill box app mampu meningkatkan kepatuhan pada pasien lansia dengan multipel pengobatan.

8 Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan dilihat dari tujuan penelitian, alat yang digunakan, waktu, serta lokasi penelitian. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan dan penyebab terjadinya problem kepatuhan pada pasien geriatri serta melihat pengaruh penggunaan pill box dan medication reminder chart terhadap peningkatan kepatuhan dan outcome klinik pasien geriatri dalam penggunaan obat. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Bagi peneliti akan sangat bermanfaat dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah serta melatih komunikasi dengan pasien, meningkatkan pengalaman dan pengetahuan peneliti dalam mengembangkan research based learning. 2. Bagi Fakultas Farmasi Hasil penelitian dapat bermanfaat bagi institusi pendidikan farmasi, khususnya dibidang farmasi klinik, serta sebagai salah satu wujud Tridharma Perguruan Tinggi (akademik, penelitian, dan pengabdian masyarakat) dalam meningkatkan kepatuhan masyarakat khususnya lansia untuk menjalankan terapinya dan menjadi bahan masukan untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi bagi masyarakat dalam menjaga kesehatannya dan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya kepatuhan dalam menjalankan terapi khususnya penyakit hipertensi. Serta

9 memperkenalkan kepada masyarakat akan manfaat pill box dan medication reminder chart. 4. Bagi Rumah Sakit di Kota Batam Sebagai masukan bagi rumah sakit untuk menggalakkan program edukasi bagi pasien geriatri dengan hipertensi dalam rangka meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapinya dengan menggunakan pill box dan medication reminder chart. Sera sebagai masukan bagi farmasis rumah sakit untuk meningkatkan perannya dalam meningkatkan kepatuhan pasien geriatri dalam menjalankan terapinya dengan menggunakan pill box dan medication reminder chart. E. TujuanPenelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui pengaruh pill box terhadap tingkat kepatuhan dan outcome klinik pada pasien geriatri dengan penyakit hipertensi dalam penggunaan obat antihipertensi? 2. Mengetahui pengaruh medication reminder chart terhadap tingkat kepatuhan dan outcome klinik pada pasien geriatri dengan penyakit hipertensi dalam penggunaan obat antihipertensi? 3. Mengetahui perbedaan pill box dan medication reminder chart dalam meningkatkan kepatuhan dan outcome klinik pada pasien geriatri dengan hipertensi?