BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 07/KPTS/RC.110/J/01/2017 TANGGAL : 23 JANUARI 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 84 Tahun 2009 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2009

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR : 15 TAHUN 2015 TENTANG

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2010 GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang :

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENGADAAN, PENGELOLAAN, DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KETAHANAN PANGAN

PROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG KONSUMSI DAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN TAHUN 2017

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN KETAHANAN PANGAN TA.2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Ketahanan Pangan dan Gizi adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

1 % 1,73% Data capaian penduduk rawan pangan tergambar pada akhir tahun dan capaian tersebut tergantung pada instansi lain.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 11/KPTS/KN.110/K/02/2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

429 Desa 80% - Sosialisasi Pedum - Di Prov Banten ada perubahan lokasi dari kab pandeglang ke kota serang

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan

PEDOMAN TEKNIS PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT (Penguatan-LDPM)

PEDOMAN PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

(%) 1% 1,73% Data capaian penduduk rawan pangan tergambar pada akhir tahun dan capaian tersebut tergantung pada instansi lain

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

GUBERNUR SUMATERA BARAT

KEMAJUAN PELAKSANAAN (%) - Sosialisasi Pedum - Kawasan di Papua belum dapat dilaksanakan karena PPK harus koordinasi dan gubernur

RAPAT KOORDINASI PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016 I. P E N D A H U L U A N

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 16/Permetan/HK.140/4/2015 TENTANG

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) TAHUN 2016 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN TENTANG

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) TAHUN 2016

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU

SAMBUTAN DAN ARAHAN KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN pada RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA.

Sekretaris Badan Ketahanan Pangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DUKUNGAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 TERHADAP INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERAN TEKNOLOGI PANGAN DALAM MEWUJUDKAN DESA MANDIRI PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor

BAB I. PENDAHULUAN. berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,

Oleh : Sekretaris Badan Ketahanan Pangan

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 95 TAHUN 2009 PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DI JAWA BARAT TAHUN 2009

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/Permentan/OT.140/2/2015 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) MELALUI TOKO TANI INDONESIA (TTI) Konsep dan Implementasi

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG

Pengembangan Kelembagaan Pangan di Indonesia Pasca Revisi Undang-Undang Pangan. Ir. E. Herman Khaeron, M.Si. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTA NG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

Boks 2. Pembentukan Harga dan Rantai Distribusi Beras di Kota Palangka Raya

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kegiatan yang menghubungkan antara produsen dan konsumen disebut kegiatan distribusi. Kegiatan distribusi dapat diartikan sebagai kegiatan memindahkan atau menyalurkan hasil produksi dari petani kepada konsumen akhir/masyarakat. Tingginya harga pangan pokok antara lain beras di pasaran bukan semata karena produksi padi yang kurang, tetapi salah satunya dikarenakan distribusinya yang kurang lancar. Kegiatan yang termasuk fungsi distribusi antara lain : a). Fungsi Distribusi Pokok, tugas-tugas yang mau tidak mau harus dilaksanakan, meliputi pengangkutan (transportasi), penjualan (selling), pembelian (buying), penyimpanan (stooring), pembakuan standar kualitas barang penanggung resiko, promosi, negosiasi, pemesanan, pembiayaan, pemilikan fisik, pembayaran, hak milik, b). Fungsi tambahan, meliputi menyeleksi, mengepak/mengemas, memberi informasi. Adapun tugas distribusi antara lain : melakukan pembelian barang / jasa, melakukan penyimpanan barang-barang di gudang sampai waktu barang-barang itu diperlukan, mengadakan penetapan ukuran dan kualitas barang-barang untuk memudahkan konsumen menetapkan pilihan, melaksanakan pengangkutan barangbarang dari tempat produsen ke tempat konsumen yang membutuhkan. Distribusi pangan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu : distribusi pendek (dari produsen konsumen) dan produsen pengecer konsumen, distribusi tradisional ( produsen pedagang besar pengecer konsumen), produsen agen pengecer konsumen, produsen agen pedagang besar pengecer konsumen. Sedangkan faktor yang mempengaruhi kegiatan distribusi adalah faktor pasar, faktor barang, faktor perusahaan, faktor kebiasaan dalam pembelian 1

Mata rantai distribusi merupakan masalah utama dalam mempengaruhi mahalnya harga pangan, meski produksinya sudah meningkat. Dibutuhkan solusi tepat untuk menurunkan harga, tapi juga tidak merugikan pedagang. Harga komoditas utama seperti bawang, cabai, atau beras akan rentan pada perubahan harga karena alur distirbusi terlampau panjang. Pada titik yang mengharuskan petani padi menjual hasil produksinya, mereka menghadapi persoalan dinamika harga dan nilai tukar di pasar. Terkait dengan kenyataan tersebut, salah satu indikator tingkat kedaulatan pangan di kalangan petani produsen padi ialah kapasitas menunda-jual panenan. Fakta yang sering dihadapi, pada saat panen raya produksi cukup melimpah, sedangkan permintaan relatif stabil sepanjang tahun, sehingga harga turun pada tingkat yang tidak memberikan keuntungan bagi petani. Sebaliknya pada musim paceklik, seringkali kebutuhan pangan umumnya melebihi produksi yang tersedia, sehingga harganya meningkat. Dampak ketajaman fluktuasi tersebut sangat berpengaruh terhadap pendapatan petani, yang pada gilirannya juga berdampak pada tingginya resiko ketahanan pangan di tingkat rumah tangga petani. Petani padi skala kecil baik petani tanpa lahan maupun petani berlahan sempit merupakan kelompok yang paling rentan terhadap fluktuasi harga gabah dan beras. Meskipun mereka telah mengembangkan pola nafkah ganda, kondisi kehidupan buruh tani tidak mengalami perubahan dan identik dengan kemiskinan dan kelaparan di desa. Untuk mengurangi atau menghindari fluktuasi harga pasar, ada suatu mekanisme yang dikenal dengan nama sistem tunda jual. Pengembangan model sistem tunda jual pada umumnya bertujuan agar petani mampu menahan hasil panen sementara waktu untuk mendapatkan harga jual yang lebih baik di pasar. Pada tingkatan tertentu upaya ini tidak hanya sekedar mendapat nilai lebih, tetapi juga sebagai upaya untuk dapat memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri dan mengurangi ketergantungan atas pasar untuk memenuhi kebutuhan pangan. Upaya tersebut penting dilakukan, terutama ketika kebijakan pemerintah dalam perlindungan harga bagi petani padi tidak berjalan dengan baik dan kekuatan pasar yang tidak bisa dikendalikan pemerintah. Pengembangan kemampuan tunda jual juga menjadi salah satu upaya 2

