BAB 2 PEMBAHASAN. 2.2 Mediation

dokumen-dokumen yang mirip
Panduan pengobatan sapi feedlot

APBD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2011 KODE REKENING

1. Penyakit Tetelo (ND=Newcastle Disease) Penyebab : Virus dari golongan paramyxoviru.

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

FAKTOR DAN AGEN YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT & CARA PENULARAN PENYAKIT

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya penurunan kemampuan induk dalam mencukupi kebutuhan nutrient

Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena

BAB XIV KESEHATAN TERNAK RIMINANSIA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING

PENYAKIT-PENYAKIT UTAMA PADA SAPI PERAH YANG HARUS DIKENDALIKAN MELALUI VAKSINASI

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

MACAM-MACAM PENYAKIT. Nama : Ardian Nugraheni ( C) Nifariani ( C)

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996

Kesehatan Anak - Aneka penyakit anak yg perlu diketahui semua ortu

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

Farmakoterapi I Diar dan konstipasi. Ebta Narasukma A, M.Sc., Apt

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

COXIELLA BURNETII OLEH : YUNITA DWI WULANSARI ( )

I. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan

KUESIONER PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, hepatitis B, poliomyelitis, dan

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

Beberapa penyakit yang sering menyerang ternak kambing dan dapat diobati secara tradisional diantaranya adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penetasan telur ada dua cara, yaitu melalui penetasan alami (induk ayam)

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha pembibitan ayam merupakan usaha untuk menghasilkan ayam broiler

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6

Pengendalian Penyakit pada Sapi Potong

F. Originalitas Penelitian. Tabel 1.1 Originalitas Penelitian. Hasil. No Nama dan tahun 1. Cohen et al Variabel penelitian.

METODE. Materi. Pakan Pakan yang diberikan selama pemeliharaan yaitu rumput Brachiaria humidicola, kulit ubi jalar dan konsentrat.

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Program Studi Keahlian Agribisnis Produksi Ternak

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan di indonesia terutama pada anak-anak. Diare harus

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/Permentan/PK.320/12/2015 TENTANG PEMBERANTASAN PENYAKIT HEWAN

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 2

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. energi, vitamin dan mineral untuk melengkapi hasil-hasil pertanian. Salah

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

Sumber penularan penyakit. Penerima. Diagram Penularan Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. di Jawa Tengah (Purwanti et al., 2014). Lele dumbo merupakan jenis persilangan lele

BAB I PENDAHULUAN. Ternak babi merupakan salah satu jenis ternak yang memiliki banyak

[Referensi 3] Pendaftaran Vaksinasi dan Angket Pra Pemeriksaan Vaksin. Angket Pra Pemeriksaan Vaksinasi untuk [ Laki-laki Perempuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pendapatan nasional per kapita tahun 2012 yakni ,07 sedangkan tahun 2013

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PROGRAM KESEHATAN TERNAK SEHAT TARGET PRODUKSI TERCAPAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakan. Biaya untuk memenuhi pakan mencapai 60-70% dari total biaya produksi

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMELIHARAAN HEWAN PENULAR RABIES (HPR) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan menuju Indonesia sehat 2015 yang diadopsi dari

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan protein hewani dapat

BAB II. PEMBAHASAN MASALAH & SOLUSI MASALAH PERANCANGAN KAMPANYE PENGGUNAAN VAKSIN

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20,

BAB I PENDAHULUAN. kandungan berbagai asam amino, DHA dan unsur-unsur lainnya yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Letak geografis Kecamatan Kuta Selatan berada di ketinggian sekitar 0-28 meter di

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Salah satu ikan air tawar yang terus dikembangkan di Indonesia yaitu ikan mas.

Budidaya Bebek Peking Sangat Menjanjikan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Jika tidak terjadi komplikasi, penyembuhan memakan waktu 2 5 hari dimana pasien sembuh dalam 1 minggu.


