Joyful Learning Journal

dokumen-dokumen yang mirip
Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal

Journal of Elementary Education

Joyful Learning Journal

Ningsih et al., Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa...

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal

Journal of Elementary Education

Joyful Learning Journal

Pendahuluan. Windarto et al., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif. 1

Joyful Learning Journal

Economic Education Analysis Journal

Joyful Learning Journal

Yuanis et al., Penerapan Model Quantum Learning...

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

Joyful Learning Journal

Economic Education Analysis Journal

Joyful Learning Journal

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

Penerapan Concept Mapping dengan Media Gambar untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA

Joyful Learning Journal

Nur Indah Sari* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

ARTIKEL. Oleh : I MADE SEPTI ASTAWAN

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN PKn DENGAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING DI SDN 02 V KOTO KAMPUNG DALAM PADANG PARIAMAN

Joyful Learning Journal

PENGGUNAAN STRATEGI MIND MAPPING BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SDN I WONOREJO DEMAK

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Joyful Learning Journal

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

Joyful Learning Journal

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING

Tukini. SD Negeri Jembayat 02 Received : September 2017; Accepted : February Abstrak

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

Penerapan Model Pembelajaran Guided Note Taking

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KREATIF PRODUKTIF UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA JURNAL. Oleh

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA PADA SISWA KELAS V SDN 005 BUKIT TIMAH DUMAI

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

Keywords: Concept Sentence, puzzle media, writing skills. menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SDN Candiwulan.

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

Oleh Rina Ermayanti 1, Otang Kurniaman 2, Lazim N 3

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal

Economic Education Analysis Journal

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 339 TAMANG

ABSTRAK PENERAPAN TIPE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR. Oleh UL YUNI *) YULINA H **) SITI RACHMAH SOFIANI ***)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PPKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IX.1 SMP N 4 PASAMAN. Sudirman 1) 1 SMP N 4 Pasaman

ABSTRACT. Keywords: Pembelajaran, ICT, Prestasi Belajar

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

Kurnia Restu, Lazim N, Zariul Antosa

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

TAHUN AJARAN 2015/2016

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

Widanti et al., Penerapan Teknik Mind Mapping...

PERANAN MEDIA VIDEO DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SDN MAMPANG PRAPATAN 02 PAGI

Transkripsi:

JLJ 3 (1) (2014) Joyful Learning Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING MENGGUNAKAN TEORI APERSEPSI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARN PKn PADA SISWA KELAS IVA SDI SITI SULAECHAH SEMARANG Wiladantika Purnamasari, Fitria Dwi Prasetyaningtyas, A. Zaenal Abidin Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Januari 2014 Disetujui Februari 2014 Dipublikasikan Maret 2014 Keywords: civics subject learning quality; quantum learning model; apperception theory Abstrak Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas IVA menggunakan model Quantum Learning dengan teori apersepsi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus, tiap siklus satu pertemuan. Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IVA SD Islam Siti Sulaechah Semarang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes. Teknik analisis data menggunakan teknik kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan dalam setiap variabel pengamatan pada setiap siklusnya. Tingkat pencapaian keterampilan guru pada siklus I adalah 26 dengan kriteria baik, siklus II sebesar 31 dengan kriteria baik, dan siklus III sebesar 37 dengan kriteria sangat baik. Tingkat pencapaian aktivitas siswa pada siklus I sebesar 21,7 dengan kriteria cukup, siklus II sebesar 27,4 dengan kriteria baik, dan siklus III sebesar 34 dengan kriteria sangat baik. Tingkat pencapaian hasil belajar siswa pada siklus I, diperoleh nilai rata-rata 65,23 dengan persentase ketuntasan klasikal 54%, siklus II nilai rata-rata 78,77 dengan persentase ketuntasan klasikal 69%, dan siklus III diperoleh nilai rata-rata 88,77 persentase ketuntasan klasikal 88,46%. Simpulan penelitian ini yaitu model Quantum Learning dengan teori apersepsi dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn di kelas IVA SD Islam Siti Sulaechah Semarang.. Abstract The purpose of the research was to improve the quality of civics learning through the application of quantum learning model using apperception theory. The research was a classroom action research that consisted of three cycles. The subjects were teacher and students in class IVA SDI Siti Sulaechah Semarang. Data collection techniques used tests and nontest. The results showed an increase in each variable of each cycle. The achievement level of the teacher skills in the first cycle was 26 with good category. The second cycle was 31 with good category. The third cycle was 37 with very good category. The achievement level of students activity in the first cycle was 21.7 with fair category. The second cycle was 27.4 with good category. The third cycle was 34 with very good category. The level of students achievement in the first cycle got average score of 65.23 with classical completeness percentage of 54%. The second cycle got an average value of 78.77 with classical completeness percentage of 69%. The third cycle obtained an average of 88.77 with percentage of classical completeness of 88.46%. The conclusion of the study was quantum learning using apperception theory improved the quality of civics subject learning in class IVA SDI Siti Sulaechah, Semarang. 2014 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Jl. Muktisari RT 03/02, Kebumen, Kebumen, Jawa Tengah E-mail: Willa.beauty@gmail.com ISSN 2252-6366 38