pokok dalam meningkatkan derajat kedaulatan pangan dikalangan petani produsen padi. Selain beras, jagung juga merupakan komoditas yang strategis, disamping digunakan untuk bahan pangan juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku industri pakan. Oleh karena itu pemerintah telah menetapkan kebijakan pembangunan swasembada pangan terhadap 2 (dua) komoditas tersebut. Dengan pola produksi yang mengikuti musim, maka harga gabah/beras dan jagung berfluktuasi. Pada saat panen raya khususnya didaerah-daerah sentra produksi melimpah melebihi kebutuhan konsumsi, sehingga harga cenderung turun sampai tingkat yang kurang menguntungkan petani. Sebaliknya pada saat pasokan berkurang harga cenderung meningkat sehingga dapat memberatkan konsumen. Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh pemerintah dalam hal stabilisasi harga beli gabah/beras dan jagung ditingkat petani sebagai salah satu upaya perlindungan petani melalui kebijakan penetapan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk komoditas gabah/beras melalui Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, sedangkan kebijakan harga beli jagung mengacu kepada harga Regional Daerah (HRD) yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. Dalam rangka perlindungan dan pemberdayaan petani, kelompok tani, dan atau gapoktan terhadap jatuhnya harga gabah, beras dan atau jagung disaat panen raya dan masalah aksesbilitas pangan, pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Ketahanan Pangan melaksanakan kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Penguatan-LDPM) melaksanakan sistem tunda jual. Melalui kegiatan Penguatan LDPM diberikan gabah sebagai sarana untuk belajar mengatur manajemen sistem tunda jual di gapoktan guna meningkatkan ketrampilan dan pemberdayaan kelembagaan tersebut agar mereka mampu dan berdaya dalam melakukan aktivitas pendistribusian pangan, serta penyediaan cadangan pangan, yang berkelanjutan. 3

Kegiatan tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui wadah yang disebut Gapoktan. Gapoktan diharapkan akan dapat memperkuat kelembagaan petani yang ada, sehingga pembinaan pemerintah terhadap petani akan terfokus dengan sasaran yang jelas. Gapoktan diharapkan mampu menggerakkan kegiatan agribisnis terutama pada unit usaha distribusi atau pemasaran, dan atau unit pengolahan hasil. Meningkatkan kemampuan petani menunda-jual panenan dengan tujuan antara lain 1) mengurangi aliran gabah ke pasar pada satu waktu sekaligus yang menurunkan harga jual gabah di tingkat petani, sehingga petani secara umum bisa menikmati harga gabah yang relatif tetap sepanjang musim, 2) Meningkatkan daya tahan pangan rumah tangga petani, terutama terhadap beras, sehingga bisa mengurangi ketergantungan petani kepada pasar dalam memenuhi kebutuhan bahan pangan pokoknya. Upaya-upaya memperkuat kapasitas tunda-jual dan daya tahan petani untuk tidak bergantung sepenuhnya kepada pasar sebetulnya sudah banyak dilakukan secara tradisional baik di tingkat rumah tangga maupun kelompok antara lain melalui kegiatan penguatan-ldpm, Gapoktan juga didorong agar mampu menyisihkan hasil produknya untuk dapat disimpan sebagai cadangan pangan yang dapat diakses oleh anggotanya disaat musim paceklik atau tidak ada panen. B. Tujuan. 1. Terkoordinasinya pelaksanaan kegiatan ditingkat lapangan; 2. Memasyarakatkan kegiatan pemberdayaan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM); 3. Memberdayakan gapoktan agar mampu mengembangkan unit usaha distribusi atau pemasaran atau pengolahan hasil dan unit pengelola cadangan pangan, mengurangi aliran gabah ke pasar pada satu waktu (panen raya) yang menurunkan harga jual gabah di tingkat petani, sehingga petani secara umum bisa menikmati harga gabah yang relatif tetap sepanjang musim; 4

