AGROFORESTRI UNTUK TANTANGAN LINGKUNGAN

dokumen-dokumen yang mirip
AGROFORESTRY : SISTEM PENGGUNAAN LAHAN YANG MAMPU MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DAN MENJAGA KEBERLANJUTAN

SIMULASI DAMPAK PENGGUNAAN LAHAN AGROFORESTRY BERBASIS TANAMAN PANGAN PADA HASIL AIR DAN PRODUKSI PANGAN (Studi Kasus DAS Cisadane, Jawa Barat)

KONTRIBUSI AGROFORESTRI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN DAN PEMERATAAN PENDAPATAN MASYARAKAT PENGELOLA HUTAN KEMASYARAKATAN DI SESAOT LOMBOK

Seminar Internasional

MODULE 7. LANSKAP PERTANIAN DAN HIDROLOGI

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

2017 PERTANIAN BERLANJUT

Studi kasus (lanjutan)

AGROFORESTRI KOMPLEKS DI BANTAENG, SULAWESI SELATAN: PENTINGNYA PERAN PETANI SEBAGAI AGEN PENYANGGA KEANEKARAGAMAN HAYATI TUMBUHAN

ABSTRACT. Keywords: land degradation, tobacco, income, erosion, agro-technology, slit pit

PENDUGAAN CADANGAN KARBON PADA TEGAKAN AGROFORESTRI (STUDI KASUS DI DESA PARBABA DOLOK)

Pekerjaan yang Layak untuk Ketahanan Pangan

Model simulasi untuk mengelola interkasi Pohon-Tanah-Tan. Semusim. 1. Agroforestri di Indonesia. 2. Interaksi Pohon-Tanah-Tan.

PENDAHULUAN. Ekosistem /SDAL memiliki nilai guna langsung dan tidak langsung

PENENTUAN INDEKS KUALITAS TANAH BERDASARKAN PARAMETER LAPANGAN DI SUB DAS JOMPO JEMBER

Agroforestri pada Tanah Masam di Daerah Tropis:

APAKAH KEANEKARAGAMAN SPESIES POHON DALAM AGROFORESTRI KARET DAPAT MEMPERTAHANKAN CADANGAN KARBON?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Tantangan dan strategi pembangunan berkelanjutan melalui pengelolaan sumberdaya alam dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi

PENGARUH IMBAL JASA LINGKUNGAN TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Disampaikan pada Kegiatan Alih Teknologi Jasa Lingkungan, 23 Mei 2013

KONSEP SISTEM DALAM SISTEM USAHATANI TERPADU

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-November Penelitian ini

INTERAKSI ANTARA AGROEKOSISTEM DENGAN EKOSISTEM ALAMI

Dampak Kegiatan Manusia Terhadap Perubahan Siklus Air Yang Memicu Kelangkaan Air Dunia

Estimation of Carbon Stocks in Coffee Plantation in East Java. Summary

ILMU PERTANIAN. Bab 1. Pendahuluan

MANFAAT BIODIVERSITAS DALAM LANSKAP AGROEKOSISTEM BAGI PRODUKSI PERTANIAN

Judul. Rehablitasi Lahan Dan Hutan Melalui Pengembangan Hkm Untuk Peningkatan Daya Dukung DAS Moyo Kabupaten Sumbawa Lembaga Olah Hidup (Loh)

Hubungan tanah dingin dan usaha pemupukan pada sistem bera

Environmental Degradation and Natural Resources Conservation

PENDUGAAN KANDUNGAN KARBON DI ATAS PERMUKAAN TANAH PADA KAWASAN ARBORETUM UNIVERSITAS RIAU

SIMPOSIUM NASIONAL DAN INTERNASIONAL KELAUTAN DAN PERIKANAN IV

PT. MYRZ Indonesia. Rp ,-/pax/training.

