BAB III METODE PENELITIAN. apapun tetapi hanya mengungkapkan fakta-fakta yang ada di sekolah.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan sebagai tempat praktek industri oleh mahasiswa Teknik Boga

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai tujuannya. Desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif ( descriptive research).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang strategi pembelajaran batik kelas pada siswa kelas I

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada. Data yang terkumpul diwujudkan dalam bentuk angka-angka. akan menunjukkan sejauh mana dua hal saling berhubungan.

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 3) penelitian deskriptif adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisis data hasil penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Memecahkan suatu masalah dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Syaodih Sukmadinata (2009: 72) menyatakan bahwa metode penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. expost facto, karena bertujuan menggambarkan keadaan atau fenomena yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dengan judul penelitian Efektivitas Pelatihan Kecerdasan Emosi terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian guna

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variable penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi Variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Di Lingkungan Komplek Putraco terdapat 1 TK dan 1 Pos Paud, yang. keduanya kurang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto. Sukardi (2008: 165)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan mengambil lokasi di SDN Tlogo Bantul Yogyakarta.

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu:

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pendapat industri tentang relevansi kurikulum pelatihan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan tata cara bagaimana suatu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Narbuko dan Achmadi (2004: 2) metode penelitian adalah :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata kunci yang perlu

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai alat pengumpulan data primer ( Hamidi, 2010: 140). sampel penelitian sudah pasti ada ( Darmawan, 2014: 68).

BAB III METODE PENELITIAN. AMANU, yang berstatus terakreditasi A terletak di Jl. Kol. Sugiono No

BAB III Metodologi Penelitian. Dalam penelitian diperlukan metode penelitian, tujuannya adalah agar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah. beralamat di Jalan Pramuka No. 62 Giwangan, Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber data penelitian didapat dari siswa SMKN 6 Bandung, oleh karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, angkatan 2010.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta

III. METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

BAB III METODE PENELITIAN. Agroindustri FPTK UPI, dengan subjek penelitian Mahasiswa bidang peminatan

III. METODE PENELITIAN. yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang makanan lauk pauk dan sayuran tradisional di SMA N 11 Yogyakarta, maka penelitian ini tidak membuat perlakuan apapun tetapi hanya mengungkapkan fakta-fakta yang ada di sekolah. Menurut metode yang digunakan penelitian ini merupakan penelitian survey. Menurut Kerlinger penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis (Sugiyono, 003:7). Sedangkan menurut tingkat eksplanasinya penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel mandiri baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 003:11). Dalam penelitian ini digunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Pendekatan ini bertolak dari anggapan bahwa semua gejala yang diamati dapat diukur dan diubah dalam bentuk angka yang memungkinkan 56

digunakan teknik-teknik analisis statistis (Suharsimi Arikunto, 00:10-11). Penelitian deskriptif dilakukan hanya sampai pada taraf deskripsi saja, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Kesimpulan yang diberikan selalu jelas dasar faktualnya sehingga semuanya selalu dapat dikembalikan langsung pada data yang diperoleh. Kebanyakan pengolahan datanya didasarkan pada analisis persentase dan analisis kecenderungan (trend) sehingga penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian (Saifudin Azwar,1998 : 6-7). B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1) Pemahaman siswa tentang makanan lauk pauk dan sayuran tradisional di Yogyakarta Pemahaman adalah mengerti benar akan sesuatu, konsep dapat diartikan sebagai ide atau pengertian yang diabstrakan dari peristiwa konkret. Makanan lauk pauk dan sayuran tradisional Yogyakarta adalah jenis makanan lauk pauk dan sayuran yang sudah turun temurun dari zaman nenek moyang hingga sekarang. Makanan tradisional menurut penulis dalam penelitian ini terbagi atas : makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan makanan selingan. 57

