BAB I PENDAHULUAN. Energi Nasional (KEN) melalui PP No.5 Tahun 2006 yang memiliki tujuan utama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Hal 1

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui dan memahami kondisi geologi daerah penelitian.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sebuah hubungan, misalnya ilmu alam yang berkaitan erat dengan

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berhubungan dengan ilmu Geologi. terhadap infrastruktur, morfologi, kesampaian daerah, dan hal hal lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Geologi Daerah Beruak dan Sekitarnya, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMODELAN KADAR NIKEL LATERIT DAERAH PULAU OBI DENGAN PENDEKATAN METODA ESTIMASI ORDINARI KRIGING

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumberdaya batubara yang cukup melimpah, yaitu 105.2

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil

*Corresponding Author :

INVENTARISASI BATUBARA PEMBORAN DALAM DAERAH SUNGAI SANTAN-BONTANG KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

GEOSTATISTIK MINERAL MATTER BATUBARA PADA TAMBANG AIR LAYA

BAB IV HASIL ANALISIS SAMPEL BATUBARA

BAB III PEMBAHASAN. Metode kriging digunakan oleh G. Matheron pada tahun 1960-an, untuk

KAJIAN ZONASI DAERAH POTENSI BATUBARA UNTUK TAMBANG DALAM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BAGIAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. (per-januari 2011). Menyebabkan cadangan minyak akan habis dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Akurasi Konturing Trianggulasi Dan Kriging Pada Surfer Untuk Batubara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

FORMULIR ISIAN DATABASE SUMBER DAYA BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan yang penting dilakukan oleh suatu perusahaan, karena untuk

BAB I PENDAHULUAN. telah banyak dilakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang dilakukan oleh

GEOSTATISTIKA. Peranan Geostatistik dalam Kegiatan Eksplorasi Sumber Daya Alam

Agar pelatihan efektif, buku petunjuk ini dibuat dengan asumsi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENERAPAN METODE ORDINARY KRIGING PADA PENDUGAAN KADAR NO 2 DI UDARA

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Salah satu sumberdaya alam Indonesia dengan jumlah yang

Gambar I.1. : Lokasi penelitian terletak di Propinsi Sumatra Selatan atau sekitar 70 km dari Kota Palembang

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. di Kalimantan Timur yang melakukan penambangan dengan sistem penambangan

PENENTUAN CADANGAN BATUBARA DARI DATA BOR MENGGUNAKAN METODE AREA OF INFLUANCE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EVALUASI SUMBER DAYA BATUBARA BANKO TENGAH, BLOK NIRU, KABUPATEN MUARA ENIM, PROPINSI SUMATRA SELATAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. yang berlimpah. Didalamnya terkandung kekayaan migas dan non-migas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi. Salah satu pemanfaatan batubara adalah sebagai bahan

BAB I PENDAHULUAN. Batubara merupakan salah satu sumber energi alternatif disamping minyak

BAB V PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS STATISTIK UNIVARIAN

Geologi dan Endapan Batubara Daerah Pasuang-Lunai dan Sekitarnya Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA (PT. PGU) bermaksud untuk. membuka tambang batubara baru di Desa Pulau Panggung dan Desa

BAB I PENDAHULUAN. fosil, dimana reservoir-reservoir gas konvensional mulai mengalami penurunan

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI. Eddy R. Sumaatmadja

ANALISIS PERUBAHAN NILAI TOTAL MOISTURE

ANALISIS DATA GEOSTATISTIK MENGGUNAKAN METODE ORDINARY KRIGING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGKAJIAN CEKUNGAN BATUBARA DI DAERAH BAYUNG LINCIR, KABUPATEN MUSI BANYUASIN, PROPINSI SUMATERA SELATAN

SIMULASI PENGUKURAN KETEPATAN MODEL VARIOGRAM PADA METODE ORDINARY KRIGING DENGAN TEKNIK JACKKNIFE. Oleh : DEWI SETYA KUSUMAWARDANI

Oleh : Diyah Ayu Purwaningsih 1 dan Surya Dharma 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE ROBUST KRIGING UNTUK MENGESTIMASI DATA SPASIAL BERPENCILAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

*) KPP Energi Fosil, PMG, Jl. Soekarno Hattta No. 444, Bandung.

