PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI 02 KURIPAN-PURWODADI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. cahaya, baik yang berasal dari benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang

PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI 02 KURIPAN-PURWODADI

PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PELINTINGAN MANUAL DI PT. DJITOE INONESIA TOBAKO

PERBEDAAN JARAK PANDANG PEKERJA CANTING BATIK PADA BEBERAPA WAKTU KERJA DI KAMPUNG BATIK SEMARANG

Analisis Faktor Intensitas Penerangan Lokal Terhadap Kelelahan Mata Di Industri Pembuatan Sepatu X Kota Semarang

BAB 6 HASIL PENELITIAN. Gambar 6.1 Sumber Pencahayaan di ruang Radar Controller

BAB I PENDAHULUAN. Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan

HUBUNGAN INTENSITAS PENERANGAN, MASA KERJA DAN LAMA KERJA DENGAN KETAJAMAN PENGLIHATAN

HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS

Unsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang ada di tempat kerja yaitu penerangan. berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal

BAB V ANALISA DATA. 1.1 Hubungan Antara Intensitas Cahaya Dan Keluhan Subjektif Kelelahan

BAB 1 : PENDAHULUAN. konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. (1)

PENGARUH MASA KERJA DAN INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA PEKERJA BATIK TULIS LAWEYAN SURAKARTA

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J

BAB I PENDAHULUAN. Cahaya adalah suatu perpindahan energi yang dapat merangsang indera

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI DESA BANGUN ASRI KARANG MALANG SRAGEN

HUBUNGAN SIKAP DAN SANITASI LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA PELAJAR SDN BERIWIT-1 KABUPATEN MURUNG RAYA KALIMANTAN TENGAH

MODUL III INTENSITAS CAHAYA

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Tabumela Kecamatan Tilango

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. otomatis, terintegrasi dan terkoordinasi. luas dewasa ini, ditambah penggunaan internet yang semakin populer

BAB I PENDAHULUAN. kerja di setiap sektor kerja termasuk sektor kesehatan, dalam rangka menekan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan dirumah pengrajin Sulaman Kerawang UKM

ANALISIS DIMENSI MEJA DAN KURSI SEKOLAH TERHADAP KENYAMANAN BELAJAR SISWA SDN PABELAN 03 SUKOHARJO

Unnes Journal of Public Health

PENGARUH PENERANGAN DALAM RUANG TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA MAHASISWA DESAIN INTERIOR

PENGARUH PENCAHAYAAN DAN MASA KERJA BERDASARKAN WAKTU KERJA TERHADAP KELELAHAN MATA PADA PENGRAJIN SULAMAN KERAWANG UKM

Pengaruh Aktivitas Luar Ruangan Terhadap Prevalensi Myopia. di Desa dan di Kota Usia 9-12 Tahun

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KEDISIPLINAN PEMAKAIAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN WINDING

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan, manusia selalu mengadakan bermacam macam

EFEK PENCAHAYAAN TERHADAP PRESTASI DAN KELELAHAN KERJA OPERATOR. Jl. Kalisahak 28 Kompleks Balapan Yogyakarta *

ASPEK PENCAHAYAAN DALAM PEKERJAAN PEMERIKSAAN VISUAL

HUBUNGAN INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA TENAGA KERJA HOME INDUSTRI TIKAR MENDONG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Keluhan kelelahan mata menurut Ilmu Kedokteran adalah gejala

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik dan

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES DENGAN MEMPERHATIKAN LINGKUNGAN DAN KETELITIAN KERJA OPERATOR

PUBLIKASI ILMIAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA PETUGAS POLIKLINIK RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP TERJADINYA STRES KERJA PADA PEKERJA INDUSTRI BENGKEL LAS DI KOTA PEKANBARU TAHUN 2013

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN MATA PADA OPERATOR KOMPUTER DI KANTOR SAMSAT PALEMBANG TAHUN 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR LAMPIRAN. Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Noer Haeny, FKM UI, 2009

ANALISIS LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MAN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental dan