PENDAHULUAN Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermarabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangknya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 pasal 37 ayat 1 yang menyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan kewarganegaraan. Permasalahan pembelajaran PKn di kelas IVA SD Islam Siti Sulaechah Semarang yang ditemukan berdasarkan refleksi awal bersama kolaborator antara lain berasal dari keterampilan mengajar guru, aktivitas siswa, serta hasil belajar siswa. Keterampilan mengajar guru di kelas IVA belum mencakup semua kriteria keterampilan dasar mengajar guru yang meliputi keterampilan membuka pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan memberi penguatan, keterampilan menjelaskan, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilam pembelajaran perseorangan, keterampilan menutup pelajaran (Rusman, 2012:80). Dari sembilan keterampilan dasar mengajar guru, guru hanya menguasai keterampilan membuka pembelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan mengelola kelas dan keterampilan menutup pembelajaran. Permasalahan pada aktivitas siswa yaitu, siswa tidak berani mengutarakan pendapat karena tidak diberi kesempatan oleh guru, siswa juga merasa bosan dengan pembelajaran, karena model pembelajaran yang digunakan guru kurang inovatif. Hasil belajar siswa pada pelajaran PKn masih cukup rendah. Rata-rata kelas hanya mencapai 53,6 dengan persentase ketidaktuntasan mencapai 76,9% atau sebanyak 20 siswa dari 26 siswa yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 66. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana cara meningkatkan kualitas pembelajaran PKn melalui model quantum learning menggunakan teori apersepsi di kelas IVA SD Islam Siti Sulaechah Semarang?.Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu diadakan penelitian tindakan kelas menggunakan model quantum learning menggunakan teori apersepsi. Kelebihan model quantum learning menurut Suyadi (2013:112): (1) Melibatkan teknologi pendidikan terkini, (2) Memberi kebebasan kepada peserta didik untuk melakukan eksplorasi pembelajaran sesuai modalitas belajar yang dimiliki masing-masing peserta didik, (3) Strategi pembelajaran quantum memberi peluang kepada semua peserta didik untuk mencapai lompatan prestasi belajar, (4) Setiap upaya belajar peserta didik dihargai dengan reward yang sepadan. Filosofi mendasar mengenai teori apersepsi menurut pandangan Herbart yaitu manusia adalah makhluk pembelajar. Sifat dasar manusia adalah memerintah dirinya sendiri, lalu melakukan reaksi atau bereaksi terhadap instruksi yang berasal dari lingkungannya, jika ia dibekali oleh dorongan atau rangsangan (stimulus) khusus (Chatib, 2013:81). 39