4. Meningkatkan daya tahan pangan rumah tangga petani, terutama terhadap beras, sehingga bisa mengurangi ketergantungan petani kepada pasar dalam memenuhi kebutuhan bahan pangan pokoknya 5. Meningkatkan nilai tambah produk petani anggotanya melalui kegiatan penyimpanan atau pengolahan atau pengemasan, dll. C. Sasaran Penerima manfaat sebanyak 58 Gapoktan yang tersebar di 29 kabupaten se Jawa Tengah, untuk mendorong mengembangkan unit usaha distribusi atau pemasaran atau pengolahan hasil dan unit pengelola cadangan pangan; D. Indikator Keberhasilan Keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) tercermin dalam indikator sebagai berikut : 1. Indikator Output : a. Terbinanya kelembagaan distribusi pangan untuk mendekatkan akses pangan dimasyarakat; b. Terfasilitasinya 58 gapoktan penerima manfaat; c. Pengembangan sistem distribusi Pangan yang menjangkau seluruh masyarakat Jawa Tengah secara efektif dan efisien; d. meningkatkan keterjangkauan Pangan strategis di masyarakat. 2. Indikator Outcome a. Akses pangan dimasyarakat menjadi efektif dan efisien terjangkau diseluruh wilayah Jawa Tengah; b. Terwujudnya ketahanan pangan tingkat rumah tangga; c. Meningkatnya ekonomi pedesaan yang bersumber dari komoditas pangan; d. Masyarakat menjadi lebih sejahtera; 5

E. Penilaian Resiko Lintasan kritis pelaksanaan Kegiatan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) yang perlu di antisipasi antara lain : 1. Pelaksanaan di tingkat lapangan harus sesuai dengan petunjuk pelaksanaan. 2. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi secara utuh dan menyeluruh serta berkelanjutan antara provinsi, kabupaten dan lapangan dalam seluruh tahapan proses kegiatan. 3. Identifikasi CP/CL dan penetapan penerima manfaat di lakukan oleh aparat kabupaten melalui usulan dan proposal, berkoordinasi dengan provinsi. 4. Administrasi gapoktan dalam mengelola kegiatan. F. Pengertian. 1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman. 2. Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. 3. Harga Pembelian Pemerintah yang selanjutnya disingkat HPP adalah harga pembelian pemerintah nuntuk komoditas gabah/beras sesuai dengan kebijakan pemerintah untuk komoditas gabah/beras sesuai dengan kebijakan pengadaan gabah/beras dan penyaluranberas oleh pemerintah; 4. Harga Referensi Daerah (HRD) adalah harga referensi daerah untuk komoditas jagung yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Gubernur setempat. 6

5. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi. 6. Kelompok Tani (Poktan) adalah kumpulan petani yang tumbuh berdasarkan kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk bekerja sama dalam meningkatkan, mengembangkan produktivitas usaha tani, memanfaatkan sumber daya pertanian, mendistribusikan hasil produksinya dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya. 7. Wilayah Sentra adalah kabupaten/kota penghasil padi/jagung yang dominan di provinsi pelaksana penguatan LDPM. 8. Pemberdayaan Sosial adalah upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan Gapoktan sasaran meliputi penguatan modal usaha, peningkatan kapasitas kelembagaan, dan kemampuan SDM Gapoktan sehingga secara mandiri mampu mengembangkan diri dalam melakukan usahanya secara berkelanjutan. 9. Pemberdayaan Gapoktan adalah upaya yang dilakukan untuk menciptakan, meningkatkan kapasitas dan kemandirian gapoktan secara partisipatif. 10. Pendampingan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendamping berupa bimbingan dan pembinaan yang dilakukan secara rutin ke gapoktan binaannya. 7

BAB II RENCANA KEGIATAN Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) tahun 2017 tersebar di 29 Kabupaten se Jawa Tengah, dalam pelaksanaan terdiri dari beberapa sub kegiatan yaitu : 1. Pemberdayaan Gapoktan Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) melalui beberapa tahapan sebagai berikut : a. Verifikasi Calon Penerima Manfaat (Cp-Cl). Calon penerima manfaat Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) adalah : gapoktan yang diusulkan oleh Dinas / Kantor Ketahanan Pangan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. 1). Persyaratan/ kriteria calon peserta / calon lokasi Persyaratan/ kriteria calon peserta / calon lokasi penerima manfaat Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) Tahun 2017 sebagai berikut : - Gapoktan memiliki minimal 2 kelompok tani - Legalitas Gapoktan Minimal Kepala Desa, atau telah berbadan hukum - Ada susunan kepengurusan gapoktan yang jelas, (Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan unit usaha lainnya) - Ada Aktivitas dalam pengelolaan Distribusi Pangan di wilayahnya - Mengajukan Proposal melalui Ketahanan Pangan Kabupaten Pengampu ke Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah. - Memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu mengelola dan memfasilitasi kegiatan secara berkelompok; 8

- Memiliki potensi pengembangan usaha/kegiatan kelompok (keinginan untuk memperluas usaha) bagi kepentingan anggota kelompok secara mandiri dan berkelanjutan; 2). Tujuan Tujuan verifikasi calon penerima manfaat Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM), antara lain Untuk memverifikasi persiapan kelompok dalam melaksanakan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM). 3). Sasaran Sasaran Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) kelompok penerima manfaat Tahun 2017 sebanyak 58 gapoktan yang tersebar di 29 kabupaten. 4). Pelaksanaan Verifikasi Pelaksanaan verifikasi pada bulan Januari Februari 2017 oleh tim pembina dan pelaksana tingkat provinsi yang sebelumnya telah diverifikasi oleh tim teknis kabupaten. Lokasi yang sudah diverifikasi dan disetujui sebagai penerima manfaat tahun 2017 adalah sebagai berikut : 5). In put In put pelaksanaan verifikasi Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) berupa Sumber Daya Manusia petugas dan Dana yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Tengah Th. 2017 sebesar Rp 30.160.000,- (Tiga Puluh Juta Seratus Enam Puluh Ribu Rupiah) 9