TETAP SEHAT! PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

Manfa'at Buah-buahan

INFO TENTANG H7N9 1. Apa virus influenza A (H7N9)?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Ternak babi bila diklasifikasikan termasuk ke dalam kelas Mamalia, ordo

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 5 Diare. Catatan untuk instruktur

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan

BAB 4 ANTRAKS. 1. Defenisi Penyakit Antraks

MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN AYAM BROILER

BAB XXIV. Kanker dan Tumor. Kanker. Masalah pada leher rahim. Masalah pada rahim. Masalah pada payudara. Masalah pada indung telur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. media pertumbuhan mikroorganisme. Daging (segar) juga mengandung enzim-enzim

Transkripsi:

BAB 2 PEMBAHASAN 2.2 Mediation Hewan ternak merupakan aset terpenting dari usaha peternakan, oleh karena itu penting untuk senantiasa menjaga dan menghindarkan dari penyakit. Salah satu upaya yang bersifat prefentif adalah dengan cara pemberian vaksin. Vaksin adalah bibit penyakit yang sudah dilemahkan atau sudah dimatikan dengan prosedur tertentu, digunakan untuk merangsang pembentukan zat kekebalan tubuh, dan dapat menahan serangan penyakit. Vaksinasi mempunyai peranan penting untuk pengendalian epidemi penyakit viral seperti Bovine Viral Diarrhea dan Infectious Bovine Rhinotracheitis. Vaksin toksoid merupakan vaksin tertua yang telah lama digunakan untuk pencegahan penyakit clostridial yang antara lain adalah enterotoxemia, blackleg, malignant edema, bacillary haemoglobinuria, dan black disease. Penyakit tersebut umumnya yang bersifat per-akut atau akut dan terkadang mematikan. Vaksinasi merupakan cara efektif untuk mencegah terjadinya penyakit clostridial. Vaksin clostridia biasanya multivalen terdiri atas kultur dan toksin beberapa Clostridium spp. yang sudah dinonaktifkan. Penyakit-penyakit sapi perah lain dapat dicegah dengan vaksinasi adalah Salmonellosis, penyakit parasit (cacing paru-paru), penyakit jamur (ringworm), pneumonia (pasteurellosis, Respiratory syncytial virus (RSV), Para Influenza-3 (PI-3) dan Infectious Bovine Rhinotracheitis dan enteritis yang disebabkan oleh virus rota dan E.coli. Vaksin lainnya mungkin dapat mencegah penyakit klinis, tetapi tidak mencegah infeksi dan /atau pengembangan carrier. Dalam banyak kasus, imunisasi akan benar-benar efektif atau hanya mampu mengurangi keparahan penyakit. Hewan ternak yang sudah diberikan tindakan preventif untuk mencegah terjangkitnya penyakit bukan berarti hewan tersebut akan terus dalam kondisi sehat, masih ada kemungkinan ternak tersebut terkena penyakit. Jika ternak sudah terjangkit maka hewan ternak tersebut akan menunjukan tanda-tanda, maka langkah selanjutnya adalah dengan melakukan mediation pada hewan ternak tersebut.

Tujuan utama dalam mediasi pada ternak adalah untuk mengembalikan kondisi ternak yang sakit hingga pulih seluruhnya secepat dan semurah mungkin. Deteksi awal sapi yang sakit dan perawatan awal merupakan faktor terpenting dalam penanggulangan penyakit. Pastikan semua ternak yang dirawat telah teridentifikasi penyakitnya dan telah mendapatkan perawatan berkala hingga pulih. Pemilihan obat serta dosis yang tepat dan perawatan secara intensif akan sangat berpengaruh dalam efisiensi pengobatan. 2.2.1 Diagnosa penyakit Tanda-tanda vital merupakan salah satu hal yang harus dipahami oleh peternak agar dapat mendiagnosis suatu penyakit. Tanda vital yang keluar dari batas normal menunjukan bahwa ternak tersebut sedang terkena penyakit. Tanda-tanda vital yang normal pada sapi potong adalah: Suhu tubuh: 100,4-103,1 F Detak jantung: 40-70bpm Pernafasan: 18-28/menit Jika terdapat abnormalitas pada tanda-tanda vital hewan ternak, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah diagnosis dan pengenalan ciri-ciri ternak yang sakit, pengenalan penyakit yang sakit sangat penting karena semakin cepat ternak yang sakit tersebut teridentifikasi maka semakin cepat pula waktu pengobatan yang dibutuhkan, identifikasi ternak sakit juga akan meminimalisir kemungkinan ternak tersebut mati. Secara umum ciri-ciri sapi yang sakit adalah: Tidak makan, lesu. Terbaring atau berdiri, terpisah dari kelompoknya. Tidak memandang, resah atau gemetar, bereaksi dengan hebat dan bersuara. Pernafasan terburu-buru, cepat atau tidak teratur. Tidak berjalan atau pincang. Menggerakkan kepala secara tidak normal, kesatu sisi atau ke atas. Kepala terkulai, berjalan ditempat. Hewan kurus. Terlihat penonjolan tulang rusuk, tulang punggung, tulang pinggul atau tulang lainnya. Legok lapar terlihat jelas. Pada kulit ada bagian yang luka, gundul, iritasi atau ada parasit. Bulu kusam atau kotor. Kotoran berasal dari vagina atau diare. Ada luka atau pembengkakan. Hewan kekurangan cairan yang ditandai dengan kulit yang tidak lemas atau tidak elastis. Bila dicubit, kulit terangkat, tidak kembali dengan segera Perut kembung (timpani)