PENGARUH MUSIK TERHADAP SEMANGAT KERJA DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DIBAGIAN LINTING ROKOK PT. DJITOE INDONESIA TOBAKO SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah wilayah kerja Puskesmas Kabila Bone

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Ada beberapa jurusan di

Hubungan Faktor Individu dan Lingkungan Terhadap Keluhan Computer Vision Syndrom

KENYAMANAN BELAJAR SISWA DI KELAS IV SD NEGERI SE- KECAMATAN PAKUALAMAN TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL JURNAL

HUBUNGAN ANTARA FACTOR JARAK PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN POS KESEHATAN DESA DI DESA GAWANAN KECAMATAN COLOMADU

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di masing-masing ruangan operator Sistem

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. kondisi pandangan yang tidak nyaman (Pheasant, 1997). kondisi kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan.

BAB III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN. observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat ( point time

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENGGUNAAN GADGET

Keluhan Mata Silau pada Penderita Astigmatisma Dibandingkan dengan Miopia. Ambient Lighting on Astigmatisma Compared by Miopia Sufferer

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

NASKAH PUBIKASI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN

SEJARAH & PERKEMBANGAN

HUBUNGAN KECEPATAN PELAYANAN PENDAFTARAN RAWAT JALAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

BAB IV METODE PENELITIAN. Berdasarkan jenisnya penelitian ini adalah penelitian

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya teralokasi dengan baik sehingga dapat diakomodasi segera kepada para

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI PINGGANG PADA PENGERAJIN BATIK TULIS DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI TAHUN 2012

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

HUBUNGAN PEMAKAIAN AIR CONDITIONER (AC) DI RUANG KELAS TERHADAP KEJADIAN SINDROMA MATA KERING (DRY EYE SYNDROME) PADA SISWA SMA SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT ERGONOMI KURSI DENGAN TINGKAT KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 LENDAH KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA TENAGA KERJA DI LABORATORIUM PT. POLYPET KARYAPERSADA CILEGON

PENGARUH PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA SMKN 1 MARTAPURA

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PENGEPAKAN DI PT. DJITOE INDONESIA TOBAKO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA SISWA KELAS VIII SMP NAWA KARTIKA ISLAMIC BOARDING SCHOOL DENGAN SMP NEGERI 1 WONOGIRI SKRIPSI

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan memanfaatkan fasilitas serta sumber daya yang ada (1).

PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA DI LINGKUNGAN SEKITAR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN IPB

BAB 1 : PENDAHULUAN. kapasitas kerja fisik pekerja, serta melindungi pekerja dari efek buruk pajanan hazard di

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BAB III METODE PENELITIAN. melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Pendekatan

Transkripsi:

PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI 02 KURIPAN-PURWODADI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh : AROFAH GESTI KARTIKA DJUPRI J 410 090 058 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI 02 KURIPAN-PURWODADI Arofah Gesti Kartika Djupri J 410 090 058 Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta 57162 Abstrak Sekolah Dasar Negeri 02 Kuripan-Purwodadi adalah Sekolah yang berada dilingkungan Kuripan Kecamatan Purwodadi. Sekolah ini masih menggunakan kayu sebagai dinding ruang kelas dan penerangan didalam ruang kelas IV dan V kurang terang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh intensitas penerangan terhadap kelelahan mata pada siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri 02 Kuripan-Purwodadi. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode survey analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian sebanyak 60 siswa yaitu 30 siswa kelas IV dan 30 siswa kelas V. Untuk menganalisa data penelitian digunakan uji statistik Chi Square dengan program SPSS versi 21.00 dengan hasil uji yang menyatakan tidak ada pengaruh intensitas penerangan terhadap kelelahan mata pada siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri 02 Kuripan-Purwodadi dengan tingkat signifikansi (p) 0,150 yang berarti p > 0,05. Penyelenggara pendidikan diharapkan untuk menambah intensitas penerangan sesuai dengan kondisi lingkungan didalam ruang kelas di Sekolah Dasar Negeri 02 Kuripan-Purwodadi agar siswa dapat belajar dengan nyaman. Kata kunci. : Penerangan, Kelelahan Mata, Siswa Abstract Sekolah Dasar Negeri 02 Kuripan, Purwodadi is located within the School District Kuripan, Purwodadi. The school is still using wood as a classroom walls and lighting in classrooms fourth and fifth are less bright. The aim of this study is to find out the influence of lighting intensity toward the eye-strain of the fourth and fifth year students of Sekolah Dasar Negeri 02 Kuripan, Purwodadi. This research is a quantitative one that uses analytic survey method and crosssectional approach. The total samples in this research are 60 students; they consist of 30 students of the fourth year and 30 students of the fifth year. The data are analyzed by using statistic test Chi Square with SPSS program version 21.00. The test result shows that there is not influence of lighting intensity toward the