) Status Sosial Ekonomi Orang tua Status sosial ekonomi orang tua diukur dari tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, besar pendapatan. Yaitu kondisi orang tua siswa dalam suatu kelompok sosial masyarakat dilihat dari tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan orang tua siswa. Pendapatan adalah seluruh penghasilan yang diterima, baik melalui pendapatan formal, pendapatan non formal ataupun pendapatan subsistem yang dihitung dalam jangka waktu tertentu. Penggolongan kelas ekonomi yaitu golongan ekonomi rendah, ekonomi menengah serta golongan ekonomi atas atau tinggi. Sedangkan pendidikan orang tua siswa yang dimaksud di sini adalah tingkat pendidikan formal yang dicapai orang tua siswa yaitu meliputi SD, SLTP, SLTA, Perguruan Tinggi. 3) Lokasi Rumah / Tempat Tinggal Siswa Rumah adalah tempat berlindung dari segala macam gangguan yang dapat diisi oleh keluarga yang merupakan unsur terkecil dari masyarakat. 4) Kebiasaan Makan Siswa di Rumah Kebiasaan makan di sini adalah suatu istilah untuk menggambarkan kebiasaan dan perilaku yang berhubungan dengan makanan dan makan, seperti tata krama makan, frekuensi makan seseorang, pola makanan yang dimakan, kepercayaan tentang makanan (misalnya pantangan), distribusi makanan diantara anggota keluarga, 58

penerimaan terhadap makanan (misalnya suka atau tidak suka) dan cara pemilihan bahan makanan yang hendak dimakan. 5) Lingkungan Pergaulan Lingkungan pergaulan adalah tempat dimana siswa sering berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Biasanya dengan teman sebaya tetapi sering juga yang berbeda usia. 6) Sentuhan Media Massa Adanya iklan-iklan di televisi,radio internet yang beragam tentang makanan dan minuman modern, mendorong keluarga untuk mencoba mengkonsumsinya, ditambah lagi adanya kecenderungan perubahan pola pikir yang mengarah pada segi kepraktisan dan efisiensi dalam pemilihan makanan sehari-hari. Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel sebagai atribut dari sekelompok orang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu dengan lainnya dalam kelompok itu. Jadi, dikatakan variabel karena ada variasinya (Sugiono, 199: ). Menurut Syaifuddin Azwar (1998) variabel penelitian dapat berupa apapun juga yang variasinya perlu kita perhatikan agar dapat mengambil kesimpulan mengenai fenomena yang terjadi. Penelitian ini menggunakan satu variabel yaitu tingkat pemahaman siswa SMA 11 di Kotamadya Yogyakarta tentang makanan Lauk Pauk dan Sayuran tradisional. 59

C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 11 Yogyakarta, JL AM. SANGAJI 50 Yogyakarta.. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 007 sampai dengan selesai, mulai dari penyusunan proposal sampai dengan pengambilan data penelitian dan pembuatan laporan penelitian. D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Hal ini senada dengan pendapat Sugiyono (1999:7), yang menyatakan bahwa populasi merupakan obyek atau subyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas II di SMA N 11 Yogyakarta.. Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (00:56), sampel adalah sebagian dari jumlah data dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (00:109), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika 60

jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 0-5% atau lebih tergantung kemampuan, tenaga dan dana peneliti. Dalam penelitian ini peneliti mengambil 55 % dari jumlah siswa yaitu sebanyak 115 siswa. E. Teknik Pengambilan Data dan Instrumen 1. Instrumen Pengambilan data dilakukan dengan pengukuran langsung kepada responden dengan menggunakan angket dan test. Angket digunakan sebagai alat pengambilan data diri responden, test ditujukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam artian lebih cermat, lengkap, dan sistematik sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 00:136) Instrumen yang digunakan adalah test obyektif atau soal pilihan ganda ( multiple choice test) karena lebih representatif (mewakili) isi dan luas bahan, lebih obyektif dan menghindari unsur-unsur subyektivitas baik dari guru maupun siswa (Suharsimi, 1997:166). Pedoman skoring pada butir soal tes obyektif menggunakan pedoman nilai angka pada tiap pilihan jawaban. Jawaban yang benar memiliki nilai 1, sedangkan untuk jawaban yang salah 61

memiliki nilai 0. Setiap soal diberikan satu pilihan jawaban soal yang benar, sedangkan yang lainnya merupakan jawaban yang salah. 6

Tabel 1, Kisi-kisi Instrumen Pengambilan Data Konsep Sub variabel Pengukuran Pemahaman siswa Sejauh mana pemahaman siswa ditinjau dari pengetahuansiswa t e r - hadap penggunaan makanan tradisional dalam konteks harian Faktor-faktor yang mendukung tingkat pemahaman siswa Jumlah Indikator Sub Indikator Item Item Pemahaman 1-5 5 tentang -pengertian makanan lauk pemahaman dan pauk tradisional makanan tadisional - status sosial ekonomi orang tua siswa -klasifikasi makanan tradisional -khasiat makanan tradisional 6-1 7 13-0 8 - pendidikan Data diri responden + item 1-6 - pendapatan - pekerjaan 6 - lokasi rumah / tempat tinggal siswa - kebiasaan makan keluarga -Lingkungan Pergaulan - lokasi rumah/ tempat tinggal siswa - pengertian kebiasaan makan - kebiasaan makan kelu arga - jenis bahan makanan lauk pauk& sayur tradisional -Lingkungan Pergaulan 1,,3 3 1, 3,4,5 3 6-14 9 1,,3 3 -Sentuhan Media Massa -Iklan Televisi 1-7 7 -Iklan Radio 8-15 8 -Iklan majalah/ Surat kabar 16-0 5 63