Langkah pembelajaran dengan model ini yaitu: (1) Guru memutar musik barok selama proses pembelajaran, (2) Siswa diminta untuk membentuk kelompok, (3) Guru melakukan apersepsi scene setting menggunakan sumber ide AMBAK (apa manfaatnya bagiku), (4) Siswa ditunjukan gambar-gambar kesenian tradisional yang pernah tampil dalam misi kebudayaan internasional.(mengamati), (5) Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang gambar tersebut (menanya), (6) Guru mengajak beberapa kelompok maju untuk menunjukan gambar yang sesuai dengan ucapan guru, (7) Guru memberi penjelasan kepada para siswa melalui layar LCD (menalar), (8) Guru menjelaskan materi menggunakan media peta pikiran (menalar), (9) Guru menawarkan kepada kelompok yang ingin maju ke depan kelas untuk menampilkan kesenian tradisional indonesia yang telah dipelajari bersama, (10) Setelah kelompok yang maju melakukan pertunjukan kelompok lain memberikan apresiasi yang baik, (11) Guru memberi reward kepada kelompok yang berani maju dan memberi pujian positif pada kelompok lain, (12) Guru menjelaskan tujuan dari pertunjukan tersebut, (13) Guru membagikan soal evaluasi kepada tiap siswa, sembari siswa mengerjakan soal guru memutar musik barok untuk membantu siswa dalam berpikir (membuat jaring), (14) Guru bersama siswa merefleksi pembelajaran yang telah berlangsung, (15) Guru bersama siswa merayakan pembelajaran yang telah berlangsung. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada siswa kelas IVA SD Islam Siti Sulaechah melalui model quantum learning menggunakan teori apersepsi. METODE PENELITIAN Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IVA SD Islam Siti Sulaechah Semarang tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 10 anak dan siswa perempuansebanyak 16 anak. Sedangkan variabel penelitiannya yaitu keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn melalui model quantum learning menggunakan teori apersepsi. Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas tiga siklus, setiap siklusnya terdiri atas 1 pertemuan. Setiap siklus terdiri atas empat langkah, yaitu: 1) perencanaan; 2) pelaksanaan; 3) pengamatan; dan 4) refleksi (Arikunto, 2008). Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan nontes. Sedangkan teknik analisis data mengggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan menentukan mean dan kualitatif berupa keterampilan guru,aktivitas siswa, angket, wawancara dan catatan lapangan. 40

HASIL DAN PEMBAHASAN Wiladantika Purnamasari / Joyful Learning Journal 3 (1) (2014) Keterampilan Guru Peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran PKn dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Peningkatan Keterampilan Guru No. Indikator 1 Mempersiapkan siswa dalam belajar (Keterampilan membuka pelajaran dan mengelola kelas) (Tumbuhkan) 2 Melakukan apersepsi (Keterampilan membuka pelajaran) (Tumbuhkan) 3 Mengajukan pertanyaan (Keterampilan bertanya) (Alami) 4 Menampilkan media pembelajaran (keterampilan memberikan variasi) (Alami) 5 Menjelaskan pelajaran (keterampilan menjelaskan, mengajar perseorangan) (Namai) 6 Membimbing siswa dalam permainan berkelompok (keterampilan membimbing kelompok kecil dan perorangan) (Demonstrasikan) 7 Memberi penghargaan kepada siswa atau kelompok Siklus 1 2 3 1 3 4 4 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 2 2 4 (keterampilan memberi penguatan) (Ulangi) 8 Melakukan evaluasi (Keterampilan menutup pelajaran) 3 (Ulangi) 3 4 9 Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung (keterampilan mengajar kelompok kecil 4 4 4 dan perorangan) (Rayakan) 10 Kemampuan menutup pelajaran (Keterampilan menutup pelajaran) (Rayakan) 2 4 4 Jumlah skor 26 31 37 Rata-rata skor 2,6 3,1 3,7 Kriteria Baik Baik Sangat Baik Tabel 2 dapat dilihat adanya peningkatan keterampilan guru. Hal ini terbukti keterampilan guru pada siklus I mendapat skor 26 dengan ratarata 2,6 kriteria cukup meningkat menjadi 31 pada siklus II dengan rata-rata 3,1 kriteria baik serta kembali meningkat pada siklus III menjadi 37 dengan rata-rata 3,7 kriteria sangat baik. Keterampilan membuka pelajaran pada siklus I belum nampak, karena guru belum mengajak siswa berdoa dan belum mempresensi kehadiran siswa, sedangkan pada siklus II dan III keterampilan tersebut sudah nampak. Keterampilan melakukan apersepsi pada siklus I semua indikator sudah Nampak, begitu pula pada siklus II dan III. Keterampilan mengajukan 41