BAB IV ANALISIS KORELASI INFORMASI GEOLOGI DENGAN VARIOGRAM

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya energi yang cukup besar seperti minyak bumi, gas, batubara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dan pembangunan di

BAB IV PEMODELAN DAN PENGHITUNGAN CADANGAN ENDAPAN BATUBARA

PENYELIDIKAN EKSPLORASI BAHAN GALIAN

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis tinggi. Supriatna et al., 1995 menyebutkan formasi formasi berumur

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IV 2016 ISBN Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUBARA Analisis Pengawetan Struktur Jaringan dan Derajat Gelifikasi

SNI Standar Nasional Indonesia. Tata cara umum penyusunan laporan eksplorasi bahan galian BSN. ICS Badan Standardisasi Nasional

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 2 September 2013

PEMODELAN GEOLOGI BATUBARA DAERAH MARANGKAYU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA MENGGUNAKAN COAL RESOURCES AND RESERVES EVALUATION SYSTEM

DAFTAR ISI. IV. HASIL PENELITIAN Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) vii

Seminar Hasil Tugas Akhir (Rabu, 16 Juli 2014)

PENENTUAN POLA PENYEBARAN BATUBARA BERDASARKAN DATA SINAR GAMMA DAN RESISTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOGGING GEOFISIKA

BAB VI PROSES MIXING DAN ANALISA HASIL MIXING MELALUI UJI PEMBAKARAN DENGAN PEMBUATAN BRIKET

PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB I PENDAHULUAN. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan ultramafik

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Bab IV Hasil dan Diskusi

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di sektor pertambangan batubara dengan skala menengah - besar.

Oleh : Triono 1 dan Mitra Wardhana 2 SARI. Kata Kunci : Cadangan Batubara Metode Cross Section dan Blok Model

KK ESDB telah menyusun roadmap lima tahunan untuk periode Program utama pada tahun 2017 adalah pengembangan topik-topik penelitian yang

KAJIAN PENINGKATAN NILAI KALOR BATUBARA KUALITAS RENDAH DENGAN PROSES SOLVENISASI SKRIPSI OLEH : SILFI NURUL HIKMAH NPM :

Anatomi Sumber Daya Batubara Serta Asumsi Pemanfaatan Untuk PLTU di Indonesia

TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S

OPTIMALISAI PEMANFAATAN BATUBARA INDONESIA DENGAN KONSEP `CUSTOM PLANT`

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencari lebih jauh akan manfaat terhadap satu bahan galian yang

Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk

KELOMPOK KEILMUAN EKSPLORASI SUMBERDAYA BUMI PERIODE JANUARI DESEMBER 2016

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan sumberdaya batubara yang melimpah. Di sisi lain tingginya harga bahan bakar minyak menuntut adanya pengalihan ke energi lain termasuk batubara. Hal ini dituangkan dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) melalui PP No.5 Tahun 2006 yang memiliki tujuan utama menciptakan pasokan energi nasional yang berkelanjutan dan pemanfaatan energi yang efisien serta terwujudnya bauran energi nasional pada tahun 2025. Untuk itu ketergantungan pada satu sumber energi harus dikurangi dengan memanfaatkan sumber energi lain di antaranya batubara (Puslitbang Tekmira, 2006). Untuk menyikapi kebutuhan akan batubara tersebut, perlu dilakukan eksplorasi dan eksploitasi batubara. Eksplorasi dan estimasi sumberdaya batubara merupakan kegiatan awal dalam suatu kegiatan pertambangan batubara. Dengan melakukan eksplorasi dan estimasi sumberdaya, maka akan diketahui bagaimana potensi sumberdaya batubara. Hal ini sangat penting untuk langkah selanjutnya, sehingga kegiatan pertambangan yang akan dilaksanakan bisa berlangsung secara efektif dan efisien (Heriawan, 2007). Sifat-sifat batubara dapat dibagi menjadi dua komponen yaitu kuantitas dan kualitas. Kuantitas berhubungan dengan distribusi geometri yang meliputi kemiringan lubang bor (m), kemiringan roof (m), kemiringan floor (m), dan ketebalan lapisan batubara (m). Sedangkan kualitas meliputi moisture (%), ash content (%), volatile matter (%), fixed carbon (%) dan calorific value (kkal/kg). 1