. Teknik Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan dengan metode test, kuisioner (angket) dan dokumentasi, sehingga diharapkan data yang diperoleh merupakan data yang lengkap dan akurat. a. Kuisioner (Angket) Menurut Suharsimi Arikunto (1996:139) kuisioner adalah merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk menjawabnya. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien apabila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Tentang macam angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Ditinjau dari segi siapa yang menjawab a. Angket langsung Angket langsung jika dikirim dan diisi langsung oleh orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya. ) Ditinjau dari cara menjawab a. Angket tertutup Adalah angket yang disusun dengan menyadiakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih. 64

b. Angket terbuka Adalah angket yang disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya. b. Dokumentasi Menurut Suharsimi Arikunto (1996:34) metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, dan sebagainya. Dokumentasi digunakan untuk mencatat data jumlah siswa, data tentang status sosial ekonomi pendidikan dan pendapatan orang tua. 3. Pengujian Instrumen Sebelum instrumen digunakan untuk mengukur ubahan, maka instrumen diujicobakan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kesahihan (validitas) dan tingkat keandalan (reliabilitas) instrumen tersebut. Instrumen yang baik harus memiliki dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel. Oleh karena itu, setelah instrumen tersusun kemudian dilakukan uji coba terhadap instrumen tersebut. Uji coba instrumen dikenakan kepada 30 orang yang merupakan anggota populasi tidak termasuk sampel. a. Pengujian Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkattingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan 65

dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi Arikunto, 00:145). Ada beberapa jenis validitas, dalam penelitian ini menggunakan validitas eksternal empiris dengan cara mencari kesamaan antar indikator yang ada pada instrumen dengan faktorfaktor empiris yang telah terjadi di lapangan (Sugiyono, 1997:10). Adapun rumus untuk mencari kesamaan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson (Suharsimi Arikunto, 00:146) dengan rumus sebagai berikut: Rxy Keterangan : x xy y x x y y Rxy x y x y = Nilai korelasi product moment = Skor pada butir = Skor total variabel = Rerata skor butir = Rerata skor total Butir instrumen dikatakan valid apabila harga koefisien korelasi (rxy) lebih besar atau sama denga n harga korelasi (r) pada tabel. Sebaliknya bila nilai (rxy) nya lebih rendah berarti tidak valid. Setelah dilakukan analisis validitas instrumen dengan menggunakan komputer program SPS edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih, berikut ini adalah rangkuman analisis validitas instrumen variabel 66

tingkat pemahaman siswa SMA 11 di Kotamadya Yogyakarta tentang makanan Lauk Pauk dan Sayuran tradisional : Tabel, Hasil Validitas Instrumen Aspek Item Keterangan Pengetahuan tentang makanan tradisional 1,,3,4,5,6,7,8,9,10,11,1,13, 14,15,16,17,18,19,0 Sahih Kebiasaan makan keluarga 1,,6,7,8,9,10,11,1 Sahih Perkembangan teknologi / sentuhan media massa 1,,3,4,5,6,7,8,9,10,11,1,13, 14,15,16,17,18,19,0 Sahih b. Pengujian Reliabilitas Instrumen Realibilitas instrumen merupakan kepastian suatu alat ukur dalam mengukur apa yang diukur, artinya alat ukur itu akan dipergunakan untuk memberikan hasil yang sama (Sugiyono, 003 : 109). Sedangkan menurut Masni Singarimbun (1989 : 140) realibilitas adalah index yang menunjukan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menentukan bahwa instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data terpercaya dan dapat diandalkan. Untuk menguji keterandalan instrumen digunakan rumus koefisien alpha. Rumus ini digunakan mengingat dalam instrumen ini tidak terdapat jawaban yang salah dan yang benar (non dikotomi) melainkan variasi skor yang berkisar antara 1 4. hal ini sesuai dengan pendapat 67