pertanyaan pada siklus I dan II mendapatkan skor 2 karena guru hanya memberikan pertanyaan secara klasikal, sedangkan pada siklus III mendapatkan skor 3 karena guru hanya memberikan pertanyaan secara klasikal dan individual. Keterampilan menampilkan media pembelajaran pada siklus I, II dan III mempunyai skor tetap yaitu 3, karena guru telah menampilkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi. Keterampilan menjelaskan pelajaran juga mempunyai skor tetap yaitu 3 pada ketiga siklusnya, karena guru telah menguasai materi ajar dan menjelaskan sesuai dengan RPP. Keterampilan membimbing siswa dalam permainan berkelompok memperoleh 4 skor pada siklus II dan III, karena guru membimbing siswa untuk berkelompok, menjelaskan tugas kelompok dan memfasilitasi kelompok, sedangkan pada siklus I guru memperoleh 2 skor, karena guru hanya membimbing siswa untuk berkelompok. Keterampilan memberi penghargaan kepada siswa atau kelompok, memperoleh skor 2 pada siklus I dan II, sedangkan siklus III mendapat skor 4, karena guru telah memberikan penghargaan secara verbal, non verval serta memotivasi siswa. Keterampilan melakukan evaluasi memperoleh skor 3 pada siklus I dan II, karena guru hanya melakukan evaluasi sesuai indikator, sedangkan siklus III mendapatkan skor 4, karena guru melakukan evaluasi sesuai indikator dan materi yang telah diajarkan. Keterampilan melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung memperoleh skor 4 pada semua siklus, karena guru melakukan refleksi sesuai materi yang telah dipelajari bersama siswa. Keterampilan menutup pelajaran pada siklus I memperoleh skor 2, sedangkan siklus II dan III memperoleh skor 4, karena guru menutup pelajaran bersama siswa dan merayakannya dengan cara menyanyi bersama. Menurut Rusman (2013) terdapat sembilan keterampilan dasar mengajar guru yaitu keterampilan membuka pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan pembelajaran perseorangan, keterampilan memberi penguatan, keterampilan menutup pelajaran. 42

Aktivitas Siswa Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Peningkatan Aktivitas Siswa No. Indikator Siklus 1 2 3 1 Kesiapan dalam mengikuti pembelajaran (Emotional activities) 3 4 4 2 Siswa semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran (Emotional activities) 2,8 2,8 3,3 3 Mendengarkan penjelasan guru (listening activities) 1,9 2,5 2,7 4 Mengamati dan mengidentifikasi gambar dan video (media ajar) yang disajikan (Visual activities) 2,4 2,5 3,1 5 Siswa mencatat materi (Writing activities) 1 3,8 4 6 Aktif mengajukan pertanyaan sesuai materi yang diajarkan (Oral activities) 1,1 1,1 1,9 7 Aktif menjawab pertanyaan (Oral activities) 2,5 2,5 3,3 8 Aktif dalam permainan kelompok (mental and motor activities) 2,2 3,1 3,6 9 Melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran (listening and oral activities) 1,7 2 4 10 Mengerjakan soal evaluasi (writing, visual and mental activities) 3,1 3,1 3,9 Jumlah skor 21,7 27,4 34 Rata-rata skor 2,2 2,74 3,4 Kriteria Cukup Baik Sangat Baik Dari tabel 3 dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas siswa. Hal ini terbukti aktivitas siswa pada siklus I mendapat jumlah skor 21,7 dengan rata-rata 2,2 kategori cukup, pada siklus II meningkat menjadi 27,4 dengan rata-rata 2,74 kategori baik, dan pada siklus III kembali meningkat menjadi 34 dengan rata-rata 3,4 kategori sangat baik. Peningkatan ini terjadi setelah menerapkan model quantum learning menggunakan teori apersepsi. Indikator kesiapan dalam mengikuti pembelajaran pada siklus I memperoleh skor 3. Siklus II dan III mendapatkan skor 4. Indikator siswa semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus I dan II memperoleh skor 2,8, sedangkan siklus III memperoleh skor 3,3. Indikator mendengarkan penjelasan guru pada siklus I memperoleh skor 1,9, siklus II memperoleh skor 2,5, dan siklus III memperoleh skor 2,7. Indikator mengamati dan mengidentifikasi gambar dan video pada siklus I memperoleh skor 2,4, siklus II memperoleh skor 2,5, siklus III memperoleh skor 3,1. Indikator siswa mencatat materi pada siklus I memperoleh skor 1, siklus II memperoleh skor 3,8, dan siklus III memperoleh skor 4. Indikator aktif mengajukan pertanyaan sesuai materi yang diajarkan pada siklus I dan II memperoleh skor 1,1 dan siklus III memperoleh skor 1,9. Indikator aktif menjawab pertanyaan pada siklus I dan II memperoleh skor 2,5, dan siklus III memperoleh skor 3,3. Indikator aktif dalam permainan kelompok pada siklus I memperoleh skor 2,2, siklus II memperoleh skor 43

