BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Dalam Negara manapun remaja adalah penerus. pertanda akan merosotnya akhlak anak bangsa. 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa menunjukkan cermin pribadi seseorang. Karakter, watak, atau pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah minimnya nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bangsa yang memiliki karakter tangguh lazimnya tumbuh berkembang

BAB VI PENUTUP. Pada bab ini akan dikemukakan mengenai A) Kesimpulan; B) Implikasi; dan C) Saran.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.

Peran Program Mentoring dalam LDK GAMAIS ITB (Keluarga Mahasiswa Islam) dalam Meningkatkan Pemahaman Agama Islam Mahasiswa Islam ITB

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam. Undang Undang No 2/1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah bentuk dari proses pembelajaran manusia mengenai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). SDM yang unggul yang

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan. narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. harkat dan martabat bangsa dapat terjaga. Pemerintah telah mencanangkan program

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

MODEL PENDIDIKAN AKHLAK DI MADRASAH TSANAWIYAH AL ISLAM JORESAN MLARAK PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, menjadi tantangan serius bagi dunia pendidikan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,

BAB I PENDAHULUAN. ini. Akan tetapi, perkembangan teknologi dan industri yang menghasilkan budaya teknokrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap anak mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu dibutuhkan sistem pendidikan dan manajemen sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Erni Purnamasari, 2015 PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. nasional.pada Pasal 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2003Tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana seseorang bertindak dan berprilaku. moral. Etika pergaulan perlu di terapkan misalnya (1) Berpakaian rapi di

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.

BAB I PENDAHULUAN. Tidak mungkin ada orang tua yang berharapan jelek terhadap anak-anaknya.

BAB I PENDAHULUAN. masalah dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang memiliki akhlak, moral, dan budi pekerti yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi atau alat interaksi yang digunakan oleh manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Beberapa dekade lalu, orang tua sering menjodohkan anak mereka dengan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, masyarakat Indonesia mengalami. perkembangan yang sangat cepat. Era ini memiliki potensi untuk ikut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah isu sepanjang zaman. Pendidikan adalah sebuah proses

I. PENDAHULUAN. manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah ialah karena dirasakan tidak efektifnya lembaga-lembaga. reformulasi ajaran dan pendidikan Islam.

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

BAB I PENDAHULUAN. membiasakan anak dengan prinsip-prinsip hidup yang mencerminkan kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak didik untuk menjadikan putra-putrinya sebagai manusia yang

BAB V PENUTUP. analisis bahasan utama pada tesis ini ada tiga hal yaitu: 1. Bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. begitu, seorang guru pendidikan agama Islam harus mampu mendidik. keselamatan dunia maupun di akhirat kelak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran, keikhlasan, kejujuran,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Akhlak dapat terbentuk. Dalam kehidupan sehari-hari akhlak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia. Keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak, masing-masing memiliki

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN. wajib diberikan pada setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan (Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas individu, baik

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain, maka mereka

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan. negara (Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, 2013: 1).

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yakni Al-Qur`an dan Hadits yang di dalamnya. Akhlak dalam Islam merupakan salah satu aspek yang sangat penting.

BAB 1 PENDAHULUAN. wajib untuk Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar. Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era modern merupakan era yang ditandai dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. penyiapan sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran dan pendidikan agama dari guru Pendidikan Agama Islam.

PENGARUH PEMAHAMAN AJARAN ISLAM DAN KONSEP DIRI TERHADAP PARTISIPASI DALAM KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI FKIP UMS ANGKATAN 2007 / 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini permasalahan yang terjadi di kalangan remaja semakin beragam. Permasalahan yang muncul tidak

BAB I PENDAHULUAN. harus dijaga, di asuh dengan sebaik-baiknya. Kiranya semua setuju dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Guru dan siswa dalam dunia pendidikan merupakan dua komponen penting,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita ketahui bahwa keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan

BAB I PENDAHULUAN. didik, bertujuan untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja punya peranan yang sangat penting dalam mengisi pembangunan. Dalam Negara manapun remaja adalah penerus pembangunan. Demikian halnya juga di Indonesia, tidak terlepas dari hal ini. Merosotnya akhlak generasi muda dalam hal ini remaja, merupakan pertanda akan merosotnya akhlak anak bangsa. 1 Akhir-akhir ini, ketidakmampuan remaja dalam menyaring budaya yang datang dari luar merupakan penyebab merosotnya akhlak para penerus tonggak bangsa ini. Belum lagi lingkungan di mana mereka tinggal yang terkadang tidak mendukung pembentukan akhlak mereka. Remaja dewasa ini lebih mencintai budaya yang didatangkan dari luar. Media masa merupakan salah satu faktor penting yang mempunyai pengaruh dalam pembentukan kepribadian remaja. Pemutaran film-film yang kurang mendidik akhlak generasi sangat disayangkan. Bahkan lebih rusaknya lagi, remaja dewasa ini tidak jarang berhubungan dengan lawan jenis tidak sesuai aturan syara. Mereka menganggap seolah-olah itu hal yang biasa, demikian juga dengan orang-orang yang menyaksikan hal tersebut, seakan mereka menutup mata. 1 Merosotnya Moral Remaja http://www.kompasiana.com/muhamadrasta/merosotnyamoral-remaja (diakses 13 Mei 2015) 1