Nunnaly yang dikutip oleh Astama (1999) bahwa jika instrumen mempunyai kategori jawaban lebih dari, artinya tidak dikotomi, maka perhitungan realibilitasnya lebih tepat menggunakan koefisien alpha. Rumus koefisien alpha cronbach yang digunakan adalah sebagai berikut : r tt K K 1 s 1 st i Keterangan : r tt = Koefisien realibilitas K = Jumlah item s i = Jumlah varian skor tiap item = Varian total s t Adapun hasil analisis tingkat realibilitas instrumen dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3, Hasil Reliabilitas Instrumen Aspek KR-0 r tabel Keterangan Pengetahuan tentang makanan tradisional Kebiasaan makan keluarga 0.873 0.39 Reliabel 0.761 0.39 Reliabel Perkembangan teknologi / sentuhan media massa 0.899 0.39 Reliabel 68

F. Teknik Analisis Data Dari hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara dan angket dianalisis dengan teknik deskriptif. Teknik analisis diskriptif secara kuantitatif yaitu dengan cara mendeskripsikan data hasil penelitian berupa angka. Analisis data yang dimaksud adalah agar dapat mendeskripsikan atau memberikan gambaran tentang langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah datanya. Teknik analisis yang digunakan adalah statistik diskriptif dengan teknik penyajian persentase. Langkah-langkah analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Pengorganisasian data Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan meto de angket, test dan wawancara.. Penyajian data Penyajian hasil analisis deskriptif biasanya berupa frekuensi dan presentase, tabulasi silang, serta berbagai grafik, dan chart. Analisis dengan persentase tersebut berguna untuk mencari nilai persentase tertinggi pilihan responden pada setiap butir pertanyaan atau setiap indikator atau bahkan setiap sub aspek. Analisa yang dipergunakan untuk membantu menarik kesimpulan dengan menghitung rata-rata yaitu Mean, Median, Modus dan Simpangan baku. a. Rerata ( Mean ) Mean x n Keterangan : x = Harga Rerata x i 69

n = Jumlah Sampel x i = Jumlah Skor b. Median (Me) Me b p 1 n F f Keterangan : Me = Harga Median b = Batas bawah kelas median p = Panjang kelas median F = Jumlah semua frekuensi sebelum kelas median n = Banyaknya data f = Frekuensi kelas median c. Modus (Mo) b1 Mo b p b1 b Keterangan : Mo = Harga Modus b p = Batas bawah kelas modus yaitu kelas interval terdekat sebelumnya = Panjang kelas modus b 1 b = Frekuensi kelas modus dikurangi kelas interval sebelumnya = Frekuensi kelas modus dikurangi kelas interval terdekat berikutnya d. Standar Deviasi (SD) SD x i x n 1 70

Keterangan : x = Harga mean n = Jumlah data SD = Harga Standar deviasi x i = skor ke- i Meskipun indeks kecenderungan memusat dapat membantu melukiskan data berdasarkan nilai rata-rata atau ukuran yang khas, indeks ini tidak dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang suatu sebaran, oleh karena itu diperlukan suatu indeks yang dapat memberikan gambaran berdasarkan keragaman skor. Dalam penelitian ini indeks yang dipakai adalah standar deviasi (SD). Menurut Sutrisno Hadi (00:135) kriteria kecenderungan rerata skor didasarkan pada kategori rerata ideal sebagai berikut : Golongan baik/tinggi/atas : Mi +1 SDi ke atas Golongan sedang/menengah : Mi - 1 SDi sampai Mi +1 SDi Golongan kurang/rendah/bawah : Mi - 1 SDi ke bawah Keterangan : Mi adalah rerata ideal dan SDi adalah standar deviasi ideal Sedangkan untuk mencari besarnya rerata dan simpangan baku ideal digunakan rumus sebagai berikut : Mean ideal = ½ (skor tertinggi + skor terendah) SD ideal = 1 6 (skor tertinggi - skor terendah) 3. Penafsiran data Setelah data disajikan langkah berikutnya adalah melakukan penafsiran data. Dalam penafsiran data, peneliti mendasarkan pada 71

kebermaknaan data yang berlaku kebermaknaan data yang dimaksud adalah data-data yang berhubungan dengan informasi yang digali untuk dapat dikembangkan sesuai dengan permasalahan dalam penelitian. 4. Penyimpulan data Setelah dat a-data ters ebut bermakna, maka langkah selanjut n ya adalah menyimpulkan data. Kesimpulan data yang dihasilkan diharapkan merupakan informasi yang relevan dengan objek penelitian (Sumanto, 1990). 7