3,1, dan siklus III memperoleh skor 3,6. Indikator melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran pada siklus I memperoleh skor 1,7, siklus II memperoleh skor 2, dan siklus III memperoleh skor 4. Indikator mengerjakan soal evaluasi pada siklus I dan II memperoleh skor 3,1, dan pada siklus III memperoleh skor 3,9. Menurut Diedrich (dalam Sardiman, 2011: 101) aktivitas siswa meliputi: visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities dan emotion activities. Hasil Belajar Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Siswa No. Nilai Prasiklus Siklus I Siklus II Siklus III 1. Rata-rata kelas 53,65 65,23 78,77 88,77 2. Nilai tertinggi 100 88 100 100 3. Nilai terendah 20 12 24 48 4. Jumlah siswa tuntas 6 14 18 23 5. Jumlah siswa tidak tuntas 20 12 8 3 6. Persentase siswa tuntas 23,1% 54% 69% 88,46% Tabel 4, menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar klasikal siswa kelas IVA SD Islam Siti Sulaechah Semarang. Ketuntasan belajar klasikal pada prasiklus yaitu 23,1%. Pada siklus I terjadi peningkatan ketuntasan belajar klasikal menjadi 54%, pada siklus II ketuntasan belajar klasikal kembali meningkat menjadi 69% dan kembali meningkat menjadi 88,46% pada siklus III. Di akhir siklus persentase ketuntasan klasikal telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 75% dari seluruh siswa kelas IVA SDI Siti Sulaechah Semarang mengalami ketuntasan belajar individual sebesar 66 dalam pembelajaran PKn. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah (2010:97) yaitu, suatu pembelajaran dikatakan baik, jika 66% sampai 75% siswa menguasai pelajaran yang diajarkan oleh guru. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan penerapan model quantum learning menggunakan teori apersepsi dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. (1) Keterampilan guru pada siklus I memperoleh skor 26 dengan kriteria baik, siklus II memperoleh skor 31 dengan kriteria baik, siklus III memperoleh skor 37 dengan kriteria sangat baik. (2) Aktivitas siswa pada siklus I memperoleh skor 21,7 dengan kriteria cukup, siklus II memperoleh skor 27,4 44

dengan kriteria baik, dan siklus III memperoleh skor 34 dengan kriteria sangat baik. (3) Persentase ketuntasan hasil belajar ranah kognitif klasikal pada siklus I 54%,siklus II menjadi 69%, dan meningkat pada siklus III menjadi 88,46%. DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal. dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD,SLB, dan TK. Bandung: Yrama Widya Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara Awalludin. Dkk. 2008. Statistika Pendidikan. Jakarta: Depdiknas Chatib, Munif. 2013. Gurunya Manusia. Bandung: PT Mizan Pustaka. Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik. Jakarta: Rineka Cipta. Herrhyanto, Nur, dkk. 2008. Statistika Dasar. Jakarta : Depdiknas Poerwanti, Endang. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo. Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya 45