6). Out Put yang diharapkan Out put pelaksanaan verifikasi berupa penetapan Hasil verifikasi melalui SK kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah sebagai penerima manfaat Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) tahun 2017. 7). Out Come Out come pelaksanaan verifikasi Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) bahwa kelompok sasaran terpilih merupakan kelompok masyarakat yang memenuhi persyaratan sesuai peraturan yang berlaku. b. Sosialisasi dan Koordinasi 1). Tujuan Dalam rangka Persiapan pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) dilaksanakan Koordinasi di tingkat provinsi dengan tujuan : - Untuk memasyarakatkan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) antar instansi terkait maupun pelaksana tingkat kabupaten. - Mempersiapkan pelaksanaan sesuai petunjuk pelaksanaan dan jadwal kegiatan. - Mensosialisasikan Program Peningkatan Ketahanan Pangan melalui Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) antar Stake Holder dan Pelaksana tingkat Kabupaten serta instansi terkait; - Memonitor pelaksanaan kegiatan ditingkat lapangan secara berkala dan berkelanjutan; 10

2). Sasaran - Kepala Dinas ketahanan Pangan tingkat kabupaten, dan - Petugas Kabupaten yang membidangi dari 29 Kabupaten se Jawa Tengah 3). Pelaksanaan Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi pada bulan Februari 2017 dengan mengundang Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan petugas pelaksana ditingkat provinsi. 4). In Put In put pelaksanaan Koordinasi Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) berupa Sumber Daya Manusia petugas dan Dana yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Tengah Th. 2017 sebesar Rp 11.135.000,- (Sebelas Juta Seratus Tiga Puluh LIma Ribu Rupiah). 5). Out Put yang diharapkan Out put yang diharapkan agar kegiatan ini antara lain : - Pelaksanaan kegiatan dapat dipersiapkan dengan baik ditingkat lapangan. - Memasyarakatnya Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) antar instansi terkait maupun pelaksana tingkat kabupaten. 6). Out Come Out come Koordinasi pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) terencananya pelaksanaan kegiatan dengan baik sesuai maksud dan tujuannya. 11

c. Pemberdayaan Gapoktan dan Fasilitasi Gabah Sebagai Sarana Pengembangan Distribusi Pangan. Pemberdayaan gapoktan dan bahan fasilitasi berupa gabah dalam rangka Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) tahun 2017 berupa Gabah Kering Giling (GKG) bagi 58 gapoktan penerima manfaat yang tersebar di 29 Kabupaten lokasi kegiatan. 1). Tujuan Tujuan pemberian fasilitasi sebagai sarana pengembangan distribusi pangan antara lain : - Untuk melaksanakan pembinaan secara berkelanjutan terhadap gapoktan penerima manfaat; - Untuk memperkuat permodalan kelompok dalam mengembangkan sistem tunda jual khususnya pangan pokok; - Memberikan sarana prasarana dalam mengembangkan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) agar dapat Pengembangan sistem distribusi Pangan yang menjangkau seluruh masyarakat Jawa Tengah secara efektif dan efisien.meningkatkan daya tahan pangan rumah tangga petani, terutama terhadap beras, sehingga bisa mengurangi ketergantungan petani kepada pasar dalam memenuhi kebutuhan bahan pangan pokoknya - Meningkatkan nilai tambah produk petani anggotanya melalui kegiatan penyimpanan atau pengolahan atau pengemasan. 2). Jenis bahan fasilitasi Jenis bahan fasilitasi yang disampaikan kepada gapoktan penerima manfaat berupa Gabah Kering Giling dengan persyaratan : - Kadar air 14%; - Kadar hampa maksimal 3%. - Bersih dari kotoran kawul - Kemasan 50 kg dalam karung plastik 12

- Jenis IR 64, Ciherang, Membramo, atau varietas unggul lainnya. 3). Sasaran Sasaran penerima fasilitasi adalah gapoktan penerima manfaat sebanyak 58 gapoktan yang tersebar di 29 kabupaten. 4). Pelaksanaan Dalam pelaksanaan pemberian bahan fasilitasi bagi kelompok masyarakat penerima manfaat mengacu pada : Perda Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah; Perda Nomor 122 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017; Pergub Nomor 66 Tahun 2016 tentang Tugas dan Fungsi Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah; DPA Nomor : 03676/DPA/2017tanggal 4 Januari 2017 Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) Tahun 2017. Setelah dilaksanakan verifikasi akan ditetapkan sebagai penerima bahan fasilitasi oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah. Sebagai persyaratan pelaksanaan pemberian bahan fasilitasi Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM), penerima manfaat diwajibkan : - Menyusun proposal yang diketahui oleh Kepala Desa/Camat selaku penguasa wilayah, - Usulan dari dinas pengampu di Kabupaten yang dilampiri proposal; - Kelompok masyarakat yang diajukan memiliki kelembagaan yang jelas; - Diverifikasi oleh tim teknis kabupaten dan tim pembina Provinsi ; - Ditetapkan sebagai penerima melalui Keputusan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah; 13