Analisis Perubahan Iklim Bagi Pertanian di Indonesia

Sistem Penggunaan Lahan dalam Analisa OppCost REDD+

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENAKSIRAN TINGKAT EMISI DAN SEQUESTRASI KARBON DI JAWA TIMUR ABSTRACT

WaNuLCAS. Model Simulasi Untuk Sistem Agroforestri. Diedit oleh: Kurniatun Hairiah, Widianto, Sri Rahayu Utami dan Betha Lusiana

PTI4208 Pertanian Berlanjut Bab 1 Pendahuluan

Pembahasan Kebijakan Pengembangan Food Estate di Merauke

PENGEMBANGAN LABORATORIUM LAPANGAN INOVASI PERTANIAN (LLIP) KAWASAN PERBATASAN RI-RDTL PROVINSI NTT

FOREST LANDSCAPE RESTORATION

DEGRADASI DAN REHABILITASI HUTAN TROPIKA BASAH (KAJIAN FALSAFAH SAINS) PAPER INDIVIDU MATA AJARAN PENGANTAR FALSAFAH SAINS OLEH PRIJANTO PAMOENGKAS

TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN

SISTEM AGROFORESTRI SEBAGAI ALTERNATIF HADAPI PERGESERAN MUSIM GUNA PENCAPAIAN KEAMANAN PANGAN

Simulasi dampak perubahan tutupan lahan terhadap neraca air di DAS dan Sub-DAS Rejoso menggunakan Model GenRiver

SAMBUTAN KETUA UMUM KADIN INDONESIA SURYA BAMBANG SULISTO CLOSING SESSION JAKARTA FOOD SECURITY SUMMIT Februari 2012

JUDUL PENELITIAN PENGUSUL

Panduan Pengguna Untuk Reboisasi Lahan Kritis. Indonesia 2050 Pathway Calculator

Konsep Usahatani Terpadu : Tanaman Pangan dan Ternak FAKULTAS PETERNAKAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI Fakultas Pertanian Universitas Jember Tahun Akademik 2014/2015

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

Fahmuddin Agus dan Achmad Rachman Peneliti Balitbangtan di Balai Penelitian Tanah

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

SKRIPSI. Oleh : Puji Nurcahyanti H

Section 1 OUR PROFILE & EXPERIENCE

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI MELALUI UPBS UNTUK MENDUKUNG PENYEDIAAN LOGISTIK BENIH DI SUMATERA UTARA

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN SUMBERJAYA, KABUPATEN LAMPUNG BARAT, PROPINSI LAMPUNG

BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI

VALIDASI DATA PENGUKURAN KARBON HUTAN

6 Simulasi model WaNuLCAS: model penggunaan Air, Hara dan Cahaya pada Sistem Agroforestri

II. TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi. Dapat juga dikatakan bahwa sumberdaya adalah komponen dari

Terms Of Reference Round Table Discussion 1 Rawa Tripa, penyangga kehidupan masyarakat Nagan Raya

Panduan Pengguna Untuk Reboisasi Lahan Kritis. Indonesia 2050 Pathway Calculator

Negara berkembang [Indonesia] 60-70% agriculture. Tanaman dan ternak produksi dari satu area pertanian

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. Pertambahan penduduk merupakan faktor utama pendorong bagi upaya

Pengenalan perubahan penggunaan lahan oleh masyarakat pinggiran hutan. (Foto: Kurniatun Hairiah)

Studi Praktek Agroforestri di Desa Talawaan Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara

IMBAL JASA LINGKUNGAN DALAM PELESTARIAN SUMBER DAYA AIR (Studi kasus : Kabupaten Karanganyar Kota Surakarta) TUGAS AKHIR

APP melaporkan perkembangan implementasi pengelolaan lahan gambut

PERANAN LAHAN BERBASIS AGROFORESTRI TERHADAP NERACA AIR DI DAS BIALO, SULAWESI SELATAN

Oleh : Sri Wilarso Budi R

03/03/2016. Bidang kepakaran seorang peneliti dapat luas sekali

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Yusrani Dwi Paulina Malau a*, Rahmawaty b, Riswan b. b Staf Pengajar Program Studi Kehutanan Universitas Sumatera Utara

Peran dan Kontribusi K/L: Implementasi Kajian Risiko dan Dampak Perubahan Iklim

I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

PENGEMBANGANN RANTAI NILAI PADI BERKELANJUTAN DI KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH

PENDAHULUAN Latar Belakang

Mendorong Petani Kecil untuk Move Up atau Move Out dari Sektor Pertanian

PERAN PENYULUHAN AGROFORESTRI DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN MASYARAKAT PEDESAAN DI SULAWESI TENGGARA