2.2.2 Perawatan dan pengobatan Jika ada sapi yang sakit maka tindakan selanjutnya adalah dengan segera memisahkan sapi tersebut ke kandang karantina. Kandang karantina merupakan kandang khusus untuk perawatan dan pengobatan sapi yang sakit, sapi yang sakit dipindahkan ke kandang karantina dengan tujuan mempercepat proses penyembuhan dan mencegah penularan terhadap hewan lainnya. Ketentuan dari kandang karantina adalah: Letaknya terpisah dari kandang lain. Tersedia ruang peralatan kesehatan dan obat-obatan serta peralatan laboratorium Jauh dari aliran sungai tapi mudah dijangkau baik oleh tenaga kerja, ternak/angkutannya. Berukuran relatif kecil, menampung ternak dalam jumlah yang sedikit. Memiliki suplai pakan dan air minum secara ad libitum. Dilengkapi dengan tambahan nutrisi bagi ternak misalnya Blok mineral. Memiliki permukaan yang lembut dan kering, Menggunakan jenis atap tertutup seluruhnya. Tindakan yang harus dilakukan setelah sapi dipindahkan ke kandang karantina adalah perawatan dan pengobatan, tentunya tindakan ini dilakukan jika ternak tidak terkena penyakit serius yang akan membahayakan nyawanya atau tidak ekonomisnya tindakan perawatan dan pengobatan. Tindakan perawatanyang dilakukan adalah: Merawat ternak secepatnya. Menyediakan tempat lapang dan kering untuk ternak berbaring. Menghindari suara bising Menyediakan akses air yang mudah dijangkau. Menyediakan pakan dengan palatabilitas tinggi. Memberikan obat (jika dibutuhkan) sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang dipergunakan oleh semua mahluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan,dan menyembuhkan penyakit. Dalam pemberian obat, sangat penting untuk memberikan dosis

yang tepat pada ternak. Pemberian dosis yang tepat dapat meng efektifkan pengobatan pada hewan. Dengan mengenali penyakit yang menjangkiti ternak maka obat yang tepat dapat diberikan. Umumnya penyakit pada hewan ternak dibagi kedalam 4 kelompok: Penyakit pernafasan Yang termasuk kedalam penyakit pernafasan adalah penyakit demam kapal, infeksi rhinotrachitis, virus diare sapi, Catarrhal ganas, difteri, dll. Obat yang biasa digunakan pada penyakit pernafasan ialah: a. Combiotic Sangat baik untuk mengobati demam kapal namun kurang efektif untuk mengobati pneumonia, diberikan secara intramuskular. b. Terramycin atau aueromycin (Oxytetracycline) Indikasi Untuk pengobatan pada sapi, domba/kambing,babi terhadap infeksi oleh bakteri gram positif maupun gram negatif dan beberapa spesies protozoa, Mycoplasma, Chlamydia dan Rickettsiae. Dosis dan cara pemberian 1 ml per 10 kg berat badan. c. Tylan 200 (Tylosine) Tylosin merupakan obat pilihan untuk mengobati penyakit karena infeksi bakteri gram positif. Secara invitro sangat efektif melawan Mycoplasma yang ada pada saluran pernafasan sapi, domba, babi dan penyebab pnemonia, d. Sulfadiazine Mengobati infeksi terhadap saluran pernafasan. e. Obat jenis kortikostroid. Kortikosteroid dikenal mempunyai efek yang kuat sebagai antiinflamasi. Penyakit Clostridial Kelompok penyakit ini termasuk penyakit Blackleg, Maligant Edema, Redwater, Botulisme, Enterotoxemia. Semua penyakit Clostridial kecuali Botulisme disebabkan oleh racun eksternal makanan, dapat dicegah melalui vaksinasi. Perawatan pada kelompok penyakit ini tidak akan terlalu efektif, dosis besar dari Penisilin dan Cycline dapat membantu. Penyakit Pencernaan Umumnya obat untuk penyakit-penyakit pencernaan adalah de-toksin mulut dan pencahar untuk membersihkan saluran pencernaan dari penyebab penyakit. Ada juga beberapa obat khusus untuk penyakit pencernaan, diantaranya: a. Furacins dan Chloromycetin Antibiotik, digunakan untuk pengobatan penyakit Salmonella.