2 Data-data yang berkaitan dengan geologi, termasuk data-data sifat-sifat batubara seperti data kualitas batubara merupakan data yang berhubungan dengan spasial. Data tersebut memiliki hubungan atau interelasi dan variasi secara spasial antar data. Pengolahan data spasial memerlukan metode tertentu sehingga hasil analisis data bisa memberikan makna dan keluaran yang berarti. Geostatistik telah banyak digunakan dalam pengolahan data secara spasial dan memberikan hasil yang memuaskan, terutama dalam estimasi cadangan dalam bidang pertambangan. Heriawan (2007) melakukan penelitian menggunakan analisis geostatistik multivariat pada data kualitas batubara di daerah pertambangan Lati (Lati Coal Mine) dan menggunakan model kualitas batubara yang dihasilkan untuk interpretasi kaitan antara kualitas batubara dengan kondisi geologi yang mempengaruhinya. Geostatistik merupakan metode untuk menangani variabel teregionalisasi dan konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Matheron (Armstrong, 1998). Analisis multivariat merupakan metode statistik untuk mengetahui hubungan atau interelasi antar 2 atau lebih variabel dari suatu pengukuran. Analisis multivariat digunakan karena pada dasarnya data kualitas batubara merupakan data variabel banyak. Karakterisasi dan pemodelan kualitas batubara sangat penting karena akan menjadi acuan dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi selanjutnya. Penelitian mengenai geostatistik dapat ditemukan pada beberapa penelitian, antara lain Einax dan Soldt (1998) membahas mengenai analisis geostatistik multivariat untuk mengetahui material pencemar dalam tanah, Lin (2002) menggunakan geostatistik multivariat untuk mengetahui kandungan logam berat dalam tanah, Heriawan, dkk. (2004) menggunakan ordinary kriging

3 untuk estimasi sumberdaya batubara dan banyak penelitian lain yang menggunakan analisis geostatistik terutama dalam bidang pertambangan dan lingkungan. Penelitian ini akan memfokuskan pada analisis dengan menggunakan geostatistik multivariat untuk mengkarakterisasi, membuat prediksi dan memodelkan kualitas batubara. Selain hal khusus yang telah disebutkan sebelumnya, penelitian ini juga akan mencoba untuk mendiskusikan hubungan antara karakteristik kualitas batubara secara spasial dengan beberapa parameter geologi di daerah penelitian meliputi lingkungan pengendapan dan struktur geologi. I.2. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini, beberapa permasalahan yang diangkat dan akan dibahas antara lain: Bagaimana cara melakukan estimasi kualitas batubara dan kemudian memodelkan kualitas batubara? Bagaimana cara memperlakukan data kualitas batubara dengan analisis geostatistik multivariat? Bagaimana mengetahui korelasi spasial dan korelasi antar variabel kualitas batubara? Bagaimana kaitan antar kualitas batubara dengan kondisi geologi daerah penelitian yang meliputi lingkungan pengendapan dan struktur geologi?

4 I.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah: Mengestimasi kualitas batubara pada titik-titik yang tidak disampel dan kemudian membuat modelnya dengan metode geostatistik. Mencari hubungan atau interelasi antar variabel kualitas batubara secara spasial dengan linear coregionalization model (analisis koregionalisasi). Mendiskusikan hubungan antara karakteristik kualitas batubara secara spasial dengan beberapa parameter geologi meliputi lingkungan pengendapan dan struktur geologi. I.4. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup pada penelitian ini meliputi: Studi pustaka mengenai analisis geostatistik multivariat dan penerapannya dalam mengkarakterisasi, mengestimasi dan memodelkan sumberdaya batubara. Studi pustaka mengenai kondisi geologi daerah penelitian di daerah Sub-Blok X, Wilayah PKP2B PT Multi Harapan Utama yang terletak di Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Melakukan estimasi, membuat model kualitas batubara, dan mencari hubungan antar variabel secara spasial dalam kualitas batubara di daerah penelitian dengan menggunakan analisis geostatistik multivariat. Mengetahui beberapa parameter geologi yang terkait atau berhubungan dengan kualitas batubara meliputi lingkungan pengendapan dan struktur geologi.