PENTINGNYA PENDEKATAN NERACA AIR DALAM PEMBANGUNAN HUTAN RAKYAT YANG PRODUKTIF DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

KEBUN BELAJAR AGROFORESTRI (KBA) : KONSEP DAN PEMBELAJARAN DARI SULAWESI SELATAN DAN TENGGARA

Seminar dengan tema Penentuan Kebutuhan Hutan Tetap Lestari untuk Mendukung Pencapaian SDGs

BRIEF Volume 11 No. 01 Tahun 2017

Impact of Climate Variability on Agriculture at NTT

Pengukuran Biomassa Permukaan dan Ketebalan Gambut di Hutan Gambut DAS Mentaya dan DAS Katingan

Selamat!!!! Selamat!!!! MINGGU III Monday, February 19, /19/2018. Dr. SYARTINILIA, SP, MSi [ ]

PELUANG EKSPOR FLORIKULTURA INDONESIA

The introduction part (2)

Pertemuan Koordinasi GCF

PANDUAN MENGGUNAKAN MODEL WaNuLCAS Versi 2.06

De Foresta H, K. A. (2000). Agroforest khas Indonesia - Sebuah Sumbangan Masyarakat. In Ketika Kebun Berupa Hutan (p. 249). Bogor: ICRAF.

PENDUGAAN POTENSI KEBUN KARET RAKYAT SEBAGAI CADANGAN KARBON DI KECAMATAN CEMPAKA KOTA BANJARBARU PROPINSI KALIMANTAN SELATAN

PERTANIAN BERLANJUT SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Soni Keraf. ETIKA LINGKUNGAN HIDUP, hal Emil Salim. RATUSAN BANGSA MERUSAK SATU BUMI, hal

Seminar Nasional Agroforestri 5, Ambon, November : Kebun Belajar Agroforestri (KBA): Konsep dan Pembelajaran dari Sulawesi Selatan dan Tenggara

SCALING SOLUTION OF LAND USE CHALLENGES. Musdhalifah Machmud Deputy to Coordinating Minister for Food and Agriculture

Pemantauan dan Evaluasi

Transkripsi:

LAPORAN PERJALANAN KE INDIA (4-10 Desember 2016) AGROFORESTRI UNTUK TANTANGAN LINGKUNGAN Oleh Kurniatun Hairiah K ekeringan, adalah masalah utama di India utara! Kekeringan sangat berat, ketersediaan air bersih dan air minum sangat terbatas, masyarakat miskin semakin terhimpit dan menjerit! Kekeringan terjadi dalam skala yang luas di wilayah Utta Pradesh pada tahun 2004 2007 dan terjadi lagi pada tahun 2014 hingga saat ini. Rata-rata curah hujan sekitar 750 mm/tahun, sehingga daerah tersebut merupakan salah satu hot-spot kekeringan. Degradasi tanah, tutupan lahan yang terbuka dan kemiskinan. Sekitar 80% sumur umum yang tersebar di wilayah tersebut mengalami kekeringan di akhir musim penghujan, masyarakat menderita kekurangan air minum, sehingga banyak migrasi ke kota lain untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Ternak juga menderita kekurangan air dan pakan. Pada kondisi tersebut, intervensi managemen air di seluruh landsakap sangat dibutuhkan. Salah satu tawarannya adalah dengan menanam pohon lebih banyak di lahan pertanian, secara teknis dikenal dengan sistem Agroforestry, adalah dasar strategi untuk meningkatkan resiliensi terhadap kekeringan. Indian Counsel Agricultural Research (ICAR) bekerja sama dengan Central Agroforestry Research Institute (CAFRI), Jhansi, dan ICRISAT Hyderabat- India telah melakukan beberapa seri penelitian di wilayah kering Bundelkhand untuk mendapatkan solusi yang lebih komprehensif (ekonomi, biofisik dan social). Penelitian dilaksanakan di area seluas 7,17 juta ha yang tersebar mulai dari sentral India, yang mencakup 7 distrik salah satunya adalah Jhansi. Masyarakat Agroforestry India berusaha membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya jasa lingkungan dan nilai penting yang dapat diperoleh dari Agroforestry systems, untuk itu dilakukan 2 kegiatan yang berurutan: (A) Nasional Symposium on Agroforestry for environmental challenges, sustainable land use, biodiversity conservation and rural livelihood options, (3-5 Desember 2016), dan (B) Training Ecosystem Services in Agroforestry: Concept, Theory and Practice, (6-9 December 2016). Halaman 1