eye-strain of the fourth and fifth year students of Sekolah Dasar Negeri 02 Kuripan, Purwodadi with the level of significance (p) 0.150 that means p > 0.05. The education organizers are expected to increase the lighting intensity appropriated to the environment condition within the classrooms of Sekolah Dasar Negeri 02 Kuripan, Purwodadi so that the students can study comfortably. Key Words : Lighting, Eye-strain, Student. PENDAHULUAN Pencahayaan atau penerangan merupakan salah satu komponen agar pekerja dapat bekerja atau mengamati benda yang sedang dikerjakan secara jelas, cepat, nyaman dan aman. Lebih dari itu penerangan yang memadai akan memberikan kesan pemandangan yang baik dan keadaan lingkungan yang menyegarkan. Sebuah benda akan terlihat bila benda tersebut memantulkan cahaya, baik yang berasal dari benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang datang dari sumber cahaya lain, dengan demikian maksud dari pencahayaan adalah agar benda terlihat jelas. Pencahayaan tersebut dapat diatur sedemikian rupa yang disesuaikan dengan kecermatan atau jenis pekerjaan sehingga memelihara kesehatan mata dan kegairahan kerja (Subaris dan Haryono, 2008). Hasil penelitian pada Pusat Penelitian Penyakit Tidak Menular Badan Lembaga Kesehatan Depkes RI menyatakan, akibat dari pemakaian fasilitas kerja yang tidak ergonomis akan menyebabkan perasaan tidak nyaman, konsentrasi menurun, mengantuk dan lain sebagainya, hal ini dapat terjadi juga pada siswa Sekolah Dasar dalam kualitas penerangan ruang kelasnya. Adapun bila kondisi tersebut berlangsung lama dan secara terus menerus (selama masa sekolah) akibat

yang ditimbulkan akan lebih jauh akan dapat menyebabkan gangguan penglihatan (Depkes RI, 2008). Secara umum di Indonesia belum dilakukan analisa mengenai fenomena dasar penerangan untuk fasilitas belajar di Sekolah Dasar, sehingga murid sekolah juga punya peluang untuk menderita kelelahan mata dan dapat menganggu kesehatan terutama kesehatan penglihatan siswa Sekolah Dasar. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di SD Negeri 02 Kuripan-Purwodadi pada bulan April 2013 diketahui bahwa kondisi penerangan di ruang kelas IV kurang terang dengan jarak antara lampu dengan meja siswa ± 3 meter. Kualitas penerangan yang digunakan sekarang masih menimbulkan rasa ketidaknyamanan bagi siswa dalam belajar serta mengakibatkan keluhan pegal dan pedih pada daerah mata para siswa. Kondisi bangunan di SD Negeri 02 Kuripan-Purwodadi terbilang bangunan lama, yaitu masih digunakannya papan kayu untuk dinding kelas sehingga pantulan sinar yang dihasilkan kurang maksimal. Bangunan ruang kelas yang semuanya menghadap ke arah barat seharusnya mendapatkan cukup sinar matahari pagi dari arah timur. Tetapi tidak semua ruang kelas mendapatkan sinar matahari yang baik. Salah satunya ruang kelas IV yang ventilasinya terhalang oleh bangunan ruang kelas III dan penggunaan lampu dalam ruang kelas IV hanya 1 lampu. Sedangkan idealnya untuk ruangan dengan ukuran 7x7 meter membutuhkan 4 lampu.. Penggunaan ventilasi dalam ruang kelas berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan tempat masuknya sinar matahari. Berbeda dengan ruang