b. Amprollium Antibiotik. Digunakan untuk mengobati Coccidiosis. c. Sodium Thisulfat untuk mendeteksi dan mengisolasi pathogen Enterobacteria. Digunakan untuk mengobati penyakit Laminitis. d. Poloxyline Digunakan untuk ternak yang terkena Bloat. Penyakit Syaraf Obat untuk penyakit nyaraf pada sapi diantaranya: a. Terramycin Antibiotik. Digunakan untuk mengobati penyakit Haemophilus Somnus. b. Thiamin (Vitamin B) Digunakan untuk pengobatan penyakit Enchepalomalcaia. Penyakit lainnya a. Actinomycosis Diobati dengan antibiotik Dehidrostrptomycin. b. Pinkeye Diobati dengan Kortikoid (menyerap Na dalam darah) dan Antibiotik. c. Footrot Diobati dengan KMNO 4 (Antitoksin) dan Antibiotik. d. Anthrax Dapat dicegah dengan vaksin anthrax. e. Bluetongue Dapat dicegah dengan vaksinasi. Dalam pengobatan, untuk mempercepat pengobatan dapat juga ditambah obat pendukung yang berfungsi untuk membantu memulihkan kondisi tubuh ternak. Obat pendukung tersebut diantaranya: Elektrolit Digunakan untuk mengatasi dehidrasi dan kehilangan mineral. Vitamin a. Vitamin ADE Meningkatkan sistem imun. b. Vitamin B Kompleks Menstimulasi pertumbuhan bakteri rumen. Aspirin Menurunkan suhu tubuh ternak. Ekspektoran Menghilangkan penyumbatan pada saluran pernafasan. Hal yang harus diperhatikan dalam perawatan dan pengobatan adalah untuk tidak dengan terburu-buru mengembalikan ternak ke kandang pemeliharaan, ternak

membutuhkan waktu untuk mengembalikan kondisi tubuhnya. Akibat dari pengembalian ternak yang tergesa-gesa adalah turunnya produksi bahkan hingga kematian. 2.2.3 Pencatatan medik Ternak yang sudah pulih total, pulih sebagian ataupun mati diharuskan untuk dicatat, pencatatan dimaksudkan untuk memudahkan peternak dalam mendiagnosis dan menangani penyakit di masa yang akan datang serta untuk keperluan evaluasi tindakan preventif yang dilakukan. Pencatatan penyakit biasanya ditulis dalam kartu catatan medik ternak yang berisi: Nomor kandang. Nomor identitas ternak. Jenis kelamin. Tanggal. Tindakan perawatan Suhu rektal Bobot badan Diagnosa dan prognosa Obat yang digunakan Tingkat kepulihan 2.2.4 Good management practice kesehatan ternak a. Memproses ternak sejak datang. Pemrosesan dilakukan dengan memisahkan ternak yang baru datang pada kandang khusus untuk mencegah terjadinya wabah penyakit. b. Melakukan vaksinasi jika dibutuhkan. Vaksin yang dibeli harus dalam keadaan segar dan ditngani dengan baik, tidak lupa juga untuk mengikuti petunjuk pemberian vaksin tersebut. c. Melakukan pemisahan, perawatan dan pengobatan ternak sakit dengan segera. d. Pemilihan obat yang tepat. Pemilihan obat sangat mempengaruhi efektifitas dan efisiensi perawatan. e. Melakukan pencatatan pada ternak yang terkena penyakit. Earl L, Drake DVM 1982. Stocker-feeder Management Guide cattleman's library. University of Idaho. Idaho Section 7 halaman 20 Guyer, Paul Q. 1982. Stocker-feeder Management Guide cattleman's library. University of Idaho. Idaho Section 7 halaman 10 Schipper, I A. 1982. Stocker-feeder Management Guide cattleman's library. University of Idaho. Idaho Section 6 halaman 1