- Penerima manfaat bersama pejabat yang berwenang membuat Berita Acara Serah Terima Barang. 5). In Put In put pemberian stimulan bahan fasilitasi Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) berupa Sumber Daya Manusia petugas dan Dana yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Tengah Th. 2017 sebesar Rp 642.270.000,- (Enam Ratus Empat Puluh Dua Juta Dua Ratus Tujuh Puluh Ribu Rupiah). 6). Out Put yang diharapkan - Gapoktan penerima manfaat mendapatkan sarana dan prasarana dalam mengembangkan dan menerapkan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM). - Sistem distribusi Pangan yang menjangkau seluruh masyarakat Jawa Tengah secara efektif dan efisien untuk meningkatkan keterjangkauan Pangan strategis di masyarakat. 7). Out Come Gapoktan sasaran utamanya mampu mewujudkan akses pangan dimasyarakat menjadi efektif dan efisien terjangkau diseluruh wilayah Jawa Tengah, untuk meningkatkatkan ketahanan pangan ditingkat rumah tangga. 2. Promosi Produk Pangan : a. Soropadan Agro Ekspo (SAE) Th. 2017 Soropadan Agro Expo sebagai ajang mempromosikan potensi agribisnis kabupaten/kota di Jateng. Menyadari akan potensi dan peran penting agribisnis dalam pembangunan ekonomi di Jawa Tengah, dan prospek yang dimasa mendatang melalui promosi berusaha mengembangkan potensi agribisnis melalui penggalangan kerja sama dengan berbagai pihak, baik di bidang produksi, pemasaran, investasi, maupun teknologi. 14

1). Tujuan Tujuan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan mendukung pertanian terpadu di LMDH sebagai berikut : - Untuk meningkatkan akses pasar global melalui forum temu usaha antarpetani dan buyer lokal, nasionnal, maupun internasional; - Untuk meningkatkan akses kemitraan dan akses petani terhadap informasoi teknologi pertanian dan meningkatkan pendapatan petani melalui kesejahteraan; - Untuk meningkatkan jaringan bisnis, dan meningkatkan pendapatan petani; 2). Sasaran Sasaran Soropadan Agro Ekspo tahun 2017 adalah mempromosikan kelompok binaan Dinas Ketahanan Pangan dalam mempromosikan hasil kegiatannya. 3). Pelaksanaan Pelaksanaan Soropadan Agro Ekspo sesuai jadwal oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah diperkirakan pada bulan Juni 2017. Keikutsertaan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah dalam Soropadan Agro Ekspo meliputi : - Berpartisipasi dengan membuka satu stand - Mempromosikan produk dari kelompok binaan lingkup Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah 4). In Put In put kepesertaan Soropadan Agro Ekspo berupa Sumber Daya Manusia petugas dan Dana yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Tengah Th. 2017 sebesar Rp 43.275.000,- (Empat Puluh Tiga Juta Dua Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah). 15

5). Out Put yang diharapkan Out put Keikutsertaan dalam Soropadan Agro Ekspo antara lain : - Meningkatnya akses ke pasar global melalui forum temu usaha antarpetani dan buyer lokal, nasionnal, maupun internasional; - Meningkatnya akses kemitraan dan akses petani terhadap informasoi teknologi pertanian dan meningkatkan pendapatan petani melalui kesejahteraan; - Meningkatnya jaringan bisnis, dan meningkatkan pendapatan petani; 6). Out Come Out come Keikutsertaan dalam Soropadan Agro Ekspo antara lain : - Adanya akses pasar global melalui forum temu usaha antar petani dan buyer lokal, nasionnal, maupun internasional; - Terjalinnya akses kemitraan dan akses petani terhadap informasoi teknologi pertanian dan meningkatkan pendapatan petani melalui kesejahteraan; - Adanya jaringan bisnis, dan meningkatkan pendapatan petani; b. Jateng Fair Tahun 2017 Jateng Fair 2016 digelar untuk menyambut Hari Ulang Tahun Jawa Tengah yang diperingati setiap tanggal 15 Agustus 2016. Jateng Fair merupakan bagian dari rangkaian hari jadi Provinsi Jawa Tengah. Jateng Fair telah menjadi event tahunan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan menjadi pesta rakyat terbesar dan termegah di Jawa Tengah. Jateng Fair diharapkan dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi di daerah Jawa Tengah bahkan pada pembangunan Nasional. 1). Tujuan. - Mempromosikan beragam produk dan jasa berkualitas dari kelompok binaan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah; - Untuk meningkatkan akses pasar global melalui forum temu usaha antarpetani dan buyer lokal, nasionnal, maupun internasional; 16

- Untuk meningkatkan akses kemitraan dan akses petani terhadap informasoi teknologi pertanian dan meningkatkan pendapatan petani melalui kesejahteraan; - Untuk meningkatkan jaringan bisnis, dan meningkatkan pendapatan petani; 2). Sasaran Sasaran Jateng Fair Tahun 2017 adalah mempromosikan hasil kelompok binaan Dinas Ketahanan Pangan dalam mempromosikan hasil kegiatannya. 3). Pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan Jateng Fair tahun 2017 sesuai jadwal oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah dalam memperingati Hari Jadi Jawa Tengah diperkirakan pada bulan Agustus-September 2017. Keikutsertaan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah dalam Jateng Fair tahun 2017 meliputi : - Berpartisipasi dengan membuka satu stand - Mempromosikan produk dari kelompok binaan lingkup Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah 4). In Put In put kepesertaan Jateng Fair tahun 2017 berupa Sumber Daya Manusia petugas dan Dana yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Tengah Th. 2017 sebesar Rp 49.670.000,- (Empat Puluh Sembilan Juta Enam Ratus Tujuh Puluh Ribu Rupiah). 5). Out Put yang diharapkan Out put Keikutsertaan dalam Jateng Fair antara lain : - Dikenalnya beragam produk dan jasa berkualitas dari kelompok binaan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah; - Meningkatnya akses ke pasar global melalui forum temu usaha antarpetani dan buyer lokal, nasionnal, maupun internasional; - Meningkatnya akses kemitraan dan akses petani terhadap informasoi teknologi pertanian dan meningkatkan pendapatan petani melalui kesejahteraan; 17