(A) Nasional Symposium on Agroforestry for environmental challenges, sustainable land use, biodiversity conservation and rural livelihood options (3-5 Desember 2016) Symposium diselenggarakan oleh Indian Society of Agroforestry, Jhansi yang bekerjasama dengan Central Agroforestry Research Institute (CAFRI), Jhansi dan ICAR- Indian Council Agricultural research, dan World Agroforestry Centre, South Asia Regional Programme, New Delhi. Symposium dihadiri oleh sekitar 100 orang participant dari berbagai institute di India. Berbagai makalah disajikan dalam oral presentasi dan posters. Symposium dibagi dalam 4 thema utama: (1) Agroforestry systems for climate resilient agriculture, (2) Agroforestry systems for food security and rural livelihood options, (3) Bio-resource and energy management, (4) Scio economic and policy issues in Agroforestry. Pada tanggal 5 Desember 2016, ketua Research Group Agroforestry- UB, Malang (Prof. Kurniatun Hairiah) mempresentasikan makalah berjudul: Maintaining soil health in smallholder cacao agroforestry systems sebagai pembicara pertama dalam Thema 2 yaitu Agroforestry systems for food security and rural livelihood options (Gambar 2). Sebenarnya presentasi tersebut harus dilakukan pada tanggal 4 Desember 2016, namun akibat cuaca buruk di seluruh India sehingga banyak sarana transportasi mengalami keterlambatan yang mengakibatkan banyak acara yang telah direncanakan menjadi kacau. Gambar 1. Presentasi makalah oleh Prof. Dr. Kurniatun Hairiah dan penyerahan plakat kehormatan sebagai pembicara dari luar India/internasional. Halaman 2

Seminar ditutup pada tanggal 5 Desember 2016 pukul 13.00 di kampus CRAFSI, Jhansi. Sebelum acara ditutup, diberikan beberapa reward kepada petani yang active dalam konservasi lahan, dan pembagian hadiah bagi para pemenang presentasi poster (Gambar 2). Gambar 2. Penutupan acara seminar nasional oleh Director CAFRI dan Chief of Scientist ICRAF, Nairobi Prof. Dr. Meine Van Noordwijk (A dan B), peserta symposium (C) dan pembagian hadiah sebagai apresiasi kepada petani yang telah active terhadap konservasi tanah dan air (D) Halaman 3

(B) Kegiatan Training Ecosystem Services in Agroforestry: Concept, Theory and Practices, Jhansi, 6-9 December 2016 Gambar 3. Peserta training yang terdiri dari 35 orang pria foto bersama di Gedung CAFRI, Janshi Training dilaksanakan di ICAR-CAFRI, Jhansi, diikuti oleh 35 orang (peneliti bergelar Dr dan tenaga pendamping/lsm yang relevan di area Jhansi, yang menarik untuk disoroti adalah peserta training hanya pria saja!) Nara sumber dalam training didukung oleh ICRAF South Asia, New Delhi dan ICRAF-Bogor. Tiga orang narasumber adalah Prof Dr. Meine van Noordwijk (Global environmental services), Dr. Betha Lusiana (WaNuLCAS modelling), dan Prof. Dr. Kurniatun Hairiah (ketua RG Agroforestry, Brawijaya University) bertanggung jawab dalam Below-ground Biodiversty, Function and environmental services, dan Carbon measurement in Agroforestry landscape. Program empat hari training Ecosystem Services in Agroforestry System ini mencakup 4 hal yang saling berurutan ditampilkan dalam Gambar 4, sedang susunan progam yang lebih rinci ditampilkan dalam Tabel 1. Halaman 4