5 I.5. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan salah satu Wilayah PKP2B milik PT. Multi Harapan Utama yang berlokasi di Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Peta Indeks daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1. di bawah ini. Gambar 1.1. Peta Indeks Lokasi Penelitian

6 I.6. Batasan Penelitian Batasan dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dua batasan yaitu batasan data dalam penelitian dan batasan metodologi. I.6.1. Batasan data Data geologi regional Cekungan Kutai dan data pemetaan geologi dari departemen eksplorasi PT. Multi Harapan Utama yang telah melakukan pemetaan geologi dengan skala 1: 25.000. Literatur yang berkaitan dengan topik penelitian, terutama yang berkaitan dengan geostatistik multivariat. Data titik bor yang digunakan dalam pemodelan terbatas pada data titik bor yang mengandung data seam yang dipilih dalam penelitian ini. Seam yang dipilih dalam penelitian ini meliputi seam 24, seam 31, dan seam 40. Data analisis kualitas yang digunakan meliputi total moisture, volatile matter, ash content, fixed carbon, total sulphur, dan calorific value. Satuan yang digunakan dalam penelitian meliputi total moisture(%), volatile matter(%), ash content(%), fixed carbon(%), total sulphur(%), dan calorific value(kkal/kg). I.6.2. Batasan metodologi Analisis data dengan menggunakan metode statistika dasar pada data kualitas sampel batubara di daerah penelitian. Analisis korelasi spasial dengan menggunakan model variogram dan crossvariogram untuk mengetahui struktur korelasi spasial data.

7 Analisis geostatistik multivariat dengan menngunakan model koregionalisasi linear atau linear coregionalisation model (LCM) untuk mengetahui koefisien korelasi regional. Estimasi geostatistik dengan menggunakan estimator yang bersifat BLUE (Best Linear Unbiassed Estimator) yaitu dengan kriging. Teknik kriging yang digunakan meliputi ordinary kriging (OK) untuk estimasi spasial pada satu variabel, ordinary cokriging (COK) digunakan untuk estimasi spasial pada data dengan banyak variabel. Ordinary Cokriging (COK) dapat dilakukan dengan catatan apabila antar data (antar seam) saling bertampalan dan persebaran dari data sekunder lebih luas dari data primer (asumsi mengenai data sekunder dapat terpenuhi). Diskusi mengenai hubungan antara karakteristik kualitas batubara secara spasial dengan beberapa parameter geologi meliputi lingkungan pengendapan dan struktur geologi. I.7. Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman konsep dan penggunaan geostatistik dalam memecahkan masalah geologi, dalam hal ini masalah kualitas batubara. Dengan pemahaman yang baik mengenai geostatistik, termasuk geostatistik multivariat maka akan dapat menerapkan metode geostatistik pada data-data yang bersifat spasial sehingga bisa membuat estimasi dan prediksi. Geostatistik dapat digunakan untuk memberikan estimasi serta membuat model dari data spasial, dalam hal ini mengenai kualitas batubara. Dari hasil estimasi dan model tersebut diharapkan dapat memberikan informasi untuk

8 merencanakan kegiatan eksplorasi maupun eksploitasi selanjutnya. Selain itu dari model kualitas batubara secara spasial, dapat digunakan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kualitas batubara secara spasial. I.8. Keaslian Penelitian Analisis geostatistik multivariat telah banyak digunakan pada data-data spasial terutama dalam bidang pertambangan dan lingkungan. Pada penelitian ini, geostatistik multivariat dengan menggunakan model koregionalisasi linear akan digunakan pada data kualitas batubara di daerah Sub-Blok X, wilayah PKP2B milik PT. Multi Harapan Utama, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Pada penelitian ini memiliki kesamaan metode dengan peneliti-peneliti sebelumnya, tetapi memiliki perbedaan dari segi data dan lokasi penelitian. Selain itu, data kualitas batubara pada daerah ini juga belum dilakukan pengolahan dengan geostatistik multivariat. Oleh karena itu, penelitian ini akan menggunakan geostatistik multivariat pada data tersebut di atas untuk estimasi dan pemodelan kualitas batubara di daerah penelitian.