- Meningkatnya jaringan bisnis, dan meningkatkan pendapatan petani; 6). Out Come Out come Keikutsertaan dalam Jateng Fair tahun 2017 antara lain : - Beragam produk dan jasa berkualitas dari kelompok binaan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah dikenal masyarakat; - Adanya akses pasar global melalui forum temu usaha antar petani dan buyer lokal, nasionnal, maupun internasional; - Terjalinnya akses kemitraan dan akses petani terhadap informasoi teknologi pertanian dan meningkatkan pendapatan petani melalui kesejahteraan; - Adanya jaringan bisnis, dan meningkatkan pendapatan petani; c. Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) Tingkat Nasional Hari Pangan Sedunia (HPS) didirikan oleh negara-negara anggota FAO pada konferensi umum ke-20 bulan November 1979, yang ditetapkan pada tanggal 16 Oktober sebagai peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS). HPS sebagai sebuah momentum yang mengingatkan dunia bahwa kekuatan setiap negara ditentukan oleh kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh masyarakat secara berkelanjutan. HPS merupakan suatu hari yang memperingati kepedulian dan keprihatinan masyarakat terhadap para petani dalam berusaha tani sebagai pejuang pangan disetiap negara. a. Tujuan. Penyelenggaraan Hari Pangan Sedunia secara umum bertujuan antara lain : - untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian masyarakat Indonesia akan pentingnya penanganan masalah pangan baik ditingkat global, regional maupun nasional. - Mempromosikan dan mengenalkan potensi daerah dengan keanekaragaman pangan, kebinekaan sumber karbohidrat yang 18

mewujudkan kedaulatan pangan, menampilkan keanekaragaman sumber pangan Indonesia - Memberikan penghargaan kepada petani Indonesia untuk dipamerkan; b. Sasaran Seluruh masyarakat Indonesia. c. Pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan Peringatan Hari Pangan Sedunia Tingkat Nasional tahun 2017 sesuai jadwal oleh Kementerian Pertanian RI yang diperkirakan pada bulan Oktober 2017. Keikutsertaan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah dalam Peringatan Hari Pangan Sedunia Tingkat Nasional tahun 2017 meliputi : - Berpartisipasi dengan membuka satu stand - Mempromosikan produk dari kelompok binaan lingkup Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah d). In Put In put kepesertaan Jateng Fair tahun 2017 berupa Sumber Daya Manusia petugas dan Dana yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Tengah Th. 2017 sebesar Rp 30.950.000,- (Tiga Puluh Juta Sembilan Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah). e). Out Put yang diharapkan Out put Keikutsertaan dalam Peringatan Hari Pangan Sedunia Tingkat Nasional tahun 2017 antara lain : - Dikenalnya beragam produk dan jasa berkualitas dari kelompok binaan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah; - Meningkatnya akses ke pasar global melalui forum temu usaha antarpetani dan buyer lokal, nasionnal, maupun internasional; 19

- Meningkatnya akses kemitraan dan akses petani terhadap informasoi teknologi pertanian dan meningkatkan pendapatan petani melalui kesejahteraan; - Meningkatnya jaringan bisnis, dan meningkatkan pendapatan petani; f). Out Come Out come Keikutsertaan dalam Peringatan Hari Pangan Sedunia Tingkat Nasional tahun 2017 antara lain : - Beragam produk dan jasa berkualitas dari kelompok binaan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah dikenal masyarakat; - Adanya akses pasar global melalui forum temu usaha antar petani dan buyer lokal, nasionnal, maupun internasional; - Terjalinnya akses kemitraan dan akses petani terhadap informasoi teknologi pertanian dan meningkatkan pendapatan petani melalui kesejahteraan; - Adanya jaringan bisnis, dan meningkatkan pendapatan petani; d. Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) Tingkat Jawa Tengah Hari Pangan Sedunia didirikan oleh negara-negara anggota FAO pada konferensi umum ke-20 bulan November 1979, yang ditetapkan pada tanggal 16 Oktober sebagai peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS). HPS merupakan suatu hari yang memperingati kepedulian dan keprihatinan masyarakat terhadap para petani dalam berusaha tani sebagai pejuang pangan disetiap negara. HPS sebagai sebuah momentum yang mengingatkan masyarakat Jawa Tengah bahwa kekuatan setiap daerah ditentukan oleh kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh masyarakat secara berkelanjutan. Tahun 2017 Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah ditugaskan sebagai koordinator penyelenggaraannya. 20

a). Tujuan. Penyelenggaraan Hari Pangan Sedunia Tingkat Provinsi secara umum bertujuan antara lain : - Untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian masyarakat Indonesia akan pentingnya penanganan masalah pangan baik ditingkat global, regional maupun nasional. - Mempromosikan dan mengenalkan potensi daerah dengan keanekaragaman pangan, kebinekaan sumber karbohidrat yang mewujudkan kedaulatan pangan, menampilkan keanekaragaman sumber pangan Indonesia - Memberikan penghargaan kepada petani Indonesia untuk dipamerkan; b). Sasaran Seluruh masyarakat Jawa Tengah c). Pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan Peringatan Hari Pangan Sedunia Tingkat Jawa Tengah tahun 2017 sesuai jadwal oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang diperkirakan pada bulan Oktober 2017. Keikutsertaan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah dalam Peringatan Hari Pangan Sedunia Tingkat Jawa Tengah tahun 2017 meliputi : - Bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menentukan lokasi penyelenggaraan Hari Pangan Sedunia Tingkat Jawa Tengah Tahun 2017; - Mengadakan sarana prasarana perlengkapan penyelenggaraan antara lain : Desian panggung, Tenda utama, tenda peserta, sound system, kesenian, perlengkapan lainnya, berupa pengisian stand untuk dishanpan, Publikasi, - Untuk teknis operasional berpartisipasi dengan membuka satu stand, demo pangan olahan; - Mempromosikan produk dari kelompok binaan lingkup Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah 21