kelas V yang memiliki ukuran bangunan yang sama dengan kelas IV dan juga menggunakan 1 lampu, tetapi ventilasi ruang kelas V tidak terhalang oleh bangunan lain sehingga sinar matahari yang masuk kedalam kelas dapat optimal dan kondisi penerangan dikelas menjadi cukup terang Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Layumuatula 2001, menunjukkan hasil pengukuran intensitas penerangan di Sekolah Dasar kelas IV dan V kurang dari standart 45,1-86,4 lux. Sedangkan hasil penelitian Ersalina 2012, menyebutkan bahwa suhu ruangan dan intensitas pencahayaan berpengaruh signifikan terhadap kecepatan respon, konsentrasi dan tingkat stress pada siswa Sekolah Dasar. Usia 5-12 tahun merupakan usia perkembangan anak sekolah dimana pada usia ini terjadi perubahan-perubahan pada diri anak seperti perubahan pada aspek fisik, kognitif, emosi dan psikososial. Desain penerangan diruang kelas seharusnya disesuaikan dengan keadaan bangunan dan tata letaknya. Hal ini dapat terlihat dari kondisi bangunan yang tua dan penggunaan lampu dalam kelas yang kurang baik untuk kesehatan. Kondisi ini akan mengakibatkan kelelahan pada mata anak dan dapat mengurangi daya konsentrasi selama proses belajar mengajar yang diakibatkan ketidaknyamanan siswa dalam melihat. Hal tersebutlah yang menjadi pendorong atau latar belakang peneliti dalam melakukan penelitian mengenai pengaruh penerangan terhadap kelelahan mata pada siswa kelas IV dan kelas V Sekolah Dasar Negeri 02 Kuripan Purwodadi.

Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh intensitas penerangan terhadap kelelahan mata pada siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri 02 Kuripan- Purwodadi 2. Tujuan Khusus a. Mengukur intensitas penerangan di ruang kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri 02 Kuripan-Purwodadi b. Mengetahui tingkat kelelahan mata pada siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri 02 Kuripan-Purwodadi METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode survei analitik, yaitu dimana peneliti mencoba menggali bagamana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini dilakukan di kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri 02 Kuripan-Purwodadi pada bulan Juni 2013. Sampel yang digunakan sebanyak 60 dengan menggunakan tehnik total sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi Square dengan tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai p 0,05 maka Ho diterima dan jika nilai p > 0,05 maka Ho ditolak.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil a. Intensitas Penerangan Pada saat dilakukan pengukuran di ruang kelas IV dengan kondisi bangunan dan ventilasi tertutup oleh bangunan kelas III dimana hanya menggunakan penerangan buatan dengan 1 lampu dalam kondisi menyala. Sedangkan di ruang kelas V dengan kondisi bangunan dan ventilasi tidak terhalang oleh bangunan lain atau dengan kata lain sinar matahari dapat langsung masuk ke dalam ruang kelas. Pada saat dilakukan pengukuran lampu dalam kondisi menyala dan cuaca dalam keadaan cerah. Hasil pengukuran intensitas penerangan umum di ruang kelas IV adalah sebesar 45,3 lux dan ruang kelas V adalah sebesar 70,8 lux. Sedangkan hasil pengukuran penerangan lokal di ruang kelas IV adalah sebesar 11,32 lux dan ruang kelas V adalah sebesar 55,08 lux. b. Kelelahan Mata Berdasarkan pengsisian kuesioner yang dilakukan siswa kelas IV dan V didapatkan hasil dari 60 subjek penelitian, yang mengalami mata lelah adalah sebanyak 58 siswa dan siswa yang tidak mengalami mata lelah adalah sebanyak 2 siswa. c. Pengaruh Intensitas Penenrangan Terhadap Kelelahan Mata Dari hasil pengukuran intensitas penerangan dan pembagian kuesioner mengenai kelelahan mata siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri 02 Kuripan-Purwodadi, kemudian dilakukan uji statistik dengan