Gambar 4. Trainimg program dan keterkaitan antara struktur dalam lanskap, fungsinya, jasa lingkungan, manfaat dan nilainya bagi manusia Tabel 1. Program training Ecosystem Services di Jhansi, India Day/Time Agenda Resource Persons Day 1 Introduction of ES and quantification of ES Tuesday, 6 Dec 2016 8:30 9:00 Opening and welcoming the participants (30 ) CAFRI, ICRAF 9:00-10:30 Structure of the training: ES, PES, valuation, quantification Meine van Noordwijk and empirical cases. Scope of Negotiation Support Systems (NSS) tools Betha Lusiana Concept of ecosystem services and functions (watershed, biodiversity and carbon sequestration) - Definition and typology - Concept of nested scale landscape approach (tree, farm, micro-watershed, regional, global level) Discussion (30 ) 10:30 10:45 Coffee break 10:45 11:45 Agroforestry and soil health: Linking trees, soil biota and ecosystem services with climate smart agroforestry Discussion (30 ) 12:30 13:30 Lunch break 13:30 15:00 Introductions to ES assessment, quantification and mapping Rapid Hydrological Assessment and case study Kurniatun Hairiah Betha Lusiana Discussion (30 ) 15:00 15:15 Coffee Break 15:15 16:45 Rapid Carbon Assessment at plot and landscape Tree diversity assessment Discussion (30 ) 16:45 17:00 Closing and preparation for Day-2 Kurniatun Hairiah Halaman 5

Day/Time Agenda Resource Persons Day 2 Wednesday, 7 Introduction to PES and Monitoring and Evaluation of ES and PES Dec 2016 09:00 09:30 Summary and reflection of Day-1 09:30 10:30 Valuation and economic assessment of changes in ecosystem services. Meine van Noordwijk - Classification of economic and ES valuation - Valuation techniques and case study 10:30 10:45 Coffee Break 10:45-12:30 Experiment on the conservation auction (60 ) Discussion (30 ) Betha Lusiana Introduction on Payment for Ecosystem Services (PES) (15 ) 12:30 13:30 Lunch Break 13:30 15:00 Payment for Ecosystem Services (PES) Myths and realities; Scope of PES, Co-investment for landscape stewardship Connecting the ES providers and beneficiaries, potential of public funds. How can PES help our farming communities? Scenario in developing and developed world Participatory approach in monitoring changes in ES for evaluation and impact assessment of PES Meine van Noorwijk Betha Lusiana 15:00 15:15 Coffee Break 15:15-16:30 Presentation on studies conducted in the field trip, current workplan of the participants Intial discussion on what to be observed in the field 16:30-17:00 Closing Day 3 Thursday, 8 December 2016 Day 4 Friday, 9 December 2016 CAFRI Field trip Observing field situation and discussing with local farmers related to water issue in Jhansi if possible Demonstration on earthworm sampling from Agroforestry systems Future Agenda 09.00 12.30 Demonstration on tree- soil- crop- interaction using WaNuLCAS model Betha Lusiana Meine van Noordwijk 12:30 13:30 Lunch Break 13:30 17:00 Brainstorming on the next step Wrap up Closing Meine van Noordwijk Local committee Halaman 6

Pelaksanaan training Tujuan pelaksanaan training adalah meningkatkan (a) pemahaman peserta akan struktur, fungsi, layanan lingkungan, dan value Agroforestry, (b) meningkatkan ketrampilan peserta dalam mengestimasi layanan lingkungan. Sebelum training dimulai, director CAFRI Dr. O.P Chaturvedi memaparkan masalah kekeringan yang dihadapi di wilayah Jhanshi yang merupakan hot-spot area of degraded soil (Gambar 5). Intervensi pemerintah telah dilakukan melalui Agroforestry melalui program penanaman pohon buah-buahan (jeruk, mangga, nangka, jambu biji, delima) dan timber (kayu jati). Tanaman sela adalah serealia seperti gandum, sorghum, wheat, dan kacang-kacangan; serta tanaman pakan yaitu napier grass. Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi ilmiah guna meningkatkan pemahaman peserta akan ecosystem services terkait dengan biodiversitas dan cadangan karbon (Gambar 6) dan interaksi pohon -tanah-tanaman semusim dan WaNuLCAS (Water Nutrient Light Capture in Agroforestry Systems) (Gambar 7). Gambar 5. Pemaparan masalah yang dihadapi di lanskap pertanian di wilayah Jhansi (A) dan diikuti oleh pemaparan program training (B dan C) Halaman 7