d). In Put In put kepesertaan Jateng Fair tahun 2017 berupa Sumber Daya Manusia petugas dan Dana yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Tengah Th. 2017 sebesar Rp 279.830.000,- (Dua Ratus Tujuh Puluh Sembilan Juta Delapan Ratus Tiga Puluh Ribu Rupiah). e). Out Put yang diharapkan Out put Keikutsertaan dalam Peringatan Hari Pangan Sedunia Tingkat Jawa Tengah tahun 2017 antara lain : - Dikenalnya beragam produk dan jasa berkualitas dari kelompok binaan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah; - Meningkatnya akses ke pasar global melalui forum temu usaha antarpetani dan buyer lokal, nasional, maupun internasional; - Meningkatnya akses kemitraan dan akses petani terhadap informasoi teknologi pertanian dan meningkatkan pendapatan petani melalui kesejahteraan; - Meningkatnya jaringan bisnis, dan meningkatkan pendapatan petani; f). Out Come Out come Keikutsertaan dalam Peringatan Hari Pangan Sedunia Tingkat Jawa Tengah tahun 2017 antara lain : - Beragam produk dan jasa berkualitas dari kelompok binaan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah dikenal masyarakat; - Adanya akses pasar global melalui forum temu usaha antar petani dan buyer lokal, nasionnal, maupun internasional; - Terjalinnya akses kemitraan dan akses petani terhadap informasoi teknologi pertanian dan meningkatkan pendapatan petani melalui kesejahteraan; - Adanya jaringan bisnis, dan meningkatkan pendapatan petani; 22

3. Monitoring dan Evaluasi Dalam rangka pemantauan pelaksanaan dan perkembangan di tingkat lapangan maka secara berkala dilaksanakan monitoring dan evaluai yang direncanakan setiap triwulan. a) Tujuan Tujuan pemantauan dan evaluasi antara lain : - Memantau secara langsung aktivitas kelompok penerima manfaat dalam melaksanakan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) ; - Mengevaluasi kinerja dan capaian kelompok penerima manfaat dalam melaksanakan Kegiatan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) ; - Untuk mengetahui keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai kelompok sasaran; - Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh kelompok penerima manfaat agar segera dapat diselesaiakan dengan baik. b). Sasaran Sasaran pelaksanaan monitoring dan evaluasi adalah Seluruh kelompok sasaran penerima manfaat 58 Gapoktan Th. 2017 c). Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi sebagai berikut : - Pernyelenggaraan pertemuan monitoring dan evaluasi ditingkat provinsi dengan peserta petugas yang menangani Kegiatan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) ditingkat kabupaten; - Dilaksanakan monitoring dan evaluasi ke lapangan bersama petugas yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang melalui Surat Perintah Tugas (SPT); 23

- Petugas yang ditunjuk melaksanakan Kunjungan langsung ke lokasi/ desa penerima manfaat. d). In Put In put Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) ditingkat kabupaten berupa Sumber Daya Manusia petugas dan Dana yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Tengah Th. 2017 sebesar Rp 2.870.000,- (Dua Juta Delapan Ratus Tujuh Puluh Ribu Rupiah). e). Out Put Keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) ditingkat kabupaten sebagai berikut : Terkoordinasinya pelaksanaan kegiatan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) ditingkat kabupaten. Memasyarakatnya Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) ditingkat kabupaten. Terselenggaranya pembelajaran Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) ditingkat kabupaten. f). Out come Out come Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) ditingkat kabupaten sebagai berikut : Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM). Gapoktan mampu mengembangkan sistem tunda jual pada pangan strategis. 24

BAB. III PEMBIAYAAN Sesuai penganggaran dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 melalui DPA Nomor : 03676/DPA/2017 tanggal 4 Januari 2017 dengan Program Peningkatan Ketahanan Pangan pada Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM), nilai anggaran sebesar Rp 1.060.000.000,- (Satu Milliar Enam Puluh Juta Rupiah) dengan jumlah kelompok sasaran sebanyak 58 Gapoktan yang tersebar di 29 Kabupaten se Jawa Tengah. 25

BAB IV. ANALISA RESIKO KEGAGALAN Untuk dapat mengatasi kendala permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan Program Pengembangan Peningkatan Ketahanan Pangan dengan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) perlu diperhitungan resiko kegagalan pelaksanaannya. Hal tersebut bertujuan untuk mengendalikan pelaksanaan kegiatan secara intern untuk mengatasi resiko kegagalan. Untuk itu perlu dirumuskan sistem pengendalian intern pelaksanaan kegiatan, dari berbagai aspek yang mempengaruhi, antara lain : 1. Unsur Lingkungan Pengendalian No Sub Unsur Pelaksanaan Dokumen Pendukung 1 Organisasi - Dinas Ketahanan Pangan Prov Jateng 2 Kebijakan - Gubernur - Kepala Dishanpan Prov Jateng - Bupati - -BKP/KKP Kab. /Kota 3 SDM - Tim Pembina Provinsi - Tim teknis kabupaten - Penyuluh pendamping Penanggungjawab teknis - Pembinaan dan pengawasan - Pelaksanaan - Penetapan KPA/PPK dan Bendahara - Identifikasi CP/CL - Pengusulan CP/CL - Acuan pelaporan - Pengadaan Tim Pembina - Pengadaan Tim teknis - Pembinaan Gapoktan - SK Kepala BKP Prov Jateng - SK Gubernur - Buku Juklak - SK Kepala BKP 4 SOP Penyerahan Stimulan Menyusun SOP penyaluran stimulan untuk pelaksanaan kegiatan Juklak Proposal Rencana Kegiatan 26