2 Semestinya, dalam menampilkannya, baik di film-film maupun di media massa seharusnya lebih memperlihatkan budaya yang baik untuk ditiru oleh generasi bangsa ini, harus banyak mengandung pesan moral yang bermanfaat, bukan sebaliknya membuat kepribadian generasi bangsa ini keluar dari etika dan norma. Juga hal ini akan terus dibiarkan, maka bukan suatu keniscayaan akan hancurnya bangsa ini. Penggunaan busana yang terkadang memperlihatkan sebagian dari anggota tubuh mahasiswa maupun pelajar, busana yang kecil ukurannya. Mendewakan akal juga merupakan suatu faktor yang berpengaruh terhadap kepribadian anak remaja. Kebebasan berpikir yang tanpa di landasi dengan norma dan etika agama yang memadai ini, banyak membuat kalangan anak remaja menjadi tidak berakhlak. Hal ini dapat kita lihat keberanian mereka dalam membantah perkatan serta nasihat orang tua. Keluarga juga terkadang membuat anak remaja menjadi tidak berakhlak. Pendidikan dalam keluarga yang merupakan faktor penting dalam pembentukan kepribadian remaja karena banyak waktu yang tersedia dalam keluarga. Menyikapi perubahan kurikulum Tahun 2013, Menteri Agama mengharapkan ditambahnya jam pelajaran agama. Anak didik kita perlu ada penanaman agama yang memadai, salah satunya adalah memberikan 2

3 waktu yang lebih banyak untuk memberikan pendidikan agama kepada anak-anak kita, ujar Menteri Agama. 2 Penambahan jam pelajaran agama salah satunya materi tentang akhlak sangat memberikan dampak yang positif bagi para peserta didik. Banyak lembaga pendidikan tidak mengesampingkan pendidikan budi pekerti (akhlak). Berbagai cara telah ditempuhnya guna dapat menghasilkan output pendidikan budi pekerti yang matang. Berbagai model pendidikan budi pekerti (akhlak) pun telah ditempuhnya. Salah satu lembaga pendidikan yang menerapkan model pendidikan akhlak yang tepat adalah Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo. Peneliti tertarik untuk meneliti model pendidikan akhlak di lembaga tersebut karena Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Mlarak Joresan Ponorogo banyak menghasilkan alumni yang berakhlak baik. Realita menunjukkan secara individual maupun sosial para alumni bersikap santun dalam pergaulan bermasyarakat, beribadah dengan tekun, peduli terhadap lingkungan sekitar, sopan, ramah dan memiliki kapabilitas tinggi dalam berakhlak. Bahkan tidak mudah terpengaruh oleh budaya asing yang akan mengikis kepribadian mereka. Berdasarkan latar belakang tersebut diharapkan pendidikan akhlak yang ada di Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo dapat menjadi model pendidikan akhlak sebagai referensi membangun moral bangsa Indonesia yang mulai merosot. Oleh sebab itu dalam 2 Jam Pelajaran Agama Dipotimalkan http://www.jpnn.com/read/ 2013/02/14/158350/ Jam-Pelajaran-Agama-Dioptimalkan (diakses 13 Mei 2015) 3

4 penelitian ini, kami akan membahas tentang Model Pendidikan Akhlak di Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo dalam membangun moral bangsa yang merupakan salah satu madrasah yang mengajarkan tentang pendidikan akhlak. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apa materi pendidikan akhlak yang diberikan kepada siswa di Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo? 2. Bagaimana model pendidikan akhlak di Madrasah Tsanawiyah Al- Islam Joresan Mlarak Ponorogo? 3. Apa kelebihan dan kekurangan pendidikan akhlak di Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengeksplorasi atau menggambarkan materi pendidikan akhlak yang diberikan kepada siswa di Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo. 2. Untuk mengeksplorasi atau menggambarkan model pendidikan akhlak di Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo. 4

5 3. Untuk mengeksplorasi atau menggambarkan kelebihan dan kekurangan pendidikan akhlak di Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu khasanah keilmuan di bidang pendidikan akhlak khususnya para pengelola pendidikan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti Dari hasil penelitian ini peneliti dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam penelitian serta dapat menyeleksi model pendidikan akhlak yang sesuai dengan situasi dan kondisi anak didik. b. Bagi Lembaga Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Joresan Mlarak Sebagai bahan pertimbangan untuk memilih berbagai model pendidikan akhlakyang sesuai dengan visi misi di Lembaga tersebut sehingga proses pendidikan akhlak yang ditanamkan kepada anak didik bisa diamalkan pada kehidupan mereka seharihari. 5

6 E. Sistematika Penulisan Adapun penulisan dalam skripsi ini terdiri dari lima bab yang terdiri dari: Bab pertama pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab kedua teori, tinjauan pustaka dan landasan teori yang terdiri dari pengertian pendidikan, pengertian akhlak, pengertian pendidikan akhlak, model-model pendidikan akhlak, dasar dan tujuan pendidikan akhlak. Bab ketiga berisi tentang metode penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, kahadiran peneliti, lokasi penelitian, data dan sumber data, prosedur pengumpulan data, pengecekan keabsahan data, analisis data, dan tahapan-tahapan penelitian. Bab keempat gambaran umum lokasi penelitian, paparan data dan analisis hasil temuan yang terdiri dari materi pendidikan akhlak yang diajarkan kepada siswa di Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Joresan Mlarak, model-model pendidikan akhlak dan kelebihan pendidikan akhlak yang diterapkan di Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo. Bab kelima penutup yang meliputi kesimpulan dan saran dari peneliti tentang hasil penelitian yang diadakan. 6