metode Chi Square dengan menggunakan komputer program SPSS versi 21.00 for windows didapatkan hasil mengenai intensitas penerangan terhadap kelelahan mata pada siswa kelas IV dan V SD Negeri 02 Kuripan-Purwodadi, dengan nilai value sebesar 0,150 jadi nilai p > 0,05 yang berarti bahwa hasil tersebut tidak signifikan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tidak ada pengaruh intensitas penerangan terhadap kelelahan mata pada siswa kelas IV dan V SD Negeri 02 Kuripan-Purwodadi. 2. Pembahasan a. Intensitas Penerangan Penerangan merupakan jumlah cahaya yang jatuh pada permukaan kerja (Tarwaka, 2011). Berdasarkan hasil penelitian mengenai intensitas penerangan diruang kelas IV dan V SDN 02 Kuripan-Purwodadi tidak merata yaitu dengan didapatkannya hasil pengukuran intensitas penerangan yang berbeda-beda pada tiap titik pengukuran. Nilai rata-rata intensitas penerangan umum di ruang kelas IV adalah sebesar 45,3 lux dan rata-rata nilai intensitas penerangan lokal di ruang kelas IV adalah sebesar 11,32 lux. Sedangkan rata-rata hasil pengukuran intensiatas penerangan umum di ruang kelas V adalah sebesar 70,8 lux dan rata-rata nilai intensitas penerangan lokal adalah sebesar 55,08 lux. Hal ini dikarenakan

desain pemasangan lampu yang tidak sesuai dan kondisi serta letak bangunan yang kurang tertata dengan baik. Grandjean dalam Tarwaka (2011) menyatakan bahwa apabila desain penerangan tidak baik maka akan menimbulkan gangguan atau kelelahan penglihatan. Gangguan yang timbul akibat penerangan yang kurang memenuhi syarat antara lain berkurangnya daya dan efisiensi kerja akibat kelelahan mata, kelelahan mental, keluhan pegal didaerah mata dan sakit kepala disekitar mata serta kerusakan indera mata. b. Kelelahan Mata Kelelahan mata merupakan suatu keadaan psikofisiologi berupa kelambatan aktifitas motoris, respirasi, perasaan, sakit dan berat pada bola mata, sehingga mempengaruhi kerja fisik maupun kerja mental (Grandjean, 2000). Dari hasil pengukuran kelelahan mata pada siswa kelas IV dan V diperoleh hasil skor kelelahan mata yang berbeda-beda tiap siswa. Hal ini dipengaruhi oleh intensitas penerangan yang diterima siswa dan karakteristik siswa berbeda. Siswa kelas IV yang mengalami mata lelah adalah sebanyak 30 siswa. Sedangkan siswa kelas V yang mengalami mata lelah adalah sebanyak 28 siswa dan yang tidak mengalami mata lelah adalah sebanyak 2 siswa. Gejala-gejala terjadinya kelelahan mata antara lain terjadinya iritasi pada mata (seperti mata perih, merah dan berair), penglihatan menjadi ganda, sakit sekitar mata, kemampuan daya akomodasi menjadi

berkurang dan menurunnya ketajaman penglihatan, kepekaan kontras serta kecepatan persepsi (Sidarta, 1991). c. Pengaruh Intensitas Penerangan Terhadap Kelelahan Mata Berdasarkan hasil uji signifikansi hasil uji analisis pengaruh intensitas penerangan terhadap kelelahan mata siswa kelas IV dan V SDN 02 Kuripan-Purwodadi dengan menggunakan uji Chi Square didapatkan nilai (p)= 0,150 (> 0,05) maka hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara intensitas penerangan terhadap kelelahan mata pada siswa kelas IV dan V SDN 02 Kuripan-Purwodadi. Gangguan penglihatan dapat terjadi akibat kurangnya pencahayaan ruangan yang memenuhi persyaratan tertentu, karena jika pencahayaan terlalu besar atau kecil, pupil mata harus memicing silau (mata berusaha menghalau silau dengan agak memejamkan mata) atau mata berkontraksi secara berlebihan (Depkes, 2008). Efek dari penerangan yang kurang akan mempengaruhi terjadinya kelelahan mata dengan gejala terjadinya iritasi pada mata (mata perih, merah, berair), penglihatan terlihat ganda, sakit sekitar mata, kemampuan daya akomodasi menjadi berkurang dan menurunnya ketajaman penglihatan (Sidarta, 1991). Kelelahan pada mata merupakan dampak dari pencahayaan yang tidak memadai, namun itu bersifat reversible, maksudnya jika terjadi kelelahan pada mata, cukup dengan melakukan istirahat maka mata akan pulih kembali (Depkes, 2008).