2. Unsur Informasi dan Komunikasi No Sub Unsur Pelaksanaan Dokumen Pendukung 1 Pengelolaan, pengembangan sistem informasi secara terusmenerus 2 Penyediaan sarana informasi dan komunikasi - Pertemuan kelp - Rapat koordinasi - Pelatihan - Bintek - Pelaporan cepat - Pembuatan leaflet - Membangun kerjasama dan kemitraan - Notulen rapat - Laporan kegiatan - Modul - Pelaporan - Leaflet - Data luas lahan dan jenis komoditas yang diusahakan - Informasi harga dan pasar. 3. Unsur Pemantauan dan Pengendalian No Sub Unsur Pelaksanaan Dokumen Pendukung 1 Pemberdayaan Kelompok (Gapoktan) 2 Pengelolaan Usaha kelompok - Membangun budaya dan aturan organisasi - Perencanaan kegiatan - Membangun kerjasama antar anggota - Pengelolaan stimulan - Perencanaan teknis dan keuangan. - pemanfaatan stimulan - Penjualan hasil pemanfaatan stimulan - Buku Keanggotaan/data base kelompok - Buku Notulen - Buku Simpan Pinjam anggota - Buku kas - Buku Kekayaan - Neraca - Buku penjualan dan pembelian - Buku keuangan - Buku Inventaris barang - Buku bantu laporan - Dokumen rencana usaha 3 Pemantauan capaian kinerja 4 Monitoring dan evaluasi - Unit- unit usaha, sumber daya, dana, kerjasama Laporan hasil supervisi Laporan bulanan Laporan bulanan 27

4. Unsur Penilaian Resiko Uraian Kegiatan Deskripsi Resiko Penyebab Akibat Penanganan Resiko Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) a. Belum mampunya gapoktan dalam memanfaatkan stimulan untuk pengembangan sistem tunda jual komodtas pangan b.belum berkembangnya Usaha gapoktan dalam mengembangkan sistem tunda jual c. Kurangnya advokasi dan sosialisasi pada pimpinan daerah kab/ kec/desa. d. Kurangnya kesadaran dan kemampuan gapoktan dalam pengembangan managemen kelompok e. Kelembagaan gapoktan belum tertata dengan baik. f. Kurangnya Motivasi, partisipasi dan aktivitas masyarakat dalam mengembangkan sistem distribusi pangan g. Belum berkembangnya kelembagaan distribusi pangan di Masyarakat a. Kurangnya kemampuan dan ketrampilan dalam memanfaatkan stimulan untuk mengembangkan sistem b. Belum terampilnya gapoktan dalam mengembangkan usahanya c. Kurangnya informasi dan sosialisasi bagi pimpinan daerah kab/kec/desa d. Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan gapoktan dalam mengembangkan unit usahanya e. Kurangnya pelatihanpelatihan dan bintek baik administrasi dan teknis f. Motivasi, partisipasi dan aktivitas masyarakat dalam mengembangkan sistem distribusi pangan g. Kurang sarana prasarana dalam pengembangan kelembagaan distribusi pangan di masyarakat a. Sistem tunda jual belum berkembangan di kelembagaan masyarakat b. Kelembagaan yang menangani usaha sistem tunda jual belum berkembang c. Rendahnya penguasaan dalam usaha sistem tunda jual d. Kelembagaan yang ada tidak memenuhi kebutuhan kelmpok e. Pengetahuan anggo-ta kelompok ten-tang penguasaan teknis dan adminis-trasi masih kurang. f. Kurangnya aktivitas masyarakat da-lam mengembangkan sistem distribusi pangan g. Aktivitas gapoktan belum optimal a.mengoptimalkan gapoktan dalam memanfaatkan stimulan untuk pengembangan sistem tunda jual komodtas pangan b.mengembangkan Kelembagaan yang menangani usaha sistem tunda jual belum berkembang c, Melaksanakan sosialisasi dan bintek, pelatihan, workshop secara berkelanjutan meliputi administrasi dan teknis d. Pemasyarakatan Kelembagaan yang menangani usaha sistem tunda jual belum berkembang e. Meningkatkan koordinasi Prov, Kab/Kota, Kec, Desa, penyuluh pendamping, tentang kelembagaan 28

BAB V. PENUTUP Petunjuk pelaksanaan Program Peningkatan Ketahanan Pangan dengan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) tahun 2017 di susun menjadi acuan aparat serta stake holder terkait dalam pelaksanaannya, sehingga operasional setiap kegiatan dapat berjalan sesuai ketentuan yang ada, dan pada gilirannya penerima manfaat oleh gapoktan dan masyarakat sekitarnya sudah mengembangkan kelembagaan distribusi pangan, melalui usaha sistem tunda jual untuk komoditas pangan. Petunjuk pelaksanaan ini merupakan acuan untuk penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan di tingkat kabupaten. 29

LAMPIRAN 1. RKO Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) LAMPIRAN 2. DPA Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) LAMPIRAN 3. Calon Lokasi Penerima Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) 30