Gambar 6. Pemaparan materi cara mengestimasi cadangan C menggunakan RaCSA oleh Ketua RG Agroforestri-UB Prof. Dr. Kurniatun Hairiah Gambar 7. Pengenalan model simulasi WaNuLCAS untuk memprediksi pertumbuhan tanaman dan kesehatan tanah dalam system Agroforestry oleh Prof. Meine van Noordwijk dan Dr. Betha Lusiana Halaman 8

Pelaksanaan field trip Kunjungan lapangan dilakukan pada hari ketiga, yaitu mengunjungi wilayah DAS Parasai Sindth, Jhansi (Gambar 8)yang merupakan wilayah penelitian CRAFSI. Dr. Ramesh Singh memamaparkan tentang permasalahan yang dihadapi dan keterkaitannya dengan penghitungan PES (Payment Ecosystem Services). Pengukuran tentang manfaat agroforestry untuk masyarakat disekelilingnya telah banyak dilakukan oleh peneliti CRAFSI, namun demikian nampaknya masih ada beberapa kajian yang masih belum dilakukan yaitu identifikasi pelaku konservasi lanskap dan lahan pertanian dan tempatnya. Dengan demikian, peningkatan pemahaman tentang PES bagi semua peserta masih perlu dilakukan sebelum melakukan perhitungan PES menggunakan model yang ada, demikian respond Prof. Meine van Noordwijk terhadap harapan peserta training. Gambar 8. Pemaparan masalah yang dihadapi di DAS Parasai-Sindt dan pemandangan berkabut di Jhansi Halaman 9

Gambar 9. Beberapa produk lanskap pertanian, selain pangan, pakan juga timber dan bahan bakar dari kotoran sapi (cow dung) Gambar 10. Siklus karbon yang agak terbuka di lahan pertanian Jhansi, masukan bahan organic hanya berasal dari akar tanaman saja, sisa panen dan kotoran hewan diangkut keluar lahan sehingga akan mempercepat penurusan tanah pertanian Halaman 10

Gambar 11. Peningkatan jumlah pohon di lahan pertanian selain untuk menambah pendapatan petani juga untuk meningkatkan layanan lingkungan dalam system agroforestry Interaksi Pohon-Tanah- tanaman semusim Meningkatnya jumlah pohon yang ditanam dalam lahan pertanian, telah menuntut pengelola untuk memahami akan adanya interaksi antara pohon yang ditanam dengan tanah dan tanaman semusim, agar manfaat pohon dapat diperoleh semaksimal mungkin dan dapat menekan kerugian seminimal mungkin. Dengan demikian, diharapkan Agroforestri memberikan banyak manfaat bagi petani. Peserta training, mencoba mengaplikasikan data yang diperoleh dilokasinya ke dalam model WaNuLCAS (Gambar 12), sebagai alat bantu untuk meningkatkan pemahaman peserta akan proses-proses yang cukup complex dalam system Agroroforestri. Halaman 11

Gambar 12. Latihan menyusun scenario managemen agroforestry yang ada ke dalam model WaNuLCAS oleh peserta dengan arahan naras umber Dr. Betha Lusiana dan Prof. Dr. Meine van Noordwijk dari ICRAF Penutup Penyelesaian masalah ketersediaan air dan lingkungan dengan meningkatkan keanekaragaman pohon yang ditanam dalam lahan pertanian diharapkan dapat mengoptimalkan serapan air dan mengurangi evaporasi. Namun demikian, penyelesaian masalah lingkungan di tingkat lanskap cukup kompleks yang membutuhkan dukungan pemerintah yang lebih mengedepankan kepentingan hidup masyarakat miskin di pedesaan. Berakhirnya training ini diharapkan menjadi Lesson learned yang bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman akan PES bagi para peneliti CRAFSI India. Perjalanan ini dapat dilaksanakan atas undangan dan dukungan dana dari the World Agroforestry Centre, ICRAF South Asia, New Delhi. (KHR/12/12/2016). Halaman 12

Halaman 13