Menurut penelitian Ersalina 2012, menyebutkan bahwa suhu ruangan dan intensitas pencahayaan berpengaruh signifikan terhadap kecepatan respon, konsentrasi dan tingkat stress pada siswa Sekolah Dasar. Tetapi pada penelitian ini didapatkan hasil yang tidak signifikan. Hal ini bisa dipengaruhi oleh faktor seperti masih kuatnya daya akomodasi siswa Sekolah Dasar, dimana penurunan daya akomodasi terjadi pada usia 40-50 tahun (Guyton, 1991). Apabila terjadi kelelahan mata pada siswa Sekolah Dasar bisa disebabkan oleh beban mata pelajaran yang diberikan kepada siswa sehingga siswa cepat merasa jenuh dan lelah pada penglihatannya. Satu hal yang perlu diketahui bahwa pada prinsipnya kelelahan pada mata tidak merusak mata, melainkan akan dapat mengakibatkan ketidaknyamanan dan kepenatan pada mata. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Berdasarkan uji statistik mengenai pengaruh intensitas penerangan terhadap kelelahan mata yang diuji menggunakan Chi Square didapatkan hasil tidak ada pengaruh antara intensitas penerangan terhadap kelelahan mata pada siswa kelas IV dan V dengan nilai (p)= 0,150 (> 0,05). b. Pengukuran intensitas penerangan di ruang kelas IV dan V SD Negeri 02 Kuripan-Purwodadi dengan hasil pengukuran intensitas penerangan umum di ruang kelas IV adalah 45,3 lux dan rata-rata hasil pengukuran

intensitas penerangan lokal di ruang kelas IV adalah sebesar 11,32 lux. Sedangkan hasil pengukuran intensitas penerangan umum di ruang kelas V adalah sebesar 70,8 lux dan rata-rata hasil pengukuran intensitas penerangan lokal di ruang kelas V adalah sebesar 55,08 lux c. Kelelahan mata pada siswa kelas IV adalah semua siswa mengalami mata lelah. Sedangkan pada siswa kelas V siswa yang mengalami mata lelah sebanyak 28 siswa dan yang tidak mengalami mata lelah sebanyak 2 siswa. d. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, penyelenggara pendidikan diharapkan untuk menambah intensitas penerangan sesuai dengan kondisi lingkungan didalam ruang kelas IV dan V serta semua ruang kelas di Sekolah Dasar Negeri 02 Kuripan-Purwodadi dengan kuat pencahayaan antara 200-500 lux agar siswa dapat belajar dengan nyaman.

DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. 2008. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1202/MENKES/SK/VIII/2008. Diakses: tanggal 23 Maret 2013. www.litbang.depkes.go.id/download/indikator.pdf. Grandjean. 2000. Fitting the Task To the Man. A Texbook of Occupational Ergonomics, 4th Edition London: Taylor & Francis. Guyton, AC. 1991. Fisiologi Kedokteran II. Diterjemahkan oleh Adji Dharma. Jakarta: EGC Buku Kedokteran. Sidarta Ilyas. 1991. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Subaris H dan Haryono. 2008. Hygiene Lingkungan Kerja. Jogjakarta: Mitra Cendekia Press. Tarwaka. 2011. Ergonomi Industri. Edisi Pertama Cetakan Kedua. Surakarta: Harapan Press. Sidarta Ilyas. 1991. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.